Sunday 15 November 2015

MORTAXTUM part 4 " DAUN PADA TUMBUHAN"

DAUN (FOLIUM / LEAF)
                Daun merupakan bagian utama yang melakukan proses fotosintesis pada sebagian besar tumbuhan. Daun tuumbuh pada nodus dan umumnya muncul dibawah tunas muda. Selain melakukan fotosintesa sebagai fungsi utamanya, daun kadang juga mengalami modifikasi sebagai berikut:
1.       Untuk perlindungan diri seperti adanya spina.
Misal pada cactaceae
2.       Untuk menyimpan cadangan air seperti ditemukan pada beberapa tumbuhan succulent (kelompok tumbuhan kaktus). Misal: Aloe vera, Kalanchae piƱata
3.       Untuk memanjat dengan adanya tendril , misalnya pada rotan
4.       Untuk menangkap serangga , seperti yang ditemukan pada Nephentes
5.       Untuk sarang beberapa jenis serangga. Misal : Citrus aurantifolia, Myrmocodia

PHYLLOTAKSIS ( KEDUDUKAN DAUN PADA BATANG)
1.       Alternate (berselang seling): 1 nodus 1 daun
a.       Spiral : kiri kanan
b.      Distichous : semua posisi nodus bersifat berputar
2.       Oppositus ( berhadapan): 1 nodus, 2 daun
Misal : Morinda citrifolia, Psidium guajava, Andrographis panniculus
3.       Whorled ( berkarang ): 1 nodus lebih dari 3 daun
Misal pada family Apocynaceae: Nerium aleander, Alamanda catarthica
4.       Roset (menumpuk) : daun menumpuk dipangkal atau ujung batang
Misal : Aroca catechu (pinang), Elephantopus scaben (tapak bumi)
5.       Equitant (saling tumpuk): daun yang satu dengan yang lain pangkalnya salung tumpuk.
Misal : Liliaceae: Gladolus hartulanus

KELENGKAPAN ORGAN DAUN
1.       Folium complex (daun lengkap)
Adalah daun yang memiliki lamina, vagina dan petiolus.
Misal:
-          Araceae: Caladium bicolor, Cularasia esculenta
-          Musaceae: Musa balbisiana, Musa paradise
-          Araceae: Cocas nucifera, Aracea catechu
2.       Folium incomplex (daun tidak lengkap)
Misal :
-          Artocarpus integra
-          Persea americana

ORGAN POKOK DAUN
1.       lamina ( lembaran daun)
2.       petiolus (tangkai daun)
3.       vagina ( pelepah daun): bagian pangkal dari tangkai daun dan biasanya memeluk batang

STRUKTUR DAUN
1.       folium simplex ( daun tunggal)
adalah pada 1 tangkai terdapat 1 lembaran daun
misal:
-          Artocarpus integra
-          Garcinia mangostona
2.       folium compositum
adalah pada 1 tangkai terdapat lebih dari 1 daun.
Family: Meliaceae, Burseraceae, Leguminoseae, Sapindaceae

BASIS ( PERTEMUAN ANTARA PINGGIR DAUN DENGAN IBU TULANG DAUN)
1.       basis umum, tidak dipengaruhi sircum scriptio
a.       attenuate (menyempit)
b.      cuneate
c.       narrowly cuneate
d.      obtusus (tumpul)
e.      truncates (terpotong)
f.        rounded (membulat)
2.       basis khusus, mempengaruhi bentuk sircum scriptionya
a.       cordatus (bangun jantung)
b.      reniformis (bangun ginjal )
c.       auriculated ( bertelinga)
d.      hastatus (bentuk tobak)
e.      sagittatus (bentuk anak panah)
f.        peltatus
g.       ligulatus

SIRCUM SCRIPTIO ( BENTUK LEMBARAN DAUN)
1.       untuk basis umum pilihannya: (dibahas yang umumnya saja)
a.       ovate
b.      obovate
c.       eliptic
d.      oblong
2.       untuk basis khusus pilihannya:
a.       cordatus (bangun jantung)
b.      reniformis (bangun ginjal )
c.       auriculated ( bertelinga)
d.      hastatus
e.      sagittatus (bangun tombak)
f.        peltatus (menyerupai perisai)
g.       ligulatus (bangun pita)

APEX (BENTUK UJUNG DAUN)
a.       accuminatus (meruncing)
b.      acutus (runcing)
c.       rotundus (membulat)
d.      mucronatus (berduri)
e.      caudatus (<450)
f.        cuspidatus (<450)
g.       truncates/terpotong (180­0)
h.      emarginatus (ada lekukan)
i.         retuse (terbelah)

NERVATIO (BENTUK DAN SUSUNAN TULANG DAUN)
1.       primary nerve/ ibu tulang daun
adalah tangkai daun utama yang menghubungkan antara tangkai daun dengan bagian ujung daun.
2.       Secondary nerve
Adalah cabang dari tulang daun primer
3.       Tertiary nerve
Adalah cabang dari tulang daun sekunder

SUSUNAN PERTULANGAN DAUN
1.       Penninervis ( menyirip)
Yaitu tulang daun sekunder tersusun sedemikian rupa dikiri dan kanan, sehingga menyerupai sirip  tulang ikan .
Misal: Mangifera indica (manga)
2.       Palminnervis (menjari)
Yaitu tulang daun sekunder muncul dari satu titik dipangkal ibu tulang daun dan tersebar sampai keujung daun sehingga membentuk pula lembaran daun yang khas.
Misal: Jatropha curcas (jarak pagar), Riccinus communis (kaliki alang)
3.       Curvinervis (melengkung)
Yaitu tulang daun sekunder muncul dari pangkal ibu tulang daun dan tumbuh melengkung terhadap ibu tulang daun.
Terdiri atas 4 famili:
a.       Lauraceae: Cinnamomomum burmanni (kulit manis)
b.      Malastomataceae : Malastoma malabathricum (sikaduduak)
c.       Dioscoreaceae: Dioscora sp.
d.      Piperaceae: Piple bettle (sirih)
4.       Rectinervis (sejajar)
Jika tulang daun sekunder tersusun sejajar dengan ibu tulang daun.
Misalnya : Poaceae.

MARGIN (BENTUK PINGGIR DAUN)
1.       Intiger (rata)
2.       Serratus (bergerigi)
3.       Dentatus (bergigi)
4.       Crenatus (beringgit)
5.       Repandus (berombak)

KUKAN ( TOREHAN YANG MERUBAH BENTUK DAUN)
1.       Bertulang menyirip (pinnati)
a.       Pinnati lobus/ berlekuk menyirip
Jika torehan pada pingir daun < ½ panjang tulang daun sekunder
Misal: Solanum melongena (terung)
b.      Pinnati fidus/ bercangap menyirip
Jika torehan pada pingir daun  lebih kurang  ½ panjang tulang daun sekunder
Misal: Artocarpus communis (kalawi)
c.       Pinnati partitus / berbagi menyirip
Jika torehan pada pingir daun > ½ panjang tulang daun sekunder
Misal: Acanthus ilicifolius
2.       Bertulang menjari (palmate)
a.       Palmati lobus berlekuk menjari
Jika torehan pada pingir daun < ½ panjang tulang daun sekunder
Misal: Jatropha curcas (jarak pagar),
b.      Palmati fidus/ bercangap menjari
Jika torehan pada pingir daun  lebih kurang  ½ panjang tulang daun sekunder
Misal: Riccinus communis (kelikih alang)
c.       Palmati partitus / berbagi menjari
Jika torehan pada pingir daun > ½ panjang tulang daun sekunder
Misal: Manihot utilisima (ubi kayu)

POSISI STIPULA (DAUN PENUMPU)
1.       Lateral stipula: dibawah daun/ tangkai daun
2.       Adnate stipula: menempel dipangkal tangkai daun
3.       Interpetiolar stipula : diantara dua tangkai daun berhadapan
Family: rubiaceae
4.       Ochreastipula: mengelilingi batang, jika gugur meninggalkan bentuk cincin.

BENTUK STIPULA
1.       Tudung: bentuknya runcing diujung daun. Misal : family Moraceae
2.       Bumbung: tupul pada bagian ujungnya dan pangkalnya tidak melebar. Misal dari family Dipterocarpaceae
3.       Benang
4.       Lembaran daun/lembaran biasa
5.       Pelana , misal family Rubiaceae
6.       Sayap

BAGIAN –BAGIAN DAUN MAJEMUK
1.       Petiolus communis / tangkai anak daun utama
2.       Petiololus / tangkai anak daun
3.       Rachis / petiolus yang ditempati/ ditumbuhi anak daun
4.       Foliolum/ anak daun
5.       Stipula / daun penumpu

MACAM-MACAM DAUN MAJEMUK
1.       Menyirip
Jika anaknya dikiri kanan tangkai daun majemuk.
a.       Bercabang :
-          Bipinnatus/ daun menyirip tingkat dua
Jika anak daun pada cabang pertama dari tangkai daun majemuk.
Misal: Delanix regia, Laucaena glauca
-          Tripinnatus/ daun menyirip tingkat tiga
Jika anak daun pada cabang kedua dari tangkai daun majemuk.

b.      Tidak bercabang
-          Paripinnatus
Jika bentuk daun genap
Misal: Swetania sp
-          Imparipinnatus
Jika bentuk daun ganjil
Misal: Avverhoa blimbi

2.       Menjari
Jika anak daun majemuknya pada tangkjai daun majemuk dengan posisi menjari
a.       Unifoliolatus/beranak daun 1
Jika pada ujung tangkai daun terdapat 1 anak daun
Terdapat pada semua jenis Citrus
b.      Bifoliolatus/beranak daun 2
Jika pada ujung tangkai daun terdapat 2 anak daun
Misal: Balanites wilsoniana
c.       Trifoliolatus / beranak daun 3
Jika pada ujung tangkai daun terdapat 3 anak daun
Misal: family Leguminoseae
d.      Quinquefoliolatus/beranak daun 5
Jika pada ujung tangkai daun terdapat 5 anak daun
Misal: Alstonia scholaris
e.      Polifoliolatus/ beranak daun banyak
Jika pada ujung tangkai daun terdapat banyak anak daun
Family Bombaceae
3.       Pedatus/ daun mejemuk bangun kaki
Misal: Singonium spp (keladi jalar), Arisaema spp
4.       Digitatopinnatus/daun majemuk campuran
Jika tangkai daun majemuk menjari, kemudian bercabang menyirip

Misal: Mimosa pudica (putri malu)

DAFTAR PUSTAKA
Bensonl. L.1998. Plant Classification. D.c. Health and Company. Boston
De Fogel, E.F. 1897. Manual Of Herbarium Taxonomy, Theory And Practice . Unesco.Scientific and Cultural Organization , Regional Office For Science And Technology For South East Asia .Jakarta Indonesia
Dutta. A.C 1968. Botany For Degree Student. Second Edition . Oxford University Press
Hernawati, dkk. 2011. Penuntun Praktikum Morfologi Dan Sistematika Tumbuhan (Morfosistum). Padang: Stifi-YP Padang
Judd, W.S 1999. Plant Systematics : A Phylogenetics Approach.Sinuer Assoc. USA
Jeffrey, c. 1978. Biological nomenclature . The commelot press. Ltd southhamtom
Rivai , M.A Kode Internasional Tatanama Tumbuhan . Herbarium. Begoriense. Bogor

