Monday 29 August 2016

LAPORAN KULIAH LAPANGAN MORFOLOGI SISTEMATIKA TUMBUHAN STUDI FLORORISITIK JENIS-JENIS TUMBUHAN DI KELURAHAN KOTO KATIEK , KECEMATAN PADANG PANJANG TIMUR, KOTAMADYA PADANG PANJANG, SUMATERA BARAT “FAMILY MELVACEAE”


LAPORAN KULIAH LAPANGAN
MORFOLOGI SISTEMATIKA TUMBUHAN

STUDI FLORORISITIK JENIS-JENIS TUMBUHAN  DI KELURAHAN KOTO KATIEK , KECEMATAN PADANG PANJANG TIMUR, KOTAMADYA PADANG PANJANG, SUMATERA BARAT

“FAMILY MELVACEAE”


OLEH: KELOMPOK I SHIFT II A
1.      FATMA ZAHRA                             (1404045)
2.      NADYA FITRI HANDAYANI       (1404049)
3.      SEPIA PEDA YANA                       (1404061)
4.      ANNISA MULYA DESVALINA    (1404083)
5.      IHSANUL FAKHRUL                     (1404103)

DOSEN PEMBIMBING : Drs. HERNAWATI, M.Si

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
YAYASAN PERINTIS
 PADANG
2015


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan laporan kuliah lapangan Morfologi Sistematika Tumbuhan  yang diadakan pada tanggal 19-21 Desember 2015 di Kelurahan Koto Katiek, Kecematan Padang Panjang Timur . Kotamadya Padang Panjang, Sumatera Barat
Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi persyaratan ujian praktek Morfologi Sistematika Tumbuhan . Laporan ini membahas tentang family melvaceae.
Dalam  penulisan laporan ini penulis banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Namun, berkat bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya laporan ini dapat diselesaikan. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Drs. Hernawati, M.Si  yang telah mengajar dan memberikan bimbingan dalam menyelesaikan laporan ini.
2.      Para asisten yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membantu dalam kegiatan praktikum didalam labolatorium, lapangan serta herbarium.
3.      Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan dukungan, restu, dan motivasi untuk memudahkan dan mengiringi langkah penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
4.      Seluruh teman-teman STIFI YP PADANG angkatan 2014 yang telah bekerja sama demi kelancaran kuliah lapangan ini
5.      Semua referensi baik media cetak maupun media elektronik.
            Penulis sadar, sebagai seorang yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan laporan ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif guna penulisan laporan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Padang ,  Desember  2015

Penyusun 
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                                                                            
DAFTAR ISI                                                                                                            
BAB I : PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2   Tujuan     
1.3  Manfaat                                        
BAB II : PELAKSANAAN KULIAH LAPANGAN                                                      
2.1 Waktu dan Tempat
2.2 Alat dan Bahan
2.3 Cara kerja
2.3.1 Di Lapangan
2.3.2 Di Herbarium dan Laboratorium
BAB III : HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Jenis-Jenis Tumbuhan yang Ditemukan   
3.2 Jenis-Jenis Tumbuhan Obat
3.3 Monograf
3.3.1 Abutilon Avicennae
3.3.2 Hibiscus Abelmoschus                                                              
BAB IV : PENUTUP
4.1  Kesimpulan 
4.2 Saran                                                                                                  
DAFTAR PUSTAKA                                                                                             
LAMPIRAN


BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar belakang
Morfologi tumbuhan adalah  ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh luar tumbuhan. Morfologi tumbuhan juga menguraikan tentang fungsi masing-masing bagian dari bentuk dan stuktur serta susunan tumbuhan. Sedangkan sistematika adalah ilmu yang mempelajari tentang taksonomi (penamaan, pertelaan, pengelompokkan) suatu makhluk hidup dengan memperhatikan hubungan kekerabatan serta evolusinya.
Seiring dengan berjalannya waktu, tentu  saja evolusi yang terjadi semakin pesat terhadap makhluk hidup, salah satunya tumbuhan. Dari perkembangan zaman, akan ditemukan banyak sekali jenis-jenis tumbuhan yang ada di permukaan bumi ini, terutama di sekitar daerah Sumatera Barat, khususnya di Padang Panjang kawasan Bukit Tui, karena kami melakukan kegiatan kuliah lapangan di daerah tersebut.
Tumbuhan yang ditemukan dari waktu ke waktu tersebut tentu saja sudah diidentifikasi untuk kepentingan penelitian maupun ilmu pengetahuan. Akan tetapi, tumbuhan tersebut dari waktu ke waktu mengalami pertambahan jenis dan spesies akibat dari evolusi. Oleh sebab itu, penelusuran lebih lanjut terhadap tumbuhan perlu dilakukan, terutama untuk eksplorasi jenis baru maupun eksplorasi habitat yang sekiranya belum pernah dikunjungi atau dijamahi.
Dari sekian banyak jenis-jenis tumbuhan yang ada, sebagian besar terdapat di kawasan tropika basah, terutama hutan primer yang sebagian besar menutupi daratan Indonesia. Hutan ini memiliki struktur yang kompleks yang menciptakan lingkungan sedemikian rupa sehingga memungkinkan beraneka ragam jenis dapat tumbuh di dalamnya. Dari sekian banyak jenis tumbuhan yang ada, banyak terdapat di dalamnya jenis-jenis yang kisaran ekologinya sama tetapi banyak pula yang berbeda. Jenis-jenis tertentu mempunyai kisaran penyebaran yang luas dan menduduki berbagai macam habitat dan seirama dengan itu pula jenis semacam ini biasanya mempunyai variabilitas genetika yang tinggi (Suharno, 2007).
Sumatera, merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia. Sumatera Barat merupakan kawasan yang kaya akan berbagai jenis tumbuhan. Untuk penerapan ilmu teori dan praktikum dari mata kuliah Morfologi Sistematika Tumbuhan, maka kita harus melakukan kuliah lapangan dengan cara memilih suatu kawasan yang banyak memiliki berbagai macam jenis tumbuhan sehingga dapat dilakukan identifikasi serta klasifikasi dari tumbuhan guna menambah ilmu pengetahuan tentang berbagai jenis tumbuhan baik itu tumbuhan obat maupun tumbuhan liar yang hidup di hutan.
Identifikasi dari suatu jenis tumbuhan dapat dilakukan dengan cara melihat karakter morfologi dari organ generatif dan organ vegetatif dari suatu tumbuhan sehingga kita dapat mengklasifikasikan tumbuhan tersebut dengan tujuan dapat menentukan famili, genus dan nama spesies dari tumbuhan tersebut.
Pemilihan hutan di kawasan Bukit Tui daerah Padang Panjang, Kelurahan Koto Katiak, Kecamatan Padang Panjang Timur, Provinsi Sumatera Barat didasari oleh daerah sekitar Bukit Tui tersebut belum banyak  dilakukan kegiatan eksplorasi hutannya, atau dapat dikatakan hutan sekitaran bukit masih belum terjamahi seluruhnya. Sehingga memungkinkan untuk mendapatkan koleksi tumbuhan dengan jenis yang beraneka ragam.
Koleksi dilakukan dengan rute perjalanan yang mendaki karena berada di kawasan bukit dengan ketinggian puncak sampai 1125 m dpl (diatas permukaan laut). Selain itu, pemilihan tempat di daerah sekitaran Bukit Tui juga didasari untuk mengetahui jenis tumbuhan atau spesies tumbuhan yang hidup disekitar kawasan tersebut, sekaligus untuk menambah daftar kelengkapan jenis tumbuhan di kawasan Padang Panjang, Sumatera Barat.
Selain untuk menamabah koleksi, kegiatan kuliah lapangan juga dilakukan untuk dapat menambah infomasi mengenai tumbuhan obat yang masih dipergunakan oleh masyarakat sekitar dalam pengobatan tradisionalnya.
Dapat diketahui bahwa pada saat ini, kemajuan pengobatan terutama untuk pengobatan modern dengan obat-obatan sintetik kimia sangat bekembang pesat, karena masyarakat pada saat ini lebih mengutamakan prinsip praktis. Sehingga penggunaan tumbuhan obat sebagai pengobatan kian tergeser dengan maraknya obat-obatan kimia saat ini.
Tumbuhan obat yang digunakan untuk pengobatan secara herbal tidak memiliki aturan pemakaian yang pasti. Hal ini dikarenakan dosis pemakaiannya biasanya di takar seperti untuk ramuan yang berasal dari daun-daunan, dosis pemakaiannya seukuran sekepalan tangan pasien. Dosis ini di percaya karena menurut para herbalis ukuran jantung manusia itu seukuran sekepalan tangannya. Pada umumnya,  obat-obatan herbal itu tidak berakibat fatal karena komposisinya berasal dari tanaman atau tumbuhan yang alami. Biasanya tanaman obat itu sering ditanam di sekitar pekarangan rumah. Hal ini dikarenakan tanaman obat itu tidak terlalu sulit untuk hidup di tempat yang tidak kaya akan unsur - unsur hara dan nutrisi.
Banyak bagian tumbuhan yang bisa di gunakan sebagai obat, diantaranya adalah bagian buah, batang, daun dan akar atau umbi. Oleh karena pentingnya tanaman obat-obat tersebut maka perlu kita pelajari dengan baik sehingga dapat berdaya guna bagi kita. Selain berguna untuk diri sendiri, juga dapat berguna bagi orang-orang sekitar kita yang membutuhkan obat-obat herbal yang berasal dari suatu tumbuhan. Dalam penggunaannya, bisa dengan cara diminum, ditempel atau  dihirup sehingga penggunaannya dapat memenuhi konsep kerja reseptor sel dalam menerima senyawa kimia atau rangsangan (Prawirohartono, 2007).
 Oleh sebab itu, penambahan informasi tentang penggunaan tumbuhan obat pada saat ini sangat penting, karena Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal dengan pengobatan tradisionalnya sejak dahulu kala yang dikenal dengan sebutan jamu. Sehingga kegiatan ini dilakukan untuk tetap menjaga kelestarian pengobatan tradisional dengan tumbuhan obat.

