MAKALAH BIOLOGI SEL
"KANKER PAYUDARA"
Oleh :
Nama : FATMA ZAHRA
EUREKA FADILLAH SUSANTI
KELAS: A
EUREKA FADILLAH SUSANTI
KELAS: A
SEKOLAH TINGGI FARMASI
INDONESIA (STIFI)
YAYASAN PERINTIS
PADANG
2015
KATA
PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Kanker Payudara”
Adapun
makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatannya. Untuk itu,
tidak lupa kami sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak
lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari
segi penyusun bahasanya maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang
dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca untuk
memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya
penyusun mengharapkan semoga dari makalah yang berjudul “Kanker Payudara” dapat diambil hikmah dan
manfaatnya. Akhir kata penyusun ucapkan terima kasih.
Padang,
Juni 2015
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme
normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak
terkendali.Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai
suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini
oleh World Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification
of Diseases (ICD) dengan kode nomor 17.
Kanker adalah istilah yang digunakan untuk penyakit
dimana sel – sel abnormal membelah tanpa kontrol dan mampu menyerang jaringan
lain.Sel – sel kanker dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh melalui darah
dan sistem getah bening.Sebagian besar kanker diberi nama untuk organ tau jenis
sel dimana kanker tersebut berkembang,misalnya kanker payudara (National Cancer
Institute.2009).
Kanker payudara adalah kanker yang berasal dari
jaringan payudara,paling sering dari lapisan dalam saluran payudara atau lobus
yang menyediakan saluran dengan susu.Penyakit ini sebagian besar terjadi pada
wanita,tetapi juga dapat menyerang pada laki – laki.Kanker ini kebanyakan
berasal dari saluran yang dikenal sebagai karsinoma duktal dan ada yang berasal
dari lobulus yang simak dikenal sebagai lobus karsinoma.
Kanker payudara biasanya dimulai dari lapisan dalam
saluran susu atau lobulus. Kanker payudara yang dimulai dalam lobulus dikenal
sebagai karsinoma lobular, sementara yang terjadi dalam saluran
susu disebut karsinoma duktal.Kanker payudara adalah kanker invasif
yang paling umum pada wanita di seluruh dunia. Kanker jenis ini menyumbang 16%
dari semua kanker yang menyerang wanita dan 22,9% dari kanker invasif pada
wanita. Sebanyak 18,2% dari semua kematian akibat kanker di seluruh dunia,
termasuk laki-laki dan perempuan, berasal dari kanker payudara.
Sebagian besar kanker payudara mempunyai prognosis
yang lebih baik jika dilakukan perawatan pada fase awal perkembangannya. Oleh
karena itu, deteksi dini dari tanda dan gejala kanker payudara akan sangat
penting, apalagi pada wanita dengan risiko tinggi terkena kanker payudara.
Tubuh terdiri dari ratusn juta sel hidup.Pada tubuh
yang normal sel – sel akan tumbuh,membelah dan mati secara teratur.Selama awal
tahun kehidupan seseorang,secara normal sel akan membelah cepat yang
memungkinkan tubuh untuk tumbuh.Setelah orang dewasa,sel – sel membelah hanya
untuk mengganti sel – sel yang rusak atau mati untuk memperbaiki cidera
(American Cancer Society,2010)
- Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas,maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini
adalaah apa itu penyakit kanker payudara dan bagaimana cara menanggulanginya.?
- Batasan Masalah
Agar
pembahasan masalah tidak terlalu melebar maka penulis membatasi masalah hanya
pada ruang lingkup seluk beluk penyakit kanker payudra dan bagaimana cara
mennggulanginya.
D.Tujuan Penulisan
Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui seluk beluk penyakit kanker payudara.
2.
Untuk mengetahui bagaimana cara menanggulangi kanker payudara.
E. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :
1.
Bagi
Penulis mengetahui lebih dalam
tentang payudara dan
bagaimana cara menanggulanginya, serta sebagai bahan dalam melengkapi tugas
kuliah.
2.
Bagi
mahasiswa dan masyarakat umumnya sebagai bahan bacaan dan untuk dijadikan
penelitian yang lebih lanjut mengenai terapi sel punca pada kanker payudara
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Definisi Kanker Payudara
Kanker payudara
adalah kanker yang berasal dari jaringan payudara,paling sering dari lapisan
dalam saluran payudara atau lobus yang menyediakan saluran dengan susu.Penyakit
ini sebagian besar terjadi pada wanita,tetapi juga dapat menyerang pada laki –
laki.Kanker ini kebanyakan berasal dari saluran yang dikenal sebagai karsinoma
duktal dan ada yang berasal dari lobulus yang simak dikenal sebagai lobus
karsinoma.
Kanker payudara
biasanya dimulai dari lapisan dalam saluran susu atau lobulus. Kanker payudara
yang dimulai dalam lobulus dikenal sebagai karsinoma lobular,
sementara yang terjadi dalam saluran susu disebut karsinoma duktal.Kanker
payudara adalah kanker invasif yang paling umum pada wanita di seluruh dunia.
