1. Absorptivitas molar kompleks besi (II) -1, 10
fenantrolin adalah 12000 M-1cm-1. Minimum absorbansi yang dapat dideteksi
adalah 0,001 jika dukur pada suatu kuvet ketebalan 1 cm. berapakah konsentrasi
minimum kompleks besi (II) -1, 10 fenantrolin yang dapat dideteksi?
Jawab:
Dengan menggunakan persamaan A=ɛbc, maka :
A = ɛ b c
0,001 = 12000 M-1cm-1
x 1 cm x c
c = (0,001) : (12000 M-1cm-1
x 1 cm)
c = 8,33 x 10-⁸M
Jadi konsentrasi minimum kompleks besi (II) -1, 10 fenantrolin yang
dapat dideteksi adalah
8,33 x 10-8 M.
2. 20 tablet ditimbang satu persatu untuk
mengetahui keseragaman berat tablet. Sebanyak
20 tablet furosemide ditimbang sekaligs dan mempunyai berat 1,656,6 g. Serbuk dengan
berat 519,5 mg digojok dengan 300 ml NaOH 0,1 N untuk mengekstraksi furosemide yang
bersifat asam, lalu diencerkan sampai 500 ml dengan NaOH 0,1 M. sejumlah ekstrak disaaring dan diambil
5,0 ml filtrate, lalu diencerkan dengan NaOH 0,1 M sampai 250 ml. Absorbansi dibaca pada panjang gelombang 271
nm tehadap blanko NaOH 0,1 N dan mempunyai absorbansi sebesar 0,596. (nilai E%1cm
furosemide dalam basaa pada
panjang gelombang 271 nm=580, kandungan furosemide yang dinyatakan terkandung
tiap tabletnya adalah 40 mg). hitung kandungan furosemide tiap tabletnya!
Jawab:
Sebanyak 519,5 mg serbuk yang mengandung furosemide dilarutkan
sampai 500,0 ml., Berarti:
519,5 mg / 500
ml = 103,9 mg / 100 ml
Berat rata-rata tablet =
1,656 g / 20 = 0,0828 g = 82,8 mg
Factor pengenceran =
250 / 5 = 50 kali
Konsentrasi furosemide dalam ekstrak yang diencerkan
= (absorbansi
sampel ; E%1cm ) x 1 %
= (0,596 / 580 )
x 1%
= 0,001028% x factor
pengenceran
= 0,001028 % x
50
= 0,0514 %
= 51,4 mg / 100
ml
Kadar furosemide tiap tablet
= (51,4 mg/100
ml) x (500 ml / 519,5 mg) x berat rata-rata tablet
= 0,514 mg/ml x
0.9625 mg/ ml x 82,8 mg/ tablet
= 40,96
mg/tablet
3. Sebanyak 5,0 ml sediaan injeksi siklizin
diambil dan diencerkan sampai 100 ml dengan asam sulfat 0,1 M. sebanyak 20 ml
larutan ini ditambah 2 g NaCl dan digojok 2 kali masing-masing dengan 50 ml
eter. Ekstrak eter dikumpulkan lalu dicuci dengan 10 ml larutan NaCl jenuh. Lapisan
eter diekstraksi 2 kali, masing –masing dengan 25 ml asam sulfat 0,05 M. dan
selanjutnya lapisan eter diekstraksi 2 kali lagi, masing-masing dengan 10 ml
aquadest. Ekstrak asam dan air dikumpulkan dan diencerkan dengan air sampai 100
ml . diambil 5 ml larutan, diencerkan sampai 200 ml dengan asam sulfat 0,05 M,
dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 225 nm. Hitung persen kadar
siklizin sulfat (%b/v) dalam sediaan injeksi tersebut dengan menggunakan data E%1cm
siklizin laktat pada 225 nm = 331. Absorbansi larutan sampel = 0,413 dan
pengukuran dilakukan dalam kuvet 1 cm.
Jawab :
Pengenceran pertama adalah dari 5 ml ke 100 ml, Jadi factor pengencerannya
= 100 / 5
= 20 kali
Factor pengenceran tahap kedua adalah dari 20 ml menjadi 100 ml,
jadi factor pengencerannya
= 100 / 20
= 5 kali
Factor pengenceran tahap ketiga adalah dari 5 ml ke 200 ml, jadi factor
pengencerannya
= 200 / 5
= 40 kali
Jadi total pengenceran
= pengenceran pertama x pengenceran kedua x
pengenceran ketiga
= 20 x 5 x 40
= 4000 kali
Konsentrasi larutan yang telah diencerkan
= (absorbansi
sampel ; E%1cm ) x 1 %
= (0,413 / 331 )
x 1%
= 0,001248 g /
100 ml.
Jadi konsentrasi dalam sampel
= 0,001248 g /
100 ml x factor pengenceran
= 0,001248 g/
100 ml x 4000
= 4,992 g /100
ml
= 4,992 %
Sumber:
Kimia
Farmasi Analisis
Karangan
Prof. Dr Ibnu Gholib Gandjar, DEA., Apt - Abdur Rahman, M. Si , Pengantar: Prof. Sudjadi
M S
2 comments:
Nomor 1 harusnya jawabannya 8.3333x10^-8, rumusnya benar tapi hitungannya salah. Coba kakak cek lagi :)
Iya, udah diperbaiki😂...terima kasih ya atas koreksinya..
Post a Comment