LAPORAN KULIAH LAPANGAN
MORFOLOGI SISTEMATIKA
TUMBUHAN
STUDI FLORORISITIK
JENIS-JENIS TUMBUHAN DI KELURAHAN KOTO
KATIEK , KECEMATAN PADANG PANJANG TIMUR, KOTAMADYA PADANG PANJANG, SUMATERA
BARAT
“FAMILY MELVACEAE”
OLEH: KELOMPOK I SHIFT II A
1. FATMA ZAHRA (1404045)
2. NADYA FITRI HANDAYANI (1404049)
3. SEPIA PEDA YANA (1404061)
4. ANNISA MULYA DESVALINA (1404083)
5. IHSANUL FAKHRUL (1404103)
DOSEN PEMBIMBING : Drs. HERNAWATI, M.Si
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
YAYASAN PERINTIS
PADANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunianya
kami dapat menyelesaikan laporan kuliah lapangan Morfologi Sistematika
Tumbuhan yang diadakan pada tanggal
19-21 Desember 2015 di Kelurahan Koto Katiek, Kecematan Padang Panjang Timur . Kotamadya
Padang Panjang, Sumatera Barat
Adapun
tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi persyaratan
ujian praktek Morfologi Sistematika Tumbuhan . Laporan ini membahas tentang
family melvaceae.
Dalam penulisan
laporan
ini penulis banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan keterbatasan ilmu
pengetahuan yang penulis miliki. Namun, berkat bimbingan dari berbagai pihak,
akhirnya laporan
ini dapat diselesaikan. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Drs. Hernawati, M.Si yang telah mengajar dan memberikan bimbingan dalam
menyelesaikan laporan ini.
2. Para asisten yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk membantu dalam kegiatan praktikum didalam
labolatorium, lapangan serta herbarium.
3. Orang
tua dan keluarga penulis yang telah memberikan dukungan, restu, dan motivasi
untuk memudahkan dan mengiringi langkah penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
4. Seluruh
teman-teman STIFI YP PADANG angkatan 2014 yang telah bekerja sama demi kelancaran kuliah lapangan ini
5. Semua
referensi baik media cetak maupun media elektronik.
Penulis
sadar,
sebagai
seorang yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan laporan ini
masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran yang bersifat positif guna penulisan laporan
yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Padang , Desember 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
BAB II : PELAKSANAAN
KULIAH LAPANGAN
2.1 Waktu dan Tempat
2.2 Alat dan Bahan
2.3 Cara kerja
2.3.1 Di Lapangan
2.3.2 Di Herbarium dan Laboratorium
BAB III : HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1 Jenis-Jenis Tumbuhan
yang Ditemukan
3.2 Jenis-Jenis Tumbuhan Obat
3.3 Monograf
3.3.1 Abutilon
Avicennae
3.3.2 Hibiscus Abelmoschus
BAB IV : PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Morfologi tumbuhan adalah ilmu
yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh luar tumbuhan. Morfologi tumbuhan
juga menguraikan tentang fungsi masing-masing bagian dari bentuk dan stuktur
serta susunan tumbuhan. Sedangkan sistematika adalah ilmu yang mempelajari
tentang taksonomi (penamaan, pertelaan, pengelompokkan) suatu makhluk hidup
dengan memperhatikan hubungan kekerabatan serta evolusinya.
Seiring dengan berjalannya waktu,
tentu saja evolusi yang
terjadi semakin pesat terhadap makhluk hidup, salah satunya tumbuhan. Dari
perkembangan zaman, akan ditemukan banyak sekali jenis-jenis tumbuhan yang ada
di permukaan bumi ini, terutama di sekitar daerah Sumatera Barat, khususnya di
Padang Panjang kawasan Bukit Tui, karena kami melakukan kegiatan kuliah
lapangan di daerah tersebut.
Tumbuhan yang ditemukan dari waktu
ke waktu tersebut tentu saja sudah diidentifikasi untuk kepentingan penelitian
maupun ilmu pengetahuan. Akan tetapi, tumbuhan tersebut dari waktu ke waktu
mengalami pertambahan jenis dan spesies akibat dari evolusi. Oleh sebab itu,
penelusuran lebih lanjut terhadap tumbuhan perlu dilakukan, terutama untuk
eksplorasi jenis baru maupun eksplorasi habitat yang sekiranya belum pernah
dikunjungi atau dijamahi.
Dari sekian banyak jenis-jenis
tumbuhan yang ada, sebagian besar terdapat di kawasan tropika basah, terutama hutan primer
yang sebagian besar menutupi daratan Indonesia. Hutan ini memiliki struktur
yang kompleks yang menciptakan lingkungan sedemikian rupa sehingga memungkinkan
beraneka ragam jenis dapat tumbuh di dalamnya. Dari sekian banyak jenis
tumbuhan yang ada, banyak terdapat di dalamnya jenis-jenis yang kisaran
ekologinya sama tetapi banyak pula yang berbeda. Jenis-jenis tertentu mempunyai
kisaran penyebaran yang luas dan menduduki berbagai macam habitat dan seirama
dengan itu pula jenis semacam ini biasanya mempunyai variabilitas genetika yang
tinggi (Suharno,
2007).
Sumatera, merupakan salah satu
pulau terbesar di Indonesia. Sumatera Barat merupakan kawasan yang kaya akan
berbagai jenis tumbuhan. Untuk penerapan ilmu teori dan praktikum dari mata kuliah
Morfologi Sistematika Tumbuhan, maka kita harus melakukan kuliah lapangan
dengan cara memilih suatu kawasan yang banyak memiliki berbagai macam jenis
tumbuhan sehingga dapat dilakukan identifikasi serta klasifikasi dari tumbuhan
guna menambah ilmu pengetahuan tentang berbagai jenis tumbuhan baik itu
tumbuhan obat maupun tumbuhan liar yang hidup di hutan.
Identifikasi dari suatu jenis
tumbuhan dapat dilakukan dengan cara melihat karakter morfologi dari organ
generatif dan organ vegetatif dari suatu tumbuhan sehingga kita dapat
mengklasifikasikan tumbuhan tersebut dengan tujuan dapat menentukan famili, genus dan nama
spesies dari tumbuhan tersebut.
Pemilihan hutan di kawasan Bukit
Tui daerah Padang Panjang, Kelurahan Koto Katiak, Kecamatan Padang Panjang
Timur, Provinsi Sumatera Barat didasari oleh daerah sekitar Bukit Tui tersebut
belum banyak dilakukan kegiatan
eksplorasi hutannya, atau dapat dikatakan hutan sekitaran bukit masih belum
terjamahi seluruhnya. Sehingga memungkinkan untuk mendapatkan koleksi tumbuhan
dengan jenis yang beraneka ragam.
Koleksi dilakukan dengan rute
perjalanan yang mendaki karena berada di kawasan bukit dengan ketinggian puncak
sampai 1125 m dpl (diatas permukaan laut). Selain itu, pemilihan tempat di
daerah sekitaran Bukit Tui juga didasari untuk mengetahui jenis tumbuhan atau
spesies tumbuhan yang hidup disekitar kawasan tersebut, sekaligus untuk
menambah daftar kelengkapan jenis tumbuhan di kawasan Padang Panjang, Sumatera
Barat.
Selain untuk menamabah koleksi,
kegiatan kuliah lapangan juga dilakukan untuk dapat menambah infomasi mengenai
tumbuhan obat yang masih dipergunakan oleh masyarakat sekitar dalam pengobatan
tradisionalnya.
Dapat diketahui bahwa pada saat
ini, kemajuan pengobatan terutama untuk pengobatan modern dengan obat-obatan
sintetik kimia sangat bekembang pesat, karena masyarakat pada saat ini lebih
mengutamakan prinsip praktis. Sehingga penggunaan tumbuhan obat sebagai pengobatan
kian tergeser dengan maraknya obat-obatan kimia saat ini.
Tumbuhan obat yang digunakan untuk pengobatan secara herbal
tidak memiliki aturan pemakaian yang pasti. Hal ini dikarenakan dosis
pemakaiannya biasanya di takar seperti untuk ramuan yang berasal dari
daun-daunan, dosis pemakaiannya seukuran sekepalan tangan pasien. Dosis ini di
percaya karena menurut para herbalis ukuran jantung manusia itu seukuran
sekepalan tangannya. Pada umumnya,
obat-obatan herbal itu tidak berakibat fatal karena komposisinya berasal
dari tanaman atau tumbuhan yang alami. Biasanya tanaman obat itu sering ditanam
di sekitar pekarangan rumah. Hal ini dikarenakan tanaman obat itu tidak terlalu
sulit untuk hidup di tempat yang tidak kaya akan
unsur - unsur hara dan
nutrisi.
Banyak bagian tumbuhan yang bisa di
gunakan sebagai obat, diantaranya adalah bagian buah, batang, daun dan akar
atau umbi. Oleh karena
pentingnya tanaman obat-obat tersebut maka perlu kita pelajari dengan baik
sehingga dapat berdaya guna bagi kita. Selain berguna untuk diri sendiri, juga dapat berguna bagi orang-orang
sekitar kita yang membutuhkan obat-obat herbal yang berasal dari suatu
tumbuhan. Dalam penggunaannya, bisa dengan cara
diminum, ditempel atau dihirup sehingga
penggunaannya dapat memenuhi konsep kerja reseptor sel dalam menerima senyawa
kimia atau rangsangan
(Prawirohartono, 2007).
Oleh sebab itu, penambahan informasi tentang
penggunaan tumbuhan obat pada saat ini sangat penting, karena Indonesia
merupakan salah satu negara yang terkenal dengan pengobatan tradisionalnya
sejak dahulu kala yang dikenal dengan sebutan jamu. Sehingga kegiatan ini
dilakukan untuk tetap menjaga kelestarian pengobatan tradisional dengan
tumbuhan obat.
1.2
TUJUAN
1. Untuk
mengetahui jenis-jenis tumbuhan disekitar kawasan Bukit Tui, Kelurahan Koto
Katiak, Kecamatan Padang Panjang Timur, Kota Padang Panjang, Provinsi Sumatera
Barat.
2. Untuk
mengetahui jenis-jenis tumbuhan yang digunakan sebagai tumbuhan obat oleh
masyarakat sekitar Kelurahan Koto Katiak, Kecamatan Padang Panjang Timur, Kota
Padang Panjang, Provinsi Sumatera Barat.
3. Untuk
menambah daftar koleksi flora Sumatera, terutama bagian Sumatera Barat,
khususnya daerah Padang Panjang.
4. Untuk
menambah ilmu pengetahuan tentang penggunaan dan pengolahan tanaman obat oleh
masyarakat sekitar Kelurahan Koto Katiak, Kecamatan Padang Panjang Timur, Kota
Padang Panjang, Provinsi Sumatera Barat.
5. Untuk
menambah wawasan tentang jenis-jenis tumbuhan dari berbagai family beserta
morfologinya.
6. Untuk
mengetahui jenis tumbuhan yang hidup di sekitar perbukitan dengan iklim Padang
Panjang.
1.3
MANFAAT
Adapun manfaat dari kuliah lapangan ini adalah sebagai berikut:
1. Mempraktekkan
pengetahuan yang di dapatkan dalam Mata
Kuliah Morfologi dan Sistematika tumbuhan
2. Memahami
cara kerja lapangan dalam melakukan koleksi dan pembuatan sampel herbarium
Memahami pemanfaatan
berbagai jenis tumbuhan terutama tumbuhan/tanaman obat yang di gunakan oleh
masyarakat.
BAB II
PELAKSANAAN KULIAH
LAPANGAN
2.1 Waktu dan tempat
Kegiatan
kuliah lapangan dilaksanakan pada tanggal 26-28 Desember 2014 (Jum’at s/d
Minggu) di Kawasan Bukit Tui, Kelurahan Koto Katiak, Kecamatan Padang Panjang
Timur, Kota Padang Panjang, Provinsi Sumatera Barat. Kemudian dilanjutkan di
Hebarium Universitas Andalas (ANDA) dan di kampus STIFI-YP.
2.2 Alat dan bahan
Pada
saat kegiatan kuliah lapangan dilaksanakan, digunakan berbagai macam alat dan
bahan. Adapun alat
yang di gunakan adalah gunting tanaman, parang, label gantung, karet gelang, kamera, plastik 2 kg, plastic 5 kg, karung plastik,
alat tulis, spidol permanen, data sheet tumbuhan obat, kertas folio
bergaris, kertas HVS, buku
catatan lapangan, map famili, tali rafia, koran
ukuran tabloid,
lakban kuning besar, kardus,
kertas monting,
benang jagung, jarum jahit, label herbarium, lem bebas asam, dan oven, label gantung, sedangkan bahan yang di gunakan
untuk kuliah lapangan ini adalah spiritus putih sebagai pengawet dan tumbuhan
yang di koleksi.
2.3
Cara
kerja
2.3.1
Di
Lapangan
Ø Tumbuhan Koleksi Bebas
- Potonglah
ranting atau cabang atau cabut habit tumbuhan perdu yang berbunga atau berbuah
dengan ukuran 40cm x 30m sebanyak 3 rangkap
- Setelah
diikat dengan karet gelang, gantungkan label lapangan dengan nomor koleksi yang
berurutan untuk tiap-tiap jenis yang dikoleksi dan lakukan pencatatan karakter
yang mungkin hilang
- Untuk
keamanan bunga atau buah, simpan dalam plastik 5 kg lalu masukkan dalam karung
plastik untuk penyimpanan sementara.
Ø Tumbuhan obat
- Diskusi
dan bertanya langsung dengan masyarakat sebagai responden
- Mengisi
DataSheet inventarisasi tumbuhan obat
- Mendokumentasikan
jenis tumbuhan yang disebutkan oleh responden (habit, bunga, buah)
- Mengkoleksi
jenis tumbuhan yang disebutkan oleh responden.
2.3.2
Di
Herbarium dan Laboratorium
Ø Pengepresan
:
- Masukkan
masing-masing sampel tumbuhan ke dalam koran dengan ditata sedemikian rupa
dimana salah satu lembaran daunnya berada pada posisi terbalik
- Tambahkan
label gantung untuk sampel yang satu ikatan/bungkus dengan nomor koleksi yang
sama
- Lakukan
identifikasi lapangan dan catat jenis-jenisnya
- Ikat
koran dengan tali rafia.
- Tuangkan
pengawet secukupnya (spesimen menjadi basah)
- Tutup
karung dengan melilitkan lakban dimana bungkusan spesimen tersebut sudah kedap
udara.
Ø Pengeringan
:
- Keluarkan
spesimen dari plastik karung, susun lembaran koran dengan potongan kardus
dengan urutan kardus – koran – kardus – koran – kardus -........- kardus
setinggi 30 cm
- Ikat
kumpulan kardus – koran tadi dengan mengepresnya sekuat mungkin
- Masukkan
ke dalam oven dengan suhu 50-60 oC selama 2x24 jam
- Setelah
kering, susun koran berdasarkan urutan nomor koleksi atau family.
Ø Penempelan/Penjahitan
- Jahit
bagian-bagian spesimen pada karton tik sehingga tampak tertata dengan baik dan
tidak mudah lepas dengan menggunakan benang jagung dan jarum.
Ø Pelabelan
- Tempelkan
label herbarium di sudut kanan bawah dari spesimen yang sudah dijahitkan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Jenis-Jenis Tumbuhan yang Ditemukan
Berdasarkan
kuliah lapangan yang dilakukan di Kawasan Bukit Tui, Kelurahan Koto Katiak,
Kecamatan Padang Panjang Timur, Kota Padang Panjang, Provinsi Sumatera Barat,
didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 1.
Jenis-jenis tumbuhan yang didapatkan di Kawasan Bukit
Tui, Kelurahan Koto Katiak, Kecamatan Padang Panjang Timur, Kota Padang
Panjang, Provinsi Sumatera Barat, dengan metode koleksi bebas
No.
|
Family
|
Spesies
|
No.Coll
|
Keterangan
|
1.
|
Asteraceae
|
Libadium
sudinamense
|
SP – E2
|
Frutescens,
Daun tunggal, oposite,
Daun berbulu halus,Margin serrate
Bunga majemuk(spikelet), warna putih
|
2.
|
Asteraceae
|
Erygeron
|
SP - G1
|
Akar serabut,
Herbaceus,
Daun tunggal,
Bunga terminal, warna putih.
|
3.
|
Companulaceae
|
Isotoma
longiflora
|
SP – X1
|
Herbaceus,
Daun tunggal, alternatus,
Margin spinose, Bunga axilar,
Buah tunggal.
|
4.
|
Cyperaceae
|
Cyperus
sp
|
SP – Q1
|
Frutescens,
Triangularis,
Rectinervis,
Bunga majemuk (spikelet)
|
5.
|
Euphorbiaceae
|
Omelanthus
polpuneus
|
SP – P3
|
Bergetah putih susu,
Frutescens,
Daun tunggal,
Alternatus
Bunga tunggal, terminalis.
|
6.
|
Euphorbiaceae
|
Mallotus
paniculata
|
SP – U3
|
Frutescens,
Daun Ovate,
Bunga majemuk bulir, warna bunga coklat
|
7.
|
Euphorbiaceae
|
Omelanthus
polpuneus
|
SP – P3
|
Frutescens,
Daun tunggal, alternate,
Daun Ovate,
Buah tunggal, warna buah hijau.
|
8.
|
Graminae /
Poaceae
|
Coixlarima
jobi
|
SP - Z2
|
Calamus,
Daun tunggal, rectinervis,
Memiliki ligule,
Buah majemuk hijau,
|
9.
|
Graminae /
Poaceae
|
Panicum
sp
|
SP – B3
|
Calamus,
Rectinervis,
Memiliki ligule.
|
10.
|
Graminae /
Poaceae
|
Temeda
gigantea
|
SP – S1
|
Calamus,
Memiliki ligule,
Rectinervis,
Bunga majemuk (spikelet).
|
11.
|
Gesneriaceae
|
Cryshothemis
pulchella
|
SP – H2
|
Herbaceus,
Daun tunggal, bawah ungu, atas hijau,
Margin Decusatus,
Bunga Racemoa, warna merah.
|
12.
|
Leguminoceae/
Fabaceae
|
Crotalaria
verrucosa
|
SP – K3
|
Frutescens,
Daun tunggal, alternate,
Sircum Ovate,
Bunga majemuk bulir.
|
13.
|
Leguminoceae/
Fabaceae
|
Flemingia
strobilifera
|
SP – A1
|
Frutescens,
Daun tunggal, alternate
Bunga racemosa, warna hijau.
|
14.
|
Malvaceae
|
Hibiscus
malvaviscus
|
SP – L1
|
Arborescens, Memiliki epicalyx,
Daun tunggal, altenatus,
Bunga tunggal, terminal,warna merah,
Stamen monodelphous.
|
15.
|
Malvaceae
|
Albutilon
avicennae
|
SP – L3
|
Frutescens,
Daun tunggal, Palminervis,
Basis Cordatus,
Bunga tunggal, axilar,
Buah hijau.
|
16.
|
Malvaceae
|
Hibiscus
abelmoschus
|
SP – J2
|
Frutecens,
Daun tunggal, alternate,
Daun dan batang berbulu halus,
Palmati partitus,
Buah tunggal seperti belimbing.
|
17.
|
Piperaceae
|
Piper aduncum
|
SP – C1
|
Frutescens,
Daun tunggal, alternate,
Bunga untai bulir.
|
18.
|
Saurauiaceae /
Actinidiaceae
|
Saurauia sp
|
SP – R3
|
Frutescens,
Daun tunggal, alternatus,
Apex mucronalatus Buah hijau.
|
19.
|
Solanaceae
|
Cestrum
nocturnum
|
SP – W1
|
Frutescens,
Daun tunggal, alternate, Ovate,
Stipula lateralis.
|
20.
|
Verbenaceae
|
Starcytarpheta
indica
|
SP – S3
|
Frutescens,
Daun tunggal, oposite
Margin Serrate, Bunga tunggal, warna ungu.
|
Dari tabel 1 diatas, maka dapat
diketahui bahwa kami mendapatkan 20 jenis tumbuhan dengan 12 famili. Spesies yang banyak kami temukan berasal dari family Euphorbiaceae, Graminae dan Malvaceae,
yaitu masing-masing family didapatkan 3 jenis speies. Family kedua yang banyak
ditemukan adalah Asteraceae dan Leguminosae. Dan family yang paling sedikit
ditemukan adalah Cyperaceae, Companulaceae , Gesneriaceae, Piperaceae,
Saurauiaceae, Solanaceae, dan Verbenaceae.
Pada laporan ini, kami akan
membahas tumbuhan yang berasal dari family Malvaceae. Malvaceae merupakan family yang habitnya
berupa terna atau semak-semak, jarang berupa pohon. Batang mempunyai
serabut-serabut kulit, serta penutup permukaan organ-organ tertentu yang berupa
rambut-rambut bintang atau sisik-sisik. Famili Malvaceae mempunyai ciri khas dari
tumbuhannya yaitu bentuk bunganya seperti corong (Norfaizal, 2012).
Selain itu, Malvaceae juga mempunyai ciri-ciri seperti
daun tunggal bertepi rata atau berlekuk beraneka ragam, bertulang menjari,
duduk tersebar, mempunyai daun penumpu. Bunga besar, banci, aktinomorf, daun
kelopak 4-5 sedikit banyak berlekatan dengan susunan seperti katup, seringkali
dilengkapi dengan kelopak tambahan dengan kelopak tambahan (epicalyx). Daun mahkota
5, bebas satu sama lain, pada pangkal berlekatan. Benang sari banyak dengan tangkai
sari berlekatan membentuk suatu kolom yang berongga. Bagian dasar bunga menonjol ke atas
mendukung stamen dan putik, sehingga disebut ”androgynofor”.
Bakal buah menumpang, buah kendaga atau buah berbelah. Biji
mempunyai endosperm, lembaga lurus atau bengkok.
Tumbuhan family Malvaceae yang ditemukan adalah Abutilon Avicennae, Hibiscus Abelmoschus dan
Hibisus Malvaviscus. Dan tumbuhan yang ditugaskan adalah Abutilon Avicennae dan Hibiscus Abelmoschus.
Ciri-ciri dari tumbuhan itu yang menonjol adalah habitnya frutescens, tidak
bergetah dan mempunyai epycalix.
Famili
Euphorbiaceae merupakan keluarga dari tumbuh-tumbuhan yang sering juga hidup di
sekitar pekarangan rumah. Family ini mempunyai
ciri-ciri batangnya bergetah putih, tulang daun menjari, buah kendaga (memiliki
3 ruang yang masing-masing memiliki satu biji) Selain itu jumlah spesies dari famili tumbuhan ini
juga banyak. Tumbuhan dari famili Euphorbiaceae sudah banyak diketahui
manfaatnya oleh masyarakat. Contoh tumbuhan yang
didapat adalah Omelanthus polpuneus, Mallotus paniculata dan Omelanthus polpuneus.
Family Graminae atau Poaceae merupakan family yang
habitnya berupa herba atau berkayu. Batang cylindris, agak pipih atau persegi,
berlobang atau massif, pada buku selalu massif dan kerapkali membesar (seperti
bambu). Daun berbentuk pita dengan tulang daun sejajar . Daunnya melekat
langsung pada batang, yaitu di tiap ruas batangnya. Bunganya berupa bulir
dengan penyerbukan dibantu angin. Mempunyai ligula. Bakal buah beruang satu dan
berbiji satu. Buahnya merupakan buah padi (caryopsis). Contoh tumbuhan yang
ditemukan adalah Coixlarima
jobi, Panicum
sp dan Temeda gigantea. Ciri-cirinya tumbuhan ini adalah habitnya calamus,
mempunyai ligula dan pertulangan daunnya sejajar.
Family Leguminosae atau Fabaceae merupakan family yang
terpenting dan terbesar. Tumbuhan dengan family ini memiliki habit berupa
herba, semak dan pohon. Tumbuhan ini merambat di seluruh dunia, terutama hutan
hujan tropis. Adapun ciri-ciri umum dari famili Fabaceae ini adalah berdaun
majemuk berpasangan atau berseling, terdapat daun penumpu.
Bunga
berkelamin 2 dalam karangan yang berbeda, kelopak bunga bersatu, mahkota
umumnya berbentuk kupu-kupu dengan jumlah helaian 5.
Buahnya
berupa polong. Biji berkeping dua
(dikotiledon).
Familia Asteraceae merupakan family yang paling maju
diantara familia sebelumnya. Adapun kriteria familia ini anatar lain habitnya
berupa herba, semak jarang berupa pohon, kadang-kadang dengan getah seperti
susu. Daun berseling atau berhadapan, kadang-kadang berbagi sangat dalam hingga
menyerupai daun majemuk. Bunga merupakan bunga cawan atau bongkol. Kelamin
bunga biseksual atau uniseksual. Simetri aktinomorf atau zigomorf, berjumlah
banyak atau sedikit dan tersusun pada involukrum (kapitulum ). Calyx
termodifikasi menjadi pappus. Corolla berbentuk tabung. Tangkai sari bebas.
Kepala sari berlekatan, berseling dengan taju-taju mahkota. Bakal buah
tenggelam, beruang satu dengan satu bakal biji. Tangkai putik 1, kepala putik
2. Buahnya buah kurung atau buah batu. Famili ini
mempunyai spesies yang banyak, sekitar 14.000 spesies dengan kurang lebih 1000
genus, tersebar ke seluruh dunia. Contoh tumbuhan yang ditemukan adalah Libadium
sudinamense dan Erygeron.Ciri-ciri
yang menonjol adalah memiliki pappus.
Family Piperaceae merupakan family yang tumbuhannya
paling sedikit ditemukan. Tumbuhannya berupa semak
atau perdu, kerapkali memanjat dengan akar lekat, jarang pohon. Daun duduknya
berbeda, tunggal, tepi rata, bertulang daun menyirip atau menjari, kerapkali
berbau aromatis atau rasa pedas. Bunga kecil, dalam bulir, yang terakhir
kadang-kadang keseluruhannya berbentuk payung; masing-masing dalam ketiak daun
pelindung, tanpa perhiasan bunga, berkelamin 2 atau 1. Benang sari 1-10; ruang
sari 2. Bakal buah beruang 1, kepala putik 1-5, duduk atau dengan tangkai putik
yang pendek, buah buni berbiji 1. Genus ini mencapai 1000 spesies meliputi
semak, tanaman merambat dan pohon yang ditemukan di daerah beriklim panas. Buah
hijau kecil dan jika masak berubah menjadi merah. Jenis ini menyukai keadaan
lembab, tanah kaya humus, dapat tumbuh di tempat terbuka atau naungan. Contoh
tumbuhan yang didapat adalah Piper
aduncum.
Family Companulaceae merupakan family yang tumbuhannya
berupa terna, jarang berkayu, sering mempunyai saluran-saluran
getah atau kelenjar-kelenjar minyak. Daun
tunggal, duduk berhadapan atau tersebar, kebanyakan tanpa daun penumpu. Bunga
dalam rangkaian yang bersifat rasemos, dengan kecenderungan untuk pembentukan
bungan cawan atau bongkol. Sebagian
besar bunga berbilangan 5 dengan daun-daun mahkota yang berlekatan, aktinomorf
atau zigomorf dengan benang sari 5 atau kurang dari 5 yang seringkali
berlekatan satu dengan yang lain. Bakal
buah hampir selalu tenggelam, beruang 1-5, tiap ruang dengan banyak atau 1
bakal biji, masing-masing dengan 1 integumen. Contoh tumbuhan yang didapat
adalah Isotoma
longiflora.
Family Solanaceae merupakan family dengan tumbuhan
yang habitnya berupa perdu, jarang pohon. Daun tersebar atau berpasangan (tetapi tidak berhadapan), tunggal dan pertulangannya menyirip. Bunga beraturan,
kadang-kadang zygomorph. Kelamin
bunga bisexual, kadang-kadang unisexual.
Dengan kelopak dan mahkota yang berdaun lekat. Mahkota bunga berbentuk corong atau terompet. Buah buni atau buah kotak (Isamas,2011). Tanaman ini juga disebut dengan terung-terungan. Contoh
tumbuhan yang didapat adalah Cestrum nocturnum.
Familia Verbenaceae merupakan familia yang habitnya
berupa herba dan perdu. Daunnya tunggal tanpa stipula, letak daunnya berhadapan
. Bunganya majemuk dengan simetri bunga aktinomorf dan kadang-kadang zygomorf,
kelamin tumbuhan biseksual, mahkota berbentuk seperti bintang atau pentamer,
sepal bersatu persisten , petal bersatu (epipetal). Contoh tumbuhan yang
didapat adalah Starcytarpheta
indica.
Family Saurauiaceae atau
Actinidiaceae merupakan family yang tumbuhannya berupa herba. Daunnya tunggal,
alternatus. Bunga tumbuh individualis, dengan posisi axilaris. Buahnya tipe
beri. Contoh tumbuhan yang ditemukan adalah Saurauia
sp.
Famili Gesneriaceae yang didapat spesiesnya Cryshothemis pulchella adalah habitnya yang
herbaceous.
Daunnya tunggal, warna bagian bawah ungun dan bagian atas hijau. Bunganya majemuk racemosa, warnanya merah. Tumbuhan ini cocok untuk
tumbuh didaerah tropis, dan memiliki curah hujan tinggi (Baltzer, 2005). Famili Gesneriaceae
merupakan salah satu tumbuhan bawah yang
komposisinya
sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti cahaya, kelembaban, pH tanah,
tutupan tajuk dari pohon di sekitarnya, dan tingkat kompetisi dari masing-masing jenis.
3.2
Jenis-Jenis Tumbuhan Obat
Tabel 2.
Jenis-jenis tumbuhan obat yang didapatkan di Kelurahan
Ganting, Nagari
Gunung Ganting, Kec. Padang
Panjang Timur, Kab. Padang
Panjang dengan metode
kuisioner dan wawancara.
NO
|
NAMA
LOKAL
|
FAMILY
|
NAMA SPECIES
|
KHASIAT
|
CARA PENYAJIAN
|
1.
|
Sitawa
sidingin
|
Crassulaceae
|
Kalanchoe pinnata
|
Obat Demam
|
Daun
seukupnya + kemiri 1bh, tumbuk, tempel pada kening
|
2.
|
Buah saus mudo
|
Sapotaceae
|
Achras
zapota
|
Obat Mencret
|
Buah
diris tipis + air hangat 1gelas, minum
|
3.
|
Jambu
biji
|
Myrtaceae
|
Psidium guajava
|
Obat
Mencret
|
10pucuk
daun + 1gelas air, remas + garam secukupnya, minum
|
4.
|
Sirih
merah
|
Piperaceae
|
Piper crocatum
|
Obat
Sakit Gula
|
7helai
daun+3gelas air, rebus hingga airnya tinggal 1gelas, minum
|
5.
|
Daun
afrika
|
Acanthaceae
|
Strobilantes
kormosana
|
Obat
Sakit Gula
|
7helai
daun+3gelas air, rebus hingga airnya tinggal 1gelas, minum
|
6.
|
Melur
|
Simarubaceae
|
Brucea Javanica
|
Obat
Sakit Gula
|
Buah
ditelan langsung seperti makan talet
|
7.
|
Daun
insulin
|
Asteraceae
|
Blumea Sp
|
Obat
Sakit Gula
|
Daunnya
dilalap
|
8.
|
Binahong
|
Obat
Maag
|
Daunnya
dilalap
|
||
9.
|
Bungo
rayo
|
Malvaceae
|
Hibiscus
rosa-sinensis
|
Obat
Panas Dalam
|
Daun
1genggam+2gelas air+garam/asam secukupnya, remas, saring, minum
|
10.
|
Kacang
7helai daun
|
Leguminosae
|
Phaseolus Sp
|
Obat
Panas Dalam
|
Daun
secukupnya+1gelas air, remas, saring, minum
|
11.
|
Kundua
batang
|
Cucurbitaceae
|
Benincasa cuninghamii
|
Obat
Panas Dalam
|
Buah
(1) diparut, peras, minum airnya
|
12.
|
Sitapu
|
Euphorbiaceae
|
Claoksypolon polot
|
Obat
melancarkan BAB
|
Daun
direbus, lalu dilalap
|
Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa
tumbuhan obat yang kami dapatkan sebanyak
12 species dengan 12 family yang berbeda, dimana ada 1species yang belum
diketahui nama latinnya yaitu binahong. Dari survei yang telah kami lakukan,
didapatkan ramuan-ramuan yang dapat digunakan untuk pengobatan,
diantaranya untuk obat demam, obat
mencret, obat sakit gula, obat maag, obat panas dalam, serta obat melancarkan
BAB. Tumbuhan obat ini dapat ditemukan di pekarangan rumah warga. Tumbuhan spesies ini pada umumnya
dibudayakan oleh penduduk setempat.
Pada ramuan obat demam ditemukan
1spesies dengan family Crassulaceae, yaitu Kalanchoe
pinnata . Untuk ramuan obat mencret
ditemukan 2species dengan family
berbeda, yaitu Achras
zapota dan Psidium
guajava. Untuk ramuan obat
sakit gula ditemukan 4species dengan
family yang berbeda-beda, diantaranya Piper
crocatum, Strobilantes
kormosana, Brucea
Javanica, Blumea
S. Untuk ramuan obat maag ditemukan 1 species yaitu Binahong (belum diketahui nama
latinnya). Untuk ramuan obat panas dalam ditemukan 3 species dengan family berbeda, yaitu Hibiscus rosa-sinensis, Phaseolus
Sp, Benincasa
cuninghami. Untuk ramuan
obat melancarkan BAB ditemukan 1
species yaitu Claoksypolon polot.
3.3
Monograf
3.3.1
Abutilon Avicennae
Frutescens, 3-8 m. Batang: teres,
tegak,
sympodial, agak
kasar, dan tidak
bergetah. Daun: tidak
lengkap, tunggal, alternates, sircumscriptio
cordatus, nervatio penninervis, apex acuminate, basis cordate, margin serrate,
permukaan licin, petiolus:
warna hijau muda, panjang 2,5cm; lamina: panjang x lebar (16 cm x 8,5 cm). Bunga: tunggal, flos completus, flos axilaris, bisexual, calyx dan
corolla berselingan; calyx: gamosephalus, warna hijau; corolla: polypetalus,
actinomorphous, rosaceous, warna merah maron.
Deskripsi di atas sesuai dengan
spesimen-spesimen berikut: Provinsi Sumatera Barat,
Kota Padang Panjang, Kecamatan Padang
Panjang Timur, Kelurahan Koto Katiak, Kawasan Bukit Tui, 26-28 Desember 2014, Nanda, Nilam, Dea SP-S-L3(ANDA, Fl.).
Penyebaran jenis : Irian
Jaya, Amerika Selatan
Lingkungan
tempat tumbuh : Dalam hutan primer hanya ditempat terbuka, dalam hutan sekunder sering dibatuan gamping,dan lahan pamah hingga gunung.
Pengenalan jenis : Frustescens, teres, batang tidak bergetah, tangkai daun warna hijau, warna bunga merah maron,
mempunyai epialyx.
3.3.2
Hibiscus
Abelmoschus
Frutescens, 3-8 m. Batang: teres,
tegak,
sympodial, berambut, dan tidak bergetah. Daun: tidak lengkap, tunggal, alternate,
sircumscriptio cordatus, nervatio penninervis, apex caudatus, basis cordate,
margin serrate, permukaan berbulu, petiolus: warna hijau muda, panjang 18,5cm; lamina: panjang x lebar (7,5 cm x 1,6 cm). Bunga: tunggal, flos completus, flos axilaris, bisexual, calyx dan
corolla berselingan; calyx: polysephalus, warna hijau,
corolla:gamopetalus, actinomorphous,
warna putih.
Deskripsi di atas sesuai dengan
spesimen-spesimen berikut: Provinsi Sumatera Barat,
Kota Padang Panjang, Kecamatan Padang
Panjang Timur, Kelurahan Koto Katiak, Kawasan Bukit Tui, 26-28 Desember 2014, Nanda, Nilam, Dea SP-S-J2(ANDA, Fl.).
Penyebaran jenis : Philipina,
Thailand, Inggris, Sulawesi Utara, Jawa
Lingkungan
tempat tumbuh : Dalam hutan primer hanya ditempat terbuka, dalam
hutan sekunder sering dibatuan gamping,dan lahan pamah hingga gunung.
Pengenalan jenis :
Frustescens, teres, batang tidak bergetah, tangkai daun warna hijau, warna bunga putih, mempunyai
epicalyx.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari data yang kami peroleh
setelah melakukan kegiatan kuliah lapangan, dapat
disimpulkan bahwa :
1.
Koleksi tumbuhan yang kami dapat sebanyak 20spesies dengan 12family.
2. Family tumbuhan yang paling banyak ditemukan adalah
Euphorbiaceae, Graminae (Poaceae) dan Malvacea. Family kedua yang banyak
kami butuhkan adalah Asteraceae dan Leguminosae. Dan family yang paling sedikit
ditemukan adalah Companulaceae,
Cyperaceae, Gesneriaceae, Piperaceae, Saurauiaceae, Solanaceae, Verbenaceae.
3. Ternyata
masyarakat Kel. Ganting,
Nagari Gunung Ganting, Kec. Padang Panjang Timur, Kab. Padang Panjang masih
menggunakan obat tradisional untuk mengobati penyakit yang ada.
4. Tumbuhan
obat yang kami dapat sebanyak 12species dengan family yang berbeda-beda.
4.2 Saran
Untuk melakukan
kegiatan kuliah lapangan, disarankan
agar memilih waktu dan lokasi yang tepat agar kegiatan Kuliah Lapangan ini
dapat berjalan dengan baik. Karena lokasi akan menentukan jenis dan family
tumbuhan yang akan kita dapat. Dan diharapkan kepada mahasiswa agar mempersiapkan mental dan fisik serta peralatan yang cukup.
Selain itu, kita juga harus menjaga sikap, sopan dan santun dalam bertindak dan berbicara, jangan sampai
melakukan hal-hal yang dilarang agar terhindar dari kejadian yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Baltzer, J.L. 2005. Edaphic Specialization In Tropical
Trees. Ecological Society Of America
(86): 3063-3077.
Corner,
E.J.H. dan K. Watanabe.1969. Ilustrated [fatmazahr1] Guide to Tropical Plants. Hirokawa Publishing Company. Tokyo.
Hernawati, P. Akhriadi,L.Suryani.2013. Penuntun Pratikum Morfologi dan Sistematika Tumbuhan STIFI-YP. Padang;Herbarium
Universitas Andalas (ANDA)
Heyne, K. 1987.
Tumbuhan berguna Indonesia II. Yayasan Sarana Wana Jaya. Jakarta.
Kartasapoetra, G. 1998. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. Nineka Cipta. Jakarta.
Kebler, P. J.A. dan K, Sidiyasa. 1999. Pohon-Pohon
Hutan Kalimantan Timur. MOFEC-Tropenbos-Kalimantan Project. Kalimantan Timur.
Norfaizal, G.M. 2012. Leaf Anatomical Study Of Five
Macaranga Species (Euphorbiaceae). Journal
Tropical Agricultural and Science (2): 289-297.
Prawirohartono, S. 2007. Sains Biologi 3. Bumi Aksara. Jakarta.
Reuters, T.
2011. Biodiversity Assessment Of Mt. Banahaw de Dolores. Asian Journal Of Biodiversity (4): 23-45.
Suharno. 2007. Biologi Kelas XII. Erlangga. Jakarta.
Thakur.
2012. The Family Euphorbiaceae (Anatomical Conspectus). World Journal Of Science and Technology (6): 51-57.
Tjitrosoepomo,
G. 1985. Morfologi Tumbuhan. Gadjah
Mada University Press.
Yogyakarta.
Lamp.
1 Laporan Sementara Data Sheet Tumbuhan Obat
Lamp.
2 Foto-Foto Jenis Yang Ditugaskan
1. Abutilon
Avicennae
2. Hibiscus
Abelmoschus
Lamp. 3
Foto-Foto Diskusi Dengan Responden
Lampiran 4
Capture Altimeter