Thursday 24 September 2020

FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DAN KRIM KETOKONAZOL

Pada blog ini, untuk gambar dan bagan tidak dimasukkan, serta ada beberapa kalimat yang terpotong.

Untuk laporan lengkap, teman-teman bisa akses pada link berikut:

FORMULASI SEDIAAN OBAT FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DAN KRIM KETOKONAZOL


PENGEMBANGAN OBAT

A.    IDENTITAS OBAT (FI V, 2014: 998)

1

Nama Kimia

4’-Hidroksiasetanilida[103-90-2]

2

Nama Generik

Parasetamol (Aetaminophen)

3

Struktur molekul

4

Bobot molekul

151,16

5

Rumus molekul

C8H9NO2

6

Pemerian

Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa sedikit pahit

 

B.     SIFAT FISIKO KIMIA OBAT (FI V, 2014)

7

Titik lebur

168°-172° (FI V, 2015: 984)

8

pKa

9,38

9

Koefisien partisi

-

10

Kelarutan

Larut dalam air mendidih dan dalam Natrium hidroksida 1 N; mudah larut dalam etanol (FI V, 2015: 984)

11

Stabilitas

Terhidrolisis pada pH minimal 5-7, stabil dalam temperatur 45°C (dalam bentuk serbuk), relatif stabil terhadap oksidasi, menyerap uap air dalam jumlah tidak signifikan pada suhu 25°C dan kelembaban 90%.

12

Bentuk kristal/ amorf

Hablur

13

Lain-lainnya

-

 

C.    DATA FARMAKOKINETIKA (MIMS)

14

Absorpsi

Diabsorpsi setelah diberikan secara oral. Waktu puncak konsentrasi plasma: 10-60 menit.

15

Distribusi

Didistribusi kedalam jaringan tubuh. Dapat melewati plasenta dan masuk kedalam kelenjar susu. Ikatan protein plasma : 10-25%.

16

Metabolisme

Dimetabolisme didalam hati oleh konjugasi glukuronida dan asam sulfur. N-acetyl-p-benzoquinoneimine (NAPQI), merupakan metabolit minor yang dihasilkan oleh CYP2E1 dan CYP3A4 dimetabolisme melalui konjugasi dengan glutation didalam hati dan ginjal.

17

Ekskresi

Dikeluarkan melalui urin (<5%); 60-80% sebagai metabolit glukuronida dan 20-30% sebagai metabolit sulfat). Waktu paruh : 1-3 jam.

 

D.    DATA FARMAKODINAMIK

17

Indikasi

Analgetik, Anti piretik, Anti inflamasi (MIMS).

18

Mekanisme kerja

1.      Analgetik

Parasetamol menghambat analgetik melalui blokade periferal saraf nyeri.

2.      Anti Piretik

Menghambat regulasi suhu tubuh pada hipotalamus.

3.      Anti Inflamasi

Menghambat produksi prostaglandin (Neal, 2006).

19

Efek samping

Hepatoksisitas (jika penggunaan jangka panjang) (MIMS).

20

Mekanisme efek samping

Hepatoksisitas

Asetaminofen dimetabolisme membentuk glukuronida atau konjugasi sulfat oleh sitokrom P450 terutama CYP2E1. Dosis dimetabolisme oleh fungsi campuran sitokrom P450 sistem oksigenase, terutama CYP2E1. Metabolit ini normal terkonjugasi dengan glutathione, senyawa yang mengandung sulfihidril dalam hepatosit dan diekskresikan dalam urin sebagai konjugat merkapturat dalam jumlah <5%.

Pada dosis berlebih produksi metabolit meningkatmelebihi kemampuan glutation untuk mendetoksifikasi, se-hinggametabolit tersebut bereaksi dengan sel-sel hepar dan dapat menimbulkan nekrosissentro-lobuler (MIMS).

21

Kontra indikasi

Penyakit gagal hati dan hipersensitivitas terhadap obat (MIMS).

22

Interaksi

-          Menurunkan absorpsi kolestiramin

-          Menurunkan konsentrasi serum rifampisin dan beberapa obat antikonvulsan (seperti fenitoin, fenobarbital, karbamazepin, primidon)

-          Meningkatkan efek anti koagulan warfarin dan kumarin pada penggunaan jangka panjang

-          Meningkatkan absorpsi metoklopramid dan domperidon

-          Meningkatkan konsentrasi serum probenesid

-          Meningkatkan konsentrasi serum kloramfenikol (MIMS).

23

Posologi

Untuk dewasa : 3-4 x sehari @1-2 tablet

Untuk anak 6-12 tahun : 3-4 x sehari @½-1 tablet (MIMS).

 

E.       PRODUK KOMPETITOR

25

Merek

Panadol

26

Nama Pabrik

Frederick stearns & company / GlaxoSmithKline (GSK)

27

Bentuk Sediaan

Tablet

28

Kekuatan Sediaan

500 mg

29

Indikasi

Analgetik & antipiretik

30

Aturan Pakai

3-4 kali sehari 1-2 tab (500mg/tab)

31

Kemasan

Strip

32

Golongan Obat

B

KOMPOSISI

1 tab 700 mg

 

Fase dalam

Acetaminophen   500 mg

Amilum kering 10%

PVP  2%

Laktosa qs

Aquadest qs

 

Fase luar

Mg stearate 1%

Amilum kering 1%

Talk 25 mg

 

FORMULA

Nama Zat

% atau mg per unit

Fungsi

Acetaminophen

60%

Analgetik dan anti piretik

PVP

2%

Bahan pengikat

Laktosa

qs

Bahan pengisi

Amilum kering

10%

Bahan penghancur (desintegran)

Aquadest

qs

Zat pembasah

Talk

5%

Lubrikan, glidant

Mg stearate

2%

Lubrikan

 

 

 

 




















FASE DALAM (92%)

Dibuat sebanyak 100 tablet :

644 mg x 100 tablet = 64,4 gr

·         Parasetamol 500 mg

·         PVP 2%

·         Amilum kering 10 %

·         Laktosa qs

Fase dalam –  (PCT+PVP+Amilum kering)

= 64,4 gr – (50 gr+1,4 gr+7 gr)

= 6 gr

Aquadest digunakan sebanyak yang diperlukan sampai dapat dibuat granul

 

Jumlah tablet

= 98 tablet

FASE LUAR (8%)

·         Mg stearate 1%

·         Talkum 2%

·         Amilum 5%

 

 

PENGEMBANGAN METODE ANALISIS

A.    VALIDASI METODE

Menurut Kriswanto, dkk (2014), parameter validasi metode pada tablet parasetamol antara lain :

1.      Kecermatan (Akurasi)

Disiapkan larutan sampel dengan konsentrasi 500 ppm yang telah diukur dan diketahui kadarnya, serta dibuat larutan standar parasetamol dengan konsentrasi 500 ppm. Sebanyak 5 ml larutan standar parasetamol dimasukkan ke dalam labu takar 10 ml, kemudian ditambahkan dengan larutan sampel dengan konsentrasi 500 ppm, lalu diukur sebanyak 5 kali ulangan. Persen perolehan kembali dihitung dengan rumus :

Keterangan :

A : konsentrasi sampel + konsentrasi standar yang terukur

B : konsentrasi sampel

C : konsentrasi standar teoritis yang ditambahkan

 

2.      Keseksamaan (Presisi)

Dibuat larutan standar parasetamol dengan konsentrasi 500 ppm. Kemudian diukur dengan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) sebanyak 6 kali ulangan di hari yang sama. Presisi dinyatakan dalam Residual Standar Deviasi (RSD%) dengan menggunakan rumus :

 

 

3.      Linearitas

Dibuat larutan standar parasetamol dengan konsentrasi 100, 200, 300, 400 dan 500 ppm, kemudian larutan disuntikkan ke alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) pada kondisi yang telah ditentukan. Dari data pengukuran dibuat kurva kalibrasi dengan menggunakan persamaan garis regresi linear (y = a + bx) dimana a menyatakan intersep dan b adalah kemiringan garis dari deret larutan standar yang diukur. Linearitas kurva kalibrasi dilihat dari nilai koefisien korelasi (r).

 

4.      Selektivitas (Spesifisitas)

Selektivitas atau spesifisitas suatu metode adalah kemampuannya dengan hanya mengukur zat tertentu secara cermat dan saksama dengan adanya komponen lain yang kemungkinan dalam matriks sampel. Selektivitas seringkali dapat dinyatakan sebagai derajat penyimpangan metode yang dilakukan terhadap sampel yang mengandung bahan yang ditambahkan berupa cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, senyawa asing lainnya dan dibandingkan terhadap hasil analisis sampel yang tidak mengandung bahan lain yang ditambahkan.

 

5.      Batas deteksi dan batas kuantisasi

Persamaan linear yang diperoleh pada uji linearitas selanjutnya digunakan untuk menghitung batas deteksi dan kuantifikasi (LOD dan LOQ). LOD dan LOQ dihitung dari rerata kemiringan garis dan simpangan baku intersep kurva standar yang diperoleh dengan rumus:

Keterangan:

Q = LOD (batas deteksi) atau LOQ (batas kuantisasi)

k = 3 untuk batas deteksi atau 10 untuk batas kuantisasi

Sb = Simpangan baku respon analitik dari blanko

Sl = Arah garis linear (kepekaan arah) dari kurva antara respon terhadap konsentrasi = slope (b pada persamaan garis y=a+bx).

 

B.   METODE PENETAPAN KADAR ( FI V, 2014; 984)

Larutan baku Timbang saksama sejumlah Parasetamol BPFI, larutkan dalam air hingga kadar lebih kurang 12 μg per ml. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 120 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml, larutan dalam 10 ml metanol P, encerkan dengan air sampai tanda.Masukan 5,0 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai tanda dan campur. Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 244 nm, terhadap air sebagi blangko. Hitung jumlah dalam mg, asetaminofen,CHNO, dalam zat yang digunakan dengan rumus:

10 C (Au/As)

C adalah kadar Parasetamol BPFI dalam μg per ml

Larutan baku; AU dan AS berturut-turut adalah serapan Larutan uji dan Larutan baku.

 

No

Uraian

Etiket

Brosur

Kotak

1

Komposisi

Tablet Parasetamol 700 mg

Tablet Parasetamol 700 mg

Tablet Parasetamol 700 mg

2

Indikasi

Analgetik dan anti piretik

Analgetik dan anti piretik

Analgetik dan anti piretik

3

Cara penggunaan

Tablet diminum sesudah makan

Tablet diminum sesudah makan

Tablet diminum sesudah makan

4

Expire date

Januari 2024

-

Januari 2024

5

No bets

901001

-

901001

6

No registrasi

DBL1900100110A1

DBL1900100110A1

DBL1900100110A1

7

Logo obat

 

-

8

Tanda peringatan

-

-

-

9

HET

Rp 7.000,-

-

Rp 7.000,-

 









UJI STABILITAS

A.      ALAT DAN SAMPEL

Jenis

Uraian

Nama alat

Climatic Chumber

Jumlah sampel

Disesuaikan dengan kebutuhan

Sumber sampel

Tablet yang sudah dikemas (produk jadi)

 

B.       KONDISI UJI

Jenis

Uraian

Zona uji

IVB

Kapan dilakukan uji

Pengujiannya dilakukan setiap 3 bulan sekali pada tahun pertama dan setiap 6 bulan sekali pada tahun kedua. Pada tahun ketiga dan seterusnya, pengujian dilakukan setahun sekali

Lama uji

6 kali uji dalam 2 tahun pertama. Tahun ketiga di uji sekali setahun

Interval waktu uji

Pengujiannya dilakukan setiap 3 bulan sekali pada tahun pertama dan setiap 6 bulan sekali pada tahun kedua. Pada tahun ketiga dan seterusnya, pengujian dilakukan setahun sekali

Suhu

45-50°C

Kelembaban

Rh 75%

\

C.    CARA PENENTUAN UMUR SIMPAN (Martin, dkk., 1993)

Sejumlah obat parasetamol 500 mg dilakukan uji stabilitas dipercepat selama 6 bulan pada suhu 45°C, sehingga didapatkan data sebagai berikut :

Waktu (bulan)

Konsentrasi (mg)

Log C

1/C

0

323,74

2,510

0,00308

1

318,65

2,503

0,00314

2

317,41

2,501

0,00315

3

313,05

2,496

0,00319

4

298,07

2,474

0,00335

5

292,68

2,466

0,00342

6

302,65

2,480

0,00330


 bulan = 6 bulan

 UJI EKIVALENSI

 

A.    ALAT, SAMPEL DAN SUKARELAWAN

Jenis

Uraian

Nama alat

Disolution tester

Sampel uji

Obat Copy

Sampel pembanding

Obat Inovator

Sukarelawan (jumlah dan kriteria)

-

B.     KONDISI UJI

Jenis

Uraian

Rancangan uji

Membandingkan hasil disolusi obat inovator dengan obat yang akan di produksi.

Jarak minum obat uji dan obat pembanding

-

Titik pengambilan sampel

-

Lain-lain

-

C.    CARA PENENTUAN DISOLUSI TERBANDING (FI V, 2014)

1.      Penentuan panjang gelombang maksimum

Parasetamol baku dilarutkan dalam larutan dapar fosfat monobasa sehingga diperoleh konsentrasi larutan tertentu, kemudian dilakukan scanning panjang gelombang maksimum parasetamol dengan spektrofotometer UV. Panjang gelombang teoritis parasetamol pada spektrofotometer UV = 243 nm

2.      Pembuatan kurva baku

Buat seri larutan baku, kemudian diukur serapan parasetamol pada panjang gelombang maksimum yang didapat.

3.      Penetapan kadar baku yang terdisolusi

Masukkan 3 tablet parasetamol pada media disolusi yaitu 900 ml larutan dapar fosfat pH 5,8. Uji ini menggunakan alat disolusi tipe 2 dengan kecepatan 50 rpm. Ambil 5 ml cuplikan pada menit 10, 20 dan 30, setiap pengambilan cuplikan ditambahkan kedalamnya 5 ml larutan dapar fosfat. Kemudian diukur serapan dengan spektrofotometer UV dengan panjang gelombang maksimum yang didapatkan 243 nm dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 80% (Q) C8H9NO2 dari jumlah yang tertera dari etiket. Kemudian bandingkan disolusi parasetamol dari produk kompetitor.

Menurut Farmakope Indonesia edisi V (2014) dalam waktu 30 menit, kadar obat terdisolusi yaitu tidak kurang 80% dari jumlah yang tertera dalam etiket.

 

REGISTRASI OBAT

A.    IDENTITAS OBAT

Jenis

Uraian

Jenis registrasi

Obat baru

Kategori obat

Kategori II

Bentuk sediaan

Padat

Kekuatan sediaan

500 mg

Lama waktu registrasi

6 bulan (untuk 5 tahun)

B.     PENETAPAN NOMOR REGISTRASI

D

B

L

1

9

0

0

1

0

0

1

1

0

A

1

 

PROSES PENGOLAHAN

1.             Penimbangan bahan

Menimbang acetaminophen, PVP, laktosa, amilum kering, talk dan Mg stearate sesuai kebutuhan yang diinginkan.

2.             Granulasi basah

Acetaminophen ditambahkan PVP (bahan pengikat), laktosa (bahan pengisi), amilum kering, kemudian diaduk hingga homogen. Asetaminofen dibasahi dengan air (sebagai zat pembasah) secukupnya, hingga terbentuk massa kempal hancur. Kemudian diayak menggunakan pengayak yang cocok.

3.           Pengeringan

Granul yang terbentuk dikeringkan didalam aliran udara pada suhu tidak lebih dari 60°C. Granul yang telah kering, digranulasi kembali dan diayak menggunakan pengayak yang cocok untuk menghilangkan serbuk halus dan granul yang terlalu kecil.

4.             Penambahan Fase Luar

Granul kemudian ditambahkan Mg stearate dan talkum (sebagai lubrikan dan glidant), dicampur hingga merata. Lalu diaduk hingga homogen.

5.             Pencetakan Tablet

Campuran homogen tersebut kemudian dicetak menggunakan alat single punch.

 

 

PENGUJIAN MUTU FISIK (QC)

A.    JENIS PENGUJIAN

Nama uji 1

WAKTU HANCUR (FI V, 2014)

Jumlah sampel lengkap

6 tablet

Nama alat

Desintegrator

Kondisi uji

Cairan media dipanaskan pada 35-39°C, alat untuk menaik turunkan keranjang dalam cairan media pada frekuensi yang tetap antara 29 – 32 kali per menit. Volume cairan dalam wadah sedemikian sehingga pada titik tertinggi gerakan ke atas, kawat kasa berada paling sedikit 2,5 cm dari dasar wadah.

Prosedur lengkap

Dimasukkan 5 tablet ke dalam keranjang, turun-naikkan keranjang secara teratur 30 kali tiap menit dalam media air yang dihangatkan pada suhu370C±20C. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas kasa.

Persyaratan

Untuk tablet <15 menit

 

Nama uji 2

KEKERASAN (FI V, 2014)

Jumlah sampel lengkap

10 tablet

Nama alat

Hardness tester

Kondisi uji

Tablet utuh

Prosedur ringkas

Diambil 10 tablet lalu tablet diletakkan ditengah dan tegak lurus dengan plan penekan hardness tester, atur skala pada 0 setelah itu putar pelan pelan sampai tablet pecah

Persyaratan

4-8 kg/cm3

 

Nama uji 3

KERAPUHAN (FRIABILITAS) (FI V, 2014)

Jumlah sampel lengkap

 20 tablet

Nama alat

Friabilility tester

Kondisi uji

Tablet utuh, 25 putaran per menit (100rpm selama 4 menit)

Prosedur ringkas

a.         Bersihkan 20 tablet dari debu, kemudian ditimbang (W1 gram)

b.         Masukkan tablet ke dalam alat friability tester untuk diuji

c.         Alat diputar dengan kecepatan 50 rpm, selama 100 kali putaran

d.        Keluarkan tablet, bersihkan dari debu dan ditimbang kembali (W2 gram)

e.         Dihitung kehilangan bobot dalam persentase :

%Friabilitas = x100%

 

Persyaratan

Batas kerapuhan yang diperbolehkan maksimum : 0,8%

 

Nama uji 4

KESERAGAMAN UKURAN (FI V, 2014)

Jumlah sampel lengkap

20 tablet

Nama alat

Jangka Sorong dan Mikrometer Sekrup

Kondisi uji

Alat dikalibrasi (skala dibuat menjadi angka nol)

Prosedur ringkas

Sepuluh tablet diukur tebal dan diameternya menggunakan alat jangka sorong. Kemudian dicatat hasilnya.

Persyaratan

Kecuali dinyatakan lain diameter tablet tidak lebih dari tiga kali atau tidak kurang dari 11/3 kali tebal tablet.

 

Nama uji 5

KESERAGAMAN BOBOT (FI V, 2014)

Jumlah sampel lengkap

20 tablet

Nama alat

Timbangan analitik

Kondisi uji

Timbangan ditara terlebih dahulu, tablet utuh

Prosedur ringkas

1)      Ditimbang 20 tablet dan dihitung bobot rata - ratanya.

2)      Ditimbang satu per satu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata - rata lebih besar dari harga yang  ditetapkan pada kolom “A” dan tidak boleh ada satu tabletpun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata - rata lebih dari harga dalam kolom “B”.

3)      Jika perlu dapat diulang dengan 10 tablet dan tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata - rata yang ditetapkan dalam kolom “A” maupun kolom “B”.

 

 

 

Persyaratan

Bobot rata-rata tablet (mg)

Penyimpangan bobot rata-rata dalam %

A

B

25

15

30

26-150

10

20

151-300

7,5

15

>300

5

10

 

Nama uji 6

DISOLUSI (FI V, 2014)

Jumlah sampel lengkap

6 tablet

Nama alat

Disolution tester

Kondisi uji

Media disolusi : 900 ml Larutan dapar fosfat pH 5,8

Alat tipe 2 : 50 rpm

Waktu : 30 menit

Prosedur ringkas

a.       Masukkan sejumlah volume media disolusi yang tertera pada masing masing monografi ke wadah

b.      Pasang alat, biarkan media disolusi hingga suhu 37 °C ± 0,5 °C dan angkat termometer

c.       Masukan satu tablet ke dalam alat

Hilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan yang diuji dan segera jalankan alat pada laju kecepatan seperti tertera pada monografi.

Persyaratan

Tahap

Jumlah yang diuji

Kriteria Penerimaan

S1

6

Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q+5%

S2

6

Rata-rata dari 12 unit (S1+S2) adalah sama dengan atau lebih besar dari nilai Q dan tidak satu unit sediaan yang lebih kecil dari Q-15%

S3

12

Rata-rata dari 24 unit (S1+S2+S3) adalah sama dengan atau lebih besar dari nilai Q, tidak lebih dari dua unit sediaan yang lebih kecil dari Q-15% dan tidak satu unit pun yang lebih kecil dari Q-25%

 

PENGUJIAN MUTU KIMIA

Nama uji 1

Penetapan Kadar Zat Aktif (FI V, 2014)

Jumlah sampel lengkap

-

Nama alat

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

Kondisi uji

-

Prosedur ringkas

Suntikkan secara terpisah sejumlah volume yang sama (lebih kurang 10 µl) larutan baku dan larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram, ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, C8H9NO2, dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rumus.

Persyaratan

Tablet parasetamol mengandung parasetamol, C8H9NO2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

 

Nama uji 2

Keseragaman Kandungan

Jumlah sampel lengkap

-

Nama alat

-

Kondisi uji

-

Prosedur ringkas

-

Persyaratan

-


KESIMPULAN

Jenis

Uraian

Kesimpulan

Tablet parasetamol yang dibuat telah memenuhi syarat

Rekomendasi

-

Lain-lain

-


PENGEMBANGAN OBAT

A.    IDENTITAS OBAT (FI V, 2014; 636)

1

Nama Kimia

(±)cis-1-Asetil-4-[p-[[2(2,4-diklorofenil)-2-(imidazole-1-ilmetil-1,3dioksolan-4-il] metoksi]fenil]piperazina [65277-42-1]

2

Nama Generik

Ketokonazole

3

Struktur molekul

4

Bobot molekul

531.44 g/mol

5

Rumus molekul

C26H28Cl2N4O4

6

Pemerian

Berupa warna putih atau hampir serbuk putih

 

B.     SIFAT FISIKO KIMIA OBAT

7

Jarak lebur

Antara 148 dan 152o (FI V, 2014).

8

pKa

2,9 and 6,5 (Yahaya, 2014).

9

Koefisien partisi

4.0 (Yahaya, 2014).

10

Kelarutan

Praktis tidak larut dalam air, larut dalam metilen klorida, dan metanol (FI IV, 1995)

11

Stabilitas

Stabil dalam wadah tertutup dan terlindungi dari cahaya matahari

12

Bentuk kristal/ amorf

Amorf

13

Lain-lainnya

-


C.    DATA FARMAKOKINETIKA

14

Absorpsi

2% krim : pada pemakaian topikal, ketoconazole menguasai stratum korneum dan berikatan dengan stratum korneum dan stratum garnulosum lebih dari 16 jam

15

Distribusi

-

16

Metabolisme

-

17

Ekskresi

-

Fase minyak

D.    DATA FARMAKODINAMIK

17

Indikasi

Mengobati infeksi jamur pada kulit seperti : Pityriasis versicolor, Skin fungal, Seborrhoeic dermatitis (MIMS).

18

Mekanisme kerja

Ketokonazole adalah obat antifungal yang mengganggu sintesis ergosterol dan kemudian mengubah permebilitas dari membrane sel yang terinfeksi.

19

Efek samping

Iritasi, rasa terbakar, alergi, urticaria, angioedema, prutitus (MIMS).

20

Mekanisme efek samping

Timbulnya efek samping alergi dari ketokonazole biasanya terjadi pada pasien yang rentan akan mendapatkan kepekaan (hipersensitivitas) terhadap suatu bahan obat.

21

Kontra indikasi

Hipersensitivitas (MIMS).

22

Interaksi

-

23

Posologi

Pityriasis versicolor, Skin fungal 2% cream : oleskan pada daerah yang terinfeksi 1 kali sehari selama 2 minggu

Seborrhoeic dermatitis 2% ceram : oleskan pada daerah yang terinfeksi 2 kali sehari (MIMS).

 

E.       PRODUK KOMPETITOR

25

Merek

Zoralin

26

Nama Pabrik

Medikon prima laboratories

27

Bentuk Sediaan

Krim

28

Kekuatan Sediaan

2%

29

Indikasi

Mengatasi infeksi jamur pada kulit, seperti : kurap pada kaki atau selangkangan, panu, serta ketombe

30

Aturan Pakai

Sebelum dioleskan bersihkan dan keringkan bagian yang terkena, lalu dioleskan tipit-tipis 2-3 kali sehari sampai infeksi sembuh, untuk mencegah jamur tumbuh kembali. Apabila pemakaian zoralin cream tidak kunjung membaik setelah 4 minggu sebaiknya konsultasikan kembali kepada dokter.

31

Kemasan

Tube

32

Golongan Obat

Bebas Terbatas

KOMPOSISI

1 tube 10 g

 

Ketoconazole                    2%

TEA                                  2%

Metil paraben                    0,12%

Gliserin                             18%

Cera alba                           2%

Vaselin album                   25%

Aquadest                           ad 100%

 

 

FORMULA

Nama zat

% atau mg per unit

Fungsi

Ketoconazole

2%

Zat aktif

TEA

2%

Pengemulsi

Metil paraben

0,12%

Bahan pengawet

Gliserin

18%

Humektan

Cera alba

2%

Fase minyak

Vaselin album

25%

Fase minyak

Aquadest

ad 100

Fase air

  

 

 

 

PENGEMBANGAN METODE ANALISIS

A.    VALIDASI METODE

-

B.     METODE PENETAPAN KADAR

Timbang saksama lebih kurang 200 mg, larutkan dalam 40 mL asam asetat glasial P. titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara potensio metrik. Lakukan penetapan blangko.

1 mL asam perklorat 0,1 setara dengan 26,57 mg C26H28Cl2N4O4

PENGEMBANGAN KEMASAN

PENANDAAN PADA KEMASAN

No

Uraian

Etiket

Brosur

Kotak

1

Komposisi

Krim ketoconazole 2%

Krim ketoconazole 2%

Krim ketoconazole 2%

2

Indikasi

Mengobati infeksi jamur pada kulit

Mengobati infeksi jamur pada kulit

Mengobati infeksi jamur pada kulit

3

Cara penggunaan

Dioleskan tipis-tipis pada kulit yang terinfeksi sebanyak 2 kali sehari

Dioleskan tipis-tipis pada kulit yang terinfeksi sebanyak 2 kali sehari

Dioleskan tipis-tipis pada kulit yang terinfeksi sebanyak 2 kali sehari

4

Expire date

Januari 2024

-

Januari 2024

5

No bets

01192901

-

01192901

6

No registrasi

DTL 1900100129A1

DTL 1900100129A1

DTL 1900100129A1

7

Logo obat

 

-

8

Tanda peringatan

P no. 3

Awas! Obat Keras

Hanya untuk bagian luar badan

P no. 3

Awas! Obat Keras

Hanya untuk bagian luar badan

P no. 3

Awas! Obat Keras Hanya untuk bagian luar badan

9

HET

Rp.10.000,-

-

Rp.10.000,-

 

UJI STABILITAS

A.    ALAT DAN SAMPEL

Jenis

Uraian

Nama alat

Oven

Jumlah sampel

1 sampel

Sumber sampel

Krim yang belum dikemas

 

B.       KONDISI UJI

Jenis

Uraian

Zona uji

4B

Kapan dilakukan uji

Penyimpanan pada suhu 37°C - 45°C selama 3 bulan tanpa ada tanda ketidakstabilan menunjukkan bahwa produk stabil pada suhu kamar (25°C-30°C) selama kurang lebih 1 tahun, dengan menganggap bahwa reaksi yang terjadi pada suhu dinaikkan sama dengan reaksi yang terjadi pada suhu kamar.

Lama uji

1 tahun

Interval waktu uji

Januari – Maret

Suhu

45-50°C

Kelembaban

-

 

UJI EKIVALENSI

A.   ALAT, SAMPEL DAN SUKARELAWAN

Jenis

Uraian

Nama alat

-

Sampel uji

-

Sampel pembanding

-

Sukarelawan (jumlah dan kriteria)

-

B.   KONDISI UJI

Jenis

Uraian

Rancangan uji

-

Jarak minum obat uji dan obat pembanding

-

Titik pengambilan sampel

-

Lain-lain

-

C.   CARA PENENTUAN BIOEKIVALENSI

-

 

REGISTRASI OBAT

A.    IDENTITAS OBAT

Jenis

Uraian

Jenis registrasi

Obat baru

Kategori obat

2

Bentuk sediaan

½ padat

Kekuatan sediaan

2%

Lama waktu registrasi

6 bulan (untuk 5 tahun)

 

 

B.     PENETAPAN NOMOR REGISTRASI

D

T

L

1

9

9

0

1

0

0

1

2

9

A

1

 

PROSES PENGOLAHAN

Fase minyak

Cera alba dan vaselin album dimasukkan ke dalam cawan penguap, lalu dilebur diatas penangas air ( waterbath) pada suhu 500C.

Fase air

Gliserin dicampurkan kedalam TEA diaduk hingga homogen kemudian ditambahkan metil paraben yang telah dilarutkan dalam aquadest panas.

Pencampuran fase

Fase minyak dimasukkan kedalam lumping panas, kemudian dimasukkan ketokonazul, aduk hingga homogen, kemudian tambahkan fase air sedikit demi sedikit melalui dinding lumpang dan diaduk hingga homogen.

         

PENGUJIAN MUTU FISIK (QC)

A.    JENIS PENGUJIAN

Nama uji 1

ORGANOLEPTIS (FI V, 2014)

Warna

Putih

Bentuk

Setengah padat

Bau

Khas

Persyaratan

Lunak dan halus, berwarna putih

 

Nama uji 2

HOMOGENITAS (FI V, 2014)

Nama alat

Kaca objek

Prosedur ringkas

Uji homogenitas dilakukan dengan meletakkan sediaan diantara kaca objek atau bahan transparan lain yang cocok, kemudian diamati susunannya.

Persyaratan

Homogen

 

Nama uji 3

PENGUKURAN pH (FI V, 2014)

Nama alat

pH meter

Prosedur ringkas

Dengan cara mencelupkan stik pH meter yang sudah dikalibrasi dengan larutan buffer dengan pH 7,01 dan pH 4,01 kedalam sediaan krim yang sebelumnya telah dilarutkan dengan aquadest. Setelah tercelup dengan sempurna, ditunggu hingga layar pada pH meter menunjukkan angka yang stabil.

Persyaratan

4,5-6,5

 

Nama uji 4

UJI VISKOSITAS (FI V, 2014)

Nama alat

Viskometer Brookfield

Prosedur ringkas

Krim dimasukkan ke dalam gelas beaker, kemudian dipasang spindle ukuran 3 danrotor dijalankan dengan kecepatan 30 rpm. Catat hasil setelah viskometer menunjukkan angka yang stabil

Persyaratan

Semakin tinggi viskositas akan semakin besar tahanannya atau semakin kental

 

Nama uji 4

UKURAN PARTIKEL (FI V, 2014)

Nama alat

Mikroskop Optik

Prosedur ringkas

Krim dioleskan pada objek glass dan diamati dibawah mikroskop

Persyaratan

-

 

Nama uji 4

PENENTUAN TIPE KRIM (FI V, 2014)

Nama alat

-

Prosedur ringkas

Pengujian ini dilakukan dengan melarutkan sediaan krim dengan salah satu pelarut yaitu air atau minyak. Jika krim tipe M/A dilarutkan didalamair, maka krim akan terdispersi dalam media air. Tetapi jika dilarutkan dengan minyak, krim akan pecah, dimana air dan minyak tidak akan tercampur satu sama lain.

Persyaratan

Krim tipe M/A dalam air : terdispersi sempurna dalam pelarut air

Krim tipe M/A dalam minyak : tidak tercampur dalam pelarut minyak


PENGUJIAN MUTU KIMIA

Nama uji 1

Penetapan Kadar Zat Aktif

Jumlah sampel lengkap

-

Nama alat

-

Kondisi uji

-

Prosedur ringkas

-

Persyaratan

-

 

 

Nama uji 2

Keseragaman Kandungan

Jumlah sampel lengkap

-

Nama alat

-

Kondisi uji

-

Prosedur ringkas

-

Persyaratan

-


KESIMPULAN

Jenis

Uraian

Kesimpulan

Salep ketokonazol setelah dilakukan beberapa rangkaian pengujian, maka salep ketokonazol aman digunakan.

 

Rekomendasi

-

Lain-lain

-

 

DAFTAR PUSTAKA

Ani, Nur. 2016. Formulasi Tablet Paracetamol Secara Kempa Langsung dengan Menggunakan Variasi Konsentrasi Amilum Ubi Jalar (ipomea batatas Lamk.) Sebagai Penghancur. As-Syifaa, 8(2): 64-74.

Damayanti, S., S. Ibrahim., K. Firman., D.H. Tjahjono. 2003. Penetapan Secara Simultan Campuran Parasetamol dan Ibuprofen dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Indonesian Journal of Chemistry, 3(1): 9-13.

Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Ditjen POM.

Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Ditjen POM.

Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Majalah Ilmu Kefarmasian, 1(3): 117-135.

Kriswanto., A. Permanasari., S.S. Fatimah. 2014. Pengembangan dan Uji Validasi Metode Analisis Kadar Parasetamol dan Kafein dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Jurnal Sains dan Teknologi Kimia, 5(1): 51-59.

Leboe, Dwi Wahyuni., E. Wahyudin., T. Naid. 2015. Studi Bioekivalensi Amoksisilin Generik dan Dagang menggunakan Matriks Urin. JF FIK UINAM, 2(3): 121-127.

Martin, Alfred., J. Swarbrick., A. Cammarata. 1993. Farmasi Fisika: Dasar-Dasar Kimia Fisik dalam Ilmu Farmasetik. Jakarta: UI Press.

Mims Indonesia Online

Neal, M.J. 2015. At a Glance Farmakologi Medis Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Rowe, Raymond C., P.J. Sheskey., M.E. Quinn. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition. USA: Pharmaceutical Press.

Sari, Devia Permata., T.N.S. Sulaiman dan O.R. Mafruhah. 2013. Uji Disolusi Terbanding Tablet Metformin Hidroklorida Generik Berlogo dan Bermerek. Majalah Farmaseutik, 9(1): 254-258.

Sukandar, Elin Yulinah., R. Andrajati., J.I. Sigit., I.K. Adnyana., A.A.P. Setiadi., Kusnandar. 2008. Iso Farmakoterapi Edisi 1. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan.

Syahputri, Mimi V. 2006. Pemastian Mutu Obat: Kompendium Pedoman dan Bahan-Bahan Terkait Vol. 1. Jakarta: EGC.

Trihapsoro, Iwan. 2003. Dermatitis Kontak Alergi Pada Pasien Rawat Jalan di RSUP Haji Adam Malik Medan. Medan : USU Digital Library.

Yahaya, N., M.M. Sanag.i, H. Nur., W.A.W. Ibrahim., S. Kamaruzaman., H.Y.A. Enein. 2014. Solid-phase Membrane Tip Extraction Combined With Liquid Chromatography for The Determination of Azole Antifungal Drugs in Human Plasma. Journal of The Royal Society of Chemistry, 6, 3375-3381.