Saturday, 26 April 2014

MAKALAH BAHASA INDONESIA “ MENGUNGKAPKAN PIKIRAN, PENDAPAT, DAN INFORMASI DALAM PENULISAN KERANGKA BERPOLA”




MAKALAH BAHASA INDONESIA

“ MENGUNGKAPKAN PIKIRAN, PENDAPAT, DAN INFORMASI DALAM PENULISAN KERANGKA BERPOLA”
                           
OLEH:
FATMA ZAHRA
KELAS:  XII IPA 1

SMA N 1 LEMBAH GUMANTI
KAB. SOLOK
TP. 2013/2014

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul  “Mengungkapkan Pikiran, Pendapat, dan Informasi dalam Penulisan Karangan Berpola
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatannya. Untuk itu, tidak lupa kami sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah  ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca untuk memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah yang lebih baik untuk kedepannya.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah yang berjudul “Mengungkapkan Pikiran, Pendapat, dan Informasi dalam Penulisan Karangan Berpola” dapat diambil hikmah dan manfaatnya. Akhir kata penyusun ucapkan terima kasih.

Alahan panjang,  November 2013
Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………...…………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah…………………………………………………………………...1
B.     Rumusan Masalah……………………………………………………….........................1
C.     Tujuan Penulisan ………………………………………………………………………….1
BAB II ISI
A.    Menulis karangan dengan topic tertentu dengan pola pengembangan induktif dan deduktif…………………………………………………………………………………….2
B.     esai………………………………………………………………………………………....6
BAB III : PENUTUP
A. Simpulan………………………………………………………………………..................10
B. Saran………………………………………………………………………………………10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................iii

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Paragraf adalah  bagian dari telaah wacana dalam Bahasa Indonesia. Penalaran dalam paragraf sebuah wacana dapat berpola deduktif dan induktif. Penalaran induktif adalah proses penalaran yang bertolak dari peristiwa-peristiwa yang sifatnya khusus menuju kepernyataan umum. Penalaran deduktif adalah proses penalaran yang bertolak dari peristiwa-peristiwa yang sifatnya umum ke pernyataan khusus.
Essai adalah suatu jenis komposisi yang membicarakan suatu pokok masalah tunggal yang biasanya berangkat dari suatu pandangan pribadi penulisnya. Dengan adanya essai, penulis dapat menuangkan ide gagasan, dan daya kreatif dalam bentuk tulisan. Selain itu, dengan keterampilan menulis juga dapat mendatangkan keuntungan materi dan ketenaran. Menulis essai berarti menyampaikan gagasan kepada pembaca agar pembaca mengetahui gagasan yang disampaikan.
Dalam menulis pragraf berpola deduktif dan induktif ada beberapa hal yang perlu  diperhatikan, begitupun dengan penulisan essai. Maka atas dasar itulah penulis membuat makalah ini yang berkaitan dengan mengungkapkan pikiran, pendapat, dan informasi dalam penulisan karangan berpola.

B.     Rumusan Masalah
1.   Apakah yang dimaksud dengan karangan berpola deduktif?
2.   Apakah yang dimaksud dengan karangan berpola induktif?
3.   Apakah yang dimaksud dengan essai?
4.   Bagaimanakah contoh dari essai?

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
1.      Untuk  menambah pengetahuan mengenai pragraf berpola deduktif dan induktif.
2.      Dapat menulis pragraf berpola deduktif dan induktif berdasarkan kerangka.
3.      Mampu menulis essai dengan baik dan benar.

BAB II
ISI

A.  Menulis Karangan dengan Topik  Tertentu dengan Pola Pengembangan Deduktif Induktif
a. Pola Pengembangan Pragraf Secara Deduktif
            Pola pengembangan pragraf secara deduktif yaitu pola pengembangan ide pokok atau gagasan-gagasan yang terdapat diawal kalimat.
            Ciri-cirinya adalah:
1.      Letak kalimat utama diawal pragraf atau pragraf kedua.
2.      Diawali dengan pernyataan umum disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
Contoh:
            Kebudayaan dapat dibagi atas dua macam, yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan non fisik. Kebudayaan fisik tampak jelas karena merujuk pada benda-benda.Kebudayaan non fisik ada yang berupa pemikiran dan berupa tingkah laku.Contoh kebudayaan yang berupa pemikiran adalah filsafat, pengetahuan, ideology, etika, dan estetika. Hasil kebudayaan yang berupa tingkah laku adalah adat istiadat ,tidur, bertani, dan  berkelahi.
            Pola pengembangan paragraf deduktif dibagi menjadi beberapa bagian antara lain :
a.                  Silogisme
Pada silogisme terdapat dua premis (pernyataan) dan satu simpulan. Kedua premis itu adalah premis umum (mayor) dan khusus (minor).
Rumus Silogisme :
PU     : Semua A = B
PK      : C = A
S        : C = B
Contoh :
PU : Semua siswa SMAN 1 Taman wajib mengikuti UAS.
                  A                                              B
PK : Yunita adalah siswa SMAN 1 Taman.
  C                                A
S  : Yunita wajib mengikuti UAS.
        C                                B         

