Thursday 21 May 2015

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK ”PEMBUATAN IODOFORM“

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
PEMBUATAN IODOFORM

OLEH
Nama : Fatma Zahra
No bp : 1404045
Kelas : A

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
YAYASAN PERINTIS
PADANG

2015


I.                   TUJUAN
1.1 Mengetahui cara pembuatan iodoform dari reaksi iodium dalam KI dan NaOH dalam aseton
1.2 Memahami proses haloform

II.                TEORI DASAR
Kloroform adalah senyawa yang dibentuk dari reaksi antara iodin etanol atau aseton dan asetaldehid dalam suasana basa. Iodoform adalah zat yang padat kuning dan bau yang khas. Iodoform banyak digunakan dalam bidang kedokteran yaitu sebagai antiseptic terhadap luka-luka lecet , karena membebaskan I2 yang akan membunuh bakteri. Selain itu juga masih dalam bidang kedokteran , iodoform berfungsi sebagai pencegah keluarnya nanah dan mencegah pertumbuhan bakteri
Rumus molekul iodoform adalah CHI3.
Iodoform pertama kali disintesis oleh George serulas pada tahun 1882 dan rumus molekul diidentifikasi oleh jean baptieste paumas pada tahun 1834.hal ini disentesis oleh reaksi holoform reaksi iodium dengan salah satu dari empat jenis senyawa organic yaitu metil keton, asetaldehid , etanol dan alcohol tersier tertentu.

Reaksi iodium dengan basa metil keton akan menghasilkan endapan bewarna kuning pucat  (iodoform test). Selain dari warnanya iodoform dapat dikenali dari baunya yang khas yaitu berbau seperti  obat.
Sifat- sifat dari iodoform:
1.      Kondensasi lipidine ethiodide dari alkil akan menghasilkan cis (1-etilguinaloline-4trimetilnaiomine).
2.      Iodoform dan kalium padat membentuk Cl4
3.      Iodoform dapat dihidrogenasi ditomenasi
4.      Iodoform bila dipanaskan dengan campuran anilin dan larutan NaOH alkoholat karbilamine membentuk isosianida
5.      Iodoform dapat dihidrolisis dengan kuat
6.      Iodoform bila diredksi dengan Na2AsO4 akan membentuk metilen iodide
7.      Iodoform bila direaksikan dengan NaOH akan menghasilkan warna merah ungu pada lapisin piridin, setelah dipanaskan sebentar.
8.      Jika iodoform dipanaskan dalam satu tabung kering akan timbul uap bewarna violet dari iodium.
9.      Tes dengan larutan AgNO3 tidak memberikan endapan kuning perak
10.  Tidak bereaksi dengan HgO

sifat fisika iodoform
1.      Bentuk berupa Kristal kuning berkilauan
2.      Bentuk bangun merupakan heksagonal dengan I sebagai pusatnya
3.      Titik lebur 119-123 OC
4.      Berat jenis 4,00 gr/ml
5.      Berat molekul 393,73
6.      Komposis C=3,05 g, H= 6,266 g, I = 96,496 g
7.      Mudah menguap pada suhu kamar
8.      Terurai oleh pengaruh panas cahaya dan udara membentuk CO2 , CO , I2 , H2O
9.      Memiliki bau ynag khas
10.  Sukar larut dalam air, dan mudah dalam alcohol
11.  Perlahan-lahan larut dalam pentaiodida atom

Reaksi Iodoform merupakan reaksi haloform yang memakai larutan Iodin dengan NaOH encer.
Iodoform merupakan senyawa kimia yang dapat disentesis berdasarkan reaksi halogenasi  (halogenasi pada dasarnya ialah reaksi subtansi atau penggantian karena atom hydrogen menggantikan posisi hydrogen dalam struktur. Dengan bahan dasar iodium yang direaksikan dengan aseton yang menggunakan bantuan NaOH sebagai katalisator. Iodform merupakan suatu zat kimia yang banyak digunakan dalam bidang farmasi sebagai desinfektan dan antiseptic . antiseptic merupakan zat yang bekerja bakteriostatik , biasanya dipakai pada kulit mukosa, dan melawan bakteri pada luka. Sedangkan desinfektan merupakan zat yang bekerja pada bakterisid, digunakan untuk membebaskan ruang dan pakaian dari mikroba. Reaksi iodform sering digunakan untuk menentukan struktur bila untuk mengidentifikasinya terdapat salah satu dari dua gugus , yaitu gugus keton dan aldehid.

Senyawa-senyawa selain gugus ini bereaksi dengan iodin dan naoh memberikan endapan kuning terang , dari iodoform, senyawa yang mengandung gugus –CHOHCH3 memberikan pengujian positif iodoform bila terlebih dahulu dioksidadi menjadi metil keton. Gugus metil keton  kemudian baru bereaksi dengna iodium dan ion –OH sehingga menghasilkan iodoform.
Persamaan reaksinya:

Bila gugus dari –COCH3  atau –CHOHCH3 berfungsi sebagai yang diserang maka dapat berbentuk asil, alkil atau hydrogen . selanjutnya dengan cara yang sama untuk etil alcohol dan asetaldehid juga memberikan uji positif iodoform.

