MAKALAH BAHASA INDONESIA
“ MENGUNGKAPKAN PIKIRAN, PENDAPAT, DAN INFORMASI DALAM PENULISAN
KERANGKA BERPOLA”
OLEH:
FATMA ZAHRA
KELAS: XII IPA
1
SMA N 1 LEMBAH GUMANTI
KAB. SOLOK
TP. 2013/2014
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Mengungkapkan Pikiran,
Pendapat, dan Informasi dalam Penulisan Karangan
Berpola”
Adapun makalah ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar proses pembuatannya. Untuk itu, tidak lupa kami sampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya
maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka
kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca untuk memberi saran dan kritik
kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah yang lebih baik untuk
kedepannya.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari
makalah yang berjudul “Mengungkapkan Pikiran, Pendapat, dan Informasi dalam Penulisan Karangan Berpola” dapat diambil hikmah dan manfaatnya. Akhir
kata penyusun ucapkan terima kasih.
Alahan panjang, November 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………...…………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah…………………………………………………………………...1
B. Rumusan
Masalah……………………………………………………….........................1
C. Tujuan Penulisan
………………………………………………………………………….1
BAB II ISI
A.
Menulis karangan dengan topic
tertentu dengan pola pengembangan induktif dan
deduktif…………………………………………………………………………………….2
B.
esai………………………………………………………………………………………....6
BAB III : PENUTUP
A. Simpulan………………………………………………………………………..................10
B. Saran………………………………………………………………………………………10
DAFTAR PUSTAKA
.................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Paragraf
adalah bagian dari telaah wacana dalam Bahasa Indonesia. Penalaran dalam
paragraf sebuah wacana dapat berpola deduktif dan induktif. Penalaran induktif
adalah proses penalaran yang bertolak dari peristiwa-peristiwa yang sifatnya
khusus menuju kepernyataan umum. Penalaran deduktif adalah proses penalaran
yang bertolak dari peristiwa-peristiwa yang sifatnya umum ke pernyataan khusus.
Essai adalah suatu
jenis komposisi yang membicarakan suatu pokok masalah tunggal yang biasanya
berangkat dari suatu pandangan pribadi penulisnya. Dengan adanya essai, penulis
dapat menuangkan ide gagasan, dan daya kreatif dalam bentuk tulisan. Selain
itu, dengan keterampilan menulis juga dapat mendatangkan keuntungan materi dan
ketenaran. Menulis essai berarti menyampaikan gagasan kepada pembaca agar
pembaca mengetahui gagasan yang disampaikan.
Dalam menulis
pragraf berpola deduktif dan induktif ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, begitupun dengan penulisan essai. Maka atas dasar itulah penulis
membuat makalah ini yang berkaitan dengan mengungkapkan
pikiran, pendapat, dan informasi dalam penulisan karangan berpola.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan karangan berpola deduktif?
2. Apakah
yang dimaksud dengan karangan berpola induktif?
3. Apakah
yang dimaksud dengan essai?
4. Bagaimanakah
contoh dari essai?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
1.
Untuk menambah pengetahuan mengenai pragraf berpola deduktif dan
induktif.
2.
Dapat menulis pragraf berpola deduktif dan induktif berdasarkan kerangka.
3.
Mampu menulis essai dengan baik dan benar.
BAB II
ISI
A.
Menulis Karangan dengan Topik Tertentu dengan Pola Pengembangan Deduktif
Induktif
a. Pola Pengembangan Pragraf Secara Deduktif
Pola pengembangan pragraf secara deduktif yaitu pola pengembangan ide pokok
atau gagasan-gagasan yang terdapat diawal kalimat.
Ciri-cirinya adalah:
1.
Letak kalimat utama diawal pragraf atau pragraf kedua.
2.
Diawali dengan pernyataan umum disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
Contoh:
Kebudayaan dapat dibagi atas dua macam, yaitu kebudayaan fisik dan
kebudayaan non fisik. Kebudayaan fisik tampak jelas karena merujuk pada
benda-benda.Kebudayaan non fisik ada yang berupa pemikiran dan berupa tingkah
laku.Contoh kebudayaan yang berupa pemikiran adalah filsafat, pengetahuan,
ideology, etika, dan estetika. Hasil kebudayaan yang berupa tingkah laku adalah
adat istiadat ,tidur, bertani, dan berkelahi.
Pola pengembangan paragraf deduktif dibagi menjadi beberapa bagian antara lain
:
a.
Silogisme
Pada
silogisme terdapat dua premis (pernyataan) dan satu simpulan. Kedua premis itu
adalah premis umum (mayor) dan khusus (minor).
Rumus
Silogisme :
PU : Semua A
= B
PK : C
= A
S
: C = B
Contoh :
PU : Semua
siswa SMAN 1 Taman wajib mengikuti UAS.
A
B
PK : Yunita
adalah siswa SMAN 1 Taman.
C
A
S
: Yunita wajib mengikuti UAS.
C
B
b.
Silogisme Negatif
Silogisme
negatif adalah sebuah silogisme yang salah satu premisnya bersifat negatif.
Jika salah satu premisnya negatif, simpulannya juga negatif. Dalam silogisme
negatif biasanya digunakan kata ‘tidak’ atau ‘bukan’.
Contoh
:
PU : Warga kota Paris
tidak boleh melanggar hukum.
A
B
PK : Francois adalah
seorang warga kota Paris.
C
A
S : Francois
tidak boleh melanggar hukum.
C
B
c.
Entimem
Entimem
adalah silogisme yang diperpendek. Dari sebuah silogisme dapat dibuat
entimemnya. Demikian pula sebaliknya, dari sebuah entimem dapat disusun
silogisme.
Rumus
:
C = B
karena C = A
Contoh
:
PU : Semua tindakan
kriminal adalah melanggar hukum.
A
B
PK : Membunuh adalah
tindakan kriminal.
C
A
K : Membunuh
adalah melanggar hukum.
C
B
Entimem :
Membunuh adalah
melanggar hukum karena itu merupakan tindakan kriminal
C
B
b.
Pola Pengembangan Pragraf Secara induktif
pola pengembangan pragraf secara induktif yaitu pola pengembangan ide
pokok atau gagasan yang terdapat diakhir kalimat.
Ciri-Cirinya:
1. Letak kalimat utama
diakhir paragraph
2. Diawali dengan uraian
atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
Contoh;
Yang dimaksud dengan kebudayaan fisik tampak
jelas karena merujuk pada benda-benda.Kebudayaan nonfisik ada yang berupa
pemikiran dan berupa tingkah laku.Contoh hasil kebudayaan fisik adalah
patung,lukisan,rumah,mobil dan jembatan.Contoh kebudayaan yang berupa pemikiran
adalah filsafat,pengetahuaan,ideology,etika,dan estetika.Hasil kebudayaan yang
berupa tingkah laku adalah adat istiadat,tidur bertani,bahkan berkelahi,Jadi,kebudayaan
dapat dibagi atas dua macam,yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan non fisik.
Pola pengembangan paragraf induktif dibagi menjadi
beberapa bagian antara lain :
a. Generalisasi
Penalaran secara generalisasi
dilakukan dengan mengemukakan hal-hal khusus lalu menarik simpulannya secara
umum.
Contoh :
Untuk membuat sebuah software atau
aplikasi yang berguna atau bermanfaat, diperlukan penelitian serta
pengamatan mengenai aplikasi atau software yang akan dibuat. Selain itu agar
tidak terjadi kesalahan dalam pembuataannya, ketelitian dan penggunaan
logika merupakan faktor utama. Jangan terlalu terburu-buru dalam membuat
suatu aplikasi sehingga ketika program dijalankan kesalahan besar dapat
dihindari dan aplikasi dapat digunakan. Jadi, untuk membuat suatu software atau
aplikasi kita harus sabar dan teliti dalam membuatnya.
Merah
: Hal-hal Khusus
Hijau
: Simpulan secara umum
b. Analogi
Paragraf yang dikembangkan dengan membandigkan dua atau
lebih benda yang dianggap memiliki kesamaan kemudian menarik kesimpulan.
Contoh :
Perumus kebijakan sama halnya dengan
burung Beo. Seekor hewan yang unik dan elit, yang apabila disuruh mengucapkan
kalimat apa saja bisa, tapi tidak mampu melakukan apa yang diucapkan,
begitupula dengan para perumus kebijakan yang nyeleweng, hanya dapat mengucap
tanpa mampu berbuat.
