Sunday 14 June 2015

Makalah Biologi Sel "PENGGUNAAN STEM CELL UNTUK LEUKIMIA"


MAKALAH BIOLOGI SEL
"PENGGUNAAN STEM CELL UNTUK LEUKIMIA"




Oleh    :
Nama : FATMA ZAHRA
No. BP : 1404045
Kelas : A


SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA (STIFI)
YAYASAN PERINTIS
PADANG
2015


KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penggunaan Stemcell untuk Leukimia”
Adapun karya makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatannya. Untuk itu, tidak lupa kami sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca untuk memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah yang berjudul “Terapi Sel Punca pada Diabetes” dapat diambil hikmah dan manfaatnya. Akhir kata penyusun ucapkan terima kasih.

Padang,  Juni 2015

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sel punca ialah sel induk yang dapat berdeferensial atau dapat merubah diri menjadi berbagai sel sesuai lingkungan,bisa menjadi sel otot,sel endokrin,epitel,dan lain-lain kemudian berkembang lagi menjadi stem cell.
Penyakit kanker ialah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal.Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat,tidak terkendali,dan akan terus membelah diri.Selanjutnya menyusup ke jaringan sekitarnya (invasive) dan terus menyebar melalui jaringan ikat,darah,dan menyerang organ-organ penting serta syaraf tulang belakang.Dalam keadaan normal,sel hanya akan membelah diri jika ada penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak.Sebaliknya sel kanker akan membelah terus meskipun tubuh tidak memerlukannya,sehingga terjadi penumpukan sel baru yang disebut tumor ganas.Penumpukan sel tersebut merusak jaringan normal,sehingga menggangu organ yang ditempatinya.
Leukimia adalah salah satu jenis kanker yang menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang.Sumsum tulang ini dalam tubuh manusia ini memproduksi tiga type sel darah,yaitu sel darah putih(berfungsi sebagai daya tahantubuh melawan infeksi),sel darah merah ( berfungsi membawa oksigen kedalam tubuh),dan platelet ( bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah).
Leukimia umumnya muncul pada diri seseorang sejak masa kecil,sumsum tulang tanpa diketahui penyebab telah memproduksi sel darah putih yang berkembang tidak normal atau abnormal.Normalnya sel darah putih memproduksi ulang bila tubuh memerlukannya atau ada tempat bagi sel darah itu sendiri.
Pada kasus leukemia,sel darah putih tidak merespon kepada tanda atau signal yang diberikan.Akhirnya produksi yang berlebihan tidak terkontrol akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan didalam darah perifer atau darah tepi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu sel punca?
2. Apa itu leukemia?
3. Bagaimana penggunaan stem cell atau sel punca pada penyakit leukemia?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui apa itu sel punca
2.      Untuk mengetahui apa itu leukemia
3.      Untuk mengetahui penggunaan stem cell atau sel punca pada penyakit leukemia

D.     Manfaat Penulisan
Adapun manfaat  penulisan makalah ini adalah :
1.      Bagi Penulis  mengetahui lebih dalam tentang  payudara dan bagaimana cara menanggulanginya, serta sebagai bahan dalam melengkapi tugas kuliah.
2.      Bagi mahasiswa dan masyarakat umumnya sebagai bahan bacaan dan untuk dijadikan penelitian yang lebih lanjut mengenai terapi sel punca pada kanker payudara

BAB II
PEMBAHASAN
2.1      Pengertian Sel Punca
Sel punca adalah sel primitive yang terdiferensiasi dimana turunan turunan sel nya dapat terdiferensiasi menjadi menjadi berbagai fungsi jaringan sel maupun organ dan memiliki kemamnpuan untuk memperbaharui sel.      

2.2      Pembagian Sel Punca
Berdasararkan kemampuannya untuk berdeferesiasi stem cell dibagi menjadi :
1.      Totipotent
Adalah sel punca yang dapat berdeferensiasi menjadi semua jenis sel yaitu zigot
2.      Pluripotent
Adalah stem cell yang dapat berdeferensiasi menjadi tiga lapisan germinal tetapi tidak dapat menjadi jaringan ekstra embrionik seperti plasenta dan tali pusat.
3.      Multipotent
Yaitu stem cell yang dapat berdiferensiasi menjadi banyak jenis sel misalnya hemopoetic stem cell yang terdapat pada sumsum tulang yang mempunyai kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel yang terdapat dalam darah.
4.      Unipotent
Yaitu stem cell yang hanya dapat menghasilkan satu jenis sel.

Berdasarkan sumbernya stem cell dibagi menjadi :
1.      Zigot
Yaitu pada tahap sesaat setelah sperma bertemu ovum (fertilisasi)
2.      Embryonic stem cell
Yaitu sel-sel stem yang diperoleh dari inner sel mass dari suatu blastocyst
3.      Embryonic grem cell
Misalkan,sel germinal primodial dari janin 5-9 minggu.
4.      Sel punca fetal
Adalah sel primitive yang dapat ditemukan pada organ-organ fetus seperti sel punca hematopohietic fetal dan progenitor kelenjar pancreas.
5.      Stem cell darah tali pusat
Yaitu stem cell yang diambil dari darah plasenta dan tali pusat segera setelah bayi lahir.
6.      Adult stem cell
Yaitu mempunyai sifat plastis artinya selain berdiferensiasi menjadi sel yang sesuai dengan jaringan asalnya.

Pengobatan stem cell dikenal dengan sel baset therapy. Pengobatan stem cell pada kasus sirosis/pengerasan hati. Adapun fungsi dan peranan stem cell yaitu
a.       Mempercepat transportasi nutrisi keseluruh tubuh
b.      Mempercepat metabolisme tubuh
c.       Menambah kinerja sel badan
d.      Mempercepat penyembuhan luka dan patah tulang
e.       Mengetahui proses biologis yaitu perkembangan organisme dan perkembangan kanker
f.       Penemuan dan perkembangan obat baru yaitu untuk mengetahui efek obat terhadap berbagai jaringan

Dalam pelegalan ESC dan jika berhasil,maka terjadi pembunuhan embrio secara besar-besaran. Dengan jumlah sisa bayi tabung yang tidak sebanding dengan tingkat kebutuhan, peternakan embrio maupun aborsi terjadi . hal ini disebabkan dengan digunakan embrio bukan dari sisa bayi tabung yang seharusnya dibuang, hal ini identic dengan pelegalan akan adanya abortus. Dan ESC tetap keluar dr bioetika.
Sedangkan dalam penelitian ASC ,tidak ada masalah dengan bioetika dan dapat dilakukan baik dari segi pengembangan penelitian kemanfaatan yang mengacu pada 7 syarat bioetika
2.3.Pengertian Leukemia
            Leukemia merupakan penyakit dalam klasifikasi kanker pada darah atau sum-sum     tulang Yang ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sum-sum tulang dan jaringan limfoid, umumnya terjadi pada leukosit/sel darah putih. Sel-sel normal di dalam sum-sum tulang digantikan oleh sel tak normal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer/darah tepi. Sel leukemia memengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh pasien.
            Kata leukemia berarti darah putih,karena pada penderita ditemukan banyak sel darah putih sebelum diberi terapi. Sel darah putih yang tampak banyak merupakan sel yang muda, misalnya promielosit. Jumlah yang semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari sel lainnya.
      Pada tahun 2000, terdapat sekitar 256.000 anak dan dewasa diseluruh dunia menderita penyakit sejenis leukemia dan 209.000 orang diantaranya meninggal dunia. Hamper 90% dari semua penderita yang terdiagnosa adalah dewasa.
            Menurut ahmad Ramadi (1998) leukemia merupakan penyakit ganas, progresif pada organ-organ pembentuk darah yang ditandai dengan proliferasi dan perkembangan leukosit serta pendahulunya secara abnormal didalam darah dan sumsum tulang belakang. Proliferasi sel leukosit yang abnormal ,ganas,sering disertai bentuk leukosit yang tidak normal, jumlahnya berlebihan, dapat menyebabkan anemia,trombositopenia,dan diakhiri dengan kematian (mansjoer,1999).

2.4.Pembagian Leukosit
        Menurut jenisnya,leukemia dapat dibagi atas leukemia mieloit dan leofoit. Masing-masing ada yang akut dan kronis. Secara garis besar,pembagian leukemia adalah sebagai berikut:
1.       Leukemia limfoit:
a.        Leukemia limfoblasitik akut (LLA)
Merupakan kanker yang sering mengganggu anak-anak dibawah umur 15 tahun,dengan puncak i
Insidensi antara umur 3-4 thn. Manifestasi dari LLA adalah berupa ploriferasi limpoblast abnormal dalam sumsum tulang dan tempat-tempat ekstramedular. Paling sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan. Gejala pertama terjadi karena sum sum tulang gagal menghasilkan sel darah merah dalam jumlah yang memadai,yaiyu berupa lemah dan sesak nafas karena anemia(sel darah merah terlalu sedikit) infeksi dan demam karena berkurangnya jumlah sel darah putih, pendarahan karena jumlah trombosit yang terlalu sedikit.
Manifestasi klinis:
1.      Hematopoiesis normal terhambat
2.      Penurunan jumlah leukosit
3.      Penurunan sel darah merah
4.      Penurunan trombosit

b.      Leukemia limfositik kronis(LLK)
Leukemia limfositik kronik ditandai dengan adanya sejumlah besar limfosit(salah satu jenis sel darah putih) matang yang bersifat ganas dan pembesaran kelenjar getah bening. Lebih dari ¾ penderita berumur lebih dari 60 thn,dan 2-3 kali sering menyerang pria. Pada awalnya penambhan limfosit matang yang ganas terjadi dikelenjar getah bening kemudian menyebar ke hati dan limpa,dan keduanya mulai membesar. Masuknya limfosit ini kedalam sumsum tulang akan menggeser sel-sel yang normal sehingga terjadi enemia dan penurunan sel darah putih dan trombosit didalam darah. Kadar dan aktifitas antibody(protein untuk melawan infeksi juga berkurang). System kekebalan yang biasanya melindungi tubuh terhadap serangan luar sering kali menjadi salah arah dan menghancurkan jaringan tubuh yang normal.
Manifestasi klinis:
1.      Adanya anemia
2.      Pembesaran nodus limfa
3.      Pembesaran organ abnomen
4.      Jumlah eritrosit dan trombosit mungkin normal atau menurun.
            Etiologi penyakit leukemia
Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah putih. Penyebab dari sebagian besar jenis   leukimia tidak diketahui. Virus menyebabkan beberapa leukemia pada binatang misalnya kucing. Virus HTLV-I (human T-cell lymphotropic virus type 1) yang menyerupai virus penyebab AIDS diduga merupakan penyebab jenis leukemia yang jarang terjadi pada manusia,yaitu leukemia sel-T dewasa. Pemaparan terhadap penyinaran(radias)i dan bahan kimia tertentu misalnya benzene dan pemakaian obat anti kanker,meningkatkan resiko terjadinya leukemia. Orang yang memiliki kelainan genitik tertentu misalnya syndrome down daqn syndrome fanconi juga lebih peka terhadap kimia.

2.5. Penyebab Penyakit Leukemia
Sampai saat ini penyebab lanker darah belum diketahui secara pasti,akan tetapi ada beberapa factor yang diduga mempengaruhi frekuensi terjadinya kanker darah.
a.       Radiasi
Hal ini ditunjang dengan beberpa laporan dari beberapa riset yang menangani kasus kanker darah bahwa para pegawai radiologi lebih sering menderita kanker darah,penderita dengan radioterpai lebih sring menderita kanker darah,kanker darah ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasaki jepang.
b.      Leukemogenik
Beberapa zat kimia dilaporkan telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi kaknker darah,misalnya racun lingkungan seperti benzene,bahan kimia industry seperti insektisida,obat-obatan yang digunakan untuk kemoterapi.
c.       Herediter
Penderita down syndrome memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal.
d.      Virus
Beberapa jenis virus bisa menyebabkan kanker darah seperti retrovirus,virus leukemia veline, HTLV-I pada dewasa.

2.6.Ciri-Ciri Leukemia
Gejala kanker darah yang ditimbulkan umumnya berbeda diantara penderita,namun demikian secara umum dapat digambarkan secara berikut:
a.       Anemia
Pendrita akan cepat lelah,pucat,dan bernafas cepat(sel darah merah dibawah normal menyebabkan oksigen didalam tubuh kurang,akibatnya penderita bernsfas cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oksigen dalam tubuh).
b.      Pendarahan
Ketika platelet (sel pembeku darah ) tidak terproduksi dengan baik karena didoinasi oleh sel darah putih,maka penderita kanker darah akan mengalami pendarahan dijaringan kulit(banyaknya jentik merah lebar/kecil dijaringan kulit).
c.       Terserang infeksi
Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh,terutama melawan penyakit infeksi. Pada peenderita kanker darah sel darah putih yang terbentuk tidak normal sehingga tidak berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan adanya demam,keluar cairan putih dari hidung,dan batuk.
d.      Nyeri tulang dan persendian
Hal ini disebabkan karena akibat dari sumsum tulang (bone marrow) mendesak padat oleh sel darah putih.
e.       Nyeri perut
Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala kanker darah dimana sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal,hati dan empedu yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbullah nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan penderita kanker darah.
f.       Pembekuan kelenjar limfa
Penderita kanker darah kemungkinan besar mengalami pembekuan pada kelenjar limfa,baik itu yang dibawah lengan,leher,dada dan yang lainnya. Kelenjar limfa bertugas menyaring darah,sel leukemia dapat terkumpul dan menyebabkan pembengkakan.
g. Kesulitan bernafas(dyspnea)
Pemderita kanker darah mungkin menampakkan gejala kesulitan bernafas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini penderita harus segeramendapatkan pertolongan medis.