b.        Silogisme Negatif
Silogisme negatif adalah sebuah silogisme yang salah satu premisnya bersifat negatif. Jika salah satu premisnya negatif, simpulannya juga negatif. Dalam silogisme negatif biasanya digunakan kata ‘tidak’ atau ‘bukan’.
Contoh :
PU : Warga kota Paris tidak boleh melanggar hukum.
                      A                                          B
PK : Francois adalah seorang warga kota Paris.
          C                                A
S   : Francois tidak boleh melanggar hukum.
   C                                B         

c.         Entimem
Entimem adalah silogisme yang diperpendek. Dari sebuah silogisme dapat dibuat entimemnya. Demikian pula sebaliknya, dari sebuah entimem dapat disusun silogisme.
Rumus :
C = B                         karena             C = A
Contoh :
PU : Semua tindakan kriminal adalah melanggar hukum.
                  A                                                B
PK : Membunuh adalah tindakan kriminal.
            C                                       A
K   : Membunuh adalah melanggar hukum.
          C                                  B       
Entimem :
Membunuh adalah melanggar hukum karena itu merupakan tindakan kriminal
    C                                 B                            
b.                   Pola Pengembangan Pragraf Secara induktif
            pola pengembangan pragraf secara induktif yaitu pola pengembangan  ide pokok atau gagasan yang terdapat diakhir kalimat.
Ciri-Cirinya:
1.      Letak kalimat utama diakhir paragraph
2.      Diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
Contoh;
Yang dimaksud dengan kebudayaan fisik tampak jelas karena merujuk pada benda-benda.Kebudayaan nonfisik ada yang berupa pemikiran dan berupa tingkah laku.Contoh hasil kebudayaan fisik adalah patung,lukisan,rumah,mobil dan jembatan.Contoh kebudayaan yang berupa pemikiran adalah filsafat,pengetahuaan,ideology,etika,dan estetika.Hasil kebudayaan yang berupa tingkah laku adalah adat istiadat,tidur bertani,bahkan berkelahi,Jadi,kebudayaan dapat dibagi atas dua macam,yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan non fisik.
Pola pengembangan paragraf induktif dibagi menjadi beberapa bagian antara lain :
a.         Generalisasi
Penalaran secara generalisasi dilakukan dengan mengemukakan hal-hal khusus lalu menarik simpulannya secara umum.
Contoh :
Untuk membuat sebuah software atau aplikasi yang  berguna atau bermanfaat, diperlukan penelitian serta pengamatan mengenai aplikasi atau software yang akan dibuat. Selain itu agar tidak terjadi kesalahan dalam pembuataannya, ketelitian dan penggunaan logika  merupakan faktor utama. Jangan terlalu terburu-buru dalam membuat suatu aplikasi sehingga ketika program dijalankan kesalahan besar dapat dihindari dan aplikasi dapat digunakan. Jadi, untuk membuat suatu software atau aplikasi kita harus sabar dan teliti dalam membuatnya.
Merah            : Hal-hal Khusus
Hijau              : Simpulan secara umum

b.        Analogi
Paragraf yang dikembangkan dengan membandigkan dua atau lebih benda yang dianggap memiliki kesamaan kemudian menarik kesimpulan.

Contoh :
Perumus kebijakan sama halnya dengan burung Beo. Seekor hewan yang unik dan elit, yang apabila disuruh mengucapkan kalimat apa saja bisa, tapi tidak mampu melakukan apa yang diucapkan, begitupula dengan para perumus kebijakan yang nyeleweng, hanya dapat mengucap tanpa mampu berbuat.
Merah            : perbandingan antara dua hal yang berbeda, yang mengandung persamaan
Hijau              : Penarikan kesimpulan

c.         Kausalitas
Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan fakta-fakta yang memiliki pola hubungan sebab-akibat. Misalnya, jika hujan-hujanan, kita akan sakit kepala atau Rini pergi ke dokter karena ia sakit kepala. Ada tiga pola hubungan kausalitas, yaitu sebab-akibat, akibat-sebab, dan sebab-akibat 1 akibat 2.
·                  Sebab-akibat, panalaran ini berawal dari peristiwa yang merupakan sebab, kemudian sampai pada kesimpulan sebagai akibatnya.
Contoh:
            Bapak rohmat adalah pekerja keras, sampai-sampai ia melupakan waktu dan pola makan yang teratur. Akhir-akhir ini bapak rohmat tidak masuk kerja. Ia divonis menderita penyakit tipus akut. Oleh karena itu, ia harus segera mendapatkan perawatan medis dari rumah sakit.

            Untuk dapat menulis sebuah karangan diperlukan kemampuan menggunakan kalimat yang efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara/penulis dan sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya antara pembaca dengan penulisnya.
Syarat Kalimat Efektif adalah:
1.Kesatuan,
yaitu terdapatnya satu maksud utama dari penulis yang dapat dikenali/dipahami pembaca.
2.Kepaduan(KOHEREN),
yaitu terjadinya hubungan padu antara unsure-unsur pembentuk kalimat (kata, frasa, klausa, tanda baca, dan fungsi sintaksis ( S-P-O-K-PEL-KET)
3.Keparalelan(kesejajaran)
Yaitu terdapatnya unsure-unsur yang sama derjatnya,sama pola,atau susunan kata dan farsa yang dipakai di dalam kalimat.Umpamanya dalam sebuah perincian,jika unsure pertama menggunakan verba, unsure kedua dan seterusnya juga harus verba,jika unsure pertamanya berbentuk nomina maka unsure yang berikutnya harus nomina.
4.Ketepatan.
Yaitu kesesuaian/kecocokan pemakaian unsure yang membentuk suatu kalimat sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan pasti.
5.kehematan
Yaitu,adanya upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu
6.Kelogisan
Yaitu terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal,pola piker yang sistematis.
7.Kata baku
Penggunaan kata baku merupakan syarat mutlak dalam kalimat efektif

B. ESSAI
Essai adalah suatu jenis komposisi yang membicarakan suatu pokok masalah tunggal yang biasanya berangkat dari suatu pandangan pribadi penulisnya. Dengan adanya essai, penulis dapat menuangkan ide gagasan, dan daya kreatif dalam bentuk tulisan. Menulis essai berarti menyampaikan gagasan kepada pembaca agar pembaca mengetahui gagasan yang disampaikan.

Contoh esai:
GURATAN-GURATAN TINTA PANAS KECURANGAN
oleh : Wahyu Susilo Wati


Di dalam kehidupan ini, banyak aktivitas insan manusia yang dilakukan untuk mengisi kehidupan mereka. Baik aktivitas untuk memenuhi kebutuhan rohani maupun aktivitas untuk memenuhi kebutuhan jasmani. Ada yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Namun kenyataan riilnya, banyak insan manusia yang cenderung memilih untuk berbuat negatif. Salah satu diantaranya berasal dari kalangan pelajar di dunia ini. Apabila mereka mendapat tugas ataupun saat ulangan maupun ujian, kebanyakan dari mereka membudayakan kegiatan menyontek.
Di kalangan para pelajar saat ini, mereka justru berfikir cepat untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dengan mencontek. Padahal kegiatan itu sebenarnya membangun karakter yang tidak baik. Apalagi jika kegiatan itu di budidayakan dalam setiap perbuatan, maka tak salah lagi jika mereka justru kian sulit meninggalkan kegiatan tersebut.
Sebenarnya mencontek itu di dasari oleh beberapa faktor. Antara lain karena faktor terpaksa. Para pencontek-pencontek ulung tersebut terpaksa mencontek karena mungkin dia menginginkan untuk mendapat nilai bagus. Ada pula faktor lain yang melatarbelakangi mencontek, yaitu karena mereka telah terbiasa dengan kegiatan itu. Padahal mencontek itu adalah kebiasaan yang buruk. Namun, di kehidupan ini justru mencontek kian marak di kalangan pelajar. Seperti mencontek PR ataupun tugas-tugas yang diberikan oleh Bapak Ibu Guru, mencontek saat Ujian Nasional berlangsung.
Banyak kasus yang sering beredar di kalangan remaja pelajar, salah satunya yaitu mencontek. Bahkan prosentase mencontek pada saat Ujian berlangsung kian membengkak tiap tahunnya. Apabila kegiatan ini terus berkembang di kalangan pelajar kita, maka bagimana keadaan pendidikan di Negara ini selnjutnya ?
Menurut ajaran Islam, mencontek sama halnya seperti mencuri. Padahal, mencuri itu adalah hal yang dilarang, bahkan diharamkan oleh ajaran Islam karena mengakibatkan korban menderita. Begitupun juga dengan mencontek. Jadi pada dasarnya, mencontek itu adalah kegiatan menyalin hasil pekerjaan orang lain dan mencuri hasil pekerjaan orang lain tanpa seizing pemiliknya.
Di Indonesia sekarang ini, membutuhkan generasi baru yang jujur dan bertanggung jawab. Karena, kehidupan bangsa dan negara saat ini penuh dengan coretan keburukan, seperti maraknya korupsi, penyuapan, penggelapan uang Negara, dan masih banyak lagi. Maka dari itu, mulailah hidup tanpa mencontek, budayakanlah kejujuran. Agar bangsa dan Negara ini menjadi Negara yang jujur.

