Monday, 22 February 2016

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR "OKSIDASI REDUKSI"

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
OKSIDASI REDUKSI

OLEH
NAMA            : FATMA ZAHRA
 NO BP :1404045

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
YAYASAN PERINTIS
PADANG

2016

OKSIDASI REDUKSI

I.                   TUJUAN PERCOBAAN
1.      Mengamati bilangan oksidasi unsur dalam senyawa ion
2.      Depat menulis persamaan reaksi oksidasi reduksi
3.      Menentukan deret elektromotif beberapa unsur

II.                TEORI
Senyawa yang terbentuk dari hasil reaksi dengan oksigen dinamakan oksida sehingga reaksi antara oksigen dengan suatu unsur dinamakan reaksi oksidasi. Kebalikan dari reaksi oksidasi dinamakan dengan reaksi reduksi dimana terjadi pelepasan oksigen. Dalam konsep redoks peritiwa pelepasan electron dinamakan oksidasi sedangkan peristiwa penerimaan electron dinamakan reduksi.contoh reaksi redoks adalah perkaratn pada besi , pada reaksi tersebut anam electron dilepaskan oleh dua atom besi dan diterima oleh tiga atom oksigen membentuk senyawa Fe2O3. Oleh karena itu peristiwa oksidasi selalu disertai peristiwa reduksi. Pada setiap persamaan reaksi masa dan muatan harus setara antara ruas kanan dan ruas kiri persamaan reaksi redoks tersebut memiliki muatan dan jumlah atom yang sama antara ruas sebelah kiiri dan sebelah kanan persamaan reaksi.
Dalam reaksi redoks pereaksi yang dapat mengoksidasi pereaksi lain dinamakan zat pengoksidasi atau oksidator. Sebaliknya zat yang dapat mereduksi zat lain dinamakan zat pereduksi atau reduktor. Oksidasi dan reduksi merujuk pada perubahan bilangan oksidasi karena transfer electron yang sebenarnya tidak akan selalu terjadi, sehingga oksidasi didefenisikan sebagai peningkatan bilangan oksidasi sedangkan reduksi sebagai penurunan bilangan oksidasi.
Bilangan oksidasi merupakan bilangan bulat positif atau negative yang menyatakan kemampuan bergabung suatu unsur dalam senyawa atau ion. menurut kesepakatan unsur diberi bilangan oksidasi nol bila tidak bergabung dengan unsur lain. Mesalnya seng dan oksigen mempunyai bilangan oksidasi nol dalam keadaan bebas. Dalam senyawa seng oksida bilangan oksidasi seng adalah dua positif (Zn+2) dan bilangan oksidasi oksigen adalah dua negative (O2-2).
Dalam menghitung bilangan oksidasi terdapat beberapa aturan yaitu :
1.      Bilangan unsur oksidasi unsur dalam keadaan bebas sama dengan nol
2.      Dalam suatu senyawa jumlah semua bilangan oksidasi adalah nol
3.      Untuk ion, jumlah bilangan oksidasi sama dengan muatan ion
4.      Secara umum bilangan oksidasi hydrogen adalah +1  dan oksigen adalah   -2
5.      Atom logam dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi positif
-          Logam golongan IA (logam alkali : H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr) memiliki biloks +1
-          Logam golongan IIA (logam alkali tanah : Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra) memiliki biloks +2, dan seterusnya
Penyelesaian persamaan reaksi oksidasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu metode bilangan oksidasi dan metode ion electron. Metode ion electron dalam penyelesaian reaksi redoks juga dikenal dengan metode setengah reaksi. Reaksi oksidasi ditulis terpisah dari reaksi ruduksi walaupun keduanya harus sama-sama berlangsung. Kedua setengah reaksi tersebut kemudian dijumlahkan menghasilkan persamaan reaksi oksidasi reduksi. Pada metode setengah reaksi langkah-langkah penyetaraan yaitu :
a. Memisahkan reaksi menjadi dua persamaan reaksi yaitu oksidasi dan reduksi
b.Menyetarakan O dan H sesuai prinsip reaksi berlangsung dalam suasana asam atau basa
c.Menyetarakan jumlah electron pada kedua persamaan setengah reaksi. Jumlah electron merupakan kelipatan terkecil dari electron dikiri dan kanan tanda reaksi
d.   Menjumlahkan kedua persamaan setengah reaksi
Pada metode bilangan oksidasi langkah-langkah penyetaraannya sebagai berikut :
a.      Menentukan unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi
b.  Menulis harga bilangan oksidasi yang mengalami perubahan bilangan oksidasi
c.    Menentukan penurunan bilangan oksidasi (reaksi reduksi) dan kenaikan bilangan oksidasi (reaksi redoks)
d.      Menyetarakan jumlah muatan dengan cara mengalikan suatu bilangan yang besarnya merupakan selisih muatan oksidasi antara ruas kiri dan kanan sarta selisih muatan reduksi ruas kiri dan ruas kanan
Deret elektrokimia atau deret volta adalah urutan logam-logam (ditambah hydrogen) berdasarkan kemampuannya menggantikan kedudukan logam lain dalam larutan lain. Logam diurutkan pertama pada deret adalah yang lebih reaktif maka akan mereduksi kation yang kurang reaktif menjadi logam dalam keadaan bebas, misalnya raksa lebih reaktif dari asam hingga :
Hg (s)  + Au3+ (Aq) à Hg2+ (Aq) + Au (p)
Reaksi sebaliknya tidak dapat berlangsung karena emas kedudukannya lebih rendah dari raksa dideret elektromotif .
Hg2+(aq)  + Au(p) à-/    
Sebagai pembanding hydrogen (H) dimasukkan kedalam deret. Logam diatas hydrogen dalam deret elektromotif membebaskan gas hydrogen dari asam sedangkan logam-logam dibawa hydrogen tidak bereaksi dengan asam encer.
Contoh : sepotong besi menghasilkan permungkaan berkilat bila dicelupkan kedalam larutan cadmium, reaksinya adalah:
Fe (p) + Cd2+ (Aq)à Fe2+ (aq) + Cd (p)
Logam cadmium bereaksi dengan asam menurut persamaan :
Cd (p) + H+(aq)  à   Cd2+ (aq) + H2 (g)
Tetapi raks tidak bereaksi dengan asam encer
Hg (c) + H+  
Semua deret elektromotif cadmium, besi, raksa dan hydrogen. Penyelesaian besi menggantikan cadmium dari larutan berarti besi lebih kuat dari cadmium (Fe > Cd ). Cadmium menggantikan hydrogen maka cadmium lebih kuat dari hydrogen (Cd > H ). Raksa tidak bereaksi dengan asam berarti hydrogen lebih kuat dari raksa (H > Hg). Kesimpulannnya deret elektromotif adalah dari yang paling aktif Fe, Cd, H, Hg.
Deret elektromotif atau deret volta :
Li- K-Ba- Ca-Na-Mg-Al-Mn-Zn-Cr-Fe-Cd-Ni-Sn-Pb-(H)-Cu-Hg-Pt-Au
Karena logam yang dikiri deret volta lebih bersifat reduktor maka logam yang dikiri deret volta dapat mereduksi ion logam yang dikananya.