1.2         TUJUAN
1.    Untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan disekitar kawasan Bukit Tui, Kelurahan Koto Katiak, Kecamatan Padang Panjang Timur, Kota Padang Panjang, Provinsi Sumatera Barat.
2.    Untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan yang digunakan sebagai tumbuhan obat oleh masyarakat sekitar Kelurahan Koto Katiak, Kecamatan Padang Panjang Timur, Kota Padang Panjang, Provinsi Sumatera Barat.
3.    Untuk menambah daftar koleksi flora Sumatera, terutama bagian Sumatera Barat, khususnya daerah Padang Panjang.
4.    Untuk menambah ilmu pengetahuan tentang penggunaan dan pengolahan tanaman obat oleh masyarakat sekitar Kelurahan Koto Katiak, Kecamatan Padang Panjang Timur, Kota Padang Panjang, Provinsi Sumatera Barat.
5.    Untuk menambah wawasan tentang jenis-jenis tumbuhan dari berbagai family beserta morfologinya.
6.    Untuk mengetahui jenis tumbuhan yang hidup di sekitar perbukitan dengan iklim Padang Panjang.

1.3         MANFAAT
Adapun manfaat dari kuliah lapangan ini adalah sebagai berikut:         
1.    Mempraktekkan pengetahuan yang di dapatkan dalam  Mata Kuliah Morfologi dan Sistematika tumbuhan
2.    Memahami cara kerja lapangan dalam melakukan koleksi dan pembuatan sampel herbarium
Memahami pemanfaatan berbagai jenis tumbuhan terutama tumbuhan/tanaman obat yang di gunakan oleh masyarakat.

BAB II
PELAKSANAAN KULIAH LAPANGAN

2.1    Waktu dan tempat
Kegiatan kuliah lapangan dilaksanakan pada tanggal 26-28 Desember 2014 (Jum’at s/d Minggu) di Kawasan Bukit Tui, Kelurahan Koto Katiak, Kecamatan Padang Panjang Timur, Kota Padang Panjang, Provinsi Sumatera Barat. Kemudian dilanjutkan di Hebarium Universitas Andalas (ANDA) dan di kampus STIFI-YP.

2.2    Alat dan bahan
Pada saat kegiatan kuliah lapangan dilaksanakan, digunakan berbagai macam alat dan bahan. Adapun alat yang di gunakan adalah gunting tanaman, parang, label gantung, karet gelang, kamera,  plastik 2 kg, plastic 5 kg, karung plastik, alat tulis, spidol permanen, data sheet tumbuhan obat, kertas folio bergaris, kertas HVS, buku catatan lapangan, map famili, tali rafia, koran ukuran tabloid, lakban kuning besar, kardus, kertas monting, benang jagung, jarum jahit, label herbarium, lem bebas asam, dan oven, label gantung, sedangkan bahan yang di gunakan untuk kuliah lapangan ini adalah spiritus putih sebagai pengawet dan tumbuhan yang di koleksi.

2.3         Cara kerja
2.3.1   Di Lapangan
Ø Tumbuhan Koleksi Bebas
-       Potonglah ranting atau cabang atau cabut habit tumbuhan perdu yang berbunga atau berbuah dengan ukuran 40cm x 30m sebanyak 3 rangkap
-       Setelah diikat dengan karet gelang, gantungkan label lapangan dengan nomor koleksi yang berurutan untuk tiap-tiap jenis yang dikoleksi dan lakukan pencatatan karakter yang mungkin hilang
-       Untuk keamanan bunga atau buah, simpan dalam plastik 5 kg lalu masukkan dalam karung plastik untuk penyimpanan sementara.

Ø  Tumbuhan obat
-       Diskusi dan bertanya langsung dengan masyarakat sebagai responden
-       Mengisi DataSheet inventarisasi tumbuhan obat
-       Mendokumentasikan jenis tumbuhan yang disebutkan oleh responden (habit, bunga, buah)
-       Mengkoleksi jenis tumbuhan yang disebutkan oleh responden.

2.3.2   Di Herbarium dan Laboratorium
Ø Pengepresan :
-       Masukkan masing-masing sampel tumbuhan ke dalam koran dengan ditata sedemikian rupa dimana salah satu lembaran daunnya berada pada posisi terbalik
-       Tambahkan label gantung untuk sampel yang satu ikatan/bungkus dengan nomor koleksi yang sama
-       Lakukan identifikasi lapangan dan catat jenis-jenisnya
-       Ikat koran dengan tali rafia.
-       Tuangkan pengawet secukupnya (spesimen menjadi basah)
-       Tutup karung dengan melilitkan lakban dimana bungkusan spesimen tersebut sudah kedap udara.