Merah
: perbandingan antara dua hal yang berbeda, yang mengandung persamaan
Hijau
: Penarikan kesimpulan
c. Kausalitas
Hubungan kausal adalah pola penyusunan
paragraf dengan menggunakan fakta-fakta yang memiliki pola hubungan
sebab-akibat. Misalnya, jika hujan-hujanan, kita akan sakit kepala atau Rini
pergi ke dokter karena ia sakit kepala. Ada tiga pola hubungan kausalitas,
yaitu sebab-akibat, akibat-sebab, dan sebab-akibat 1 akibat 2.
·
Sebab-akibat, panalaran ini berawal dari peristiwa yang merupakan sebab,
kemudian sampai pada kesimpulan sebagai akibatnya.
Contoh:
Bapak rohmat adalah pekerja keras, sampai-sampai ia melupakan waktu dan pola
makan yang teratur. Akhir-akhir ini bapak rohmat tidak masuk kerja. Ia divonis
menderita penyakit tipus akut. Oleh karena itu, ia harus segera mendapatkan
perawatan medis dari rumah sakit.
Untuk dapat menulis sebuah
karangan diperlukan kemampuan menggunakan kalimat yang efektif. Kalimat
efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan
pembicara/penulis dan sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya antara
pembaca dengan penulisnya.
Syarat Kalimat Efektif adalah:
1.Kesatuan,
yaitu terdapatnya satu maksud utama
dari penulis yang dapat dikenali/dipahami pembaca.
2.Kepaduan(KOHEREN),
yaitu terjadinya hubungan padu antara
unsure-unsur pembentuk kalimat (kata, frasa, klausa, tanda baca, dan fungsi
sintaksis ( S-P-O-K-PEL-KET)
3.Keparalelan(kesejajaran)
Yaitu terdapatnya unsure-unsur yang
sama derjatnya,sama pola,atau susunan kata dan farsa yang dipakai di dalam
kalimat.Umpamanya dalam sebuah perincian,jika unsure pertama menggunakan verba,
unsure kedua dan seterusnya juga harus verba,jika unsure pertamanya berbentuk
nomina maka unsure yang berikutnya harus nomina.
4.Ketepatan.
Yaitu kesesuaian/kecocokan pemakaian
unsure yang membentuk suatu kalimat sehingga terbentuk pengertian yang bulat
dan pasti.
5.kehematan
Yaitu,adanya upaya menghindari
pemakaian kata yang tidak perlu
6.Kelogisan
Yaitu terdapatnya arti kalimat yang
logis/masuk akal,pola piker yang sistematis.
7.Kata
baku
Penggunaan kata baku merupakan syarat
mutlak dalam kalimat efektif
B. ESSAI
Essai adalah
suatu jenis komposisi yang membicarakan suatu pokok masalah tunggal yang
biasanya berangkat dari suatu pandangan pribadi penulisnya. Dengan adanya
essai, penulis dapat menuangkan ide gagasan, dan daya kreatif dalam bentuk
tulisan. Menulis essai berarti menyampaikan gagasan kepada pembaca agar pembaca
mengetahui gagasan yang disampaikan.
Contoh esai:
GURATAN-GURATAN TINTA PANAS KECURANGAN
oleh : Wahyu Susilo Wati
oleh : Wahyu Susilo Wati
Di dalam kehidupan ini, banyak aktivitas insan
manusia yang dilakukan untuk mengisi kehidupan mereka. Baik aktivitas untuk
memenuhi kebutuhan rohani maupun aktivitas untuk memenuhi kebutuhan jasmani.
Ada yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Namun kenyataan
riilnya, banyak insan manusia yang cenderung memilih untuk berbuat negatif.
Salah satu diantaranya berasal dari kalangan pelajar di dunia ini. Apabila
mereka mendapat tugas ataupun saat ulangan maupun ujian, kebanyakan dari mereka
membudayakan kegiatan menyontek.
Di kalangan para pelajar saat ini, mereka justru berfikir cepat untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dengan mencontek. Padahal kegiatan itu sebenarnya membangun karakter yang tidak baik. Apalagi jika kegiatan itu di budidayakan dalam setiap perbuatan, maka tak salah lagi jika mereka justru kian sulit meninggalkan kegiatan tersebut.
Sebenarnya mencontek itu di dasari oleh beberapa faktor. Antara lain karena faktor terpaksa. Para pencontek-pencontek ulung tersebut terpaksa mencontek karena mungkin dia menginginkan untuk mendapat nilai bagus. Ada pula faktor lain yang melatarbelakangi mencontek, yaitu karena mereka telah terbiasa dengan kegiatan itu. Padahal mencontek itu adalah kebiasaan yang buruk. Namun, di kehidupan ini justru mencontek kian marak di kalangan pelajar. Seperti mencontek PR ataupun tugas-tugas yang diberikan oleh Bapak Ibu Guru, mencontek saat Ujian Nasional berlangsung.
Banyak kasus yang sering beredar di kalangan remaja pelajar, salah satunya yaitu mencontek. Bahkan prosentase mencontek pada saat Ujian berlangsung kian membengkak tiap tahunnya. Apabila kegiatan ini terus berkembang di kalangan pelajar kita, maka bagimana keadaan pendidikan di Negara ini selnjutnya ?
Menurut ajaran Islam, mencontek sama halnya seperti mencuri. Padahal, mencuri itu adalah hal yang dilarang, bahkan diharamkan oleh ajaran Islam karena mengakibatkan korban menderita. Begitupun juga dengan mencontek. Jadi pada dasarnya, mencontek itu adalah kegiatan menyalin hasil pekerjaan orang lain dan mencuri hasil pekerjaan orang lain tanpa seizing pemiliknya.
Di Indonesia sekarang ini, membutuhkan generasi baru yang jujur dan bertanggung jawab. Karena, kehidupan bangsa dan negara saat ini penuh dengan coretan keburukan, seperti maraknya korupsi, penyuapan, penggelapan uang Negara, dan masih banyak lagi. Maka dari itu, mulailah hidup tanpa mencontek, budayakanlah kejujuran. Agar bangsa dan Negara ini menjadi Negara yang jujur.
Di kalangan para pelajar saat ini, mereka justru berfikir cepat untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dengan mencontek. Padahal kegiatan itu sebenarnya membangun karakter yang tidak baik. Apalagi jika kegiatan itu di budidayakan dalam setiap perbuatan, maka tak salah lagi jika mereka justru kian sulit meninggalkan kegiatan tersebut.
Sebenarnya mencontek itu di dasari oleh beberapa faktor. Antara lain karena faktor terpaksa. Para pencontek-pencontek ulung tersebut terpaksa mencontek karena mungkin dia menginginkan untuk mendapat nilai bagus. Ada pula faktor lain yang melatarbelakangi mencontek, yaitu karena mereka telah terbiasa dengan kegiatan itu. Padahal mencontek itu adalah kebiasaan yang buruk. Namun, di kehidupan ini justru mencontek kian marak di kalangan pelajar. Seperti mencontek PR ataupun tugas-tugas yang diberikan oleh Bapak Ibu Guru, mencontek saat Ujian Nasional berlangsung.
Banyak kasus yang sering beredar di kalangan remaja pelajar, salah satunya yaitu mencontek. Bahkan prosentase mencontek pada saat Ujian berlangsung kian membengkak tiap tahunnya. Apabila kegiatan ini terus berkembang di kalangan pelajar kita, maka bagimana keadaan pendidikan di Negara ini selnjutnya ?
Menurut ajaran Islam, mencontek sama halnya seperti mencuri. Padahal, mencuri itu adalah hal yang dilarang, bahkan diharamkan oleh ajaran Islam karena mengakibatkan korban menderita. Begitupun juga dengan mencontek. Jadi pada dasarnya, mencontek itu adalah kegiatan menyalin hasil pekerjaan orang lain dan mencuri hasil pekerjaan orang lain tanpa seizing pemiliknya.