Menulis esai berdasarkan topik tertentu dengan pola pengembangan pembuka, isi, dan penutup.
Paragraph 1:  dalam paragraf ini penulis memperkenalkan topik yang akan dikemukakan berikut tesisnya. Tesis ini harus dikemukakan dalam kalimat yang jelas dan singkat, sedapat mungkin pada kalimat pertama. Selanjutnya, pembaca diperkenalkan pada tiga paragraf berikutnya yang mengembangkan topik tersebut ke dalam beberapa subtopik.
Paragraf II s.d IV: Ketiga paragraf ini disebut tubuh dari sebuah esai dengan struktur yang sama. Kalimat pendukung tesis dan argumen-argumennya dituliskan sebagai analisis dengan melihat relevansi dan relasinya dengan masing-masing subtopik.
Paragraf V (terakhir): Paragraf kelima merupakan paragraf kesimpulan. Tuliskan kembali tesis dan subtopik yang telah dibahas pada paragraf kedua sampai keempat sebagai sebuah sintesis untuk meyakinkan pembaca.
Langkah-langkah menulis esai:
1.Tentukan topik.
2. Buatlah outline atau garis besar ide-ide Anda
3. Tulis tesis Anda dalam kalimat yang singkat dan jelas
4.Tuliskan tubuh  tesis
.  Mulailah dengan poin-poin penting, kemudian buatllah beberapa subtopik, kembangkan subtopik yang telah Anda buat.
5.Buatlah paragraf pertama (pendahuluan)
6.Tuliskan kesimpulan
7. Berikan sentuhan terakhir
Dalam penulisan esai perlu diperhatikan kaidah penulisan yang baik dan benar. Baik artinya komunikatif dan benar artinya harus sesuai dengan kaidah EYD.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Pola pengembangan pragraf secara deduktif yaitu pola pengembangan ide pokok atau gagasan-gagasan yang terdapat diawal kalimat. Pola pengembangan paragraph deduktif dibagi atas silogisme positive, silogisme negative , dan entimen.
2.      pola pengembangan pragraf secara induktif yaitu pola pengembangan  ide pokok atau gagasan yang terdapat diakhir kalimat. . Pola pengembangan paragraph  induktif dibagi atas generalisasi, analogi, dan kausalitas.
3.      Untuk dapat menulis sebuah karangan diperlukan kemampuan menggunakan kalimat yang efektif.
4.      Essai adalah suatu jenis komposisi yang membicarakan suatu pokok masalah tunggal yang biasanya berangkat dari suatu pandangan pribadi penulisnya.

B.     Saran
Penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat diperlukan demi perbaikan dimasa yang akan datang
DAFTAR PUSTAKA

Finoza,Lamudin.2009.Komposisi Bahasa Indonesia.Jakarta:Diksi Insan Mulya. Dalam Bahasa Indonesia.Yogyakarta.Andi Offset
Ramlan,M.1983.Paragraf,Alur pikiran dan Kepaduannya
Somad,Adi Abduldan ,dkk.2008. Aktif  dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII.Jakarta:Pusat     Perbukuan,Departemen Pendidikan Nasional.
Suryanto,alex,dkk.2007. Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas XII.Jakarta:Erlangga.





No comments: