Sunday 7 December 2014

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR: “BANDUL MATEMATIS”

LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA DASAR
BANDUL MATEMATIS
O
L
E
H
NAMA                        : FATMA ZAHRA
NO BP.            : 1404045
KELAS           : A

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
YAYASAN PERINTIS
PADANG 2014



BANDUL MATEMATIS

I.                   TUJUAN
a.       Mengetahui hubungan antara periode bandul matematis dengan panjang tali gantungan
b.      Menentukan percepatan gravitasi suatu tempat.

II.                TEORI DASAR
Berat adalah gaya tarik bumi terhadap benda. Percepatan gravitasi (g) adalah percepatan yang dialami oleh benda kerena beratnya sendiri. Menurut hukum newton II gaya  F=ma .Dalam hal ini gaya berat benda F=mg.
Beban yang diikat pada ujung tali ringan yang massanya dapat diabaikan disebut bandul. Bandul Matematis adalah salah satu matematis yangbergerak mengikuti gerak harmonik sederhana. bandul matematis merupakan benda ideal yang terdiri dari sebuah titik massa yang digantungkan pada tali ringan yang tidak bermassa. jika bandul disimpangkan dengan sudut θ dari posisi setimbangnya lalu dilepaskan maka bandul akan berayun pada bidang vertikal karena pengaruh dari gaya grafitasinya.
Prinsip Ayunan yaitu Jika sebuah benda yang digantungkan pada seutas tali, diberikan simpangan, lalu dilepaskan, maka benda itu akan berauyn kekanan dan ke kiri. Berarti ketika benda berada disebelah kiri akan dipercepat kekanan, dan ketika benda sudah ada disebelah kanan akan diperlambat dan berhenti, lalu dipercepat kekiri dan seterusnya. Dari gerakan ini dilihat bahwa benda mengalami percepatan selama gerakan nya. Menurut hukum Newton (F = m.a) percepan hanya timbul ketika ada gaya. Arah percepatan dan arah gaya selalu sama.

Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya maka benda akan diam di titik kesetimbangan B. Jika beban ditarik ke titik A dan dilepaskan, maka beban akan bergerak ke B, C, lalu kembali lagi ke A. Gerakan beban akan terjadi berulang secara periodik, dengan kata lain beban pada ayunan di atas melakukan gerak harmonik sederhana.
Pada contoh di atas, benda mulai bergerak dari titik A lalu ke titik B, titik C dan kembali lagi ke B dan A. Urutannya adalah A-B-C-B-A. Seandainya benda dilepaskan dari titik C maka urutan gerakannya adalah C-B-A-B-C.
jika beban ditarik kesatu sisi, kemudian dilepaskanmaka beban akan terayun melalui titik keseimbangan menuju ke sisi yang lain. Bila amplitudo ayunan kecil, maka bandul sederhana itu akan melakukan getaran harmonik. Bandul dengan massa m digantung pada seutas tali yang panjangnya l. Ayunan mempunyai simpangan anguler θ dari kedudukan seimbang. Gaya pemulih adalah komponen gaya tegak lurus tali.
F = - m g sin θ
F = m a
maka
m a = - m g sin θ
a = - g sin θ
Untuk getaran selaras θ kecil sekali sehingga sin θ = θ. Simpangan busur s = l θ atau θ=s/l , maka persamaan menjadi: a= gs/l . Dengan persamaan periode getaran harmonic:
G = 4 π2 L / T2  
T= t/n

Dimana :
l = panjang tali (meter)
G= percepatan gravitasi (ms-2)
T= periode bandul sederhana (s)
Dari rumus di atas diketahui bahwa periode bandul sederhana tidak bergantung pada massa dan simpangan bandul, melaikan hanya bergantung pada panjang dan percepatan gravitasi
Osilasi adalah jika suatu partikel dalam gerak periodik bergerak bolak balik melalui lintasan yang sama, dimana suatu periodik adalah setiap gerak yang berulang-ulang dalam selang waktu yang sama. Banyak benda yang berisolasi yang bergerak  bolak-baliknya tidak tepat sama karena gaya gesekan melepaskan tenaga geraknya. Bandul matematis bergerak mengikuti gerak harmonic. Bandul sederhana (matematis) adalah benda ideal yang terdiri dari sebuah titik massa, yang digantung pada tali ringan yang tidak dapat muju. Jika bandul ditarik keseamping dari posisi seimbangnya (David, 1985 : 12)
Banyak benda yang berosilasi bergerak bolak-balik tidak tepat sama karena gaya gesekan melepaskan tenaga geraknya.
syarat untuk mendapat osilasi atau ayunan :
-a. Gaya yang selalu melawan arah simpangan dari suatu posisi seimbang. Dalam hal ini gaya yang melawan simpangan adalah gaya tangensial.
b. Kelembaman yang memebuat benda tak berhenti ketika dalam posisi yang seimbangan (tampa gaya). Dalam contoh ini massa yang berayun tidak berhenti tetapi pada posisi bawah (posisi tengan, gaya nol), tetapi bergerak terus karena kelembaman massanya.
Periode T suatu gerak harmonik adalah waktu yang dibutuhkan untuk menempuh suatu lintasan langkah dari geraknya yaitu satu putaran penuh atau satu putar frekwensi gerak adalah V=1/T .
Satuan SI untuk frekwensi adalah putaran periodik hert. posisi pada saat tidak ada gaya netto yang bekerja pada partikel yang berosilasi adalah posisi setimbang. partikel yang mengalami gerak harmonik bergerak bolak-balik melalui titik yang tenaga potensialnya minimum (setimbang). Benda dikatakan melakukan satu getaran jika benda bergerak dari titik di mana benda tersebut mulai bergerak dan kembali lagi ke titik tersebut. Satuan periode adalah sekon atau detik.contoh bandul berayun. Amplitudo adalah pengukuran scalar yang non negative dari besar osilasi suatu gelombang. Amplitudo juga dapat didefinisikan sebagai jarak terjatuh dari garis kesetimbangan dalam gelombang sinusoide yang kita pelajari pada mata pelajaran fisika dan matematika.
Pada bandul metematis, periode dan frekuensi sudut pada bandul sederhana tidak tergantung pada masa bandul, tetapi bergantung pada panjang tali dan percepatan gravitasi setempat.
Jika L dan T diukur, maka maka harga g dapat dihitung. Ketelitian harga g dapat terpenuhi jika:
1.      Massa tali lebih kecil dibandingkan masa benda
2.      Simpangan harus lebih kecil
3.      Gerakan –gerakan dengan udara luar kecil, sehingga dapat diabaikan
4.      Gaya torsi (putaran) harus tidak ada, benda berayun dalam satu bidang.

III.             ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1.      Benda logam
2.      Benang
3.      Tali panjang
4.      Stopwach
5.      Jangka sorong

IV.             PROSEDUR KERJA
1.      Gantung sampul dengan tali simpul, hingga panjang sampai pada pusat bandul.
2.      Ayun bandul dengan sudut kecil sekitar 10 0
3.      Hitung waktu untuk 25 kali ayuanan dengan stopwatch , ulangi percobaan ini sebanyak 3 kali.
4.      Berturut-turut ubahlah panjang tali men jadi L2, L3, L4 dan seterusnya, lakukan  percobaan 2 dan 3 kembali.
5.      Buat grafik antara L dan T dan apa kesimpulan saudara
6.      Dari pengamatan, carilah harga percepatan gravitasi.

V.                HASIL DAN PEMBAHASAN
a.       Hasil
1.      L 1 =46 cm = 0,46 m
T= t/n = 34/25 = 1,36 s
T2=  (1,36)2  = 1,84 S
G = 4 π2 L / T² = 4x9,8596x0,46/1,84 = 9,8 m/s2

2.      L 2 = 41 cm = 0,41 m
T = t/n = 32,13/ 25= 1,28 s
T 2 = (1,28)2 = 1,64 s
G= 4πr2L/T2 = 4x9,8596x0,41/1,64= 9,85 m/s2

3.      L 3 = 36 cm = 0,36 m
T = t/n = 30/ 25= 1,2 s
T 2 = (1,2)2 = 1,44 s
G= 4πr2L/T2 = 4x9,8596x0,36/1,44= 9,8596 m/s2

4.      L 4 = 32 cm = 0,32 m
T = t/n = 28,8/ 25= 1,15 s
T 2 = (1,15)2 = 1,32 s
G= 4πr2L/T2 = 4x9,8596x0,32/1,32= 9,5 m/s2

5.      L 5 = 2,85 cm = 0,285 m
T = t/n = 26,73/ 25= 1,06 s
T 2 = (1,06)2 = 1,13 s
G= 4πr2L/T2 = 4x9,8596x0,825/1,18= 9,946 m/s2

6.      L 6 = 23,5 cm = 0,235 m
T = t/n = 24,66/ 25= 0,98 s
T 2 = (0,98)2 = 0,96 s
G= 4πr2L/T2 = 4x9,8596x0,235/0,96= 9,65 m/s2

7.      L 7 = 185 cm = 0,185 m
T = t/n = 2,22/ 25= 0,88 s
T 2 = (0,88)2 = 0,78 s
G= 4πr2L/T2 = 4x9,8596x0,185/0,78= 9,375 m/s2

8.      L 8 = 14 cm = 0,14 m
T = t/n = 19,71/ 25= 0,78 s
T 2 = (0,78)2 = 0,61 s
G= 4πr2L/T2 = 4x9,8596x0,14/0,61= 9,05 m/s2

9.      L 9 = 9 cm = 0,09 m
T = t/n = 15,48/ 25= 0,65 s
T 2 = (0,65)2 = 0,37 s
G= 4πr2L/T2 = 4x9,8596x0,092/0,37= 9,5 m/s2

10.  L 10 = 4 cm = 0,04 m
T = t/n = 10/ 25= 0,4 s
T 2 = (0,4)2 = 0,16 s
G= 4πr2L/T2 = 4x9,8596x0,04/0,16= 9,85 m/s2

Tabel percobaan bandul matematis’
No
Panjang (m)
T (s)
T2 (s)
G (m/s2)
1
L1=0,46
1,36
1,84
9,8
2
L2=0,41
1,28
1,64
9,85
3
L3=0,36
1,2
1,44
9,8596
4
L4=0,32
1,15
1,32
9,5
5
L5=0,285
1,06
1,13
9,946
6
L6=0,235
0,98
0,96
9,65
7
L7=0,185
0,88
0,78
9,375
8
L8=0,4
0,78
0,61
9,05
9
L9=0,09
0,65
0,37
9,5
10
L10=0,04
0,4
0,16
9,85


b.      Pembahasan
Pada percobaan ini kami mengukur panjang tali terlebih dahulu, setelah didapat, kami mencaroi nilai periode bandul dengan rumus:
T=t/n
Selanjutnya T yang didapat kemudian dikuadratkan, setelah didapat hasil baru dicari percepatan gravitasa bandul dengan rumus:
G= 4πr2L/T2
Dari 10 percobaan yang telah dilakukan, ternyata hanya 5 percobaan yang hasilnya sesuai dengan teori, yaitu yang percepatan gravitasinya berkisar antara 9,8-10 m/s2. Sedangkan yang lainnya tidak. Adanya perbedaan percepatan gravitasi tersebut dipengaruhi oleh gaya torsi, banyak ayunan bergetar, waktu, dan faktor angin.

VI.             KESIMPULAN DAN SARAN
a.       Kesimpulan
1.      Berdasarkan rumus T=2π p/----L/g. diketahui bahwa periode (T) berbanding lurus dengan akar panjang bandul (L)
2.      Berdasarkan hasil percobaan ternyata hanya 5 percobaan yang hasilnya sesuai dengan teori, yaitu yang percepatan gravitasinya berkisar antara 9,8-10 m/s2. Sedangkan yang lainnya tidak. Adanya perbedaan percepatan gravitasi tersebut dipengaruhi oleh gaya torsi, banyak ayunan bergetar, waktu, dan faktor angin.
b.      Saran
Sebaiknya melakukan percobaan secara berulang-ulang, karena jika hanya melakukan satu kali percobaan , tingkat ketepatannta akan berkurang. Percobaan harus teliti dan cermat dalam mengamati waktu dan menghitung getaran yang terjadi, karena akan berpengaruh pada periode yang dihasilkan. Jika dalam perhitungan periode terjadi kesalahan , maka akan berpengaruh terhadap besarnya percepatan gravitasi.