Kanker jenis ini menyumbang 16% dari semua kanker yang menyerang wanita dan
22,9% dari kanker invasif pada wanita. Sebanyak 18,2% dari semua kematian
akibat kanker di seluruh dunia, termasuk laki-laki dan perempuan, berasal dari
kanker payudara.
Sebagian besar
kanker payudara mempunyai prognosis yang lebih baik jika dilakukan perawatan
pada fase awal perkembangannya. Oleh karena itu, deteksi dini dari tanda
dan gejala kanker payudara akan sangat penting, apalagi pada wanita dengan
risiko tinggi terkena kanker payudara.
2.2
Gejala
Kanker Payudara
Berikut antara lain hal-hal yang harus
Anda perhatikan yang merupakan gejala kanker payudara:
- benjolan
pada payudara anda
b.
berubah bentuk / ukuran
c.
kulit payudara berubah warna: dari
merah muda menjadi coklat hingga seperti kulit jeruk
d.
puting susu masuk ke dalam
(retraksi)
e.
salah satu puting susu tiba-tiba
lepas / hilang
f.
bila tumor sudah besar, muncul
rasa sakit yang hilang-timbul
g.
kulit payudara terasa seperti
terbakar
h.
payudara mengeluarkan darah atau
cairan yang lain, padahal Anda tidak menyusui
Tanda kanker payudara yang paling jelas adalah adanya borok
(ulkus) pada payudara. Seiring dengan berjalannya waktu, borok ini akan menjadi
semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara.
Gejala lainnya adalah payudara sering berbau busuk dan mudah berdarah.
Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan
mengetahui kriteria operbilitas Heagensen sebagai berikut:
a.
terdapat edema luas pada kulit
payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara);
b.
adanya nodul satelit pada kulit
payudara;
c.
kanker payudara jenis mastitis
karsinimatosa;
d.
terdapat model parasternal;
e.
terdapat nodul supraklavikula;
f.
adanya edema lengan;
g.
adanya metastase jauh;
h.
serta terdapat dua dari
tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit, kulit
terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih
2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.
2.3
Tahap Pembentukan Sel Kanker
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu
proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap- tahap berikut
:
1.
Fase
inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan
genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik
sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen,
yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar
matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama
terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang
disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen.
Bahkan gangguan fisik
menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
Progesteron, sebuah hormon yang
menginduksi ductal side-branching pada kelenjar payudara dan lobualveologenesis pada sel epitelial
payudara, diperkirakan berperan sebagai aktivator lintasan tumorigenesis pada sel
payudara yang diinduksi oleh karsinogen. Progestin akan menginduksi
transkripsi
regulator siklus sel
berupa siklin D1 untuk disekresi
sel epitelial. Sekresi dapat ditingkatkan sekitar 5 hingga 7 kali lipat dengan
stimulasi hormon estrogen,[3]
oleh karena estrogen merupakan hormon yang mengaktivasi ekspresi pencerap progesteron pada sel
epitelial.[4]
Selain itu, progesteron juga menginduksi sekresi
kalsitonin
sel luminal dan morfogenesis
kelenjar.[5]
2.
Fase
promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi
akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan
terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk
terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
a.
Fase
metastasis
Metastasis menuju ke tulang
merupakan hal yang kerap terjadi pada kanker payudara, beberapa diantaranya
disertai komplikasi lain seperti simtoma hiperkalsemia, pathological fractures
atau spinal cord compression.[6]
Metastasis demikian bersifat osteolitik, yang berarti
bahwa osteoklas
hasil induksi sel kanker merupakan mediator osteolisis dan
mempengaruhi diferensiasi dan aktivitas osteoblas
serta osteoklas lain hingga meningkatkan resorpsi tulang.
Tulang merupakan jaringan
unik yang terbuat dari matriks protein yang mengandung kalsium
dengan kristal
hydroxyappatite sehingga mekanisme yang biasa digunakan oleh sel kanker
untuk membuat ruang pada matriks ekstraselular dengan penggunaan enzim metaloproteinase
matriks tidaklah efektif. Oleh sebab itu, resorpsi tulang yang
memungkinkan invasi neoplastik terjadi akibat
interaksi antara sel kanker payudara dengan sel
endotelial yang dimediasi oleh ekspresi VEGF.[6]
VEGF merupakan mitogen
angiogenik positif yang bereaksi dengan sel
endotelial. Tanpa faktor angiogenik negatif seperti angiostatin, sel
endotelial yang berinteraksi dengan VEGF sel kanker melalui pencerap VEGFR-1
dan VEGFR-2, akan meluruhkan matriks ekstraselular, bermigrasi dan membentuk tubulus.
2.4
Klasifikasi
Terdapat
beberapa jenis sel kanker yang dapat terkultur pada kanker
payudara,yaitu : sel MCF-7, sel T-47D, sel MDA-MB-231, sel MB-MDA-468, sel BT-20 dan sel BT-549. Berdasarkan WHO Histological
Classification of breast tumor, kanker payudara diklasifikasikan sebagai
berikut:
- Non-invasif karsinoma
- Non-invasif duktal karsinoma
- Lobular karsinoma in situ
- Invasif karsinoma
- Invasif duktal karsinoma
- Papilobular karsinoma
- Solid-tubular karsinoma
- Scirrhous karsinoma
- Special types
- Mucinous karsinoma
- Medulare karsinoma
- Invasif lobular karsinoma
- Adenoid cystic karsinoma
- karsinoma sel squamos
- karsinoma sel spindel
- Apocrin karsinoma
- Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau
osseus metaplasia
- Tubular karsinoma
- Sekretori karsinoma
- Lainnya
- Paget's Disease
3.