Ø Pengeringan :
-       Keluarkan spesimen dari plastik karung, susun lembaran koran dengan potongan kardus dengan urutan kardus – koran – kardus – koran – kardus -........- kardus setinggi 30 cm
-       Ikat kumpulan kardus – koran tadi dengan mengepresnya sekuat mungkin
-       Masukkan ke dalam oven dengan suhu 50-60 oC selama 2x24 jam
-       Setelah kering, susun koran berdasarkan urutan nomor koleksi atau family.

Ø Penempelan/Penjahitan
-       Jahit bagian-bagian spesimen pada karton tik sehingga tampak tertata dengan baik dan tidak mudah lepas dengan menggunakan benang jagung dan jarum.

Ø Pelabelan
-       Tempelkan label herbarium di sudut kanan bawah dari spesimen yang sudah dijahitkan.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Jenis-Jenis Tumbuhan yang Ditemukan
Berdasarkan kuliah lapangan yang dilakukan di Kawasan Bukit Tui, Kelurahan Koto Katiak, Kecamatan Padang Panjang Timur, Kota Padang Panjang, Provinsi Sumatera Barat, didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Jenis-jenis tumbuhan yang didapatkan di Kawasan Bukit Tui, Kelurahan Koto Katiak, Kecamatan Padang Panjang Timur, Kota Padang Panjang, Provinsi Sumatera Barat, dengan metode koleksi bebas
No.
Family
Spesies 
No.Coll
Keterangan
1.
Asteraceae
Libadium sudinamense
SP – E2
Frutescens,
Daun tunggal, oposite,
Daun berbulu halus,Margin serrate
Bunga majemuk(spikelet), warna putih
2.
Asteraceae
Erygeron
SP - G1
Akar serabut,
Herbaceus,
Daun tunggal,
Bunga terminal, warna putih.
3.

Companulaceae
Isotoma longiflora
SP – X1
Herbaceus,
Daun tunggal, alternatus,
Margin spinose, Bunga axilar,
Buah tunggal.
4.
Cyperaceae
Cyperus sp
SP – Q1
Frutescens,
Triangularis,
Rectinervis,
Bunga majemuk (spikelet)
5.
Euphorbiaceae
Omelanthus polpuneus
SP – P3
Bergetah putih susu,
Frutescens,
Daun tunggal,
Alternatus
Bunga tunggal, terminalis.
6.
Euphorbiaceae
Mallotus paniculata
SP – U3
Frutescens,
Daun Ovate,
Bunga majemuk bulir, warna bunga coklat
7.
Euphorbiaceae
Omelanthus polpuneus
SP – P3
Frutescens,
Daun tunggal, alternate,
Daun Ovate,
Buah tunggal, warna buah hijau.
8.
Graminae /
Poaceae
Coixlarima jobi
SP - Z2
Calamus,
Daun tunggal, rectinervis,
Memiliki ligule,
Buah majemuk hijau,
9.
Graminae /
Poaceae
Panicum sp
SP – B3
Calamus,
Rectinervis,
Memiliki ligule.
10.
Graminae /
Poaceae
Temeda gigantea
SP – S1
Calamus,
Memiliki ligule,
Rectinervis,
Bunga majemuk (spikelet).
11.
Gesneriaceae
Cryshothemis pulchella
SP – H2
Herbaceus,
Daun tunggal, bawah ungu, atas hijau,
Margin Decusatus,
Bunga Racemoa, warna merah.
12.
Leguminoceae/
Fabaceae
Crotalaria verrucosa
SP – K3
Frutescens,
Daun tunggal, alternate,
Sircum Ovate,
Bunga majemuk bulir.
13.
Leguminoceae/
Fabaceae
Flemingia strobilifera
SP – A1
Frutescens,
Daun tunggal, alternate
Bunga racemosa, warna hijau.
14.
Malvaceae
Hibiscus malvaviscus
SP – L1
Arborescens, Memiliki epicalyx,
Daun tunggal, altenatus,
Bunga tunggal, terminal,warna merah,
Stamen monodelphous.
15.
Malvaceae
Albutilon avicennae
SP – L3
Frutescens,
Daun tunggal, Palminervis,
Basis Cordatus,
Bunga tunggal, axilar,
Buah hijau.
16.
Malvaceae
Hibiscus abelmoschus
SP – J2
Frutecens,
Daun tunggal, alternate,
Daun dan batang berbulu halus,
Palmati partitus,
Buah tunggal seperti belimbing.
17.
Piperaceae
Piper aduncum
SP – C1
Frutescens,
Daun tunggal, alternate,
Bunga untai bulir.
18.
Saurauiaceae /
Actinidiaceae
Saurauia sp
SP – R3
Frutescens,
Daun tunggal, alternatus,
Apex mucronalatus Buah hijau.
19.
Solanaceae
Cestrum nocturnum
SP – W1
Frutescens,
Daun tunggal, alternate, Ovate,
Stipula lateralis.
20.
Verbenaceae
Starcytarpheta indica
SP – S3
Frutescens,
Daun tunggal, oposite
Margin Serrate, Bunga tunggal, warna ungu.

Dari tabel 1 diatas, maka dapat diketahui bahwa kami mendapatkan 20 jenis tumbuhan dengan  12 famili. Spesies yang  banyak kami temukan berasal dari  family Euphorbiaceae, Graminae dan Malvaceae, yaitu masing-masing family didapatkan 3 jenis speies. Family kedua yang banyak ditemukan adalah Asteraceae dan Leguminosae. Dan family yang paling sedikit ditemukan adalah Cyperaceae, Companulaceae , Gesneriaceae, Piperaceae, Saurauiaceae, Solanaceae, dan Verbenaceae.
Pada laporan ini, kami akan membahas tumbuhan yang berasal dari family Malvaceae. Malvaceae merupakan family yang habitnya berupa terna atau semak-semak, jarang berupa pohon. Batang mempunyai serabut-serabut kulit, serta penutup permukaan organ-organ tertentu yang berupa rambut-rambut bintang atau sisik-sisik. Famili Malvaceae mempunyai ciri khas dari tumbuhannya yaitu bentuk bunganya seperti corong (Norfaizal, 2012).
Selain itu, Malvaceae juga mempunyai ciri-ciri seperti daun tunggal bertepi rata atau berlekuk beraneka ragam, bertulang menjari, duduk tersebar, mempunyai daun penumpu. Bunga besar, banci, aktinomorf, daun kelopak 4-5 sedikit banyak berlekatan dengan susunan seperti katup, seringkali dilengkapi dengan kelopak tambahan dengan kelopak tambahan (epicalyx). Daun mahkota 5, bebas satu sama lain, pada pangkal berlekatan. Benang sari banyak dengan tangkai sari berlekatan membentuk suatu kolom yang berongga. Bagian dasar bunga menonjol ke atas mendukung stamen dan putik, sehingga disebut ”androgynofor”. Bakal buah menumpang, buah kendaga atau buah berbelah. Biji mempunyai endosperm, lembaga lurus atau bengkok.
Tumbuhan family Malvaceae yang ditemukan adalah Abutilon Avicennae, Hibiscus Abelmoschus dan Hibisus Malvaviscus. Dan tumbuhan yang ditugaskan adalah Abutilon Avicennae dan Hibiscus Abelmoschus. Ciri-ciri dari tumbuhan itu yang menonjol adalah habitnya frutescens, tidak bergetah dan mempunyai epycalix.
Famili Euphorbiaceae merupakan keluarga dari tumbuh-tumbuhan yang sering juga hidup di sekitar pekarangan rumah. Family ini mempunyai ciri-ciri batangnya bergetah putih, tulang daun menjari, buah kendaga (memiliki 3 ruang yang masing-masing memiliki satu biji) Selain itu jumlah spesies dari famili tumbuhan ini juga banyak. Tumbuhan dari famili Euphorbiaceae sudah banyak diketahui manfaatnya oleh masyarakat. Contoh tumbuhan yang didapat adalah Omelanthus polpuneus, Mallotus paniculata dan Omelanthus polpuneus.
Family Graminae atau Poaceae merupakan family yang habitnya berupa herba atau berkayu. Batang cylindris, agak pipih atau persegi, berlobang atau massif, pada buku selalu massif dan kerapkali membesar (seperti bambu). Daun berbentuk pita dengan tulang daun sejajar . Daunnya melekat langsung pada batang, yaitu di tiap ruas batangnya. Bunganya berupa bulir dengan penyerbukan dibantu angin. Mempunyai ligula. Bakal buah beruang satu dan berbiji satu. Buahnya merupakan buah padi (caryopsis). Contoh tumbuhan yang ditemukan adalah Coixlarima jobi, Panicum sp dan Temeda gigantea. Ciri-cirinya tumbuhan ini adalah habitnya calamus, mempunyai ligula dan pertulangan daunnya sejajar.
Family Leguminosae atau Fabaceae merupakan family yang terpenting dan terbesar. Tumbuhan dengan family ini memiliki habit berupa herba, semak dan pohon. Tumbuhan ini merambat di seluruh dunia, terutama hutan hujan tropis. Adapun ciri-ciri umum dari famili Fabaceae ini adalah berdaun majemuk berpasangan atau berseling, terdapat daun penumpu. Bunga berkelamin 2 dalam karangan yang berbeda, kelopak bunga bersatu, mahkota umumnya berbentuk kupu-kupu dengan jumlah helaian 5. Buahnya berupa polong. Biji berkeping dua (dikotiledon).
Familia Asteraceae merupakan family yang paling maju diantara familia sebelumnya. Adapun kriteria familia ini anatar lain habitnya berupa herba, semak jarang berupa pohon, kadang-kadang dengan getah seperti susu. Daun berseling atau berhadapan, kadang-kadang berbagi sangat dalam hingga menyerupai daun majemuk. Bunga merupakan bunga cawan atau bongkol. Kelamin bunga biseksual atau uniseksual. Simetri aktinomorf atau zigomorf, berjumlah banyak atau sedikit dan tersusun pada involukrum (kapitulum ). Calyx termodifikasi menjadi pappus. Corolla berbentuk tabung. Tangkai sari bebas. Kepala sari berlekatan, berseling dengan taju-taju mahkota. Bakal buah tenggelam, beruang satu dengan satu bakal biji. Tangkai putik 1, kepala putik 2. Buahnya buah kurung atau buah batu. Famili ini mempunyai spesies yang banyak, sekitar 14.000 spesies dengan kurang lebih 1000 genus, tersebar ke seluruh dunia. Contoh tumbuhan yang ditemukan adalah  Libadium sudinamense dan Erygeron.Ciri-ciri yang menonjol adalah memiliki pappus.
Family Piperaceae merupakan family yang tumbuhannya paling sedikit ditemukan. Tumbuhannya berupa semak atau perdu, kerapkali memanjat dengan akar lekat, jarang pohon. Daun duduknya berbeda, tunggal, tepi rata, bertulang daun menyirip atau menjari, kerapkali berbau aromatis atau rasa pedas. Bunga kecil, dalam bulir, yang terakhir kadang-kadang keseluruhannya berbentuk payung; masing-masing dalam ketiak daun pelindung, tanpa perhiasan bunga, berkelamin 2 atau 1. Benang sari 1-10; ruang sari 2. Bakal buah beruang 1, kepala putik 1-5, duduk atau dengan tangkai putik yang pendek, buah buni berbiji 1. Genus ini mencapai 1000 spesies meliputi semak, tanaman merambat dan pohon yang ditemukan di daerah beriklim panas. Buah hijau kecil dan jika masak berubah menjadi merah. Jenis ini menyukai keadaan lembab, tanah kaya humus, dapat tumbuh di tempat terbuka atau naungan. Contoh tumbuhan yang didapat adalah Piper aduncum.
Family Companulaceae merupakan family yang tumbuhannya berupa terna, jarang  berkayu, sering mempunyai saluran-saluran getah atau kelenjar-kelenjar minyak. Daun tunggal, duduk berhadapan atau tersebar, kebanyakan tanpa daun penumpu. Bunga dalam rangkaian yang bersifat rasemos, dengan kecenderungan untuk pembentukan bungan cawan atau bongkol. Sebagian besar bunga berbilangan 5 dengan daun-daun mahkota yang berlekatan, aktinomorf atau zigomorf dengan benang sari 5 atau kurang dari 5 yang seringkali berlekatan satu dengan yang lain. Bakal buah hampir selalu tenggelam, beruang 1-5, tiap ruang dengan banyak atau 1 bakal biji, masing-masing dengan 1 integumen. Contoh tumbuhan yang didapat adalah Isotoma longiflora.
Family Solanaceae merupakan family dengan tumbuhan yang habitnya berupa perdu, jarang pohon. Daun tersebar atau berpasangan (tetapi tidak berhadapan), tunggal dan pertulangannya menyirip. Bunga beraturan, kadang-kadang zygomorph. Kelamin bunga bisexual, kadang-kadang unisexual. Dengan kelopak dan mahkota yang berdaun lekat. Mahkota bunga berbentuk corong atau terompet. Buah buni atau buah kotak (Isamas,2011). Tanaman ini juga disebut dengan terung-terungan. Contoh tumbuhan yang didapat adalah   Cestrum nocturnum.
Familia Verbenaceae merupakan familia yang habitnya berupa herba dan perdu. Daunnya tunggal tanpa stipula, letak daunnya berhadapan . Bunganya majemuk dengan simetri bunga aktinomorf dan kadang-kadang zygomorf, kelamin tumbuhan biseksual, mahkota berbentuk seperti bintang atau pentamer, sepal bersatu persisten , petal bersatu (epipetal). Contoh tumbuhan yang didapat adalah Starcytarpheta indica.
Family Saurauiaceae atau Actinidiaceae merupakan family yang tumbuhannya berupa herba. Daunnya tunggal, alternatus. Bunga tumbuh individualis, dengan posisi axilaris. Buahnya tipe beri. Contoh tumbuhan yang ditemukan adalah Saurauia sp.
Famili Gesneriaceae yang  didapat spesiesnya Cryshothemis pulchella adalah habitnya yang herbaceous. Daunnya tunggal, warna bagian bawah ungun dan bagian atas hijau. Bunganya majemuk racemosa, warnanya merah. Tumbuhan ini cocok untuk tumbuh didaerah tropis, dan memiliki curah hujan tinggi (Baltzer, 2005). Famili Gesneriaceae merupakan salah satu tumbuhan bawah yang  komposisinya sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti cahaya, kelembaban, pH tanah, tutupan tajuk dari pohon di sekitarnya, dan tingkat kompetisi dari masing-masing jenis.

3.2 Jenis-Jenis Tumbuhan Obat
Tabel 2. Jenis-jenis tumbuhan obat yang didapatkan di Kelurahan Ganting, Nagari Gunung Ganting, Kec. Padang Panjang Timur, Kab. Padang Panjang dengan metode kuisioner dan wawancara.

NO
NAMA
LOKAL
FAMILY
NAMA SPECIES
KHASIAT
CARA PENYAJIAN
1.
Sitawa sidingin
Crassulaceae
Kalanchoe pinnata
Obat  Demam
Daun seukupnya + kemiri 1bh, tumbuk, tempel pada kening
2.
Buah saus mudo
Sapotaceae
Achras zapota
Obat Mencret
Buah diris tipis + air hangat 1gelas, minum
3.
Jambu biji
Myrtaceae
Psidium guajava
Obat Mencret
10pucuk daun + 1gelas air, remas + garam secukupnya, minum
4.
Sirih merah
Piperaceae
Piper crocatum
Obat Sakit Gula
7helai daun+3gelas air, rebus hingga airnya tinggal 1gelas, minum
5.
Daun afrika
Acanthaceae
Strobilantes kormosana
Obat Sakit Gula
7helai daun+3gelas air, rebus hingga airnya tinggal 1gelas, minum
6.
Melur
Simarubaceae
Brucea Javanica
Obat Sakit Gula
Buah ditelan langsung seperti makan talet
7.
Daun insulin
Asteraceae
Blumea Sp
Obat Sakit Gula
Daunnya dilalap

8.
Binahong


Obat Maag
Daunnya dilalap
9.
Bungo rayo
Malvaceae
Hibiscus rosa-sinensis
Obat Panas Dalam
Daun 1genggam+2gelas air+garam/asam secukupnya, remas, saring, minum
10.
Kacang 7helai daun
Leguminosae
Phaseolus Sp
Obat Panas Dalam
Daun secukupnya+1gelas air, remas, saring, minum
11.
Kundua batang
Cucurbitaceae
Benincasa cuninghamii
Obat Panas Dalam
Buah (1) diparut, peras, minum airnya
12.
Sitapu
Euphorbiaceae
Claoksypolon polot
Obat melancarkan BAB
Daun direbus, lalu dilalap

Berdasarkan  tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa tumbuhan obat  yang kami dapatkan  sebanyak 12 species dengan 12 family yang berbeda, dimana ada 1species yang belum diketahui nama latinnya yaitu binahong. Dari survei yang telah kami lakukan, didapatkan ramuan-ramuan yang dapat digunakan untuk pengobatan, diantaranya  untuk obat demam, obat mencret, obat sakit gula, obat maag, obat panas dalam, serta obat melancarkan BAB. Tumbuhan obat  ini dapat ditemukan di pekarangan rumah warga. Tumbuhan spesies ini pada umumnya dibudayakan oleh penduduk setempat.
Pada ramuan obat demam ditemukan 1spesies dengan family Crassulaceae, yaitu Kalanchoe pinnata . Untuk ramuan obat  mencret ditemukan 2species  dengan family berbeda, yaitu Achras zapota dan Psidium guajava. Untuk ramuan obat sakit gula ditemukan  4species dengan family yang berbeda-beda, diantaranya Piper crocatum, Strobilantes kormosana, Brucea Javanica, Blumea S. Untuk ramuan obat  maag ditemukan 1 species  yaitu Binahong (belum diketahui nama latinnya). Untuk ramuan obat  panas dalam ditemukan 3 species  dengan family berbeda, yaitu Hibiscus rosa-sinensis, Phaseolus Sp, Benincasa cuninghami. Untuk ramuan obat  melancarkan BAB ditemukan 1 species  yaitu Claoksypolon polot.

3.3 Monograf
3.3.1 Abutilon Avicennae
Frutescens, 3-8 m. Batang: teres, tegak, sympodial, agak kasar, dan tidak bergetah. Daun: tidak lengkap, tunggal, alternates, sircumscriptio cordatus, nervatio penninervis, apex acuminate, basis cordate, margin serrate, permukaan licin, petiolus: warna hijau muda, panjang 2,5cm; lamina: panjang x lebar (16 cm x 8,5 cm). Bunga: tunggal, flos completus, flos axilaris, bisexual, calyx dan corolla berselingan; calyx: gamosephalus, warna hijau; corolla: polypetalus, actinomorphous, rosaceous, warna merah maron.
     Deskripsi di atas sesuai dengan spesimen-spesimen berikut: Provinsi Sumatera Barat,  Kota Padang Panjang, Kecamatan Padang Panjang Timur, Kelurahan Koto Katiak, Kawasan Bukit Tui, 26-28 Desember 2014, Nanda, Nilam, Dea SP-S-L3(ANDA, Fl.).
Penyebaran jenis                        Irian Jaya, Amerika Selatan
Lingkungan tempat tumbuh      : Dalam hutan primer hanya ditempat terbuka, dalam   hutan sekunder sering dibatuan gamping,dan lahan pamah hingga gunung.
Pengenalan jenis                                    : Frustescens, teres, batang tidak bergetah, tangkai daun warna hijau, warna bunga merah maron, mempunyai epialyx.

3.3.2 Hibiscus Abelmoschus
Frutescens, 3-8 m. Batang: teres, tegak, sympodial, berambut, dan tidak bergetah. Daun: tidak lengkap, tunggal, alternate, sircumscriptio cordatus, nervatio penninervis, apex caudatus, basis cordate, margin serrate, permukaan berbulu, petiolus: warna hijau muda, panjang 18,5cm; lamina: panjang x lebar (7,5 cm x 1,6 cm). Bunga: tunggal, flos completus, flos axilaris, bisexual, calyx dan corolla berselingan; calyx: polysephalus, warna hijau, corolla:gamopetalus, actinomorphous, warna putih.
     Deskripsi di atas sesuai dengan spesimen-spesimen berikut: Provinsi Sumatera Barat,  Kota Padang Panjang, Kecamatan Padang Panjang Timur, Kelurahan Koto Katiak, Kawasan Bukit Tui, 26-28 Desember 2014, Nanda, Nilam, Dea SP-S-J2(ANDA, Fl.).
Penyebaran jenis                        Philipina, Thailand, Inggris, Sulawesi Utara, Jawa
Lingkungan tempat tumbuh      : Dalam hutan primer hanya ditempat terbuka, dalam hutan sekunder sering dibatuan gamping,dan lahan pamah hingga gunung.
Pengenalan jenis                                    : Frustescens, teres, batang tidak bergetah, tangkai daun warna hijau, warna bunga putih, mempunyai epicalyx.




IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1     Kesimpulan       
Dari data yang kami peroleh setelah  melakukan kegiatan kuliah lapangan, dapat disimpulkan bahwa :
1.     Koleksi tumbuhan yang kami dapat sebanyak 20spesies dengan 12family.
2.     Family tumbuhan yang paling banyak ditemukan adalah Euphorbiaceae, Graminae (Poaceae) dan Malvacea.  Family kedua yang banyak kami butuhkan adalah Asteraceae dan Leguminosae. Dan family yang paling sedikit ditemukan adalah Companulaceae, Cyperaceae, Gesneriaceae, Piperaceae, Saurauiaceae, Solanaceae, Verbenaceae.
3.    Ternyata masyarakat Kel. Ganting, Nagari Gunung Ganting, Kec. Padang Panjang Timur, Kab. Padang Panjang masih menggunakan obat tradisional untuk mengobati penyakit yang ada.
4.    Tumbuhan obat yang kami dapat sebanyak 12species dengan family yang berbeda-beda.

4.2     Saran
Untuk melakukan kegiatan kuliah lapangan, disarankan agar memilih waktu dan lokasi yang tepat agar kegiatan Kuliah Lapangan ini dapat berjalan dengan baik. Karena lokasi akan menentukan jenis dan family tumbuhan yang akan kita dapat. Dan diharapkan kepada mahasiswa agar mempersiapkan mental dan fisik serta peralatan yang cukup. Selain itu, kita juga harus menjaga sikap, sopan dan santun  dalam bertindak dan berbicara, jangan sampai melakukan hal-hal yang dilarang agar terhindar dari kejadian yang tidak diinginkan.
  

DAFTAR PUSTAKA

Baltzer, J.L. 2005. Edaphic Specialization In Tropical Trees. Ecological Society Of America (86): 3063-3077.
Corner, E.J.H. dan K. Watanabe.1969. Ilustrated [fatmazahr1] Guide to Tropical Plants. Hirokawa Publishing Company. Tokyo.
Hernawati, P. Akhriadi,L.Suryani.2013. Penuntun Pratikum Morfologi dan Sistematika Tumbuhan STIFI-YP. Padang;Herbarium Universitas Andalas (ANDA)
Heyne, K. 1987. Tumbuhan berguna Indonesia II. Yayasan Sarana Wana      Jaya. Jakarta.
Kartasapoetra, G. 1998. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. Nineka Cipta. Jakarta.
Kebler, P. J.A. dan K, Sidiyasa. 1999.  Pohon-Pohon Hutan Kalimantan Timur. MOFEC-Tropenbos-Kalimantan Project. Kalimantan Timur.
Norfaizal, G.M. 2012. Leaf Anatomical Study Of Five Macaranga Species (Euphorbiaceae). Journal Tropical Agricultural and Science (2): 289-297.
Prawirohartono, S. 2007. Sains Biologi 3. Bumi Aksara. Jakarta.
Reuters, T. 2011. Biodiversity Assessment Of Mt. Banahaw de Dolores. Asian Journal Of Biodiversity (4): 23-45.
Suharno. 2007. Biologi Kelas XII. Erlangga. Jakarta.
Thakur. 2012. The Family Euphorbiaceae (Anatomical Conspectus). World    Journal Of  Science and Technology (6): 51-57.
Tjitrosoepomo, G. 1985. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.



Lamp. 1 Laporan Sementara Data Sheet Tumbuhan Obat

Lamp. 2 Foto-Foto Jenis Yang Ditugaskan
1.                            Abutilon Avicennae
   

2.                   Hibiscus Abelmoschus
Lamp. 3 Foto-Foto Diskusi Dengan Responden
Lampiran 4 Capture Altimeter