DAFTAR PUSTAKA
Bakti, S. 2007. Desain Instrument Elektronik untuk Mengukur Gravitasi Muatan dengan Prinsip Bandul matematis. Mataram: Gravity
Giancoli, D . 2007. Fisika. Jakarta: Erlangga
Halliday.2005. Fisika dasar. Jakarta: Erlangga
Tripler, Paul A. 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi ke III Jilid 2 .      Jakarata: erlangga

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR: “VISKOSITAS ZAT ALIR”

LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA DASAR
VISKOSITAS ZAT ALIR
O
L
E
H
NAMA                        : FATMA ZAHRA
NO BP.            : 1404045
KELAS           : A

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
YAYASAN PERINTIS
PADANG 2014




VISKOSITAS ZAT ALIR

I.                   TUJUAN
Menentukan viskositas zat alir dengan menggunakan metode stokes

II.                TEORI DASAR
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan didalam fluida . fluida adalah zat yang dapat mengalir sehingga dapat menyesuaikan diri dengan bentuk wadah apapun dimana zat tersebut diletakkan. Viskositas fluida (zat alir) adalah gesekan yang ditimbulkan fluida yang bergerak atau benda padat yang bergerak dalam fluida. Besarnya gesekan ini biasa disebut sebagai derajat kekentalan zat cair.
Semakin besar kekentalan fluida (viskositas), maka semakin sulit suatu flu8ida untuk mengalir dan juga menunjukkan semakin sulit suatu benda begrgerak dalam fluida tersebut.
Didalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair . gaya kohesi merupakan gaya tarik menarik antar molekul. Sedangkan dalam gas viskositas timbul sebagai akibat tumbukan molekul gas. Zat cair lebih kental daripada gas, sehingga untuk mengalirkan zat cair diperlukan gaya lebih besar dibandingkan dengan gaya yang diberikan untuk mengalirkan gas.
Aliran viskositas dapat dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu:
1.      Aliran laminar
Aliran laminar merupakan aliran yang teratur, tenang, lurus dan adanayta lapisan-lapisan yang teratur, kecepatan tidak terlalau besar, kecepatan paling besar ada ditengah pipa  lalu mengecil sampai menjadi nol didinding pipa.
2.      Aliran turbulen
Aliran turbulen merupakan aliran-aliran yangt gerakan fluidanya tidak teratur, tidak tenang, partikel-partikelnya saling acak, arahnya berbelok-belok tidak beraturan, dengan kecepatan yang tinggi dan viskositas yang relative rendah.
                     Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan fluida adalah:
1.      Tekanan
Viskositas cairan naik dengan hnaiknya tekanan. Sedangkan viskositas gas tidak dipengaruhi tekanan.
2.      Temperatur
Viskositas turun dengan naiknya suhu, pemanasan zat cair  menyebabkan molekul-molekul nya memperoleh energy. Molekul-molekul cairaan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas cairan akan turuin dengan kenaikan temperature.
3.      Kehadiran zat lain
Adanay bahan tambahgan seperti suspense manaikkan viskopsitas zat cair. Pada minyak ataupun gliserin adanya penambahan air akan menyebabkan viskositas turun karena gliserin atau minyak akan semakin encer, sehingga waktu alirnya semakin cepat.
4.      Ukuran da berat molekul
Viskositas zat cair naik dengan naiknya berat molekul. Viskositas semakin besart jika ikatan rangkap semakin banyak.
5.      Kekuatan antar molekul
Viskositas air naik dengan adanya ikatan hydrogen.
Cara menentukan viskositas suatu zat adalah dengan menggunakan alat yang dinamakan viscometer. Ada beberapa tipe viscometer yang biasa digunakan, yaitu:
1.      Viscometer Oswald
Merupakan viscometer dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara dua tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui viscometer Oswald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui untuk lewat dua tanda tersebut.
2.      Viscometer hupland boob
Prinisp kerjanaya yaitu sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah.
3.      Viscometer cone and plate
Cara pemakaian dari viscometer ini adalah sampel diletakkan ditengah-tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut, kerucut digerakkan oleh motor dengan berbagai macam kecepatan, dan sampelnya digeser didalam ruangan yang semi transparan  yang diam kemudian kerucut berputar.
4.      Viscometer hopler
Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola (yang terbuat dari kaca) melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki.
           
                                    Bila sebuah bola yang massa jenisnya lebih besar daripada massa jenis fluida atau berjari-jari (r) dimasukkan didalam suatu fluida zat cair, maka bola akan jatuh dipercepat sampai suatu saat kecepatannyaa maksimum (v maks), pada kecepatan v maks ini benda akan bergerak beraturan karena gaya beratntya sudah diimbangi gaya gesek fluida.
                                    Menurut George stokes, besarnya gaya gesek pada fluida inilah yang disebut gaya stokes. Maka rumus stokes adalah:

η = 2/9 r2g (ρ-ρ0)
        V

Dimana:
η= kekentalan zat cair (poise)
r = jari-jari bola (cm)
ρ = percepatan gravitasi (cm/det)
ρ0= massa jenis bola ( g/ml)
v= kecepatan bola (cm/det)
h= tinggi jatuh bola (cm)
t= waktu jatuh bola (det)

III.             ALAT DAN BAHAN
a.      Alat
1.      Tabung
2.      Bola jatuh
3.      Jangka sorong
4.      Micrometer sekrup
5.      Mistar
6.      Timbang analitik
b.      Bahan
1.      Minyak
2.      Oli
3.      Gliserin

IV.             PROSEDUR KERJA
1.      Susun alat sebagaimana mestinya
2.      Ukur jari-jari dan massa jenis bola jatuh
3.      Tentukan massa jenis zat alir
4.      Jatuhkan boal pelan-pelan diatas permungkaan zat alir dalam tabung
5.      Setelah lebih kurang 5 cm dari permungkaan zat alir dalam tabung , tekanlah tombol stopcwatch dan setelah sampai bola tersebut didasar tabung matikan stopwatch , catat waktu bola jatuh dan ukur jarak yang ditempuh bola.
6.      Tentukan kecepatan bola (v) dari no 5
7.      Ulangi percobaan 4 da5 sebanyak 3 kali untuk mendapatkan rata-rata nomor 6
8.      Hitung kekentalan zat alir dengan menggunakan rumus stokes.

V.                MONOGRAFI
1.      Gliserin
Gliserin tidak bewarna,  tidak berbau, cairan kental, jernih, dan banyak digunakan dalam formulasi farmasi. Kepadatan 1,261 g/cm. memiliki titik lebur 18 0C dan titik didih 290 C. masa molar 92,09382 g/mol. Indeks biasnya 1,4746 dan memiliki viskositas 1,5 pa.s.  memiliki sifat anti freeze.

VI.             ANALISIS DATA  DAN PEMBAHASAN
a.       Analisis data
Dari percobaan dilakukan analis sebagai berikut.
1.      Massa bola
a.       Untuk gliserin =0,1434 gr
b.      Untuk minyak dan oli= 0,1422 gr

2.      Waktu jatuh bola
a.       Pada oli= (24+25+28)/3=25,67 s
b.      Pada minyak= (7+8+8)/3=8
c.       Pada gliserin=10 menit, 27 s

3.      Volume minyak, oli, gliserin = 10 ml
Massa awal (berat tabung reaksi) =27,1675 gr
Masa akhir:                    oli= 35,9170 g
                                                  Minyak= 36,1274 g
                                                  Gliserin = 39,5074 g
Sehingga didapat:
a.       Massa oli= masa akhir-masa awal
= 35,9170-27,1675
=8,7495 g
b.      Massa minyak= 36,1274 - 27,1675
                                      = 8,9599 g
c.       Massa gliserin = 39,5074-27,1675
 = 1,2339 g

4.      Massa jenia zat alir
a.       ρ oli = m/v= 8,87495 g/10 ml = 0,87495 g/ml
b.      ρ minyak = m/v= 8,9599 g/10 ml = 0,895 g/ml
c.       ρ gliserin = m/v = 12,3399 g/10 ml= 1,2339 g/ml

5.      diameter bola= 5,95 mm, sehingga r= 2,975 mm
volume bola       = 4/3 πr3
                                                                                                = 4/3 x 3,14 x (2,975)3
                                                                                                                                = 4/3 x 3,14 x 82,6762
                                                                                                = 110,234 mm3
                                                                                                = 0,110234 cm3

                                                            Massa jenis bola untuk minyak dan oli:
                                                            ρ= m/v =0,1422 g/ 0,110234 cm3 = 1,289 gr/cm3
                                                            massa jenis bola untuk gliserin
                                                            ρ= m/v = 0,1413 gr/ 0,110234 cm3=1,3006 g/cm3

6.      tinggi jatuh bola= 23,6 cm. sehinggav didapat:
vaminyak =h/t=23,6 cm /8 s= 2,95 cm/s
voli= h/t = 23,6 cm / 25,67 s= 0,9193 cm/s
v gliserin = h/t = 23,6 cm/ 10 menit 10 s= 23,6 cm /627 s= 0,0376 cm/s

7.      penentuan viskositas
minyak
η      = [2/9 r2g (ρ-ρ0) ]/V
                    = [2/9 x (2, 975)2 x 10 x (1,289-0,895)]/2,95
                    = 2,6004 poise

oli
η      = [2/9 r2g (ρ-ρ0) ]/V
                    = [2/9 x (2, 975)2 x 10 x (1,289-0,874)]/0,9193
                    = 8,789 poise
gliserin
η      = [2/9 r2g (ρ-ρ0) ]/V
                    = [2/9 x (2, 975)2 x 10 x (1,3006-1,2339)]/0,0376
                    = 34,538 poise

b.      Pembahasan        
Pada percobaan  penentuan viskositas zat alir dengan menggunakan metode stokes, kami menggunakan minyak, oli dan gliserin sebagai sampel.
Pada percobaan ini kami menimbang masa bola terlebih dahulu, setelah itu menentukan waktu jatuh bola. Untuk penentuan waktu, bola dijatuhkan sebanyak tiga kali dan kemudian dicari rata-ratanya. Setelah itu kami menentukan masa oli, minyak dan gliserin dengan cara mengurangi masa akhir zat alir dengan masa awal zat alir. Setelah didapat hasilnya, lalu dihitung masa jenis zat alir tersebut dengan rumus:
Ρ = m/ v
Setelah itu kami mengukur diameter bola dengan micrometer sekrup dan didapat 5,59 mm. setelah itu kami menghitung volume bola dan didapat 0,110234 cm. setelah itu kami menentukan masa jenis bola untuk minyak dan olididapat 1,289 g/ml, sedangkan gliserin 1,3006 g/ml
Selanjutnya ditentukan kecepatan alir dengan menggunakan rumus :
v = h / t
sebelumnya ditentukan tinggi boila terlebih dahulu dan didapat 23,6 cm. selanjutnya baru didapat kecepatan minyak yaitu 2,95 cm/s, oli 0,9193 cm/s, dan gliserin 0,0376 cm/s.
dan terakhir menghitung viskositas zat alir dengan menggunakan rumus:
η = 2/9 r2g (ρ-ρ0)
                        V
Dari rumus tersebut didapatkan viskositas minyak 2,6004 poise, oli 8,299 poise dan gliserin 34,538 poise.

VII.          KESIMPULAN DAN SARAN
a.       Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan , didapatkan bahwa viskositas minyak 2,6004 poise, oli 8,299 poise dan gliserin 34,538 poise.
b.      Saran
Sebaiknya saat praktikum, lebih teliti memperhatikan ada atau tidaknya gelembung pada viskometer karena dapat mempengaruhi hasil percobaan

DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P.W. 1996. Kimia Fisik Jilid II Edisi IV. Jakarta : Erlangga.
Bird, Tony. 1987. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta : PT Gramedia.
Dirjen POM .1995. Farmakope Indonesia Edisi ke IV. Jakarta: Depkes RI
Dogra. 1990. Kimia Fisik dan Soal-soal. Malang : Jakarta : UI-Press