Stadium
Stadium penyakit
kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat
mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh
manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar
maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau
kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus
dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya
yaitu histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan
bila memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dll. Banyak sekali
cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah
stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh
UICC (International Union Against Cancer dari World Health
Organization)/AJCC (American Joint Committee On cancer yang
disponsori oleh American Cancer Society dan American College of
Surgeons).
- Sistem TNM
TNM
merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukuran tumor ,
"N" yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan
"M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N,
dan M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah
operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara,
penilaian TNM sebagai berikut:
- T (tumor size),
ukuran tumor:
- T 0: tidak ditemukan tumor primer
- T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
- T 2: ukuran tumor diameter antara 2–5 cm
- T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm
- T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada
penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa
borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil
di kulit di luar tumor utama
- N (node),
kelenjar getah bening regional (kgb):
- N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional
di ketiak/aksilla
- N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih
dapat digerakkan
- N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit
digerakkan
- N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang
selangka (supraclavicula) atau pada kgb di mammary interna
di dekat tulang sternum
- M (metastasis),
penyebaran jauh:
- M x: metastasis jauh belum dapat dinilai
- M 0: tidak terdapat metastasis jauh
- M 1: terdapat metastasis jauh
Setelah
masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian
digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut:
- Stadium 0: T0 N0 M0
- Stadium 1: T1 N0 M0
- Stadium II A: T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0
- Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0
- Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1
M0
- Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0
- Stadium III C: Tiap T N3 M0
- Stadium IV: Tiap T-Tiap N-M1
- Genetik
2.1 Array-mikro DNA
Array-mikro DNA merupakan suatu metode yang diawali dengan
membandingkan sel normal dengan sel kanker dan melihat perbedaan yang terjadi
pada ekspresi genetik antara dua jenis sel. Walaupun perbedaan ekspresi
genetik tersebut belum tentu menunjukkan ciri khas onkogen sel kanker, namun
beberapa grup periset mempertimbangkan bahwa beberapa grup/kluster gen mempunyai kecenderungan untuk meninggalkan jejak
genetik pada sel lain hingga terjadi ekspresi genetik yang sama, yang disebut profil genetik. Dengan
demikian, dinamika fungsional gen dan genom dapat diamati seperti proses transkripsi mRNA, identifikasi domain pengikat dari protein asam nukleat, analisis single-nucleotide polymorphism.
Sejumlah profil genetik telah diajukan oleh berbagai
pihak, beberapa diantaranya adalah:
Profil genetik dari American Society of Clinical
Oncology yang menawarkan klasifikasi berdasarkan CA 15.3, CA 27.29, CEA, pencerap estrogen, pencerap progesteron, pencerap faktor pertumbuhan epidermal-2, aktivator
plasminogen urokinase, penghambat aktivator plasminogen 1. Penggunaan kategori
berikut sebagai dasar diagnosa juga dianggap belum cukup; DNA/ploiditas dengan penggunaan sitometri, p53, cathepsin D, siklin E, multiparameter assays tertentu, deteksi
metastasis-mikro pada sumsum tulang dan kadar sel tumor dalam sirkulasi darah.
Profil genetik yang disebut normal breast-like,
basal, luminal A, luminal B, dan ERBB2+.
Subtipe berdasarkan ESR1/ERBB2 dengan profil
ESR1+/ERBB2-, ESR1-/ERBB2-, dan ERBB2+.
Dari sudut pandang histologi, sel tumor payudara merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari berbagai
jenis sel selain sel kanker.[10] Untuk mendapatkan profil genetik dari sebuah tumor,
perlu diketahui ekspresi genetik khas dari tiap sel yang merupakan hasil transkripsi kluster gen tertentu, kemudian dicari kesamaan kluster pada sel
lain dari jenis yang berbeda.
Pada profil intrinsik, ditemukan 8 kluster genetik
yang merupakan variasi sel-sel tertentu yang terdapat di dalam tumor.
Sel endotelial. Sebuah kluster gen merupakan ciri khas ekspresi genetik
sel endotelial, seperti CD34, CD31, faktor von
Willebrand, baik sel
endotelial dari kultur HUVEC maupun HMVEC.
Sel stromal. Ekspresi protein dari sel stromal merupakan kluster
genetik yang teridentifikasi terlebih dahulu dan meliputi beberapa isomer kolagen
Sel payudara normal maupun yang kaya akan adiposa dengan kluster genetik meliputi fatty-acid binding
protein 4 dan PPAR
Sel
B, meninggalkan
jejak genetik seperti ekspresi gen berupa protein imunoglobulin saat melakukan infiltrasi dan memberikan variasi pada
kluster genetik seperti yang terjadi pada ekspresi sel RPMI-8226 dari kultur mieloma multipel.
Sel
T juga
meninggalkan jejak genetik yang menjadi indikasi aktivitas infiltrasi. Sebuah
kluster geneteik meliputi kluster diferensiasi CD3 dan 2 subunit pencerap sel T ditemukan pada sel MOLT-4 dari kultur leukimia.
Makrofaga. Sebuah kluster genetik yang nampaknya merupakan ciri khas makrofaga/monosit adalah ekspresi CD68, acid phosphatase 5, chitinase dan lysozyme.
Terdapat dua jenis sel epitelial pada kelenjar ini, yaitu sel basal atau sel
mioepitelial, dan sel epitelial
luminal. Banyak
gen yang hanya dimiliki oleh salah satu jenis sel ini dan jarang ditemukan gen
yang dimiliki oleh kedua sel. Kluster genetik sel basal meliputi keratin-5, keratin-17, integrin-4 dan laminin. Sedangkan kluster genetik sel luminal meliputi faktor transkripsi yang berkaitan dengan pencerap estrogen seperti GATA-binding protein-3, X-box binding protein-1 dan hepatocyte
nuclear factor-3.
2.5 Faktor-Faktor Penyebab
5.1 Faktor
risiko
Menurut
Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui,
tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap
terjadinya kanker payudara diantaranya:
- Faktor reproduksi:
Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker
payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur
lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker
payudara adalah bertambahnya umur.
Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat
kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan
kanker payudara. Secara anatomi dan
fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur.
Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause
sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum
terjadinya perubahan klinis.
- Penggunaan hormon: Hormon
estrogen berhubungan dengan terjadinya
kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health
menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang signifikan pada
para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis
menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada
pengguna kontrasepsi oral,
wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko
tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause. Sel-sel yang
sensitive terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan
degenerasi jinak atau menjadi ganas[14].
- Penyakit
fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan
fibrosis, tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada
hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali.
Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.
- Obesitas:
Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan
kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan
kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan
kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet
terhadap terjadinya keganasan ini.
- Konsumsi lemak:
Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker
payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang
konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara
pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.
- Radiasi:
Eksposur dengan radiasi ionisasi selama
atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari
beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi
berhubungan secara linier dengan dosis dan
umur saat terjadinya eksposur.
- Riwayat keluarga dan
faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan
komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan
skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan pada
wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik
ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen
tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen
kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk
terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85%
pada umur 70 tahun. Faktor Usia sangat berpengaruh -> sekitar 60%
kanker payudara terjadi di usia 60 tahun. Resiko terbesar usia 75 tahun.
5.2 Faktor
Genetik
Kanker peyudara dapat terjadi karena adanya beberapa
faktor genetik yang diturunkan dari orangtua kepada anaknya. Faktor genetik
yang dimaksud adalah adanya mutasi pada beberapa gen yang berperan penting
dalam pembentukan kanker payudara gen yang dimaksud adalah beberapa gen yang
bersifat onkogen dan gen yang bersifat mensupresi tumor.
Gen pensupresi tumor yang berperan penting dalam
pembentukan kanker payudara diantaranya adalah gen BRCA1 dan gen BRCA2.
2.6 Pengobatan
kanker
Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang
penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit (Tjindarbumi,
1994), yaitu:
a.
Mastektomi
Mastektomi
adalah operasi
pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi (Hirshaut & Pressman, 1992):
- Modified Radical Mastectomy, yaitu
operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada,
tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
- Total (Simple) Mastectomy, yaitu
operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di
ketiak.
- Radical Mastectomy, yaitu
operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy,
yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan
seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi.
Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya
kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
b.
Radiasi
Penyinaran/radiasi
adalah proses penyinaran pada daerah yang
terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang
bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi
(Denton, 1996). Efek pengobatan ini tubuh menjadi
lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb
dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat
dari radiasi.
c.
Kemoterapi
Kemoterapi
adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker
atau sitokina dalam bentuk pil cair atau kapsul atau
melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker melalui mekanisme kemotaksis. Tidak
hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek
dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok
karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
d.
Lintasan metabolisme
Asam bifosfonat merupakan
senyawa penghambat aktivitas osteoklas dan resorpsi tulang yang sering
digunakan untuk melawan osteoporosis yang
diinduksi oleh ovarian suppression, hiperkalsemia dan kelainan metabolisme tulang,
menunjukkan efektivitas untuk menurunkan metastasis sel kanker payudara menuju
tulang.[16] Walaupun
pada umumnya asupan asam bifosfonat dapat ditoleransi tubuh, penggunaan dalam
jangka panjang dapat menimbulkan efek samping seperti osteonekrosis dan
turunnya fungsi ginjal.[17]
CT dapat
menginduksi sel kanker payudara untuk memproduksi cAMP dan menghambat perkembangan sel kanker.[18] Molekul cAMP tersebut terbentuk dari ekspresi pencerap CT yang
terhubung adenylate cyclase oleh paling tidak satu buah guanine
nucleotide-binding protein. Respon cAMP terhadap CT dapat
menurun ketika sel terinkubasi senyawa mitogenik berupa 17beta-estradiol dan EGF; dan
meningkat seiring inkubasi senyawa penghambat pertumbuhan seperti tamoxifen
dan 1,25(OH)2D3; serta oligonukleotida dan proto-onkogen c-myc. Namun
penggunaan tamoxifen meningkatkan risiko terjadi polip endometrial, hiperplasia dan kanker, melalui
mekanisme adrenomedulin.[19]
Respon
berupa produksi cAMP yang kuat, tidak ditemukan pada senyawa selain CT. Senyawa
efektor adenylate cyclase seperti forskolin dan senyawa
beta-adrenergic receptor agonist seperti isoproterenol hanya
menghasilkan sedikit produksi cAMP.
Pada sel
MDA-MB-231, CT akan
menginduksi fosforilasi c-Raf pada serina posisi ke
259 melalui lintasan protein kinase A dan
menyebabkan terhambatnya fosforilasi ERK1/2 yang diperlukan bagi kelangsungan
hidup sel MDA-MB-231,[20] dan
menghambat ekspresi mRNA uPA yang
diperlukan sel MDA-MB-231 untuk invasi dan metastasis.[21] Walaupun
demikian kalsitonin tidak mempunyai efek yang signifan untuk menghambat proliferasi sel MCF-7.
Apoptosis sel MDA-MB-231 juga diinduksi oleh asam lipoat yang
menghambat fosforilasi Akt dan mRNA AKT, aktivitas Bcl-2 dan protein Bax, MMP-9 dan MMP-2,[22] serta
meningkatkan aktivitas kaspase-3.[23]
2.7 Strategi Pencegahan
Pada
prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu
pencegahan pada lingkungan, pada
pejamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa
pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah
promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara,
pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:
Ø
Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker
payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada
orang yang "sehat"
melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko
dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan primer ini juga bisa berupa
pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin
sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.[24]
Ø
Pencegahan sekunder
Pencegahan
sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker
payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi at
risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan
deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan.
Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua
penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi
pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker
payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan
dengan beberapa pertimbangan antara lain:
- Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun
dianjurkan melakukan cancer risk assessement survey.
- Pada wanita dengan faktor risiko mendapat
Referensi untuk dilakukan mammografi setiap tahun.
- Wanita normal mendapat Referensi mammografi
setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50 tahun.
Foster dan
Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada
wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker
payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka
sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%
Ø
Pencegahan tertier
Pencegahan
tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker
payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan
stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup
penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup
penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan.
Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap
ketahanan hidup penderita.
Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan
sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya berupa
simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif dengan obat
herbal kanker payudara.
2.8 Macam-Macam Kanker Payudara
Ada beberapa tipe umum kanker payudara :
1. Infiltrating/Invasive Ductal Carcinoma (IDC) terjadi pada 65 sampai 85 persen kasus kanker payudara. Dimulai di sel saluran susu dan dapat menembus dinding saluran untuk menyerang jaringan yang berlemak. Dapat menyebar dengan darah atau getah bening. Dengan mammogram (pemotretan sinar X) biasanya terlihat sebagai jaringan yang tidak biasa, flek kecil atau keduanya. Muncul sebagai gumpalan yang biasanya terasa keras daripada jaringan disekitarnya.
2. Infiltrating/Invasive Lobular Carcinoma (ILC) terjadi pada 5 sampai 10 persen kasus kanker payudara. Terdapat pada kelenjar penghasil susu, dan dapat menyebar ke jaringan lemak dan dimanapun pada tubuh. Dengan mammogram, dapat terlihat seperti IDC, tapi pemeriksaan fisik biasanya tidak menemukan adanya gumpalan yang keras – jaringan yang agak samara ketebalannya. Dapat terjadi lebih dari satu tempat di dada atau pada kedua dada secara simultan.
3. Tiga subtipe slow-growing invasive adalah Medullary, Mucinous dan Tubular Carcinomas. Yang secara bersamaan terjadi pada 12 persen kasus kanker payudara. Mereka dapat diketahui dengan secara lebih baik dari pada kanker ganas lainnya.
4. Inflammatory Carcinoma adalah subtipe IDC. Memiliki karakteristik payudara menjadi merah, bengkak dan terasa panas, dan kulit menebal dan dapat membentuk benjolan kecil. Ini terjadi karena pertumbuhan kanker yang cepat dan menyumbat jaringan getah bening. Pada 90 persen kasus, kanker telah menyebar pada jaringan getah bening saat terdiagnosa. Ini merupakan kanker yang agresif dan umumnya dilakukan perawatan dengan chemotherapy. Pembengkakan kanker terjadi pada satu dari empat persen kasus yang terjadi.
5. Paget's disease dimulai pada saluran susu dan dapat menyebar pada puting susu dan areola, menyebabkan pengerasan. Jika tidak ada gumpalan yang terasa, dan biopsi menunjukkan tidak ada kanker ganas, itu pertanda baik. Perawarannya sama dengan kanker ganas lain.
6. Tumor jaringan lunak: Tumor dapat terjadi di jaringan pendukung pada payudara. Tumor ini adalah jenis yang tidak umum.
1. Infiltrating/Invasive Ductal Carcinoma (IDC) terjadi pada 65 sampai 85 persen kasus kanker payudara. Dimulai di sel saluran susu dan dapat menembus dinding saluran untuk menyerang jaringan yang berlemak. Dapat menyebar dengan darah atau getah bening. Dengan mammogram (pemotretan sinar X) biasanya terlihat sebagai jaringan yang tidak biasa, flek kecil atau keduanya. Muncul sebagai gumpalan yang biasanya terasa keras daripada jaringan disekitarnya.
2. Infiltrating/Invasive Lobular Carcinoma (ILC) terjadi pada 5 sampai 10 persen kasus kanker payudara. Terdapat pada kelenjar penghasil susu, dan dapat menyebar ke jaringan lemak dan dimanapun pada tubuh. Dengan mammogram, dapat terlihat seperti IDC, tapi pemeriksaan fisik biasanya tidak menemukan adanya gumpalan yang keras – jaringan yang agak samara ketebalannya. Dapat terjadi lebih dari satu tempat di dada atau pada kedua dada secara simultan.
3. Tiga subtipe slow-growing invasive adalah Medullary, Mucinous dan Tubular Carcinomas. Yang secara bersamaan terjadi pada 12 persen kasus kanker payudara. Mereka dapat diketahui dengan secara lebih baik dari pada kanker ganas lainnya.
4. Inflammatory Carcinoma adalah subtipe IDC. Memiliki karakteristik payudara menjadi merah, bengkak dan terasa panas, dan kulit menebal dan dapat membentuk benjolan kecil. Ini terjadi karena pertumbuhan kanker yang cepat dan menyumbat jaringan getah bening. Pada 90 persen kasus, kanker telah menyebar pada jaringan getah bening saat terdiagnosa. Ini merupakan kanker yang agresif dan umumnya dilakukan perawatan dengan chemotherapy. Pembengkakan kanker terjadi pada satu dari empat persen kasus yang terjadi.
5. Paget's disease dimulai pada saluran susu dan dapat menyebar pada puting susu dan areola, menyebabkan pengerasan. Jika tidak ada gumpalan yang terasa, dan biopsi menunjukkan tidak ada kanker ganas, itu pertanda baik. Perawarannya sama dengan kanker ganas lain.
6. Tumor jaringan lunak: Tumor dapat terjadi di jaringan pendukung pada payudara. Tumor ini adalah jenis yang tidak umum.
BAB III
PEMBAHASAN
Kanker payudara
merupakan kanker yang
berasal dari jaringan payudara,paling sering dari lapisan dalam saluran
payudara atau lobus yang menyediakan saluran dengan susu.Penyakit ini sebagian
besar terjadi pada wanita,tetapi juga dapat menyerang pada laki – laki.Kanker
ini kebanyakan berasal dari saluran yang dikenal sebagai karsinoma duktal dan
ada yang berasal dari lobulus yang simak dikenal sebagai lobus karsinoma.
Kanker payudara ini dapat terjadi di berbagai kalangan
dengan beragam usia,kanker payudara dapat di deteksi melalui beberapa gejala
yang ditimbulkannya.Gejala – gelala tersebut adalah sebagai berikut :
i.
benjolan pada payudara anda
j.
berubah bentuk / ukuran
k.
kulit payudara berubah warna: dari
merah muda menjadi coklat hingga seperti kulit jeruk
l.
puting susu masuk ke dalam
(retraksi)
m.
salah satu puting susu tiba-tiba
lepas / hilang
n.
bila tumor sudah besar, muncul
rasa sakit yang hilang-timbul
o.
kulit payudara terasa seperti
terbakar
p.
payudara mengeluarkan darah atau
cairan yang lain, padahal Anda tidak menyusui
Tanda
kanker payudara yang paling jelas adalah adanya borok (ulkus) pada payudara.
Seiring dengan berjalannya waktu, borok ini akan menjadi semakin besar dan
mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara. Gejala lainnya adalah
payudara sering berbau busuk dan mudah berdarah.
Kanker
payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas
Heagensen sebagai berikut:
3.
terdapat edema luas pada kulit
payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara);
4.
adanya nodul satelit pada kulit
payudara;
5.
kanker payudara jenis mastitis
karsinimatosa;
6.
terdapat model parasternal;
7.
terdapat nodul supraklavikula;
8.
adanya edema lengan;
9.
adanya metastase jauh;
10. serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi
kulit, edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening
aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu
sama lain.
Terjadinya
pertumbuhan jaringan dan sel – sel abnormal pada payudara ini disebabkan oleh
beberapa faktor :
Sel-sel
kanker ini di bentuk melalui beberapa tahapan,sel kanker payudara ini dibentuk
dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang
terdiri dari beberapa tahapan.
Pada Fase inisiasi,Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam
bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama
terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang
disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen.
Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk
mengalami suatu keganasan.
Progesteron, sebuah hormon yang menginduksi ductal side-branching pada
kelenjar payudara dan lobualveologenesis pada sel epitelial payudara, diperkirakan berperan sebagai aktivator
lintasan tumorigenesis pada sel payudara yang diinduksi oleh karsinogen. Progestin akan menginduksi transkripsi regulator siklus sel berupa siklin D1 untuk disekresi sel epitelial. Sekresi dapat
ditingkatkan sekitar 5 hingga 7 kali lipat dengan stimulasi hormon estrogen,[3] oleh karena estrogen merupakan hormon yang mengaktivasi ekspresi pencerap progesteron pada sel epitelial.[4] Selain itu, progesteron juga menginduksi sekresi kalsitonin sel luminal dan morfogenesis kelenjar.[5]
Fase promosi.Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami
inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi
tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor
untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
Fase metastasis.Metastasis menuju ke tulang merupakan
hal yang kerap terjadi pada kanker payudara, beberapa diantaranya disertai
komplikasi lain seperti simtoma hiperkalsemia, pathological
fractures atau spinal cord compression.[6] Metastasis
demikian bersifat osteolitik, yang
berarti bahwa osteoklas hasil
induksi sel kanker merupakan mediator osteolisis dan
mempengaruhi diferensiasi dan
aktivitas osteoblas serta
osteoklas lain hingga meningkatkan resorpsi tulang.
Tulang
merupakan jaringan unik yang
terbuat dari matriks protein yang
mengandung kalsium dengan kristal hydroxyappatite
sehingga mekanisme yang biasa digunakan oleh sel kanker untuk membuat ruang
pada matriks ekstraselular dengan penggunaan enzim metaloproteinase matriks tidaklah
efektif. Oleh sebab itu, resorpsi tulang yang memungkinkan invasi neoplastik terjadi
akibat interaksi antara sel kanker payudara dengan sel endotelial yang
dimediasi oleh ekspresi VEGF.[6] VEGF
merupakan mitogen angiogenik
positif yang bereaksi dengan sel endotelial. Tanpa
faktor angiogenik negatif seperti angiostatin, sel
endotelial yang berinteraksi dengan VEGF sel kanker melalui pencerap VEGFR-1
dan VEGFR-2, akan meluruhkan matriks ekstraselular, bermigrasi dan membentuk tubulus.
Pada
seseorang yang telah menderita dan positif mengidap kanker payudara,dapat kita
lakukan pengobatan dengan melakukan beberapa cara / metode,tergantung pada
stadium klinik penyakit (Tjindarbumi, 1994), yaitu:
Mastektomi
Mastektomi adalah
operasi
pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi (Hirshaut & Pressman, 1992):
- Modified Radical Mastectomy, yaitu
operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada,
tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
- Total (Simple) Mastectomy, yaitu
operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di
ketiak.
- Radical Mastectomy, yaitu
operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy,
yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan
seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi.
Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya
kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
Radiasi
Penyinaran/radiasi
adalah proses penyinaran pada daerah yang
terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang
bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi
(Denton, 1996). Efek pengobatan ini tubuh menjadi
lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb
dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat
dari radiasi.
Kemoterapi
Kemoterapi
adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker
atau sitokina dalam bentuk pil cair atau kapsul atau
melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker melalui mekanisme kemotaksis. Tidak
hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek
dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok
karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
Lintasan metabolisme
Asam bifosfonat merupakan
senyawa penghambat aktivitas osteoklas dan resorpsi tulang yang sering
digunakan untuk melawan osteoporosis yang
diinduksi oleh ovarian suppression, hiperkalsemia dan kelainan metabolisme tulang,
menunjukkan efektivitas untuk menurunkan metastasis sel kanker payudara menuju
tulang.[16] Walaupun
pada umumnya asupan asam bifosfonat dapat ditoleransi tubuh, penggunaan dalam
jangka panjang dapat menimbulkan efek samping seperti osteonekrosis dan
turunnya fungsi ginjal.[17]
CT dapat
menginduksi sel kanker payudara untuk memproduksi cAMP dan menghambat perkembangan sel kanker.[18] Molekul cAMP tersebut terbentuk dari ekspresi pencerap CT yang
terhubung adenylate cyclase oleh paling tidak satu buah guanine
nucleotide-binding protein. Respon cAMP terhadap CT dapat
menurun ketika sel terinkubasi senyawa mitogenik berupa 17beta-estradiol dan EGF; dan
meningkat seiring inkubasi senyawa penghambat pertumbuhan seperti tamoxifen
dan 1,25(OH)2D3; serta oligonukleotida dan proto-onkogen c-myc. Namun
penggunaan tamoxifen meningkatkan risiko terjadi polip endometrial, hiperplasia dan kanker, melalui
mekanisme adrenomedulin.[19]
Respon
berupa produksi cAMP yang kuat, tidak ditemukan pada senyawa selain CT. Senyawa
efektor adenylate cyclase seperti forskolin dan senyawa
beta-adrenergic receptor agonist seperti isoproterenol hanya
menghasilkan sedikit produksi cAMP.
Pada sel
MDA-MB-231, CT akan
menginduksi fosforilasi c-Raf pada serina posisi ke
259 melalui lintasan protein kinase A dan
menyebabkan terhambatnya fosforilasi ERK1/2 yang diperlukan bagi kelangsungan
hidup sel MDA-MB-231,[20] dan
menghambat ekspresi mRNA uPA yang
diperlukan sel MDA-MB-231 untuk invasi dan metastasis.[21] Walaupun
demikian kalsitonin tidak mempunyai efek yang signifan untuk menghambat proliferasi sel MCF-7.
Apoptosis sel MDA-MB-231 juga diinduksi oleh asam lipoat yang
menghambat fosforilasi Akt dan mRNA AKT, aktivitas Bcl-2 dan protein Bax, MMP-9 dan MMP-2,[22] serta
meningkatkan aktivitas kaspase-3.[23]
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kanker payudara adalah kanker yang berasal dari jaringan payudara, paling sering dari lapisan dalam saluran payudara atau
lobus yang menyediakan saluran dengan susu. Gejala dari
kanker payudara adalah: adanya benjolan pada payudara, berubah bentuk / ukuran payudara, kulit payudara berubah
warna dari merah muda menjadi coklat hingga seperti kulit jeruk, puting susu masuk ke
dalam (retraksi), salah
satu puting susu tiba-tiba lepas / hilang,
bila
tumor sudah besar, muncul rasa sakit yang hilang-timbul, kulit payudara terasa
seperti terbakar, payudara
mengeluarkan darah
5.2 Saran
Penulis
menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik itu
disebabkan karena penulis sendiri maupun karena terbatasnya sumber bacaan yang
penulis peroleh. Untuk itu diharapkan agar pembaca lebih menggali lagi
informasi mengenai kanker payudara dari berbagai sumber yang ada guna
keakuratan informasi yang didapat.
Daftar Pustaka
^ (Inggris) "Breast tumor kinase and extracellular signal-regulated kinase 5
mediate Met receptor signaling to cell migration in breast cancer cells". Department of Pharmacology, Masonic Cancer Center, Department of
Medicine (Division of Hematology, Oncology, and Transplantation), University of
Minnesota; Nancy E Castro dan Carol A Lange. Diakses 2011-07-15.
^ (Inggris)"Progesterone, in addition to estrogen, induces cyclin D1 expression
in the murine mammary epithelial cell, in vivo.". Department of Cell Biology, Baylor College of Medicine; Said TK,
Conneely OM, Medina D, O'Malley BW, Lydon JP. Diakses 2011-07-23.
^ (Inggris)"Progesterone action in normal mouse mammary gland.". Physiology Department, Michigan State University; Wang S, Counterman
LJ, Haslam SZ. Diakses 2011-07-23.
^ (Inggris)"Progesterone induction of calcitonin expression in the murine mammary
gland.". Department of Molecular and
Cellular Biology, Baylor College of Medicine; Ismail PM, DeMayo FJ, Amato P,
Lydon JP. Diakses 2011-07-23.
^ a b (Inggris) "Vascular endothelial growth factor acts as an osteolytic factor in
breast cancer metastases to bone". The
School of Surgical Sciences, The Medical School, Framlington Place, University
of Newcastle; S E Aldridge, T W J Lennard, J R Williams, dan M A Birch.
Diakses 2011-07-16.
^ (Inggris) "Expression genomics in breast cancer research: microarrays at the crossroads
of biology and medicine". Genome Institute of Singapore;
Lance D Miller dan Edison T Liu. Diakses 2011-07-21.
^ (Inggris) "American Society of Clinical Oncology 2007 update of recommendations
for the use of tumor markers in breast cancer.". Yale Cancer Center, Yale University; Harris L, Fritsche H, Mennel R,
Norton L, Ravdin P, Taube S, Somerfield MR, Hayes DF, Bast RC Jr; American
Society of Clinical Oncology. Diakses 2011-07-19.
^ a b (Inggris) "Discovery and validation of breast cancer subtypes.". Department of Statistics, Stanford University; Kapp AV, Jeffrey SS,
Langerød A, Børresen-Dale AL, Han W, Noh DY, Bukholm IR, Nicolau M, Brown PO,
Tibshirani R. Diakses 2011-07-21.
^ (Inggris) "Calcitonin targets extracellular signal-regulated kinase signaling
pathway in human cancers.". Department
of Pathology, Wakayama Medical University; Nakamura M, Han B, Nishishita T, Bai
Y, Kakudo K. Diakses 2011-07-09.
^ (Inggris) "Calcitonin inhibits invasion of breast cancer cells: involvement of
urokinase-type plasminogen activator (uPA) and uPA receptor.". Department of Pathology, Wakayama Medical University; Han B, Nakamura
M, Zhou G, Ishii A, Nakamura A, Bai Y, Mori I, Kakudo K. Diakses
2011-07-16.
^ (Inggris) "Effects of α-lipoic acid on cell proliferation and apoptosis in
MDA-MB-231 human breast cells". Department
of Foods and Nutrition, Kookmin University; Lee HS, Na MH, Kim WK. Diakses
2011-07-14.
^ (Inggris) "alpha-Lipoic acid reduces matrix metalloproteinase activity in
MDA-MB-231 human breast cancer cells.". Department
Food Science and Nutrition, Dankook University; Mi Hee Na, Eun Young Seo, dan
Woo Kyoung Kim. Diakses 2011-07-14
2 comments:
mantaf artikelnya,....... sukses
Walau kanker penyakit degenerative, namun masih ada secercah harapan, terutama bagi yang ikhlas menerimanya dan berikhtiar terutama dengan diet ketat dan herbal. Seperti menggunakan Paket Pengobatan Herbal Kanker Miom 45 Hari
Post a Comment