III.             ALAT DAN BAHAN
1.      Alat
a.       Tabung reaksi dengan rak
b.      Pipet tetes
c.       Cawan penguap
2.      Bahan
a.       Manggan, Mn logam
b.      Kalium permangganat, KMnO4 0,1M
c.       Natrium sulfit, Na2SO3 0,5 M
d.      Asam klorida encer HCl 6 M
e.       Krom, Cr logam
f.       Kalium dikromat, K2CrO4 kristal dan 0,1 M
g.      Asam sulfat pekat H2SO4
h.      Belerang, S bubuk
i.        Natrium sulfide, Na2S Padat
j.        Asam sulfat encer, H2SO4 6 M
k.      Larutan iod I2/KI 0,5 M
l.        Natrium tiosulfat, Na2S2O3 0,1 M
m.    Asam nitrat encer HNO3 6 M
n.      Logam tembaga, Cu
o.      Asam nitrat pekat, HNO3 16 M
p.      Ammonium klorida NH4CL padat
q.      Natrium hidroksida encer, NaOH 6 m
r.        Logam timbal, Pb
s.       Logam magnesium, Mg
t.        Logam seng Zn
u.      Seng sulfat ZnSO4 0,1 M
v.      Perak nitrat AgNO3 0,1 M
w.    Beberapa logam sebagai sampel