MORTAXTUM part 3 " BATANG PADA TUMBUHAN"

PENGERTIAN BATANG
                Batang merupakan sumbu utama tumbuhan yang menentukan penampilan atau arsitektur tumbuhan secara keseluruhan. Batang dibedakan dengan akar melalui nodus dan internodus yang dimilikinya. Batang suatu tumbuhan biasanya tumbuh memanjang dan fungsinya adalah untuk lebih memudahkan tumbuhan dalam mendapatkan cahaya . secara visual ada tumbuhan yang mempunyai batang yang jelas ( caulescens) da nada yang tidak jelas (acaulescens).  Batang acaulescens biasanya sangat pendek dan ditutupi oleh daun yang menumpuk  dipangkal batang, sehingga nyaris tidak kelihatan. Batang acaulescens bisa ditemukan pada tumbuhan lobak (Brassica olearacea)

HABISTUS ( BENTUK TUMBUHAN BERDASARKAN SIFAT BATANGNYA)
1.       Herbaceous
Adalah tumbuhan yang batangnya lunak, banyak mengandung air.
Misal : bayam (Amarantus hybridus ), kangkung (Ipomea aquatic)
2.       Lignosus
Adalah tumbuhan yang batang nya berkayu
a.       Frustescens = semak
Adalah tumbuhan berkayu dengan tinggi normal  <5 m dan diameter batang nya  <10 cm.
Misal: Melastoma malabathricum ( sikaduduk), Rhodomyrtus tomentosa ( karamuntiang), Solanum torvum (rimabang)
b.      Arborescens = pohon
Adalah tumbuhan berkayu dengan tinggi normal  >5 m dan diameter batang nya  >10 cm.
Misal: Toona sureni (surian ), Artocarpus integra (nangka), Eugenia aromatic (cengkeh)
c.       Liana =  tumbuhan memanjat
Adalah tumbuhan berkayu dengan batang merambat atau memanjat tumbuhan lain.
Misal: Poikilospermun ( aka lundang)
3.       Calamus
Adalah tumbuhan beruas, batangnya beruas jelas, bagian dalam batangnya tidak berongga
Misal: Saccharum officinarum (tebu), Zea mays ( jagung)
4.       Calmus
Adalah tumbuhan beruas, batang nya beruas jelas, bagian dalam batangnya tidak berongga
Misal: Oryza sativa (padi), Bambusa vulgaris (bamboo kuning).

BENTUK BATANG
1.       Teres
Adalah tumbuhan yang penampang melintang batang nya berbentuk bulat
Misal: Toona sureni (surian), Bambusa vulgaris (bambu kuning)
2.       angularis
a.       triangularis
Adalah tumbuhan yang penampang melintang batang nya berbentuk segitiga
Misal : Cyperus spp ( bangsa rumput teki), Cyperaceae
b.      quadrangularis
Adalah tumbuhan yang penampang melintang batang nya berbentuk segiempat.
Misal: Passiflora (markisah), Hyptis cupitata ( subang-subang), Vitis hastate ( asam sairiang-iriang)
3.       cladodia
a.       Phyllocladium ( batang sangat pipih)
hampir menyerupai daun , pertumbuhannya sangat terbatas.
Misal: Muehlanbeckia platiclada
b.      Cladodium ( batang pipih)
batang yang seikit lebih tebal dari  phyllocladium, dan dapat tumbuh dan terus bertunas.
Misal: Opuntia vilgaris

POLA PERCABANGAN
1.       monopodial
jika batang pohon lebih jelas, tinggi dan besar jika dibandingkan dengan percabangannya.
Misal: Durio zibethinus (durian), Ceiba petandra (kapuk randu). Biasanya terdapat pada arborescens
2.       sympodial
jika batang lebih pendek dan tidak terlalu menonjol dibandingkan dengan pertumbuhan percabangan nya.
Misal : Achras zapota (sawo). Biasanya pada frutescens
3.       Dichotomous
Jika setiap percaabangan selalu mempunyai 2 cabang yang sama besar dan kemudian kembali bercabang dengan cara yang sama.
Misal: rhus dari family Anacardiaceae

MODIFIKASI BATANG
1.       Rhizome (rimpang)
Misal: Zingiber officinale (jahe), Curcuma domestica ( kunyit)
2.       Stolon (geragih )
Merupak organ yang menjalar dibawah permungkaan tanah , yang ditandai dengan batang yang

kecil dan ruas yang panjang.
Misal: Imperata cylindrica ( alang-alang), Centella asiatica (pegagan)
3.       Tuber (umbi)
Adalah batang yang termodifikasi menjadi umbi untuk menyimpan cadangan makanan.
Missal: Ipomea batatas ( ubi jalar), Solanum tuberosum (kentang)
4.       Bulbus (umbi lapis)
Misal : Allium cepa
5.       Spina (duri )
Misal pada Cirus aurantifolia (jeruk nipis)
6.       Sulur
Pada Cucumis sativus

TAMBAHAN PADA ORGAN TAMBAHAN BATANG
1.       Sulur
Adalah organb tumbuhan pada batanbg untuk membedakan family.
Sulur hanya terdapat pada 3 famili:
a.       Vitaceae ( anggur-angguran ). Misal : Vites umivera
b.      Manispermaceae . misal Cyclea barbata (cincau)
c.       Cucurbitaceae ( labu-labuan). Misal : Cucurbita mascota, Sechium duis (japan), Cucumis sativus
2.       Duri atau spina
a.      Susah lepas: pada Citrus maxima
b.      Duri temple, yaitu duri yang mudah lepas. Misal pada : Rosa hybrid, Mimosa pudica, Hura cerpitans , Erythrina variegate
3.       Kait, ada pada Uncaria Spp

