PENGERTIAN STROKE
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan
darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke
hemoragic)
FAKTOR RESIKO STROKE
a. Tidak bisa dimodifikasi: usia, jenis kelamin, ras ,
keturunan
b. Bisa dimodifikasi : hipertensi daan penyakit jantung
(jantung coroner, gagal jantung, hipertropi ventrikel kiri, fibrilasi atrial),
iskemia, diabetes mellitus, dislipidemia, dan merokok.
PATOFISIOLOGI (dipirro 9th, 120)
a.
Stroke iskemik
- Stroke
iskemik disebabkan oleh pembentukan thrombus atau emboli yang menghambat arteri
serebral. Aterosklerosis serebral adalah
factor penyebab dalam kebanyakan masalah stroke iskemik. Emboli dapat muncul
dari arteri intra dan extra kranial. Dua puluh persen stroke emboli muncul dari
jantung.
- Pada
arterosklerosis carotid, plak dapat rusak karena paparan kolagen , agregasi
platelet, dan pembentukan terombus.bekuan dapat menyebabkan hambatan sekitar
atau terjadi pelepasan dan bergerak kearah distal, pada akhirnya akan
menghambat pembuluh serebral.
- Dalam
masalah embolisme kardiogen, aliran darah yang berhenti dalam atrium atau
ventrikel mengarah ke pembentukan bekuan local yang pelepasan bergerak melalui
aorta menuju sirkulasi serebral.
- Hasil
akhir, baik pembentukan thrombus dan embolisme adalah hambatan arteri,
penurunan aliran darah serebral, dan penyebab iskemia dan akhirnya infark
distal mengarah hambatan.
b.
Stroke hemoragic
- Sejumlah
13% stroke adalah stroke pendarahan dan termasuk pendarahan subarachnoid,
pendarahan intra serebral dan subdural hematomas, hal ini terjadi akibat trauma
atau pecahnya aneurisma intracranial atau malformasi arteri-vena.
- Adanya
darah dalam parenkim otak menyebabkan kerusakan pada jaringan sekitar melalui
efek masa dan komponen darah yang neurotoksik dan produk uraiannya.
MANIFESTASI KLINIK
- Kemampuan
kognitif dan bahasa pasien menurun sehingga tidak bisa memberikan informasi
yang bisa dipercaya.
- Pasien
mengalami kelemahan pada sisi tubuh, ketidakmampuan berbicara, kehilangan
kemampuan melihat, vertigo, jatuh.
- Sroke
iskemia biasanya tidak menyakitkan , tetapi sakit kepala dapat terjadi dan
lebih parah dari stroke iskemik.
- Disfungsi
system syaraf
- Penurunan
hemiparesis atau monopharesis
- Kerusakan
daerah penglihatan
- Kehilangan
kesadaran
TERAPI (dipirro 9th, 120)
a.
Tujuan terapi
Tujuan terapi stroke akut:
1. Mengurangi
luka system syaraf yang sedang berlangsung dan menurunkan kematian dan cacat
jangka panjang.
2.
Mencegah
komplikasi sekunder untuk imobilitas dan disfungsi system syaraf
3.
Mencegah
kekambuhan stroke.
b.
Pendekatan umum
-
Memastikan
dukungan pernafasan dan pemeriksaan stroke secara cepat dengan Ct-Scan.
- Pasien
stroke iskemia menunjukkan dalam beberapa jam terjadinya gejala seharusnya dievaluasi
untuk terapi perfusi.
- Peningkatan
tekanan darah seharusnya mengingatkan tidak
terobatinya periode akut (7 hari pertama) setelah strok iskemia karena resiko penurunan aliraan darah ke otak
dan gejala yang lebih buruk. Tekanan seharusnya
diturunkan jika meningkat hingga 220/120 atau terdapat pembedahan aortic,
infark miokard akut, edema pulmonary, atau ensefalopati hipersensitif. Jika tekanan
darah diobati dalam fase akut, senyawa parenteral kerja cepat (labetolol,
nikardipine, nitropusid) lebih baik digunakan.
- Pasien
pendarahan stroke seharusnya diperiksa untuk mengetahui apakah mereka perlu
dioperasi melalui endovaskuler atau pendekatan kraniotomi.
- Setelah
fase hiperakut lewat, perhatian ditujukan pada pencegahan penurunan bertahap ,
minimalisir komplikasi dan merancang strategi pencegahan sekunder yang tepat.
c.
Terapi non farmakologi
- Pada
pasien stroke iskemik akut, penanganan operasi terbatas. Operasi dekompresi
dapat menyelamatkan hidup dalam kasus pembengkakan significant yang berhubungan
dengan infark serebral. Pendekatan interdisipliner untuk penangan stroke yang
mencakup rehabilitasi awal sangat efektif dalam pengurangan kejadian stroke dan
terjadinya stroke berulang pada pasien tertentu.
- Pendarahan
subarachnoid oleh rusaknya aneurisme intracranial atau cacatarteriovenosus,
operasi untuk memotong atau memindahkan pembuluh darah penting dilakukan untuk
mengurangi kematian dan pendarahan.
- Pada
pasien hematomas intraserebral , insersi pada saluran pembuluh darah dengan
pemantauan tekanan intracranial umum dilakukan.
- Operasi
dekompresi hematoma masih diperdebatkan sebagai penyelamat terakhir dalam
kondisi terancamnya hidup.
d.
Terapi farmakologi
a.
Stroke iskemik
Rekomendasi untuk farmakoerapi stroke iskemik
-
Alteplase
diawali dalam 3 jam munculnya gejala telah diperlihatkan mengurangi ccat hebat
disebabkan stroke iskemik. CT scan hrus
dilakukan untuk mencegah pendarahan sebelum terapi dimulai. Pasien harus
diketahui termasuk kriteria inklusi spesifik dan bukan kriteria eklusi (lihat table). Dosis 0,9 mg/kg (maksimal 90 mg) diberikan secara infus
intravena sampai satu jam seteah bolus 10%dosis total diberikan sampai 1 menit.
Terapi antikoagulan dan terapi platelet seharusnya dihindarkan selama 24
jam dan pendarahan pasien harus dipantau
lebih dekat lagi.
-
Alpirin
50-325 mg/hari dimulai antara 24-48 jam setelah alteplase dilengkapi juga
ditunjukkan untuk mengurangi kematian dan cacat jangka panjang.
-
Panduan
AACP (American college of chest phyisician) untuk penggunaan terapi
antitrombolitik dalam pencegahan sekunder stroke iskemik menganjurkan terapi
antiplatelet sebagai dasar untuk pencegahan sekunder dalam strok
nonkardioemboli. Aspirin, klopidogrel dan pelepasan diperluas klopidogrel
dengan aspirin semuanya dipertimbangkan sebagai senyawa antiplatelet utama.
-
Tiklopidin
dicadangkan untuk pasien yang gagal atau tidak dapat menerima terapi lain
karena efek sampingnya (neutropenia, anemia aplastic, purpura trombositopenia
thrombosis, ruam, diare, hiperkolesteromia).
-
Kombinasi
aspirin dan klopidogrel hanya dianjurkan pada pasien dengan stroke iskemik dan
riwayat terbaru infark miokard atau kejadian coroner lain dan hanya dengan
aspirin dengan dosis sangat rendah untuk meminimalisisr pendarahan.
-
Joint
National commite (JNC 7) menganjurkan
ACEI dan diuretic untuk mengurangi tekanan darah pada pasien stroke setelah
periode akut (7 hari pertama). Yang tidak bisa menerim ACEI, ARB bisa
dipertimbngkan.
-
National
cholesterol education prognam (NCEP) mempertimbangkan stroke iskemik dengan
resiko koroner dan menganjurkan penggunaan statin untuk mencapai konsentrasi
low-density lipoprotein (LDL) kurang dari 100 mg/dl.
-
Heparin
dianjurkan untuk untuk pencegahan
trombosis vena pada pasien rawat inap dan penurunan mobilitas disebabkan stroke
b. Stroke
pendarahan
Pendarahan subarachnoid
disebabkan aneurisme berhubungan dengan kejadian iskemia serebral tertunda
dalam dua minggu setelah terjadinya pendarahan. Vasopasmus vaskulatur serebral
diduga bertanggung jawab untuk iskemia tertunda dan terjadi antara 4 dan 21
hari setelah pendarahan. Calcium canal bloker nimodipin, direkomendasikan untuk
mengurangi kejadian dan keparahan stroke ini.
EVALUASI TERAPETIK
-
Pantau pasien stroke akut secara intens
untuk mengetahui perkembangan neurologis, komplikasi, dan efek pengobatan,
-
Alasan kemunduran klinis pada pasien
stroke:
1. Perluasan
lesi diotak
2. Pengembangan
edema serebral dan peningkatan tekanan intracranial
3. Hipertensi
yang parah
4. Infeksi
5. Tromboemboli
vena
6. Kelainan
elektrolit
7. Stroke
berulang.
Pendekatannya
dirangkum dalam table dibawah:
Sumber:
Adnyana,
I. K. Andrajati, R., Setiadi, A, P., Sigit J. I,. Sukanda, E. Y. 2008 ISO
Farmakoterapi. ISFI .:Jakarta
Dipiro.,JT.,
2009, Pharmacotheraphy Handbook 7th Edition, Mc.Graw Hill, New York.
No comments:
Post a Comment