LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
”IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT"
OLEH
Nama
: Fatma Zahra
No
bp : 1404045
Kelas
: A
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
YAYASAN PERINTIS
PADANG
2015
I.
TUJUAN
1. Membedakan
senyawa karbohidrat dengan bukan karbohidrat
2. Membedakan
gula pentose (C5) dengan heksosa (C6)
3. Membedakan
gula aldose dengan ketosa
4. Membedakan
gula pereduksi dan non pereduksi
5. Membedakan
monosakarida pereduksi dan disakarida pereduksi
6. Membedakan
osozon-osazon dari senyawa- senyawa karbohidrat
7. Membedakan
pati dengan gula-gula lain
8. Membedakan
sukrosa terhidrolisis dengan yang tidak
9. Membedakan
antara laktosa dan galaktosa
II.
TEORI
Karbohidrat merupakan senyawa polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton, atau senyawa
yang pada hidrolisis menghasilkan polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton.
Berdasarkan ukuran molekul, jumlah atom C penyusun dan gugus fungsi yang
dikandungnya.
Karbohidrat adalah subtansi yang terdiri atas atom-atom C, H dan O .
perbandingan antara molekul H dan O adalah 2:1. Rumus empiris dari karbohidrat
adalah Cn (H2O)n.
Karbohidrat dikelompokkan menjadi:
1. Monosakarida
Sering disebut gula sederhana (simple
sugar) adalah karbohidrat yang tidak dapat terhidrolisis jadi atom yang lebih sederhana lagi .
molekulnya terdiri atas beberapa atom karbon saJa. Yang termasuk monosakarida
yaitu: Aldose ( glukosa (C6H12O6), galaktosa,
triosa (C3H6O3), tetrosa (C4H8O4),
pentose, heksosa, manosa , ramnosa dan arabinose. Ketosa : fruktosa
2. Disakarida
Disakarida terdiri atas dua mono
sakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya . kebanyakan disakarida ,
ikatan yang menggabungkan kedua unit monosakarida disebut glikosida dan
dibentuk jika gugus hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan karbon pada
gula yang kedua.
Yang termasuk disakarida:
a. Laktosa
---> glukosa + glukosa
b. Maltose--->
glutosa + galaktosa
c. Sukrosa--->
glukosa + fruktosa
3. Polisakarida
Polisakarida
atau glikan tersusun atas unit-unit gula yang panjang. Contoh dari polisakarida adalah pati.
Uji karbohidrat dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
Furfuran merupakan senyawa aldehid yang
memiliki struktur furan dengan rumus kimia C5H40
dalam suasana asam, aldopentosa dan
ketopentosa mengalami dehidrasi menghasilkan furtural. Ketosa bereaksi cepat
menghasilkan 5-hidroksimetilfurfural.
Senyawa –senyawa disakarida dan
polisakarida akan mengalami hidrolisis terlebih dahulu dalam suasana asam
menghasilkan monosakarida , kemudian baru bereaksi membentuk furfural atau
5-hidroksimetilfurfural.
Aldeheksosa mengalami dehidrasi lebih
lambat untuk membentuk hidroksimetilfurfural . hal ini disebabkan karena
mekanismenya berbeda dari mekanisme aldopentosa atau ketopentosa dan
ketoheksosa, dimana pada aldoheksosa ini reaksi dehidrasi terjadi pada awal dan
tanpa diikuti oleh reaksi penataan ulang.
Begitu terbentuk senyawa furfural maka
akan bereaksi dengan suatau senyawa fenol menghasilkakn produk kondensasi
bewarna. Senyawa fenol untuk test mollish adalah a-neftol , untuk test bial
orsinol dan test selliwanof meggunakan
resosinol. Warna-warna yang dihasilkan dan kecepatan pembentukan warna-warna
inilah yang digunakan untuk membedakan antara senyawa-senyawa karbohidarat
tersebut.
Tes mollish adalah tes umum untuk
karbohidrat. Semua karbohidarat mengalami dehidrasi dengan asam sulfat pekat
membentuk furfural. Furfural-furfural ini bereaksi dengan α-neftol dalam reagen
tes memberikan produk purple. Senyawa –senyawa bukan karbohidrat menunjukkan
tes negative.
Test bial bertujuan membedakan gula
pentose (C5) dengan gula heksosa (C6). Gula pentose menghasilkan furfural pada
dehidrasi dengan asam. Furfural bereaksi dengan orsinol dan feriklorida
menghasilkan kondensasi bewarna biru hijau. Gula heksosa menghasilkan furfural
yang bereaksi dengan reagen bial menghasilkan warna hijau, coklat atau hijau
kemerahan.
Tes sellwalnoff digunakan untuk
membedakan gula ketosa atau aldose (ketoheksosa dan aldoheksosa ), ketopentosa
atau aldopentosa. Tes ini didasarkan pada gula ketoheksosa terbentuk warna
dengan capat sedangkan pada aldoheksosa terbentuk lambat. Hal ini disebabkan
karena dehidrasi aldeheksosa berlangsung lambat.
2. Tes
yang didasarkan pada sifat pereduks gula: tes banedict dan tes barfoed
Monosakarida dan disakarida mempunyai
gugus aldehid potonsial , akan mereduksi reagen benedict dan barfoed ,
menghasilkan suatu endapan merah bata dari tembaga (i) oksida.
Tes benedict bertujuan untuk menentukan
apakah suatu gula bersifat pereduksi atau tidak. Sedangkan test barfoed
bertujuan untuk membedakan apakah gula monosakarida pereduksi atau disakarida
pereduksi . monosakarida pereduksi membentuk endapan dengan cepat dibandingkan
dengan disakarida pereduksi.
3. Pembentukan
osazon.
Karbohidrat bereaksi dengan
fenilhidrazin membentuk Kristal kuning yang dibentuk osazon-osazon . beberapa
monosakarida memberikan osazon yang identic, seperti glukosa , fruktosa dan
manosa. Juga titik leleh osazon yang berbeda sering dalam range yang sama ,
pembentukan osazon dari masing-masing karbohidrat mempun yai waktu yang
berbeda. Fruktosa membentuk endapan dalam waktu ±2 menit, glukosa ±7 menit .
struktur Kristal dari osazon-osazon untuk gula yang berbeda. Contohnya
arabinose menghasilkan endapan yang halus , sedangkan glukosaa endapan yang
kasar.
4. Test
iodin untuk pati (amilum)
Iodin memberikan warna biru yang khas. Warna
disebabkan oleh absorbsi iodin pada
permungkaan terbuka dari molekul-molekul amilosa. Amilopektin memberikan warna
merah sampai purple dengan iodin.
5. Hidrolisis
sukrosa
Sukrosa dalam suasana asam dapat dihidrolisis menjadi
menjadi fruktosa dan glukosa. Hasil hidrolisis dapat diuji dengan test benedict
atau tes barfoed.
6. Tes
asam mukat untuk galaktosa dan laktosa
Tes ini dibedakan unutk membedakan antara glukosa
dengan galaktosa. Galaktosa dengan asam nitrat akan menghasilkan suatu asam
dikarboksilat yaitu asam galaktarat (asam mukat). Asam mukat vm erupakan zat
padat putih dengan titikleleh tinggi dan
mengendap dalam campuran reaksi.
Glukosa dengan asam
nitarat akan menghasilkan asam glukarat (suatu asam dikarboksilat) .
asam ini lebih mudah larut dan tidak mengendap dalam campuran reaksi.
III.
ALAT
DAN BAHAN
3.1 Alat
1. tabung reaksi
2. rak tabung reaksi
3.penangas air
4.batang pengaduk
3.2
Bahan
1.
Larutan karbohidrat 1% (glukosa, fruktosa, laktosa, maltose, sukrosa )air
sebagai pembanding .
2.
HCL pekat, NaOH 10% , HNO3 pekat
3.
Reagen Mollish: larutkan 5 g α-neftol dalam 100 ml EtOH
4.
Reagen sellwalnoff: larutkan 0,5 g resolsinol dalam 1 l HCL 6 n
5.
Reagen benedict: larutkan 173 g natrium sitrat hidrat dan 100 g natrium
karbonat anhidrat dalam 800 ml air. Panaskan dan saring , tambahkan larutan
17,3 g tembaga sulfat dalam 100 ml air , encerkan campuran larutan sampai 1 l
larutan.
6.
Reagen finil hidrazin: Larutkan 50 gram fenilhidraziin hidroklorida + 75 gram
natrium asetat trihidrat, larutkan menjadi 500 ml larutan . larutan rusak dalam
beberapa waktu, buyat sebelum digunakan.
IV.
PROSEDUR
KERJA
4.1 test
yang didasarkan pada pembentukan furfural
1. tes
mollish
masukkan masing-masing 4 ml larutan karbohidrat
1% ( glukosa, fruktosa, laktosa, maltose, sukrosa,) kedalam trabung reaksi terpisah. Masukkan juga 4 ml aquadest kedalam
tabubg reaksi lain unutk pembanding.
Tambahkan 2 tetes reagen mollish kedalam
setiuap tabung reaksi dan kocok campuran. Tambahkan perlahan-lahan H2SO4
pekat (5 ml) melalui dinding tabuing
reaksi. Lapisan asam akan terbentuk dibagioan bawah tabung. Catat dan laporkan
warna yang terbentuk antara permungkaan dua lapisan pada masing –masing tabung.
Warna ungu menunjukkan tes positif , apakah pada tabung berisi air juga
terbentuk warna ungu?
2. Test
salliwanof
Masukkan
masing –masing 1 ml larutan karbohidrat 1% (glukosa, fruktosa, laktosa, maltose,
sukrosa kedalam trabung reaksi terpisah.
Masukkan juga 4 ml aquadest kedalam tabubg reaksi lain unutk pembanding.
Tambahakan
4 ml reagen selllwalnoff kedalam masing –masing tabung . masukkan semua tabung
dalam penangas air selama 60 detik. Pindahkan dan catat hasilnya. Terbentuknya
warna dengan coklat menunjukkkan gula adalah ketosa sedangkan jika lambat gula
adalah aldose. Catatan: sebaiknya hanya dilakukan dengan ¾ buah tabung. Setelah
selesai lakukan yang berikutnya agar lebih teliti.
3. Tes
yang berdasarkan sifat pereduksi gula
a. Tes
benedict
Masukkan masing –masing 1 ml larutan
karbohidrat 1% (glukosa, fruktosa, laktosa, maltose, sukrosa ) kedalam trabung
reaksi terpisah. Masukkan juga 4 ml
aquadest kedalam tabubg reaksi lain sebagai kontrol
Tambahkan 5 ml reagen benedict kedalam
masing-masing tabung reaksi . masukkan semua tabung kedalam penangas air selama
2-3 menit. Angkatlah tabung catat hasil yang terjadi . endapan merah bata,
coklat atau kuning menunjukkan tes positif untuk gula pereduksi . test yang
positif mesti terbentuk endapan (abaikan warna larutan
4. Tes
Iodin untuk Pati
Masukkan masing –masing 1 ml larutan
karbohidrat 1% (glukosa, fruktosa, laktosa, maltose, sukrosa) kedalam trabung
reaksi terpisah. Masukkan juga 4 ml
aquadest kedalam tabubg reaksi lain untuk control
Tambahkan 1 tetes larutan iodin kedalam
setiap tabung reaksi dan amati hasilnya . tambahkan beberapa tetes natrium
tiosulfat kedalam larutan dan catat hasilnya.
5. Hidrolisiis
Sukrosa
Masukkkan 5 ml larutan sukrosa 1 %
kedalam tabung reaksi
tambahkan 2 tetes asam klorida pekat dan
panaskan tabung dalam penangas air selama 10 menit
dinginkan tabung dan netralkan dengan NaOH
10% sampai campuran tepat basa (dibutuhkan 20 tetes) test campuran dengan
reagen benedict . catat hasilnya, dan bandingkan dengan hidrosa yang tidak
dihidrolisis.
VI.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
6.1
HASIL PERCOBAAN
1.
Test mollish
No
|
Karbohidrat
|
Ditambah larutan moliish
|
Karbohidrat
|
1
|
Glukosa
|
Terbentuk larutan ungu
|
Karbohidrat
|
2
|
Galaktosa
|
Terbentuk larutan ungu
|
Karbohidrat
|
3
|
Laktosa
|
Terbentuk larutan ungu
|
Karbohidrat
|
4
|
Sukrosa
|
Terbentuk larutan ungu
|
Karbohidrat
|
5
|
Maltose
|
Terbentuk larutan ungu
|
Karbohidrat
|
6
|
Aquadest
|
Warna bening
|
Bukan karbohidrat
|
2. Tes sellwalnoff
No
|
Karbohidrat
|
Ditambah reagen sellwalnoff
|
keterangan
|
1
|
Glukosa
|
Warna ungu lambat terbentuk
|
karbohidrat
|
2
|
Galaktosa
|
Warna ungu lambat terbentuk
|
Karbohidrat
|
3
|
Laktosa
|
Warna ungu lambat terbentuk
|
Karbohidrat
|
4
|
Sukrosa
|
Warna ungu cepat terbentuk
|
Karbohidrat
|
5
|
Maltose
|
Warna ungu lambat terbentuk
|
Karbohidrat
|
6
|
Aquadest
|
Tidak ungu terbentuk warna
|
Bukan karbohidrat
|
3. Test
benedict
No
|
Karbohidrat
|
Ditambah reagen benedict
|
Keterangan
|
1
|
Glukosa
|
Terbentuk endapan merah bata
|
Gula pereduksi
|
2
|
Galaktosa
|
Terbentuk endapan merah bata
|
Gula pereduksi
|
3
|
Laktosa
|
Terbentuk endapan merah bata
|
Gula pereduksi
|
4
|
Sukrosa
|
Tidak ada endapan
|
Non pereduksi
|
5
|
Maltose
|
Tidak ada endapan
|
Non pereduksi
|
6
|
Aquadest
|
Tidak ada endapan
|
Non pereduksi
|
4. Test
iodin
No
|
Karbohidrat
|
Ditambah larutan iodin
|
Ditambah na2so4
|
1
|
Glukosa
|
Larutan merah
|
Warna hilang
|
2
|
Galaktosa
|
Larutan merah
|
Warna hilang
|
3
|
Laktosa
|
Larutan merah
|
Warna hilang
|
4
|
Sukrosa
|
Larutan merah
|
Warna hilang
|
5
|
Maltose
|
Larutan merah
|
Warna hilang
|
6
|
Aquadest
|
Tidak bereaksi
|
Tidak bereaksii
|
5. Hidrolisis
sukrosa
Sukrosa + HCL pekat , dipanaskan
kemudian didinginkan + NaOH + larutan
benedict ---->larutan manjadi orange dan ada endapan hijau (terhidrolisis). Yang
tidak terhidrolisis warna biru muda.
6.2 Pembahasan
Pada percobaan ini, tes yang pertama dilakukan adalah
tes mollish. Tes mollish adalah tes umum untuk karbohidrat. Semua karbohidrat
mengelami dehidrasi dengan asam sulfat pekatmembentuk furfural . dari percobaan yang dilakukan ,
semua karbohidrat yaitu glukosa, g galaktosa, laktosa , sukrosa dan maltose jika
ditambah larutan mollish bewarna ungu. Sedangkan aquadest tidak bereaksi.
Pada poercobaan test selliwanoff yaitu tes untuk
membedakan gula aldosa dan pentose, warna cepat terbentuk pada sukrosa .
sedangkan pada glukosa, galaktosa, laktosa dan maltose lambat. Dari percobaan
itu diketahui bahwa sukrosa termasuk ketosa sedangkan glukosa, galaktosa,
laktosa dan maltose termasuk aldose.
Pada test banedict, glukosa , galaktosa dan laktosa
jika ditambah benedict menghasilkan endapan merah bata. .sedangkan sukrosa dan
maltose ditambah banedict tidak ada endapan. Dari percobaan ini diketahui bahwa
glukosa, laktosa dan galaktosa termasuk
kedalam gula pereduksi , sedangkan sukrosa dan maltose tidak, begitu juga
dengan aquadest
Pada test iodin, semua bahan yaitu glukosa,
galaktosa, laktosa, sukrosa , maltose ditambah dengan larutan iodin
menjadikan larutan bewarna merah.
Sedangkan jika larutan tersebut ditambah dengan Na2S2O3
warnanya menghilag. Dari percobaan diketahui bahwa semua bahan tersebut
mengandung amilopektin.
Pada hidrolisis sukrosa, sukrosa ditambah HCL pekat
kemudian dipanaskan dan setelah itu didinginkan . setelah dingin ditambahkan
larutan naoh dan larutan banedict . dari hasil pengamatan diketahui larutannya bewarna orange dan endapannya
bewarna hijau . sedangkan pada sukrosa yang tidak terhidrolisis larutan bewarna
biru muda.
VII.
KESIMPULAN
DAN SARAN
6.1
Kesimpulan
1.
Tes mollish adalah tes untuk membedakan karbohidrat dan bukan karbohidrat. Galaktosa,
glukosa, laktosa, sukrosa dan maltose termasuk karbohidrat dan sedangkan
aquadest tidak.
2.
Gula pentose adalah gula ynag menghasilkan furfural pada dehidrasi dengan asam , sedangkan gula heksosa tidak
3.
Sukrosa termasuk ketosa, sedangkan galaktosa, glukosa, laktosa , dan maltose
termasuk aldose
4.
Glukosa, laktosa dan galaktosa termasuk gula pereduksi , sedangkan laktosa ,
maltose dan aquadest tidak.
5.
Monosakarida pereduksi membentuk endapan dengan cepat dibandingkan dengan
disakarida pereduksi
6.
Osazon-osazon dari senyawa karbihidrat berbeda disebabkan waktu pembentukan dan
struktur Kristal yang dihasilkan
7.
Pati dengan iodin memberikan warna biru yang khas
8.
Sukrosa terhidrolisis menghasilkan larutan orange
9.
Galktosa ditambah asam nitrat menghasilkan asam glukarat.
6.2 Saran
Sebaiknya dalam praktikum selanjutnya praktikan
lebih cermat dan teliti lagi dalam mengamati reaksi yang terjadi . selain itu
juga dibutuhkan kehati-hatian terutama saat pemanasan tabung reaksi
.
DAFTAR
PUSTAKA
Fessenden, Ralph J, dan
Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar
Kimia Organik. Jakarta. Bina Aksara.
Hart, Harold. 1990. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
Willbraham, and Michael S.
Matta. 1992. Kimia Organik dan
Hayati. Bandung : ITB
Petrucci,R. H. 1999. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.Jakarta. Erlangga.
Pine, Stanley. H. 1988. Kimia Organik I. Bandung. ITB