CAIRAN YANG TERDAPAT PADA BATANG
1.       Cairan bening
Berupa kelenjer yang tidak bewarna
2.       Getah
Cairan bewarna dan sedikit kental.
a.       Bewarna kuning, terdapat pada famili Guttiferae (manggis-manggisan)
b.      Merah , terdapat pada famili Myristica fragram (buah pala), Leguminoseae
c.       Bewarna putih
-          Batang bergetah putih dan habit nya herbaceous  familinya: Caricaceae, Araceae, Convolvulaceae
-          Batang bergetah putih habitnya lignosus, familinya: Apocynaceae, Moraceae, Sapotaceae, Euphorbiaceae
d.      Hitam/abu –abu, terdapat pada family Anacardiaceae
3.       Resin
Cairan yang jika dipegang warnanya kemerahan dan akan mengental
. terdapat pada family:
-          Pinaceae . misal pinus ( Pinus merkusii)
-          Meliaceae . misal surian (Toona sureni)
-          Burseraceae . misal pada Pometha pinnata
4.       Damar
Adalah getah yang lama-lama dibiarkan akan mengeras menjadi Kristal.

Familinya Diptherocarpaceae (kemenyan-kemenyanan)

DAFTAR PUSTAKA
Bensonl. L.1998. Plant Classification. D.c. Health and Company. Boston
De Fogel, E.F. 1897. Manual Of Herbarium Taxonomy, Theory And Practice . Unesco.Scientific and Cultural Organization , Regional Office For Science And Technology For South East Asia .Jakarta Indonesia
Dutta. A.C 1968. Botany For Degree Student. Second Edition . Oxford University Press
Hernawati, dkk. 2011. Penuntun Praktikum Morfologi Dan Sistematika Tumbuhan (Morfosistum). Padang: Stifi-YP Padang
Judd, W.S 1999. Plant Systematics : A Phylogenetics Approach.Sinuer Assoc. USA
Jeffrey, c. 1978. Biological nomenclature . The commelot press. Ltd southhamtom
Rivai , M.A Kode Internasional Tatanama Tumbuhan . Herbarium. Begoriense. Bogor

MORTAXTUM part 2 " AKAR PADA TUMBUHAN"

PENGERTIAN AKAR :
Akar meruypakan organ poko tumbuhan yang pertama kali muncul pada awal perkembangan suatu tumbuhan. Akar biasanya tumbuh searah dengan gaya gravitasi bumi “geotropic” dan hampir selalu berada dalam permungkaan tanah. Meskipun ada pengecualian bagi akar yang bersifat khusus. Akar tidak mempunya  nodus (buku) dan internodus (ruas) seperti yang ditemukan pada batang. Oleh sebab itu pada akar tidak ditemukan daun, tunas, ataupun organ-organ lainnya.

FUNGSI DARI AKAR
1.       Melekatkan tumbuhan pada habitatnya.
Habitat adalah semua faktor biotik  dan abiotic yang mendukung kehidupan suatu organisme.
Habitat terbagi atas:
a.       Daratan (teresterial)
b.      Air (aquatic)
c.       Tanaman  lain
-          Epifit : tanampan yang menumpang, namun tidak mengambil zat makanan.
-          Parasite : tanaman yang menumpang dan mengambil zat makanan tanaman ynag ditumpanginya.  Parasite dibagi 2 yaiut parasite obligat (parasite yang menganggu floem ) dan parasite fakultatif ( parasite yang menganggu xylem)
2.       Menyerap air dan mineral dari tempat tumbuhnya
3.       Menyimpan cadangan makanan.
-          Diakar misalnya : dahlia, ubi kayu, wartel, keladi, bengkuang , lobak
-          Dibatang : ubi jalar, kentang, bawang

SISTEM PERAKARAN
1.       Sistem akar tunggang (radix primaria)
Aistem perakaran yang mempunyai akar utama atau akar tunggang yang langsung berhubungan dengan batang.
Umumnya bentuk meruncing kearah ujung dan mempunyai cabang.
2.       Akar serabut (radix adventitia)
Adalah akar yang tidak mempunyai akar tunggang, semua akarnya muncul secara bersamaan dari pangkial batang dan tersusun rapat. Panjang dan akurang akar pada akar ini hampir sama dan seragam.


BAGIAN –BAGIAN  AKAR
1.       Coeleum (leher akar) : bagian akar yang langsung bersambungan dengan batang
2.       Corpus radicalis ( badan akar ): kelanjutan dari leher akar sampai keujung akar
3.       Apex radicalis ( ujung akar) : bagian aling ujung dari badan akar dan merupakan titik tumbuh akar tunggang
4.       Radix lateralis ( cabang akar/akar lateral): cabang akar yang muncul dari badan akar atau akar utama
5.       Fibrilla radicalis (serabuit akar) : cabang –cabang akar yang muncul dari akar lateralis
6.       Pillus radicalis ( bulu akar): bulu-bulu halus yang terdapat pada serabut akar.\
7.       Calyptra (tudung akar): bagian paling ujung dari semua akar. Fungsi : melindungi bagian akar yang masih muda.

CORPUS RADICALIS (MODIFIKASI AKAR TUNGGANG)
1.       Fusiformis : akar tunggang yang bentukny seperti tombak
Misal: Daucus carota (wartel)
2.       Napiformis : akar tunggang yang bentukny seperti gasing
Misal : Pachyrrhizus erosus (akar bengkoang)
3.       Filiformis : akar tunggang yang bentukny seperti benang
Misal : Phaseolus lunatus

AKAR DENGAN FUNGSI KHUSUS
1.       Akar fotosintesis
Adalah akar yang melakukan fugsi fotosintesis seperti hal nya daun,  dan warnanya berubah menjadi hijau . ditemukan pada beberapa jenis anggrek epifit
2.       Akar hisap (haustorium)
Adalah akar yang digunakan utnuk melekatkan diri dan menyerap sari makanan dari tumbuhan inang.
Misalnya Loranthus spp (benalu)
3.       Akar udara (radix aerial)
Adalah akar yang tumbuh pada cabang, akar atau ranting . tumbuh dengan posisi menggantyung diudara dan megarah kepermungkaan.
Misal: beberapa jenis anggrek tanah, Fiscus spp ( pohon beringin)
4.       Akar lekat ( radix adligans)
Adalah akar yang keluar dari buku-buku (nodus) yang berfungsi untuk menempelkan diri pada tumbuhan inang.
Misal: Piper battle (sirih), merica ( Piper ningrum)
5.       Akar pembelit (circus radicalis)
Adalah  akar yang keluar dari buku-buku (nodus) yang berfungsi untuk memanjat dengan cara membelit pada tumbuhan inangnya.
Misal: beberapa jenis keladi ( Rhapidopora spp.) yang tumbuh memanjat
6.       Akar nafas (pneumatophore)
Cabang akar yang tegak lurus keatas hingga muncul dipermiungkaan tanah. Ditemukan pada beberapa tumbuhan bakau sebagai adaptasi terhadap kondisi habitat yang berlimpur dan berair.
Misal: Sonneratia Spp. Dan Avicennia spp.
7.       Akar tunjang  (prot/still root)
Adalah akar yang tumbuh pada batang diatas permungkaan tanah dan menancap kedalam tanah, sehingga akar serabut seperti menunjang atau menopang tumbuhan bersangkutan.
Misal: Rhizophora, Ceriops tagel
8.       Akar lutut ( aerating / knee root)
Aalah cabang akar yang tumbuh bergelombang-gelombang dan muncul kepermungkaan tanah menyerupai lutut.
Misal : Bruguiera
9.       Akar banir / akar papan (buttressed root)
Adalah cabang akar yang tumbuh pipih sehingga menyerupai papan yang tumbuh diseputar batang
Misal: surian ( Toona sureni) dan kenari (Canarium Spp)



DAFTAR PUSTAKA
Bensonl. L.1998. Plant Classification. D.c. Health and Company. Boston
De Fogel, E.F. 1897. Manual Of Herbarium Taxonomy, Theory And Practice . Unesco.Scientific and Cultural Organization , Regional Office For Science And Technology For South East Asia .Jakarta Indonesia
Dutta. A.C 1968. Botany For Degree Student. Second Edition . Oxford University Press
Hernawati, dkk. 2011. Penuntun Praktikum Morfologi Dan Sistematika Tumbuhan (Morfosistum). Padang: Stifi-YP Padang
Judd, W.S 1999. Plant Systematics : A Phylogenetics Approach.Sinuer Assoc. USA
Jeffrey, c. 1978. Biological nomenclature . The commelot press. Ltd southhamtom
Rivai , M.A Kode Internasional Tatanama Tumbuhan . Herbarium. Begoriense. Bogor

MORTAXTUM part 1 " Ruang Lingkup Mortaxtum dan Tumbuhan"

BERDASARKAN TINGKATANNYA TUMBUHAN DIBAGI ATAS 2 TINGKATAN, YAITU:
1.       Tingkat rendah
a.       Thallophyta
adalah tumbuhan yang memiliki batrang, daun dan akar yang jelas..
Misalnya alga/ganggang
b.      Bryophyte
Adalah tumbuhan yang akar, batang , daun belum terdeferensiasi sempurna dan berkembang biak dengan spora.
Misalnya lumut (hepatica, hanworts, mosses)
c.       Pteridophyta
Adalah tumbuhan yang akar, batang , daun terdeferensiasi sempurna dan berkembang biak dengan spora.
d.      Kormophyta berspora
Misalnya lumut, paku gajah

2.       Tumbuhann tingkat tinggi
a.       Spermatophyte
Adalah tumbuhan yang akar, batang , daun terdeferensiasi sempurna dan berkembang biak dengan biji.
b.      Kormophyta berbiji
Misalnya cycas rumphi, jambu, pakis haji


PRINSIP DASAR MORTAXTUM
1.       Klasifikasi
Usaha mengelompokkan tumbahan kedalam tingkatan takson tertentu berdasarkan kesamaan dan hubungan karakter yang dimilikinya.
Tujunannya:
a.       Menempatkan tumbuhan pada suatu tingkatan takson tertentu berdasarkan kesamaan dan hubungan kekerabatan yang dimiliknya
b.      Memberikan urutan system, posisi, dan tingkatan takson secara teratur
c.       Memberikan suatu sistem informasi tentang tumbuhan tertentu secara efektif dan efesien.
2.       Identifikasi
Adalah usaha untuk memberikan identitas pada suatu jenis tumbuhan disesuaikan dengan nomenclature yang berlaku
3.       Nomenclature adalah sistem atau pedoman tatacara pemberian nama serta pengelompokan  tumbuhan yang berlaku secsara Tumbuhan yang berlaku secara internasional
4.       Deskripsi adalah suatu pernyataan atau uraian lengkap dari morfologi (struktur luar) dari suatu tumbuhan yang diamati.


TINGKATAN TAKSON TUMBUHAN
1.       Kingdom / regnum (dunia)
2.       Divisi / phylum
3.       Class (kelas)
4.       Ordo (bangsa)
5.       Family (suku)
6.       Genus (marga)
7.       Species (jenis)
Penggunaan misalnya pada padi:
Kingdom: plantae
Divisi      : spermatophyte
Class      : monocotyledonae
Ordo      : poales
Genus   : poaceae
Spesies : oryza sativa
                                Penulisan spesies:
1.       Kata pertama huruf kapital
2.       Kata kedua awalnya kecil
3.       Dimiringkan/ digaris bawahi / dipertebal

SISTEM KLASIFIKASI DAN PERKEMBANGAN
1.       Artificial classification
Adalah pengelompokkan berdasarkan manfaat, karakter yang mudah diamati atau perawakan yang sama.
a.       Periode 0-1753 M
-          Periode sebelum adanya peradaban: manusia belum mengenal tulis baca (folk taksonomi)
b.      Periode awal peradaban  : manusia sudah kenal tulis baca, belum ada naskah taksonimi yang dicetak. Dikenal theoprastus (yunani) sebagai bapak botani. Ia mengelompokkan sifat batang, pohon, semak , semak kecil dan herba. Bvukunya berjudul de historia plantarum
c.       Periode botani abad pertengahan : adanya avicienna (ibnu sina) yang membuat list obat “conon of medoicine)
d.      Periode botani renaissance, percetakan naskah nya dieropa
e.      Periode sexual sistem : menggunakan organ seksual sebagai karakter pembeda. Abad ini dikenal corollus linneus sebagai bapak taksonomi modern. Ia mengembangkan sistem binomial system , yaitu nama yang memakai 2 suku kata. Dia juga mengembangkan konsep spesies plantarum dan buku hortus aplanditus
2.       Klasifikasi alami (natural classification)
Adalah sistem pengelompokkan berdasarkan pada beberapa karakter alami yang memungkinkan unutk pengelompokkan suatu takson. Pengelompokkan:
a.       1763-1883 : Michel adanson mengembangkan konsep numerical taksonomi
b.      George bentham dan j.d. hooker (inggris) memisahkan dicotyledone, monocotyledene dan gymnospermae dalam pengelompokkan yang terpisah.
3.       Phylogenetic classification (1883-sekarang)
Adalah pengelompokkan tumbuhan berdasarkan kekerabatan antara takson dengan melakukan analisis karakter. Ahli:
a.       Adolph angles dan kart prantl (jerman) : menyatakan bahwa seluruh kingdom tumbuhan datambah kunci determinasi dan deskripsi dari seliuruh genera yang diketahui. Bukunya die natrichen pflanzenfamilien
4.       Phonetic classification
Adalah pengelompokkan tumbuhan berdasarkan ciri fenetik (morfologi, anaomi , embriologi dan fitokimia) yang ada tanpa mempedulikan hubungan kekerabatannya. Ahli:
Sneath dan sokal. Bukunya berjudul mathematical taxonomi
5.       Evolusionary taxonomix classification
Adalah pengelompokkan tumbuhan berdasarkan evolusi  dan hubungan kekerabatan. Ahli: simpson dan stuessy


CARA IDENTIFIKASI
1.       Sendiri
a.       membandingkan sampel tumbuhan dengan gambar , foto, ilustrasi yang ada dalam buku botani, jurnal atau botani resmi
b.      membandingkan dengan specimen herbarium yang telah terindentifikasi
2.       bantuan orang lain
a.       menanyakan secara langsung kepada ahli botani  atau lembaga resmi yang khusus melkukan kerja identifikasi (herbarium)
b.      menggunakan kunci determinasi

herbarium adalah institusi atau lembaga penelitian didalamnya terdapat spesies tumbuhan yang telah diawetkan dan diberi label. Fungsi utamanya adalah menyimpan sampel tumbuhan, pusat penelitian , dan untuk identifikasi.

Institusi yang menyimpan gtumbuhan yang diawetkan itu misalnya:
1.       herbarium begorience (BO)
2.       herbarium andalas (ANDA)
3.       herbarium leiden (belanda)
4.       herbarium kew (inggris)
Kunci determinasi adalah serangkaian kalimat pendek yang disusun untuk mengekspresikan karakter-karakter yang penting atau utama yang dimiliki oleh suatu kelompok tumbuhan.
Macam –macam kunci determinasi:
1.       flora
2.       manuals
3.       monograph
Kunci determinasi terbaru:
1.       bracketed key (kunci kurung)
-          kalimat pertama penting, jika salah, jenis susah ditemukan
-          mudah dipakai untuk pemula
2.       idented key (kunci cekung)
-          kuncinya pendek-pendek
-          pemula akan kebingungan
-          kalimat pertama letaknya berjauhan
3.       multi acces key (dengna menggunakan kartu)
4.       computer-stored key
kelemahan tidak semua tumbuhan yang bisa tercover
5.       DNA barcoding
-          Diciptakan orang PGA
-          Tidak bisa dipakai untuk daerah tropis


NOMENCLATURE BOTANI
Adalah sistem tatacara pemberian nama serta pengelompokkan tumbuhan yang berlaku secara internasional. Diatur dalam International Code Of Botanical Nomenclature (ICBN), atau dalam bahasa Indonesianya Kode Internasional Tatanama Tumbuhan (KITT).  Dipublikasikan oleh International Association Of Plant Taxonomi (IAPT).
a.       Pada hewan : International Code Of zoologican nomenclature ( ICZN)
b.      Pada bakteri : International Code Of nomenclature bacteria (ICBN/BC)
c.       Pada budidaya : International Code Of nomenclature of cultivated plants ( ICNCP)

PERBEDAAN NAMA LOKAL DENGAN NAMA ILMIAH
1.       Nama lokal
a.       Bersifat lokal
b.      Hanya dimengerti masyarakat kecil
c.       Dalam bahasa sehari –hari
d.      Mudah dieja dan dilafalkan
e.      Tidak mengikuti ketentuan manapun
f.        Mempunyai bentuk sinonim dan homonym
2.       Nama ilmiah
a.       Bersifat internasional
b.      Dimengerti masyarakat internasional minimal kalangan ilmuan
c.       Dalam bahasa yang diperlakukan sebagai bahasa latin
d.      Kedang sulit dieja dan dilafalkan
e.      Mengikuti kesepakan internasional yang diatur dalam KITT
f.        Hanya mempunyai satu nama yang bemar , kecuali dalam hal yang dinyatakan secara khusus


PERKEMBANGAN ATURAN TATANAMA
1.       Polynomial nomenclature : nama tumbuhan yang terdiri atas banyak kata.
Misal Salix pumila angustifolia altera
2.       binomial nomenclature : tatanama tumbuhan yang terdiri atas 2 kata
Misal : Allium cepa

SEJARAH BINOMIAL SYSTEM
1.       Corollus linneuS
a.       Menyusun konsep binomial system “ species plantarum (1753)”
b.      Membuat rules tatanama tumbuhan “critica botania (1737)
c.       Memperkuat aturan tatanama “philasophica botanica (1751)
2.       A.P. De Candolle
Membuat interaksi penggunaan prosedur aturan tatanama linneus. Teorinya  “ elementare de la botanique (1813)
3.       Steudel
Memberikan nama latin pada tumbuhan berbunga yang dikenali masa itu. “ nomenclature botanicus ( 1821).


KONGRES INTERNASIONAL TUMBUHAN
1.       Parls (1867): kongres I
-          De condolle membagikan naskah lois de la nomenclature batanique “de condolle rules = paris code
-          Amerika mempublikasikan Rochester code (1892) mengemukakan konsep type , tautonym diperbolehkan
-          Inggris mempublikasikan  “kew rules”
2.       Vienna /wina (1905) : kongres III
-          Vienna code
a.       Menjadikan spesies plantarum sebagai dasar penyusunan aturan tatanama
b.      Tautonym tidak diakui
c.       Analisa latin untuk spesies baru
d.      Nomina conservanda diakui
-          American code (1907)
e.      Analisa latin dan Nomina conservanda tidak diakui
3.       Cambridge (1930) : kongres V
Mengeluarkan aturan “ international rules of botanical nomenclature)
-          Pengembangan Vienna code dan American code
-          Konsep Analisa latin dan Nomina conservanda  diakui
-          tautonym tidak diakui
4.       Stockholm (1950) : kongres VII
Mengeluarkan aturan “ international rules of botanical nomenclature) atau international code of nomenclature botani”
5.       Tokyo ( 1993) : kongeres XV
Dipublikasikan tahun 1994
6.       St. Louis (1999) : kongeres  XVI
Publikasinya tahun 2000
7.       Vienna (2005) : kongres XVII
8.       Melbourne , australis (2010) : kongeres XVIII


NAMA- NAMA YANG DITOLAK
1.       Nomen nudum / nama telanjang
Adalah nama yang tidak bdilengkapi  dengan deskripsi, tidak dilengkapi analisa latin/ tidak dipublikasikan secara efektif / tidak ada specimen tipe
2.       Tautonym
Adalah nama yang penujuk jenisnya sama persis dengan nama genusnya
Misal : Mulus-mulus (apel) : dulu diakui, sekarang tidak, sehingga diganti menjadi Mulus pumila atau Pyrus mulus
3.       Nomina conservanda
Adalah nama yang tidak sesuai tatanama, tapi tetap dipertahankan untuk tujuan konservasi
Misal:
a.       Compositae = asteraceae
b.      Graminaceae = poaceae, tipenya poa
c.       Compositae = asteraceae , tipenya aster
d.      Cruciferae = brasicae, tipenya brassica
e.      Guttiferae = clusieae, tipenya clusia
f.        Labiatae = lamieae, tipenya lamium
g.       Leguminosae = fabeae, tipenya faba
h.      Palmae = areceae, tipenya areca
i.         Umbelliferae = apieae, tipenya apium
4.       Nomen ambigum
Adalah nama yang ditafsirkan berbeda oleh beberapa author dan digunakan untuk memberi nama beberapa spesies yang berbeda
5.       Nomen comfusum
Adalah nama yang ditolak Karena dipublikasikan berdasarkan specimen tipe yang terdiri dari 2 atau beberapa unsur yang selalu bertentangan , sehingga susah untuk menunjukkan specimen pengganti
6.       Nomen dubium
Adalah nama ynag meragukan karena tidak jelas ditujukan pada tingkat takson yang jelas
7.       Nama –nama yang aneh
adalah nama-nama yang menurut aturan dianggap aneh , tidak diakui atau ditolak

KETENTUAN UMUM NAMA-NAMA TAKSON
1.       Tidak sah (illegitimate) : nama yang tidak sesuai
2.       Nama sah (legitimate) : nama yang sesuai dengan aturan yang berlaku
3.       Nama yang benar (correct) : nama yang benar yang tertera dalam publikasi ilmiah






EPITHET NAME
1.        Nama orang
Misal:
-          Rafflesia arnoldi (rafles dan Arnold)
-          Hamalomena rusdii ( penghormatan untuk bapak rusdi)
2.       Nama tempat
Misal: Refflesia gadutensis (ditemukan digunung gadut )
3.       Karakter tumbuhan bersangkutan
Misal : Nephentes rigidifolia ( rigidifolia =  daunnya tebal)
4.       kata benda sebagai kata tambahan
misal Allium cepa (cepa bahasa latin untuk bawang)

AZAZ-AZAZ TATANAMA TUMBUHAN
1.       tatanama tumbuhan dan  hewan berdiri sendiri
2.       penetapan nama-nama takson ditentukan dengan perantaraan tipe tatanamanya
3.       tatanama takson didasarkan atas 3 prioritas publikasinya.
4.       Suatu takson hanya dapat mempunyai satu nama yang benar , yaitu nama-nama yang sesuai dengan peraturan , kecuali dalam hal-hal yang dinyatakan secara khusus
5.       Nama ilmiah diberlakukan sebagai bahasa latin tanpa memperhatikan asalnya
6.       Perlakuan tatanama berlaku surut, kecuali bila dibatasi dengan sengaja.

NAMA MARGA
Berupa kata benda bentuk tunggal. Ex:
Bunga mawar : Rosa
Durian : Durio

NAMA JENIS
Nama marga + penunjuk jenis (bisa berupa kata sifat atau kata benda)
Ex:
-          Alba = putih : Rosa alba
-          Erecta = tegak : Duranta erecta
-          Repens = merayap : Elatostemma repens
Jika terdiri dari dua kata diberi penghubung
Ex : Rosa-sinensis

NAMA FAMILY
Genus  + akhiran “aceae”

TIPE TATANAMA
Adalah specimen yang digunakan sebagai bukti sahnya nama ilmiah suatu tumbuhan mulai dari spesies, genus dan family yang berkaitan dengan nama taksin yang bersangkutan  untuk selama-lamanya.

TINGKATAN TATANAMA
1.       Halotype (tipe utama)
Adalah specimen atau unsur lain yang dipakai / ditunjuk oleh author pertama kali sebagai tipe tatanama dalam publikasinya.
2.       Isotype (duplikat halotype)
Adalah specimen yang dikoleksi pada lokasi yang sama dan mempunyai nomor koleksi yang sama dengan halotype
3.       Lectotype (tipe pengganti)
Adalah specimen atau unsur lain dari unsur asli (isotype/syntype) yang dipilih untuk menjadi tipe tatanama, jika halotypr hancur atau hilang
4.       Syntype
Adalah  specimen yang dipakai jika halotype, isotype, dan lectotype hilang (tidak ada) ditunjuk tanaman baru sebagai barang bukti
5.       Neotype (tipe tatanama baru)
Adalah specimen yang dipilih untuk menjasi tipe tatanama , kalau halotype hilang atau rusak dan tidak mungkin untuk menunjuk tipe pengganti karena tidak adanya isotype dan syntipe

PENYEBUTAN AUTHOR
Author tunggal
-          Liineus : L, Lin
-          Hooker : Hook

Banyak author
1.       Penggunaan kata “et” atau “&”
Digunakan jika dua orang author mempublikasikan 1 jenis tumbuhan barui secara bersama-sama.
Misal: Nepenthes adnata tamin & Hotta
2.       Penggunaan tanda kurung
Terjadi penggantian nama takson atau perubahan posisi takson , maka autor kedua harus memasukkan nama autor pertama dalam tanda kurung, diikuti nama autor kedua.
Misal:
-          Cynodon dactylon (Linn.) pers
-          Panicum dactylon Linn…cynodon dactylon…cynodon dactylon (Linn) pers.
3.       Penggunaan kata “ex”
Nama author dihubungkan dengan kata “ex” jika author pertama tidak valid. Author berikutnya mempublikasikan jenius baru tersebut secara valid .
Misal:
Nephentes adnata Tamin & Hatta ex Sdauce
4.       Penggunaan kata “in”
Nama author dihubungkan dengan kata “In “ jika author pertama mempublikasikan jenis baru  atau nama baru diidalam publikasi author lain.
Misal:
Carex kashmirensis clark in hook. F
“clark mempublikasikan jenis baru ini didalam buku flora of british india yang autohornya sir. J.d. hooker
5.       Penggunaan tanda kurung petak
Ditujukan untuk menunjukkan terjadinya perubahan author pada publikasi suatu jenis baru yang sebelumnya telah dipublikasikan author pertama.


DESKRIPSI DAN MONOGRAPH
Deskripsi morfologi adalah suatu pernyataan atau uraian dari karakter morfologi atau struktur luar dari objek yang diamati baik itu semak , pohon ataupun rumput.
Deskripsi harus menyampaikan gambaran tentang karakter , atribut dan kondisi alami yang dimiliki obejek yang dimaksud.

Monograf adalah deskripsi atau uraian lengkap tentang nama karakter dari suatu takson atau sekelompok tumbuhan.
Isinya:
1.       Nama takson
2.       Studi literature yang berhubungan langsung dengan publikasi tentang takson bersangkutan
3.       Nama daerah atau lokal tumbuhan tersebut
4.       Deskripsi morfologi lengkap dengan gambar deskriptifnyaa
5.       Siter specimen herbarium yang berhubungan dengan takson yang bersangkutan
6.       Distribusi ataui sebaran takson tersebut : lokal, regional atau internasional
7.       Ekologi atau lingkungan tempat tumbuh dari takson tersebut
8.       Pengenalan takson , berupa diskusi hasil yang didapatkan dibandingkan dengan pendapat orang lain sesuai dengan informasi dan literliterature ada.

DAFTAR PUSTAKA
Bensonl. L.1998. Plant Classification. D.c. Health and Company. Boston
De Fogel, E.F. 1897. Manual Of Herbarium Taxonomy, Theory And Practice . Unesco.Scientific and Cultural Organization , Regional Office For Science And Technology For South East Asia .Jakarta Indonesia
Dutta. A.C 1968. Botany For Degree Student. Second Edition . Oxford University Press
Hernawati, dkk. 2011. Penuntun Praktikum Morfologi Dan Sistematika Tumbuhan (Morfosistum). Padang: Stifi-YP Padang
Judd, W.S 1999. Plant Systematics : A Phylogenetics Approach.Sinuer Assoc. USA
Jeffrey, c. 1978. Biological nomenclature . The commelot press. Ltd southhamtom

Rivai , M.A Kode Internasional Tatanama Tumbuhan . Herbarium. Begoriense. Bogor

9.     


D