2.7.Akibat Penyakit Leukimia (kanker darah)
Leukimia umumnya muncul pada diri seseorang secak di masa kecilnya, sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi sel darah putih yang berkembang tidak normal atau abnormal. Normalnya sel darah putih memproduksi ulang bila tubuh memerlukannya atau ada tempat bagi sel darah itu sendiri. Tubuh manusia akan memberikan signal secara teratur kapankah sel darah diharapkan berproduksi kembali.
Pada kasus leukemia (kanker darah),sel darah putih tidak merespon kepada signal yang diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan tidak terkontrol akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan didalam darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal ini bila berlebihan dapat mengganggu fungsi normal selainnya.
Beberapa factor yang muncul akibat terkena nya penyakit kanker darah adalah :
1.      Faktor resiko hormonal,hormone ekstrogen dapat berfungsi sebagai promotor bagi kanker tersebut misalnya ,kanker payudara dan kanker endometrium.
2.      Factor kejiwaan atau emosi psikis, gangguan yang terjadi pada emosi dapat menyebabkan atau memperberat kanker seperti stress,densam,kebencian yang mendalam ,atau sakit hati.

2.8.Pengobatan Leukimia
Penanganan kasus penyakit leukemia biasanya dimulai dari gejala yang muncul, seperti anemia,pendarahan dan infeksi. Secara garis besar penanganan dan pengobatan leukemia bisa dilakukan dengan cara single aatupun gabungan dari beberapa metode di bawah ini :
a.       Kemoterapi
b.      Terapi radiasi
c.       Stem cell
d.      Pemberian obat-obat tablet dan suntik
e.       Transfuse sel darah merah

System terapi yang sering digunakan dalam menangani penderita laukimia adalah kombinasi antara kemoterapi dan pemberian obat-obatan yang berfokus pada pemberhentian produksi sel darah putih yang abnormal dalam bonemarrow. Selanjutnya adalah penanganan terhadap beberapa gejala yang telah di tampakkan oleh tubuh penderita.
Leukemia limfositip kronik berkembang dengan lambat, sehingga banyak penderita yang tidak memerlukan pengobatan selama bertahun-tahun sampai jumlah limfosit sangat banyak, kelenjar getah benih membesar atau terjadi penurunan jumlah eritrosit atau trombosit. Jika jumlah trombosit menrun, diberikan transfuse trombosit.   Infeksi diatasi dengan antibiotic.
Terapi penyinaran digunakan untuk memperkecil ukuran kelenjar getah benih, hati, atau limfa. Obat anti kanker saja atau di tambah kortikosteroid diberikan jika jumlah limfosit sangat banyak.prednison dan kortikosteroid lainnya bisa menyebabkan perbaikan pada penderita leukemia yang sudah menyebar. Tetapi respon ini biasanya berlangsung singkat dan setelah pemakaian jangka panjang, kortikosteroid menyebabkan beberapa efek samping. Leukemia sel B diobati dengan alkylating agen, yang bmembunuh sel kanker dengan mempengaruhi DNA nya. Leukemia sel berambut diobati dengan interferon alfa dan pentostatin.
2.9.Penggunaan Stem Cell Atau Sel Punca pada Penyakit Leukemia
Leukemia dapat diobati dengan kemoterapi atau radiasi untuk menghancurkan sel-sel leukimianya. Setelah itu, akan dilakukan transplantasi sel-sel induk yang sehat melalui pembuluh darah besar. Sel darah baru berkembang dari sel induk yang ditransplantasikan. Sel-sel darah baru menggantikan yang dihancurkan oleh pengobatan. Transplantasi dilakukan di rumah sakit. Sel induk berasal dari diri pasien sendiri, kembar identik atau donor sel induk yang cocok. Sumbernya adalah darah ataupun dari sumsum tulang dan darah tali pusar. Dibutuhkan waktu bagi sel-sel induk yang ditransplantasikan untuk mulai menghasilkan sel darah yang sehat.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1.      Sel punca atau stem sel adalah sel primitif yang belum yang belum berdiferensiasi di mana turunan selnya dapat terdiferensiasi menjadi berbagai fungsi jaringan sel maupun organ dan memiliki kemampuan untuk memperbarui sel.
2.      Leukemia merupakan penyakit dalam klasifikasi kanker pada darah atau sum-sum     tulang Yang ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sum-sum tulang dan jaringan limfoid.
3.      Leukemia dapat diobati dengan kemoterapi atau radiasi untuk menghancurkan sel-sel leukimianya. Setelah itu, akan dilakukan transplantasi sel-sel induk yang sehat melalui pembuluh darah besar.

3.2.Saran
a.      Dalam pengelompokan stem sel yang diambildiharapkan sesuai dengan kode etik yang berlaku di dunia kesehatan sehingga tidak menimbulkan kontrofersi d masyarakat.
b.      Masyarakat diharapkan tidak membesarkan isu terkait stem sel yang di pandang melanggar HAM, masyarakat harus mampu berfikir selektif dan melihat penggunaan stem sel dari sisi positif.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010.Totipotent Stem Cell.Online.http://www.explorestemcells.co.uk/cloned-numan-embryos-skin-cell.html.
Baldy CM. 2005.Gangguan sel darah putih dan sel darah plasma.Dalam :Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Ed.6.Terjemahan oleh:Hartanto H,Wualnsari P,Susi N.Jakarta:EGC;hal 277-8
Guilhot F, Roy L.2005.Cronic myeloid leukemia. In:Textbook of malignant 5.hematology.New york. Mcgraw Hill 2005:696-725.
http://id .wikipedia.org/wiki/Sel-punca
Robbins Rl,Kumar V.1999.Sistem hematopoiesis dan limfoma.Dalam oswari J,Erlan,Setiawan I,Hartanto H, Komala S, editor. Buku ajar patologi II.Ed 4 .Terjemahan oleh:Putra ST.Jakarta.EGC.Hal 79-85.

Sylvia A,Brahm UP.2006.Gangguan system Hematologi.Dalam:Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit . Jakarta:EGC:278-7.

Makalah Biologi Sel "KANKER PAYUDARA"


MAKALAH BIOLOGI SEL
"KANKER PAYUDARA"



Oleh    :
Nama  : FATMA ZAHRA


EUREKA FADILLAH SUSANTI
KELAS:  A


SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA (STIFI)
YAYASAN PERINTIS
PADANG
2015

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kanker Payudara
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatannya. Untuk itu, tidak lupa kami sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca untuk memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah yang berjudul “Kanker Payudara” dapat diambil hikmah dan manfaatnya. Akhir kata penyusun ucapkan terima kasih.

Padang,  Juni 2015

Penyusun

BAB 1
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
            Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali.Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh World Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 17.
Kanker adalah istilah yang digunakan untuk penyakit dimana sel – sel abnormal membelah tanpa kontrol dan mampu menyerang jaringan lain.Sel – sel kanker dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh melalui darah dan sistem getah bening.Sebagian besar kanker diberi nama untuk organ tau jenis sel dimana kanker tersebut berkembang,misalnya kanker payudara (National Cancer Institute.2009).
Kanker payudara adalah kanker yang berasal dari jaringan payudara,paling sering dari lapisan dalam saluran payudara atau lobus yang menyediakan saluran dengan susu.Penyakit ini sebagian besar terjadi pada wanita,tetapi juga dapat menyerang pada laki – laki.Kanker ini kebanyakan berasal dari saluran yang dikenal sebagai karsinoma duktal dan ada yang berasal dari lobulus yang simak dikenal sebagai lobus karsinoma.
Kanker payudara biasanya dimulai dari lapisan dalam saluran susu atau lobulus. Kanker payudara yang dimulai dalam lobulus dikenal sebagai karsinoma lobular, sementara yang terjadi dalam saluran susu disebut karsinoma duktal.Kanker payudara adalah kanker invasif yang paling umum pada wanita di seluruh dunia. Kanker jenis ini menyumbang 16% dari semua kanker yang menyerang wanita dan 22,9% dari kanker invasif pada wanita. Sebanyak 18,2% dari semua kematian akibat kanker di seluruh dunia, termasuk laki-laki dan perempuan, berasal dari kanker payudara.
Sebagian besar kanker payudara mempunyai prognosis yang lebih baik jika dilakukan perawatan pada fase awal perkembangannya. Oleh karena itu, deteksi dini dari tanda dan gejala kanker payudara akan sangat penting, apalagi pada wanita dengan risiko tinggi terkena kanker payudara.
Tubuh terdiri dari ratusn juta sel hidup.Pada tubuh yang normal sel – sel akan tumbuh,membelah dan mati secara teratur.Selama awal tahun kehidupan seseorang,secara normal sel akan membelah cepat yang memungkinkan tubuh untuk tumbuh.Setelah orang dewasa,sel – sel membelah hanya untuk mengganti sel – sel yang rusak atau mati untuk memperbaiki cidera (American Cancer Society,2010)

  1. Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang di atas,maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalaah apa itu penyakit kanker payudara dan bagaimana cara menanggulanginya.?
  1. Batasan Masalah
            Agar pembahasan masalah tidak terlalu melebar maka penulis membatasi masalah hanya pada ruang lingkup seluk beluk penyakit kanker payudra dan bagaimana cara mennggulanginya.

D.Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui seluk beluk penyakit kanker payudara.
2.      Untuk mengetahui bagaimana cara menanggulangi kanker payudara.

E.     Manfaat Penulisan
Adapun manfaat  penulisan makalah ini adalah :
1.       Bagi Penulis  mengetahui lebih dalam tentang  payudara dan bagaimana cara menanggulanginya, serta sebagai bahan dalam melengkapi tugas kuliah.
2.       Bagi mahasiswa dan masyarakat umumnya sebagai bahan bacaan dan untuk dijadikan penelitian yang lebih lanjut mengenai terapi sel punca pada kanker payudara

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1      Definisi Kanker Payudara
Kanker payudara adalah kanker yang berasal dari jaringan payudara,paling sering dari lapisan dalam saluran payudara atau lobus yang menyediakan saluran dengan susu.Penyakit ini sebagian besar terjadi pada wanita,tetapi juga dapat menyerang pada laki – laki.Kanker ini kebanyakan berasal dari saluran yang dikenal sebagai karsinoma duktal dan ada yang berasal dari lobulus yang simak dikenal sebagai lobus karsinoma.
Kanker payudara biasanya dimulai dari lapisan dalam saluran susu atau lobulus. Kanker payudara yang dimulai dalam lobulus dikenal sebagai karsinoma lobular, sementara yang terjadi dalam saluran susu disebut karsinoma duktal.Kanker payudara adalah kanker invasif yang paling umum pada wanita di seluruh dunia. Kanker jenis ini menyumbang 16% dari semua kanker yang menyerang wanita dan 22,9% dari kanker invasif pada wanita. Sebanyak 18,2% dari semua kematian akibat kanker di seluruh dunia, termasuk laki-laki dan perempuan, berasal dari kanker payudara.
Sebagian besar kanker payudara mempunyai prognosis yang lebih baik jika dilakukan perawatan pada fase awal perkembangannya. Oleh karena itu, deteksi dini dari tanda dan gejala kanker payudara akan sangat penting, apalagi pada wanita dengan risiko tinggi terkena kanker payudara.

2.2      Gejala Kanker Payudara
Berikut antara lain hal-hal yang harus Anda perhatikan yang merupakan gejala kanker payudara:
  1. benjolan pada payudara anda
b.      berubah bentuk / ukuran
c.       kulit payudara berubah warna: dari merah muda menjadi coklat hingga seperti kulit jeruk
d.      puting susu masuk ke dalam (retraksi)
e.       salah satu puting susu tiba-tiba lepas / hilang
f.       bila tumor sudah besar, muncul rasa sakit yang hilang-timbul
g.      kulit payudara terasa seperti terbakar
h.      payudara mengeluarkan darah atau cairan yang lain, padahal Anda tidak menyusui
Tanda kanker payudara yang paling jelas adalah adanya borok (ulkus) pada payudara. Seiring dengan berjalannya waktu, borok ini akan menjadi semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara. Gejala lainnya adalah payudara sering berbau busuk dan mudah berdarah.
Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen sebagai berikut:
a.       terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara);
b.      adanya nodul satelit pada kulit payudara;
c.       kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa;
d.      terdapat model parasternal;
e.       terdapat nodul supraklavikula;
f.       adanya edema lengan;
g.      adanya metastase jauh;
h.      serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.

2.3      Tahap Pembentukan Sel Kanker
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap- tahap berikut :
1.      Fase inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
Progesteron, sebuah hormon yang menginduksi ductal side-branching pada kelenjar payudara dan lobualveologenesis pada sel epitelial payudara, diperkirakan berperan sebagai aktivator lintasan tumorigenesis pada sel payudara yang diinduksi oleh karsinogen. Progestin akan menginduksi transkripsi regulator siklus sel berupa siklin D1 untuk disekresi sel epitelial. Sekresi dapat ditingkatkan sekitar 5 hingga 7 kali lipat dengan stimulasi hormon estrogen,[3] oleh karena estrogen merupakan hormon yang mengaktivasi ekspresi pencerap progesteron pada sel epitelial.[4] Selain itu, progesteron juga menginduksi sekresi kalsitonin sel luminal dan morfogenesis kelenjar.[5]
2.      Fase promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
a.       Fase metastasis
Metastasis menuju ke tulang merupakan hal yang kerap terjadi pada kanker payudara, beberapa diantaranya disertai komplikasi lain seperti simtoma hiperkalsemia, pathological fractures atau spinal cord compression.[6] Metastasis demikian bersifat osteolitik, yang berarti bahwa osteoklas hasil induksi sel kanker merupakan mediator osteolisis dan mempengaruhi diferensiasi dan aktivitas osteoblas serta osteoklas lain hingga meningkatkan resorpsi tulang.
Tulang merupakan jaringan unik yang terbuat dari matriks protein yang mengandung kalsium dengan kristal hydroxyappatite sehingga mekanisme yang biasa digunakan oleh sel kanker untuk membuat ruang pada matriks ekstraselular dengan penggunaan enzim metaloproteinase matriks tidaklah efektif. Oleh sebab itu, resorpsi tulang yang memungkinkan invasi neoplastik terjadi akibat interaksi antara sel kanker payudara dengan sel endotelial yang dimediasi oleh ekspresi VEGF.[6] VEGF merupakan mitogen angiogenik positif yang bereaksi dengan sel endotelial. Tanpa faktor angiogenik negatif seperti angiostatin, sel endotelial yang berinteraksi dengan VEGF sel kanker melalui pencerap VEGFR-1 dan VEGFR-2, akan meluruhkan matriks ekstraselular, bermigrasi dan membentuk tubulus.

2.4  Klasifikasi
Terdapat beberapa jenis sel kanker yang dapat terkultur pada kanker payudara,yaitu : sel MCF-7, sel T-47D, sel MDA-MB-231, sel MB-MDA-468, sel BT-20 dan sel BT-549. Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker payudara diklasifikasikan sebagai berikut:
  1. Non-invasif karsinoma
    • Non-invasif duktal karsinoma
    • Lobular karsinoma in situ
  2. Invasif karsinoma
    • Invasif duktal karsinoma
      • Papilobular karsinoma
      • Solid-tubular karsinoma
      • Scirrhous karsinoma
      • Special types
      • Mucinous karsinoma
      • Medulare karsinoma
    • Invasif lobular karsinoma
      • Adenoid cystic karsinoma
      • karsinoma sel squamos
      • karsinoma sel spindel
      • Apocrin karsinoma
      • Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau osseus metaplasia
      • Tubular karsinoma
      • Sekretori karsinoma
      • Lainnya
  3. Paget's Disease
3.      Stadium
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari World Health Organization)/AJCC (American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh American Cancer Society dan American College of Surgeons).
  1. Sistem TNM
TNM merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukuran tumor , "N" yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut:
  • T (tumor size), ukuran tumor:
    • T 0: tidak ditemukan tumor primer
    • T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
    • T 2: ukuran tumor diameter antara 2–5 cm
    • T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm
    • T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama
  • N (node), kelenjar getah bening regional (kgb):
    • N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla
    • N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan
    • N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan
    • N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum
  • M (metastasis), penyebaran jauh:
    • M x: metastasis jauh belum dapat dinilai
    • M 0: tidak terdapat metastasis jauh
    • M 1: terdapat metastasis jauh
Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut:
  • Stadium 0: T0 N0 M0
  • Stadium 1: T1 N0 M0
  • Stadium II A: T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0
  • Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0
  • Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0
  • Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0
  • Stadium III C: Tiap T N3 M0
  • Stadium IV: Tiap T-Tiap N-M1
  1. Genetik
2.1 Array-mikro DNA
Array-mikro DNA merupakan suatu metode yang diawali dengan membandingkan sel normal dengan sel kanker dan melihat perbedaan yang terjadi pada ekspresi genetik antara dua jenis sel. Walaupun perbedaan ekspresi genetik tersebut belum tentu menunjukkan ciri khas onkogen sel kanker, namun beberapa grup periset mempertimbangkan bahwa beberapa grup/kluster gen mempunyai kecenderungan untuk meninggalkan jejak genetik pada sel lain hingga terjadi ekspresi genetik yang sama, yang disebut profil genetik. Dengan demikian, dinamika fungsional gen dan genom dapat diamati seperti proses transkripsi mRNA, identifikasi domain pengikat dari protein asam nukleat, analisis single-nucleotide polymorphism.
Sejumlah profil genetik telah diajukan oleh berbagai pihak, beberapa diantaranya adalah:
Profil genetik dari American Society of Clinical Oncology yang menawarkan klasifikasi berdasarkan CA 15.3, CA 27.29, CEA, pencerap estrogen, pencerap progesteron, pencerap faktor pertumbuhan epidermal-2, aktivator plasminogen urokinase, penghambat aktivator plasminogen 1. Penggunaan kategori berikut sebagai dasar diagnosa juga dianggap belum cukup; DNA/ploiditas dengan penggunaan sitometri, p53, cathepsin D, siklin E, multiparameter assays tertentu, deteksi metastasis-mikro pada sumsum tulang dan kadar sel tumor dalam sirkulasi darah.
Profil genetik yang disebut normal breast-like, basal, luminal A, luminal B, dan ERBB2+.
Subtipe berdasarkan ESR1/ERBB2 dengan profil ESR1+/ERBB2-, ESR1-/ERBB2-, dan ERBB2+.
Dari sudut pandang histologi, sel tumor payudara merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari berbagai jenis sel selain sel kanker.[10] Untuk mendapatkan profil genetik dari sebuah tumor, perlu diketahui ekspresi genetik khas dari tiap sel yang merupakan hasil transkripsi kluster gen tertentu, kemudian dicari kesamaan kluster pada sel lain dari jenis yang berbeda.
Pada profil intrinsik, ditemukan 8 kluster genetik yang merupakan variasi sel-sel tertentu yang terdapat di dalam tumor.
Sel endotelial. Sebuah kluster gen merupakan ciri khas ekspresi genetik sel endotelial, seperti CD34, CD31, faktor von Willebrand, baik sel endotelial dari kultur HUVEC maupun HMVEC.
Sel stromal. Ekspresi protein dari sel stromal merupakan kluster genetik yang teridentifikasi terlebih dahulu dan meliputi beberapa isomer kolagen
Sel payudara normal maupun yang kaya akan adiposa dengan kluster genetik meliputi fatty-acid binding protein 4 dan PPAR
Sel B, meninggalkan jejak genetik seperti ekspresi gen berupa protein imunoglobulin saat melakukan infiltrasi dan memberikan variasi pada kluster genetik seperti yang terjadi pada ekspresi sel RPMI-8226 dari kultur mieloma multipel.
Sel T juga meninggalkan jejak genetik yang menjadi indikasi aktivitas infiltrasi. Sebuah kluster geneteik meliputi kluster diferensiasi CD3 dan 2 subunit pencerap sel T ditemukan pada sel MOLT-4 dari kultur leukimia.
Makrofaga. Sebuah kluster genetik yang nampaknya merupakan ciri khas makrofaga/monosit adalah ekspresi CD68, acid phosphatase 5, chitinase dan lysozyme.
Terdapat dua jenis sel epitelial pada kelenjar ini, yaitu sel basal atau sel mioepitelial, dan sel epitelial luminal. Banyak gen yang hanya dimiliki oleh salah satu jenis sel ini dan jarang ditemukan gen yang dimiliki oleh kedua sel. Kluster genetik sel basal meliputi keratin-5, keratin-17, integrin-4 dan laminin. Sedangkan kluster genetik sel luminal meliputi faktor transkripsi yang berkaitan dengan pencerap estrogen seperti GATA-binding protein-3, X-box binding protein-1 dan hepatocyte nuclear factor-3.

2.5 Faktor-Faktor Penyebab
5.1 Faktor risiko
Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya:
  1. Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.
  2. Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause. Sel-sel yang sensitive terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas[14].
  3. Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.
  4. Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.
  5. Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.
  6. Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.
  7. Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia sangat berpengaruh -> sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun. Resiko terbesar usia 75 tahun.

5.2 Faktor Genetik
Kanker peyudara dapat terjadi karena adanya beberapa faktor genetik yang diturunkan dari orangtua kepada anaknya. Faktor genetik yang dimaksud adalah adanya mutasi pada beberapa gen yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara gen yang dimaksud adalah beberapa gen yang bersifat onkogen dan gen yang bersifat mensupresi tumor.
Gen pensupresi tumor yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara diantaranya adalah gen BRCA1 dan gen BRCA2.

2.6  Pengobatan kanker
Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit (Tjindarbumi, 1994), yaitu:
a.                  Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi (Hirshaut & Pressman, 1992):
  • Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
  • Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.
  • Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
b.                  Radiasi
Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
c.                   Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker atau sitokina dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker melalui mekanisme kemotaksis. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
d.                  Lintasan metabolisme
Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas osteoklas dan resorpsi tulang yang sering digunakan untuk melawan osteoporosis yang diinduksi oleh ovarian suppression, hiperkalsemia dan kelainan metabolisme tulang, menunjukkan efektivitas untuk menurunkan metastasis sel kanker payudara menuju tulang.[16] Walaupun pada umumnya asupan asam bifosfonat dapat ditoleransi tubuh, penggunaan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping seperti osteonekrosis dan turunnya fungsi ginjal.[17]
CT dapat menginduksi sel kanker payudara untuk memproduksi cAMP dan menghambat perkembangan sel kanker.[18] Molekul cAMP tersebut terbentuk dari ekspresi pencerap CT yang terhubung adenylate cyclase oleh paling tidak satu buah guanine nucleotide-binding protein. Respon cAMP terhadap CT dapat menurun ketika sel terinkubasi senyawa mitogenik berupa 17beta-estradiol dan EGF; dan meningkat seiring inkubasi senyawa penghambat pertumbuhan seperti tamoxifen dan 1,25(OH)2D3; serta oligonukleotida dan proto-onkogen c-myc. Namun penggunaan tamoxifen meningkatkan risiko terjadi polip endometrial, hiperplasia dan kanker, melalui mekanisme adrenomedulin.[19]
Respon berupa produksi cAMP yang kuat, tidak ditemukan pada senyawa selain CT. Senyawa efektor adenylate cyclase seperti forskolin dan senyawa beta-adrenergic receptor agonist seperti isoproterenol hanya menghasilkan sedikit produksi cAMP.
Pada sel MDA-MB-231, CT akan menginduksi fosforilasi c-Raf pada serina posisi ke 259 melalui lintasan protein kinase A dan menyebabkan terhambatnya fosforilasi ERK1/2 yang diperlukan bagi kelangsungan hidup sel MDA-MB-231,[20] dan menghambat ekspresi mRNA uPA yang diperlukan sel MDA-MB-231 untuk invasi dan metastasis.[21] Walaupun demikian kalsitonin tidak mempunyai efek yang signifan untuk menghambat proliferasi sel MCF-7. Apoptosis sel MDA-MB-231 juga diinduksi oleh asam lipoat yang menghambat fosforilasi Akt dan mRNA AKT, aktivitas Bcl-2 dan protein Bax, MMP-9 dan MMP-2,[22] serta meningkatkan aktivitas kaspase-3.[23]
2.7  Strategi Pencegahan
Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:
Ø  Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.[24]
Ø  Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:
  • Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk assessement survey.
  • Pada wanita dengan faktor risiko mendapat Referensi untuk dilakukan mammografi setiap tahun.
  • Wanita normal mendapat Referensi mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50 tahun.
Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%
Ø  Pencegahan tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif dengan obat herbal kanker payudara.

2.8  Macam-Macam Kanker Payudara
  Ada beberapa tipe umum kanker payudara :
1.  Infiltrating/Invasive Ductal Carcinoma (IDC) terjadi pada 65 sampai 85 persen kasus kanker payudara. Dimulai di sel saluran susu dan dapat menembus dinding saluran untuk menyerang jaringan yang berlemak. Dapat menyebar dengan darah atau getah bening. Dengan mammogram (pemotretan sinar X) biasanya terlihat sebagai jaringan yang tidak biasa, flek kecil atau keduanya. Muncul sebagai gumpalan yang biasanya terasa keras daripada jaringan disekitarnya.

2. Infiltrating/Invasive Lobular Carcinoma (ILC) terjadi pada 5 sampai 10 persen kasus kanker payudara. Terdapat pada kelenjar penghasil susu, dan dapat menyebar ke jaringan lemak dan dimanapun pada tubuh. Dengan mammogram, dapat terlihat seperti IDC, tapi pemeriksaan fisik biasanya tidak menemukan adanya gumpalan yang keras – jaringan yang agak samara ketebalannya. Dapat terjadi lebih dari satu tempat di dada atau pada kedua dada secara simultan.

3. Tiga subtipe slow-growing invasive adalah Medullary, Mucinous dan Tubular Carcinomas. Yang secara bersamaan terjadi pada 12 persen kasus kanker payudara. Mereka dapat diketahui dengan secara lebih baik dari pada kanker ganas lainnya.

4. Inflammatory Carcinoma adalah subtipe IDC. Memiliki karakteristik payudara menjadi merah, bengkak dan terasa panas, dan kulit menebal dan dapat membentuk benjolan kecil. Ini terjadi karena pertumbuhan kanker yang cepat dan menyumbat jaringan getah bening. Pada 90 persen kasus, kanker telah menyebar pada jaringan getah bening saat terdiagnosa. Ini merupakan kanker yang agresif dan umumnya dilakukan perawatan dengan chemotherapy. Pembengkakan kanker terjadi pada satu dari empat persen kasus yang terjadi.

5.  Paget's disease dimulai pada saluran susu dan dapat menyebar pada puting susu dan areola, menyebabkan pengerasan. Jika tidak ada gumpalan yang terasa, dan biopsi menunjukkan tidak ada kanker ganas, itu pertanda baik. Perawarannya sama dengan kanker ganas lain.

6.  Tumor jaringan lunak: Tumor dapat terjadi di jaringan pendukung pada payudara. Tumor ini adalah jenis yang tidak umum.

BAB III
PEMBAHASAN

Kanker payudara merupakan kanker yang berasal dari jaringan payudara,paling sering dari lapisan dalam saluran payudara atau lobus yang menyediakan saluran dengan susu.Penyakit ini sebagian besar terjadi pada wanita,tetapi juga dapat menyerang pada laki – laki.Kanker ini kebanyakan berasal dari saluran yang dikenal sebagai karsinoma duktal dan ada yang berasal dari lobulus yang simak dikenal sebagai lobus karsinoma.
Kanker payudara ini dapat terjadi di berbagai kalangan dengan beragam usia,kanker payudara dapat di deteksi melalui beberapa gejala yang ditimbulkannya.Gejala – gelala tersebut adalah sebagai berikut :
i.        benjolan pada payudara anda
j.        berubah bentuk / ukuran
k.      kulit payudara berubah warna: dari merah muda menjadi coklat hingga seperti kulit jeruk
l.        puting susu masuk ke dalam (retraksi)
m.    salah satu puting susu tiba-tiba lepas / hilang
n.      bila tumor sudah besar, muncul rasa sakit yang hilang-timbul
o.      kulit payudara terasa seperti terbakar
p.      payudara mengeluarkan darah atau cairan yang lain, padahal Anda tidak menyusui
Tanda kanker payudara yang paling jelas adalah adanya borok (ulkus) pada payudara. Seiring dengan berjalannya waktu, borok ini akan menjadi semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara. Gejala lainnya adalah payudara sering berbau busuk dan mudah berdarah.
Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen sebagai berikut:
3.      terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara);
4.      adanya nodul satelit pada kulit payudara;
5.      kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa;
6.      terdapat model parasternal;
7.      terdapat nodul supraklavikula;
8.      adanya edema lengan;
9.      adanya metastase jauh;
10.  serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.
Terjadinya pertumbuhan jaringan dan sel – sel abnormal pada payudara ini disebabkan oleh beberapa faktor :
1.      Faktor reproduksi
2.      Penggunaan hormon
3.      Penyakit fibrokistik
4.      Obesitas          
5.      Konsumsi lemak
6.      Radiasi
7.      Riwayat keluarga dan faktor genetik
Sel-sel kanker ini di bentuk melalui beberapa tahapan,sel kanker payudara ini dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari beberapa tahapan.
Pada Fase inisiasi,Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
Progesteron, sebuah hormon yang menginduksi ductal side-branching pada kelenjar payudara dan lobualveologenesis pada sel epitelial payudara, diperkirakan berperan sebagai aktivator lintasan tumorigenesis pada sel payudara yang diinduksi oleh karsinogen. Progestin akan menginduksi transkripsi regulator siklus sel berupa siklin D1 untuk disekresi sel epitelial. Sekresi dapat ditingkatkan sekitar 5 hingga 7 kali lipat dengan stimulasi hormon estrogen,[3] oleh karena estrogen merupakan hormon yang mengaktivasi ekspresi pencerap progesteron pada sel epitelial.[4] Selain itu, progesteron juga menginduksi sekresi kalsitonin sel luminal dan morfogenesis kelenjar.[5]
Fase promosi.Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
Fase metastasis.Metastasis menuju ke tulang merupakan hal yang kerap terjadi pada kanker payudara, beberapa diantaranya disertai komplikasi lain seperti simtoma hiperkalsemia, pathological fractures atau spinal cord compression.[6] Metastasis demikian bersifat osteolitik, yang berarti bahwa osteoklas hasil induksi sel kanker merupakan mediator osteolisis dan mempengaruhi diferensiasi dan aktivitas osteoblas serta osteoklas lain hingga meningkatkan resorpsi tulang.
Tulang merupakan jaringan unik yang terbuat dari matriks protein yang mengandung kalsium dengan kristal hydroxyappatite sehingga mekanisme yang biasa digunakan oleh sel kanker untuk membuat ruang pada matriks ekstraselular dengan penggunaan enzim metaloproteinase matriks tidaklah efektif. Oleh sebab itu, resorpsi tulang yang memungkinkan invasi neoplastik terjadi akibat interaksi antara sel kanker payudara dengan sel endotelial yang dimediasi oleh ekspresi VEGF.[6] VEGF merupakan mitogen angiogenik positif yang bereaksi dengan sel endotelial. Tanpa faktor angiogenik negatif seperti angiostatin, sel endotelial yang berinteraksi dengan VEGF sel kanker melalui pencerap VEGFR-1 dan VEGFR-2, akan meluruhkan matriks ekstraselular, bermigrasi dan membentuk tubulus.
Pada seseorang yang telah menderita dan positif mengidap kanker payudara,dapat kita lakukan pengobatan dengan melakukan beberapa cara / metode,tergantung pada stadium klinik penyakit (Tjindarbumi, 1994), yaitu:
Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi (Hirshaut & Pressman, 1992):
  • Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
  • Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.
  • Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
Radiasi
Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker atau sitokina dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker melalui mekanisme kemotaksis. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
Lintasan metabolisme
Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas osteoklas dan resorpsi tulang yang sering digunakan untuk melawan osteoporosis yang diinduksi oleh ovarian suppression, hiperkalsemia dan kelainan metabolisme tulang, menunjukkan efektivitas untuk menurunkan metastasis sel kanker payudara menuju tulang.[16] Walaupun pada umumnya asupan asam bifosfonat dapat ditoleransi tubuh, penggunaan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping seperti osteonekrosis dan turunnya fungsi ginjal.[17]
CT dapat menginduksi sel kanker payudara untuk memproduksi cAMP dan menghambat perkembangan sel kanker.[18] Molekul cAMP tersebut terbentuk dari ekspresi pencerap CT yang terhubung adenylate cyclase oleh paling tidak satu buah guanine nucleotide-binding protein. Respon cAMP terhadap CT dapat menurun ketika sel terinkubasi senyawa mitogenik berupa 17beta-estradiol dan EGF; dan meningkat seiring inkubasi senyawa penghambat pertumbuhan seperti tamoxifen dan 1,25(OH)2D3; serta oligonukleotida dan proto-onkogen c-myc. Namun penggunaan tamoxifen meningkatkan risiko terjadi polip endometrial, hiperplasia dan kanker, melalui mekanisme adrenomedulin.[19]
Respon berupa produksi cAMP yang kuat, tidak ditemukan pada senyawa selain CT. Senyawa efektor adenylate cyclase seperti forskolin dan senyawa beta-adrenergic receptor agonist seperti isoproterenol hanya menghasilkan sedikit produksi cAMP.
Pada sel MDA-MB-231, CT akan menginduksi fosforilasi c-Raf pada serina posisi ke 259 melalui lintasan protein kinase A dan menyebabkan terhambatnya fosforilasi ERK1/2 yang diperlukan bagi kelangsungan hidup sel MDA-MB-231,[20] dan menghambat ekspresi mRNA uPA yang diperlukan sel MDA-MB-231 untuk invasi dan metastasis.[21] Walaupun demikian kalsitonin tidak mempunyai efek yang signifan untuk menghambat proliferasi sel MCF-7. Apoptosis sel MDA-MB-231 juga diinduksi oleh asam lipoat yang menghambat fosforilasi Akt dan mRNA AKT, aktivitas Bcl-2 dan protein Bax, MMP-9 dan MMP-2,[22] serta meningkatkan aktivitas kaspase-3.[23]

BAB IV
PENUTUP
5.1  Kesimpulan
Kanker payudara adalah kanker yang berasal dari jaringan payudara, paling sering dari lapisan dalam saluran payudara atau lobus yang menyediakan saluran dengan susu. Gejala dari kanker payudara adalah: adanya benjolan pada payudara, berubah bentuk / ukuran payudara, kulit payudara berubah warna dari merah muda menjadi coklat hingga seperti kulit jeruk, puting susu masuk ke dalam (retraksi), salah satu puting susu tiba-tiba lepas / hilang, bila tumor sudah besar, muncul rasa sakit yang hilang-timbul, kulit payudara terasa seperti terbakar, payudara mengeluarkan darah
5.2 Saran
            Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik itu disebabkan karena penulis sendiri maupun karena terbatasnya sumber bacaan yang penulis peroleh. Untuk itu diharapkan agar pembaca lebih menggali lagi informasi mengenai kanker payudara dari berbagai sumber yang ada guna keakuratan informasi yang didapat.

Daftar Pustaka
^ (Inggris) "Breast tumor kinase and extracellular signal-regulated kinase 5 mediate Met receptor signaling to cell migration in breast cancer cells". Department of Pharmacology, Masonic Cancer Center, Department of Medicine (Division of Hematology, Oncology, and Transplantation), University of Minnesota; Nancy E Castro dan Carol A Lange. Diakses 2011-07-15.
^ (Inggris)"Progesterone, in addition to estrogen, induces cyclin D1 expression in the murine mammary epithelial cell, in vivo.". Department of Cell Biology, Baylor College of Medicine; Said TK, Conneely OM, Medina D, O'Malley BW, Lydon JP. Diakses 2011-07-23.
^ (Inggris)"Progesterone action in normal mouse mammary gland.". Physiology Department, Michigan State University; Wang S, Counterman LJ, Haslam SZ. Diakses 2011-07-23.
^ (Inggris)"Progesterone induction of calcitonin expression in the murine mammary gland.". Department of Molecular and Cellular Biology, Baylor College of Medicine; Ismail PM, DeMayo FJ, Amato P, Lydon JP. Diakses 2011-07-23.
^ a b (Inggris) "Vascular endothelial growth factor acts as an osteolytic factor in breast cancer metastases to bone". The School of Surgical Sciences, The Medical School, Framlington Place, University of Newcastle; S E Aldridge, T W J Lennard, J R Williams, dan M A Birch. Diakses 2011-07-16.
^ (Inggris) "Expression genomics in breast cancer research: microarrays at the crossroads of biology and medicine". Genome Institute of Singapore; Lance D Miller dan Edison T Liu. Diakses 2011-07-21.
^ (Inggris) "American Society of Clinical Oncology 2007 update of recommendations for the use of tumor markers in breast cancer.". Yale Cancer Center, Yale University; Harris L, Fritsche H, Mennel R, Norton L, Ravdin P, Taube S, Somerfield MR, Hayes DF, Bast RC Jr; American Society of Clinical Oncology. Diakses 2011-07-19.
^ a b (Inggris) "Discovery and validation of breast cancer subtypes.". Department of Statistics, Stanford University; Kapp AV, Jeffrey SS, Langerød A, Børresen-Dale AL, Han W, Noh DY, Bukholm IR, Nicolau M, Brown PO, Tibshirani R. Diakses 2011-07-21.
^ (Inggris) "Calcitonin targets extracellular signal-regulated kinase signaling pathway in human cancers.". Department of Pathology, Wakayama Medical University; Nakamura M, Han B, Nishishita T, Bai Y, Kakudo K. Diakses 2011-07-09.
^ (Inggris) "Calcitonin inhibits invasion of breast cancer cells: involvement of urokinase-type plasminogen activator (uPA) and uPA receptor.". Department of Pathology, Wakayama Medical University; Han B, Nakamura M, Zhou G, Ishii A, Nakamura A, Bai Y, Mori I, Kakudo K. Diakses 2011-07-16.
^ (Inggris) "Effects of α-lipoic acid on cell proliferation and apoptosis in MDA-MB-231 human breast cells". Department of Foods and Nutrition, Kookmin University; Lee HS, Na MH, Kim WK. Diakses 2011-07-14.

^ (Inggris) "alpha-Lipoic acid reduces matrix metalloproteinase activity in MDA-MB-231 human breast cancer cells.". Department Food Science and Nutrition, Dankook University; Mi Hee Na, Eun Young Seo, dan Woo Kyoung Kim. Diakses 2011-07-14