III.             ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
1. Gelas kimia
2. Corong
3. Desikator
4. Pompa isap
5. Kertas saring
6. Penangas air
7. Timbangan

3.2 Bahan
1. KI
2. Aseton
3. NaOH 10%
4. Iodium
5. Methanol atau etanol
6. Air

3.3 Cara Kerja
1. Buat larutan iodin seperti berikut:
3,125 g iodin dan 6,25 g KI larutkan dalam 100 ml pada gelas kimia kocok hingga semua zat larut
2. Tambahkan 3 ml aseton dan 15 ml NaOH 10% sambil diaduk –aduk
3. Setelah terbentuk endapan saring dengan memakai pompa iasap sampai kering
4. Kemudian Kristal yang terbentuk dicuci dengan air 2-3 kali
5. Murnikan Kristal iodoform dengan cara berikut:
a. Larutkan iodoform dengan sedikit etanol (Alkohol) ,panaskan dan saring untuk memisahkan kotoran
b. Kepala filrate tambahkan air iodoform  mengendap sempurna sebagai Kristal kuning
c. Panaskan campuran untuk mengumpulkan Kristal dengan penangas air
d. Dinginkan dan saring dengan memakai pompa isapp
e. Cuci endapan iodoform dengan memakai pompa isap
f. Cuci endapan iodoform dengan air dan biarkan kering dalam desikator.

IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berat iod : 3,1729 g
Berat KI = 6,3 g
Berat iodoform kering = 0,9145 g
Warna Iod = hitam
Warna KI = kuning
KI + air 100 ml = kuning
Warna kuning + iod menjadi hitam kekuningan .
Warna hitam + aseton + naoh warna menjadi krim.
Setelah lama diaduk , dibawah gelas reaksi ada endapan iodoform warna kuning dan diatas larutan bewarna pink.
Reaksi pembuatan iodoform:

CH3CH3C=O +3I2 + NaOH ---->    CHI3 + CH3C=O +ONa +3 NaI.3H2O

3 MOL I2  sebanding dengan mol CH3
I mol I2 = gram I2 / mr I2 = 3,172 g/ 393,7 g = 8, 06 mol
Mol CH3 = 1/3 mol I2 = 1/3 x 8,06 mol = 2,69 mol
Berat CHI3 = mol x mr CHI3 = 2,69 x 393,7 = 1,059 g
% randemen = berat kering / berat basah x 100%
= 0,9145/ 1,059 x 100% = 86,5 %

4.2 Pembahasan
Pada pembuatan iodoform , iod dan KI ditimbang terlebih dahulu, didapat berat iod 3,1729 g dan KI 6,3 g. kemudian keduanya dimasukkan kedalam gelas piala ditambah dengan air 100 ml . Ki dimasukkan terlebih dahulu dari iodium , setelah KI larut baru dimasukkan iodium . hal ini dikarenakan iodium larut dalam KI . dari percampuran ini diperoleh warna larutan hitam kekuningan. Setelah ditambah aseton dan NaOH warnan larutan berubah menjadi krim . disini NaOH bertindak sebagai katalis , yaitu zat yang dapat mempercepat reaksi . setelah lama diaduk , dibawah gelas pial;a terdapat endapan kuning dan itu adalah iodoform , sedangkan, sedangkan diatasnya ada larutan bewarna pink.
Setelah dilakukan penyaringan, dilakukan rekristalisasi. Rekristalisasi merupakan pemurnian suatu zat padat dari campuran atau pengotornya dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dengan pelarut yang cocok.
Untuk mengumpulkan Kristal , pada percobaan dipakai etanol yang dipanaskan pada Bunsen. Setelah Kristal terkumpul , etanol dibuang dan dilakukan pemurnian serta penyaringan kembali.
Dari percobaan yang kami lakukan ,kami melihat hanya sedikit Kristal iodoform yang terbentuk . hal ini mungkin disebabkan karena sebelum dicampurkan dengan air 100 ml , Iod dan KI telah tercampur terlebih dahulu. Seharusnya Ki yang didahulukkan baru Iod.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan , kami mendapatkan berat CHI3 1,059 g. dan persentasa rendemen dari percobaan 86,54%

V.                KESIMPULAN DAN SARAN
       5.1 Kesimpulan
1. Iodoform dibuat dengan cara mereaksikan Iodium dengan KI kemudian ditambah aseton                     dan NaOH , NaOH bertindak sebagai katalis
2. Reaksi Haloform merupakan reaksi iodoform  yang memakai larutan Iodin dan NaOH                         encer

       5.2 Saran
Dalam percobaan ini sebaiknya sebelum KI dicampur dengan air 100 ml , KI dimasukkan terlebih dahulu , baru iodium. Selain itu dalam percobaan dibutuhkan kehati-hatian terutama saat menggunakan alat –alat yang terbuat dari kaca

      DAFTAR PUSTAKA
      Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta. Bina                           Aksara.
     Hart, Harold. 1990. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
     Willbraham, and Michael S. Matta. 1992. Kimia Organik dan Hayati. Bandung : ITB
     Petrucci,R. H. 1999. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.Jakarta. Erlangga.
      Pine, Stanley. H. 1988. Kimia Organik I. Bandung. ITB



5 comments:

Unknown said...

buat rumus CHI3 nya yang gambar salah kaka, tolong di perbaikin

FATMA ZAHRA said...

Mm iya..ntar diperbaiki..terima kasih atas koreksinya😁

Unknown said...

Daftar pustaka di setiap paragraf boleh tolong dicantumin kak? 😓

FATMA ZAHRA said...

Mm iya kalau ada waktu luang..insyaallah dicntumin...😁

Suryadi said...

Kalau boleh tau kakak dapat reaksinya sumbernya dimana kak