Di Indonesia sekarang ini, membutuhkan generasi baru yang jujur dan bertanggung jawab. Karena, kehidupan bangsa dan negara saat ini penuh dengan coretan keburukan, seperti maraknya korupsi, penyuapan, penggelapan uang Negara, dan masih banyak lagi. Maka dari itu, mulailah hidup tanpa mencontek, budayakanlah kejujuran. Agar bangsa dan Negara ini menjadi Negara yang jujur.
Menulis esai berdasarkan topik
tertentu dengan pola pengembangan pembuka, isi, dan penutup.
Paragraph 1: dalam
paragraf ini penulis memperkenalkan topik yang akan dikemukakan berikut tesisnya.
Tesis ini harus dikemukakan dalam kalimat yang jelas dan singkat, sedapat
mungkin pada kalimat pertama. Selanjutnya, pembaca diperkenalkan pada tiga
paragraf berikutnya yang mengembangkan topik tersebut ke dalam beberapa
subtopik.
Paragraf II s.d IV: Ketiga paragraf ini disebut tubuh dari sebuah
esai dengan struktur yang sama. Kalimat pendukung tesis dan argumen-argumennya
dituliskan sebagai analisis dengan melihat relevansi dan relasinya dengan
masing-masing subtopik.
Paragraf V (terakhir): Paragraf kelima merupakan paragraf
kesimpulan. Tuliskan kembali tesis dan subtopik yang telah dibahas pada
paragraf kedua sampai keempat sebagai sebuah sintesis untuk meyakinkan pembaca.
Langkah-langkah menulis esai:
1.Tentukan topik.
2. Buatlah outline atau garis besar ide-ide Anda
3. Tulis tesis Anda dalam kalimat yang singkat dan jelas
4.Tuliskan tubuh tesis. Mulailah dengan poin-poin penting, kemudian buatllah beberapa subtopik, kembangkan subtopik yang telah Anda buat.
5.Buatlah paragraf pertama (pendahuluan)
6.Tuliskan kesimpulan
7. Berikan sentuhan terakhir
1.Tentukan topik.
2. Buatlah outline atau garis besar ide-ide Anda
3. Tulis tesis Anda dalam kalimat yang singkat dan jelas
4.Tuliskan tubuh tesis. Mulailah dengan poin-poin penting, kemudian buatllah beberapa subtopik, kembangkan subtopik yang telah Anda buat.
5.Buatlah paragraf pertama (pendahuluan)
6.Tuliskan kesimpulan
7. Berikan sentuhan terakhir
Dalam penulisan
esai perlu diperhatikan kaidah penulisan yang baik dan benar. Baik artinya
komunikatif dan benar artinya harus sesuai dengan kaidah EYD.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1.
Pola pengembangan pragraf secara deduktif yaitu pola pengembangan ide pokok
atau gagasan-gagasan yang terdapat diawal kalimat. Pola pengembangan paragraph
deduktif dibagi atas silogisme positive, silogisme negative , dan entimen.
2.
pola pengembangan pragraf secara induktif yaitu pola pengembangan ide
pokok atau gagasan yang terdapat diakhir kalimat. . Pola
pengembangan paragraph induktif dibagi atas generalisasi, analogi, dan
kausalitas.
3.
Untuk dapat menulis sebuah
karangan diperlukan kemampuan menggunakan kalimat yang efektif.
4.
Essai adalah suatu jenis komposisi yang
membicarakan suatu pokok masalah tunggal yang biasanya berangkat dari suatu
pandangan pribadi penulisnya.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa pembuatan
makalah ini masih jauh dari kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik dari
pembaca sangat diperlukan demi perbaikan dimasa yang akan datang
DAFTAR PUSTAKA
Finoza,Lamudin.2009.Komposisi
Bahasa Indonesia.Jakarta:Diksi Insan Mulya. Dalam Bahasa
Indonesia.Yogyakarta.Andi Offset
Ramlan,M.1983.Paragraf,Alur
pikiran dan Kepaduannya
Somad,Adi Abduldan ,dkk.2008. Aktif
dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII.Jakarta:Pusat
Perbukuan,Departemen Pendidikan Nasional.
Suryanto,alex,dkk.2007.
Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas XII.Jakarta:Erlangga.
http://mylifeworldrisep.blogspot.com/2012/12/pola-pengembangan-paragrafinduktif.html
didownloas tanggal 1 oktober 2013
No comments:
Post a Comment