IV.             PROSEDUR KERJA
A.    Bilangan oksidasi manggan
1.      Perhatikan sepotong logam manggan, catat hasilnya sebutkan bilangan oksidasinya
2.      Masukkan 2 Ml larutan kallium permangganat kedalam tabung reaksi perhatikan warnanya dan hitung bilangan oksidasi manggan tambahkan beberapa tetes larutan natrium hidroksida dan 1 tetes larutan natrium sulfit. Perhatikan perubahan warna menjadi ion mangganat. MnO42-. Hitung bilangan oksidasi manggan dalam ion
3.      Masukkan 2 mL kalium permangganat kedalam tabung reaksi bersih tambahkan natrium sulfit tetes demi tetes sampai warna merah memudar, setelah berapa menit amati endapan MnO2, hitung bilangan oksidasi manggan disini
4.      Masukkan 2 ml kalium permangganat kedalam tabung reaksi bersihg, tambahkan 1 tetes HCL encer dan beberapa tetes natrium sulfit. Catat pengamatan dan tentukan bilangan oksidasi manggan disini.
B.     Bilangan oksidasi krom
1.      Perhatikan sepotong logam krom, nyatakan bilangan oksidasinya
2.      Masukkan beberapa butir Kristal kalium dikromat K2Cr2O7 dalam tabung reaksi kering. Tambahkan 1 tetes asam sulfat pekat, amati pembentukan Kristal merah krom trioksida CrO3 tentukan bilangan oksidasi krom dalam kedua senyawa tersebut.
Hati-hati asam sulfat pekat harus diperlakukan dengan sangat hati-hati. Tuang bekas larutan kedalam gelas piala yang berisi air baru dibuang dengan hati-hati kebak pencuci.
3.      Masukkan 2 ml larutan kalium dikromat dalam tabung reaksi. Tambahkan 1 tetes natrium hidroksida encer dan amati perubahan warna. Tentukan bilangan oksidasi krom dalam ion kromat CrO2 yang terbentuk
4.      Masukkan 2 ml kalium dikromat kedalam tabung reasksi tambahkan 1 tetes asam klorida encer dan 2 ml natrium sulfit, catat perubahan warna dan tentukan bilangan oksidasi krom dalam ion krom terbentuk
C.     Bilangan oksidasi belerang
1.      Amati bubuk belerang dan tentukan bilangan oksidasinya
2.      Masukkan sesendok kecil bubuk belerang dalam cawan penguap bakar dengan Bunsen. Perhatikan warna nyala dan warna putih dari belerang dioksida, tentukan bilangan oksuidasi belerang dalam gas SO2.
Hati-hati percobaan harus dilakukan dalam lemari asam, jangan sekali-kali menghirup gas belerang dioksida
3.      Masukkan sepotong kecil Kristal natrium sulfide, Na2S kedalam tabung reaksi kering. Tambahkan beberapa tetes asam sulfat encer. Amati bau gas hydrogen sulfide terbentuk. Hitung bilangan oksidasi belerang dalam Na2S, H2SO4 dan H2S,
Hati-hati mencium bau gas hydrogen sulfide. Hindari mencium yang berlebihan dan buang sisa pada bak pencuci dilemari asam
4.      Masukkan 2 ml larutan iod dalam tabung reaksi. Tambahkan larutan natrium tiosulfat sampai warna  iod hilang. Amati perubahan yang terjadi dan hitung bilangan oksidasi belerang dalam kedua senyawa belerang tersebut.
D.    Bilangan oksidasi nitrogen
1.      Udara mengandung 78 % nitrogen. Dengan menghisap udara melalui pernafasan amati warna, bau, dan rasanya. Berapa bilangan oksidasi nitrogen diudara
2.      Masukkan 2 ml asam nitrat encer kedalam tabung reaksi. Tambahkan sepotog tembaga dan amati reaksinya. Hitung bilangan oksidasi nitrogen dalam gas nitrogen monoksida NO3 yang dibebaskan
3.      Masukkan 2 ml asam nitrat pekat kedalam tabung reaksi. Perhatikan warna asam dan hitung bilangan oksidasi nitrogen dalam asam nitrat. Tambahkan sepotong tembaga. Amati warna gas nitrogen dioksida, NO2 terbentuk, tentukan bilangan oksidasi nitrogennya
4.      Masukkan sesendok kecil Kristal ammonium klorida NH4Cl kedalam tabung reaksi. Tambahkan setetes natrium hidroksida encer, tutup mulut tabung dengan ibu jari  selama 30 detik. Kocok tabung reaksi, lepaskan ibu jari dan amati bau dengan hati-hati. Hitung bilangan oksidasi nitrogen dalam gas amoniak yang terbentuk dan juga dalam NH4Cl
E.     Persamaan reaksi oksidasi reduksi
Reaksi oksidasi reduksi dalam percobaan A-D dicantumkan dalam tabel data, seimbangkan persamaan reaksi redok tersebut dengan metode bilangan oksidasi dan metoda ion electron (setengah reaksi)
F.      Deret elektromotif logam sampel
1.      Ambil sampel logam L dan catat nomor kodenya
2.      Masukkan 2 ml asam klorida encer masing-masing kedalam 4 tabung reaksi. Masukkan kedalam masing-masing tabung sepotong kecil logam Cu, Mg, Zn, dan L. catat hasil pengamatan
3.      Bersihkan tabung, masukkan 2 ml larutan seng sulfat kedalam masing-masing tabung. Masukkan kedalam masing-masing tabung sepotong kecil logam Cu, Mg, Zn dan L. catat hasil pengamatan
4.      Bersihkan tabung, masukkan kedalam masing-masing tabung 2 ml larutan perak nitrat. Masukkan kedalam tabung masing-masing sepotong kecil logam Cu, Mg, Zn dan L. catat hasil penagmatan
5.      Berdasarkan pengamatan diatas susun deret elektromotif dari logam-logam Cu, Mg, Zn, H dan L.

Tugas Sebelum Praktikum
1.      Berikan defenisi istilah berikut : deret elektromotif, oksidasi, bilangan oksidasi, oksidator, reaksi redoks, reduksi, reduktor
2.      Hitung bilangan oksidasi klor dalam Cl2, HCl, NaCIO4- dan Cl2O5
3.      Seimbangkan reaksi redoks berikut
a.       Cr2O7 2- + Fe2+ + H+         à          Cr3+ + Fe3+ + H2O
b.      Mn2+ + H2O2 + OH-      à      MnO2 + H2O
4.      Anggap reaksi berikut berlangsung sempurna
Al + Cd2+         à        Al 3+ + Cd
Ni + Ag+        à       Ni2+ + Ag
Cd  + Ni2+      à     Cd2+ + Ni
Susun deret elektromotif dari logam-logam Al, Cd, Ni dan Ag mulai dari logam yang paling reaktif
5.      Aturan keselamatan mana yang harus diperhatikan dalam percobaan ini?
Jawaban :
1.      Defenisi beberapa istilah :
a.        deret elektromotif adalah daftar logam-logam yang diurutkan berdasarkan kemampuannya menggantikan kedudukan logam lain dalam larutan air
b.      Oksidasi adalah peristiwa penggabungan atau pelepasan zat dengan oksigen, atau pelepasan elektoron. Pada saat oksidasi terjadi peristiwa kenaikan biloks
c.       Bilangan oksidasi adalah ukuran kecendrungan atau kemampuan setiap atom untuk melepas atau menerima electron dalam pembentukan senyawa. Atau juga bisa diartikan sebagai bilangan bulat negative atau positif  yang menyatakan kemampuan bergabung suatu unsur dalam senyawa atau ion
d.      Oksidator adalah zat pengoksidasi yang mengalami reduksi (penurunan biloks)
e.       Reaksi redoks adalah reaksi yang mengandung peristiwa reduksi oksidasi (terjadi peristiwa perubahan biloks)
f.       Reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen jika terjadi pemanasan (peristiwa penangkapan electron ) pada reaksi reduksi terjadi penurunan biloks
g.      Reduktor adalah zat pereduksi yang mengalami oksidasi ( kanaikan biloks)
2.      Cl2 = 0,
Dalam HCl, Cl = -1
Dalam NaClO, Cl = +1
Dalam ClO4-, Cl= +7
Dalam Cl2O5, Cl= +5
3.      Seimbangkan reaksi :
a.       dengan metode setengah reaksi
Cr2O72-  + Fe2+ + H       à            Cr3+ + Fe3+ + H2O
 +6            +2                     +3            +3

½ reduksi  = 6e- + Cr2O72- + 14H+  à              2Cr3+ + 7H2O
½ oksidasi = Fe2+                              à          Fe3+ + e-
½ reduksi  = 6e- + Cr2O72- + 14 H+    à        2Cr3+ + 7H2O
½ oksidasi = 6 Fe2+                             à       6Fe3+ + 6e-
                Cr2O72- + 6Fe2+ + 14H+      à          2Cr3+ + 6Fe3+ +7H2O    
b.      Mn2+ + H2O2 + OH  à           MnO2 +H2O
Reaksi setara :
Mn2+ + 2H2O2 + 2OH-       à          MnO2 + 2H2O
Setara : muatan kiri sama dengan  muatan kanan          
4.      Susunan logam deret elektromotif :
Hydrogen (H) digunakan sebagai pembanding dan dimasukkan kedalam deret
Jadi :
a.       Al + Cd+   à           Al3+ + Cd (bereaksi)
Cd + 2H+   à           Cd2+ + H2
b.      Ni + Ag+     à         Ni2+ + Ag (bereaksi)
Ag+ + H+         à       -           (tidak bereaksi)
c.       Cd+ + Ni2+      à       Cd2+ + Ni (bereaksi)
Ni + 2H+      à       Ni2+ + H2 (bereaksi)
Maka :
a.       Al dapat menggantikan atau mereduksi Cd yang berarti lebih kuat dari pada Cd (Al > Cd)
b.      Cd dapat menggantikan atau mereduksi Ni yang berarti Cd lebih kuat dari Ni (Cd > Ni)
c.       Ni dapat menggantikan  atau mereduksi Ag yang berarti Ni lebih kuat dari pada Ag ( Ni > Ag)
d.      Ag tidak bereaksi dengan asam (H) yang berarti hydrogen lebih kuat dari Ag ( H > Ag )
Jadi kesimpulan deret elektromotif dari ke 4 logam tersebut adalah dari yang paling reaktif Al-Cd-Ni-(H)-Ag
5.      Aturan keselamatan yang harus diperhatikan adalah ketika praktikum menggunakan belerang maka harus dilakukan dilemari asam. Hati-hati jangan sampai mencium bau gas hirogen sulfide, gunakan masker ketika melakukan percobaan menggunakan belerang. Ketika menggunakan asam sulfat, sebaiknya dilakukan dilemari asam  ketika ingin membuang  sisa asam sulfat pekat yang sudah selesai dipakai, sebaiknya encerkan terlebih dahulu sebelum dibuang kedalam tempat mencucinya. Pada saat praktikum menggunakan asam sulfat sebaiknya menggunakan handscoon karena jika asam sulfat terkena tangan maka akan terjadi iritasi

Lembar Kerja Oksidasi Reduksi
A.    Bilangan oksidasi manggan

Pengamatan
Bilangan oksidasi
1.      Logam Mn
Hitam kecoklatan
0
2.      KMnO4
Ungu
+7
MnO42-
Hitam keunguan
+6
3.      MnO2
Endapan coklat
+4
4.      Mn2+
Ungu kecoklatan
+2

B.     Bilangan oksidasi krom
1.      Logam Cr
Bahan tidak ada
0
2.      K2Cr2O7
Kristar berwarna orange
+6
CrO3
Kristal berwarna merah
+6
3.      CrO42-
Warna kuning
+6
4.      Cr3+
Orange kecoklatan
+3

C.     Bilangan oksidasi nitrogen
1.      N2
Tak berwarna, tak berbau, tak berasa
0
2.      NO
Tidak bereaksi
+2
3.      HNO3
Larutan bening setelah ditambah Cu, Cu larut, ada gelembung gas, berkarat
+5
NO2
Warna hijau
+4
4.      NH4CL
kristal berwarna putih
-3
NH3
Bau amoniak
-3

D.    Persamaan Reaksi Oksidasi Reduksi
1.      Reduksi MnO4 dalam suasana basa
Metode biloks :
MnO4 + SO32-  àMnO42-  + SO42-
MnO4 + SO42-   àMnO42- + SO42- + H2O
2.      Reduksi MnO4 dalam suasana netral
Metode ½ reaksi :
                  MnO4 + 2SO32-           
à        MnO2 + 2SO42-
½ redu       3e- + MnO4- + 4H+     à        MnO2 + 2H2O             *2
½ oks         SO32- + H2O                à        SO42- + 2H+ +2e-         *3
                  2MnO4- + 2H+ + 3SO32- à     2MnO2 + 3SO42- + H2O
3.      Reduksi MnO4 dalam suasana asam
Metode ½ reaksi :
                    MnO4 + SO32- à                 Mn2+ + SO42-
½ reduks     5e- + MnO4- + 6H+à Mn2+ + 3H2O                         *2
½ oksi         SO32- + H2Oà SO42- + 2H+ + 2e-      *5
        2MnO4- + 5SO32- 2H+     à              2Mn2+ + 5SO42- + H2O
4.      Reduksi Cr2O72- dalam suasana asam
                    Cr2O72- + SO32-                     à  Cr3+ + SO42-            
½ reduksi    6e- + CrO72- + 8H+               à   2Cr3+ + 4H2O                     *1
½ oksidasi   SO32- + H2à                  SO42- + 2H+ +2e-           *3
        Cr2O72+ + 3SO32- + 2H+                    à  2Cr3+ + 3SO42- + H2O
5.      Oksidasi S2O32- dalam suasana netral
                     SO2O32- + I2   à                S4O62- + I
½ reduksi     I2 + 2e-  à  S4O62- + I
½ oksidasi    2S2O32-    à                     SO42- + 2H+ + 2e-
                     I2 + 2S2O32-   à              2I- + S4O62-
6.      Oksidasi Cu dalam asam encer
                    Cu + HNO3  à  Cu(NO3)2 + NO
½ reduksi    3e- + NO3- + 4H+  à        NO + 2H2O                  *2
½ oksidasi   Cu                                       à  Cu2+ + 2e-              *3
                    2NO3- + 8H+ + 3Cu à     2NO + 4H2O + 3Cu2+
7.      Oksidasi Cu dalam asam pekat
                   Cu + HNO3                         à  Cu(NO3)2 + NO2
½ reduksi   e- + NO3- + 2H+                 à  NO + H2O              *2
½ oksidasi  Cu                                        à  Cu2+ + 2e-              *1
              2NO3- + 4H+ + Cu                  à  2NO + 4H2O + CU2+

E.     Deret elektromotif logam sampel

Cu
Mg
Zn
X
HCL
Tidak bereaksi
Banyak gelembung gas dan bertahan sebentar
Banyak gelembung gas dan bertahan lama
Tidak bereaksi
ZnSO4
Tidak bereaksi
Tidak bereaksi
Tidak bereaksi
Tidak bereaksi
AgNO3
Tidak bereaksi
Tidak bereaksi
Logam Zn hancur
Logam L larut sebagian

1.      Berdasarkan reaksi dengan asam klorida, logam mana yang lebih reaktif dari hydrogen (H) ?
Jawab : Mg dan Zn
2.      Berdasarkan reaksi dengan seng sulfat, logam mana yang lebih reaktif dari seng ?
Jawab : tidak ada
3.      Berdasarkan reaksi dengan perak nitrat, logam mana yang lebih reaktif dari perak ?
Jawab : Zn dan logam sampel
Deret elektromotif :Paling aktif Mg-Zn-L-H-Cu-Ag paling tidak aktif\
Tugas Sesudah Praktikum
1.      Hitung bilangan oksidasi iod dalam senyawa berikut
a.       KIO4 = +7
b.      HI = -1
c.       IF7 = +7
d.      NaIO = +1
e.       IO2 = +4
f.       I2O5 = +5
g.      IO3 = +5
h.      I2 = 0
2.      Selesaikan reaksi redoks berikut. Anggap semua reaksi berlangsung dalam suasana asam
a.       cMnO4-  + Fe2+                                        à Mn2+ + Fe3+
MnO4- + 8H+ + 7Fe2+                              à 7Fe3+ + Mn2+ + 4H2O
b.       Sn2+ + IO3                                              à Sn4+ + I
IO3 + 6H+ + 3Sn2+                                  à 3Sn4+ + I + 3H2O
c.       NO3- + H2S                                             à NO + S
NO3- + 6H+ + H2S-                                  à NO + 3H2O + S + 2H+
d.      Mn2+ + BiO3                                            à MnO4 + Bi3+
BiO3 + Mn2+ + H2O                                à Bi3+ + MnO4 + 2H+
e.       Cr2O7 + C2O42                                         à Cr3+ + CO2
Cr2O7 + 14H+ + C2O42-                           à 2Cr3+ + 7H2O + 2CO2
3.      Selesaikan reaksi redoks berikut. Anggap reaksi berlangsung dalam suasana basa
a.       SO32- + Cl                                                à SO42- + Cl
SO32- + Cl2 +  2OH                                 à SO42- + Cl + H2O
b.      MnO2 + O2                                              à MnO42- + H2O
MnO2 + O2 + 2OH-                                 à MnO42- + 2H2O
c.       MnO4 + BrO2                                          à MnO2 + BrO4
MnO4 + 2BrO2 + 4OH-                           à MnO2 + 2BrO4 + 2H2O
4.      Perhatikan reaksi redoks berikut
I2 + 5Cl2 + 6H2O                                           à 2IO3 + 10Cl + 12H+
      Mana komponen yang mengalami
a.       Oksidasi I2      b. reduksi Cl
Mana komponen yang bertindak sebagai
a.       Oksidator 2IO3                                 b. reduktor 10 Cl-
5.      Larutan bromide, flourida dan iodide direaksikan dengan air brom. Iodide teroksidasi jadi iod, bromide dan flourida tidak bereaksi. Susun ketiga unsur tersebut Br2, Fe, dan I2 dalam kemampuannya mengoksidasi unsur lain.
Oksidator terkuat : Fe, Br2, I2
6.      Beberapa senyawa tertentu dapat mengalami oksidasi reduksi dengan sendirinya. Peristiwa itu disebut dengan tidak serasi (disproporsionasi). Misalnya klor larutan basa berubah menjadi ion klorat dan klorida. Tulis persamaan reaksi redoksnya.
3Cl2 (e) + 6OH- (aq)                                      à 5Cl- (e) + ClO3 (s) + 3H2O (c) 

PEMBAHASAN
A.    Bilangan oksidasi manggan
            Logam manggan memiliki bilangan oksidasi 0 karena merupakan unsur bebas. Logam manggan berwarna hitam agak kecoklatan ketika logam manggan dimasukkan kedalam larutan kalium permangganat serta ditambahkan beberpa tetes natrium hidroksida dan natrium sulfit menghasilkan KMnO yang memiliki warna ungu dan manggan memiliki bilangan oksidasi +7. Ketika logam manggan dimasukkan kedalam kalium permangganat kemudian ditambah beberapa tetes natrium sulfit sehingga terbentuk endapan coklat dan bilangan oksidasi manggan menjadi +4. Dan ketika logam manggan dimasukkan kedalam larutan kalium permangganat dan ditambah asam klorida encer berwarna ungu kecoklatan dan manggan memiliki bilangan oksidasi +2.
B.     Bilangan oksidasi krom
Krom memiliki bilangan oksidasi 0 karena merupakan unsur bebas. Ketika beberapa butir Kristal kalium dikromat ditambah asam sulfat pekat sehingga terbentuk Kristal merah krom teroksida dank rom memiliki bilangan oksidasi +6 sementara pada K2Cr2O7 krom juga memiliki bilangan oksidasi +6. Saat kalium kromat ditambah tetes natrium hidroksida terbentuk warna kuning dan bilangan oksidasi krom menjadi +3. Ketika kalium dikromat ditambah beberapa tetes asam klorida encer dan natrium sulfit terbentuk warna orange kecoklatan dan bilangan oksidasi krom menjadi +3.
C.     Bilangan oksidasi nitrogen
udara mengandung 78% nitrogen, udara tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Diudara nitrogen memiliki bilangan oksidasi 0 karena dalam keadaan bebas. Pada saat sepotong tembaga dimasukkan  dalam asam nitrat tidak terjadi reaksi apapun bilangan oksidasi nitrogen dalam gas nitrogen monoksida adalah +2. Didalam asam nitrat pekat nitrogen memiliki bilangan oksidasi +5 dan ketika ditambah dengan tembaga terbentuk warnba hijau dan bilangan oksidasi nitrogen +4. Kemudian ketika Kristal ammonium klorida yang berwarna putih dan berbentuk Kristal dimasukkan kedalam tabung reaksi nitrogen memiliki bilangan oksidasi _-3 dan ketika ditambah dengan natrium hidroksida encer larutan berbau amoniak dan bilangan oksidasi nitrogen -3
D.    Deret elektromotif logam sampel.
Deret elektromotif adalah urutan logam yang lebih rektif. Pada percobaan dilakukan untuk menentukan deret logam Cu, Mg, Zn. Dan logam sampel.ketika asam klorida encer direaksikan dengan Mg dan Zn terdapat banyak gelembung gas sementara ketika direaksikan dengan Cu dan logam sampel tidak menghasilkan gelembung, jadi percobaan tersebut yang lebih reaktif adalah Mg dan Zn. Kemudian pada saat seng sulfat direaksikan dengan Cu, Mg, Zn dan logam Zn tidak terdapat gelembung gas dan tidak reaksi. Pada saat larutan perak nitrat ditambah kan dengan Cu, Mg, Zn, dan logam sampel, perak nitrat hanya bereaksi dengan Zn dan logam sampel larut sebagian. Jadi dari percobaan urutan deret elektromotinya adalah : Mg, Zn, Logam sampel L, H, Cu dan Ag.

V.                KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
1.      Reaksi redoks adalah reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan oksidasi atau reaksi yang didalamnya terdapat serah terima electron
2.      Oksidasi adalah zat yang mengalami kenaikan bilangan dan reduksi adalah zat yang mengalami penurunan bilangan oksidasi
3.      Suatu unsur dalam keadaan bebas memiliki bilangan oksidasi 0 dan untuk ion bilangan oksidasinya sama dengan jumlah muatannya
4.      Bilangan oksidasi adalah jumlah muatan negative atau positif yang secara tidak langsung menandakan jumlah electron yang diterima atau diserahkan
5.      Deret elektromotif adalah logam-logam yang diurutkan berdasarkan kemampuannya menggantikan kedudukan logam lain dalam larutan air
B.    Saran
Dalam prakitikum percobaan harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah adam lebih cermat mengamati reaksi kimia yang terjadi. Jika ada prosedur yang tidak mengerti harus ditanyakan kepada pembimbing atau dosen serta hati hati dalm melakukan percobaan dan dalam menggunakan alat 


DAFTAR PUSTAKA
Anis Dyah R, Annik Qurniawati, 2015. Detik-Detik Ujian Nasional Kimia. Klaten : Intan Pariwara
Syukri s, 1990. Kimia Dasar 3 . Bandung : ITB
Suyani Hamzar . 1998 . Penuntun Kimia Dasar 1. Padang :STIFI
Purba, Micheal. 2006. Kimia Dasar Untuk  SMA kelas X. Jakarta : Erlangga


No comments: