Thursday 25 October 2018

OLIVE OIL, SESAME OIL, OLEUM COCOS, COTTON SEED OIL DAN ALMOND OIL

Sumber: simpelmenarik.blogspot.com
NO
PARAMETER
OLIVE OIL
SESAME OIL
OLEUM COCOS
COTTON SEED OIL
ALMOND OIL
1.
Spesies
Olea europea L.
Sesamun indicum L.
Cocos nucifera
Gossypium hirsutum
Prunus amygdalus
2.
Family
Oleaceae
Pedaliaceae
Palmae
Malvaceae
Rasaceae
3.
Simplisia
Buah masak
Biji
Buah
Biji kapas
Sweet almond oil
4.
Kandungan simpisia
Trigliserida, fitosterol, hidrokarbon skualen
Minyak 44-55%, protein 25%, getah 4%, asam lemak jenuh dan tidak jenuh (sesamol, vitamin E)
Copraà
minyak 65%

Karnel segarà minyak 30-40%
Minyak 30%, gossypol.
Minyak 40-50%, protein, glikosida, asam amino, enzim emulsin, α-tokoferol, amygdalin, minyak atsiri.
5.
Kandungan minyak lemak
Asam oleat 75%, asam pamitat 10%, asam linoleat 9%, asam stearate, asam myristat
Asam oleat 4%, asam palmitat 9%, asam linoleat 4%, asam stearate 4%, sesamol
Asam palmitat 10%, asam stearate 3%, asam myristat 20%, asam capilat 9%, asam capinat 8%, asam laurat 50%
Asam oleat 30%, asam palmitat 20%, asam linoleat 40%, asam stearate 1 %, asam myristat 3%, asam arachidat 1%.
Asam oleat 77%, asam palmitat 5%, asam linoleat 17%, asam myristat 1 %, amygdalin
6.
Kegunaan
Laxan, liniment, cemen gigi, plester, pembuat sabun, minyak goreng
Minyak makanan, bahan pembantu dalam sediaan farmasi, pelarut injeksi, laxative, demulcent, emollient, aromaterapi
Minyak makanan, pembuat sabun, permen coklat, bahan dasar salep, kosmetik
Pelarut injeksi, pembuat sabun
Emollient, bahan kosmetik, sedative, obat batuk, emulgator, bahan makanan , pengaroma.
7.
Penyebaran
Asal: palestina
Penyebaran: mediterania, AS, eropa, daerah subtopik
Asal: india, afrika, asia selatan , AS
Tanaman asli daerah pantai asia tropic, pasifik, india, selandia baru.

Asal: asia kecil, iran, Syria
Penyebaran: daerah tropis
8.
Cara ekstraksi
Kempa dingin:
Menghasilkan virgin olive oil. Hanya dengan pengempaan buah menghasilkan minyak.

Kempa panas:
Menghasilkan first grade oil. Caranya buah masukkan kealat kempa à alirkan uap dan panas àpress à dihasilkan first grade oil

Ekstrak dan refined:
Menghasilkan turnand oil. Caranya: buah segar dikempa à hasil kempa di pakai untuk kempa panas à ampas dikumpulkan lagiàkempaà dihasilkan minyak
Kempa dingin:
Bijià dibersihkan dan dicuci à jemur dan keringkan à biji diperas à minyak


Pemurnian minyak dilakukan dengan cara destlasi
Kempa panas:
terlebih dahulu daging buah kelapa dibuat kopra.

Cara: daging buah kelapa dikeringkanà dijemur/
diovenà kopra di cacah à haluskan jadi serbuk kasarà panaskan àdipress à minyak.

Selain itu,
Ampas digiling halusà panaskanà presà minyakà minyak yang didapat pengendapan disaring, untuk netralisasi ditambah NaOH/KOH
Kempa panas,
jika kempa dingin gossypol akan terbawa. Gossypol (zat beracun) dapat dihilangkan dengan alkalisasi

Kempa panas.

Catt:
Untuk almond pahit ampas sisa pengepresan biji dimeserasi (rendam), tujuannya untuk menghid-rolisa amygdalin untuk menghilangkan racun dengan enzim emulsionà ditambah benzaldehid dan HCN dalam air.


Sumber: bahan kuliah farmakognosi-fito

WAX (Beeswax, Carnaubawax, dan Spermacety)

Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Beeswax#/media/File:HonningSkraelle.JPG

NO
PARAMETER
BEESWAX
CARNAUBAWAX
SPERMACETI
1.
Spesies
Apis meliferae
Copernicia prunifera mueller
Phycates macoocephalus
2.
Family
Apidaceae
Palmae
Physeterridae
3.
Bagian yang diambil
Sarang lebah
Daun
Kepala ikan paus
4.
Cara memperoleh
Diambil sarang lebahàbersihkanà masukkan kedalam bejanaàpanaskan diapi kecilà lilin melelehà saring à endapan masukkan kedalam wadah à didapat lilin à biarkan memadat.

Jenis:
lilin kuningà dijemur
Lilin putihà penambahan asam-asam
Diambil daun à dilayukan atau dipukul-pukul agar lilin terlepas à proses pemanasan à lilin terpisah dari daunnya à disaring à didapat lilin à masukkan kedalam wadah.

Catt:
Pemanasannya bisa diulang, jika hanya satu kali konsisensinya kurang bagus.
Paus berkepala besar à digergaji tengkorak kepala à dimasukkan kedalam bejanaà dipanaskan à setelah dingin terpisah lilinnya à dinginkan à tambahkan NaOH / KOH (untuk alkalisasi)à bekukan
5.
Komposisi kimia
Alkylester dari asam lemak dan asam wax 72% terutama myriacyl palmitat, asam wax bebas 14% terutama asam cerotat dan sejenisnya , hidrokarbon 12 %, unsur lainnya termasuk polen dan polis (menentukan warna lilin)
Alkyl ester asam wax 80% terutama myricyl cerotate, alcohol monostearat bebas 10%, lakton dan resin
Terdiri dari campuran hexaecyl ester dari asam lemak: hexadecyl dedecanoat (cetyl laurat), hexadecyl tetradecanoat (cetyl miristat), hexadecyl hexadecanoat (cetyl palmitat), hexadecyl (cetyl stearate), semuanya paling sedikit 85% dari total ester
6.
Organoleptis (ciri spesifik)
Bentuk: padat
Warna: kuning kecoklatan
Bau: seperti madu
Rasa: khas
Bentuk: padat, mengkilat
Warna: kuning-kecoklatan
Bentuk: massa agak keras, tembus cahaya, punya keretakan Kristal, berkilau seperti mutiara
7.
Kegunaan
Farmasi:
Cera
Pengeras salep
Krim

Industry:
Pembuatan plester
Polis/semir
Kosmetik
Glowing
shining
Lilin
Pernis wax
Polishes perabot dan kulit
Pengganti lilin lebah
Pembuatan sustained release

Farmasi:
Krim
Emollient
Kosmetik

Industry: lilin


Sumber: bahan kuliah farmakognosi

JENIS-JENIS EKSTRAKSI



Sumber:industrycity.com

Menurut Departemen Kesehatan RI (2006), ekstraksi adalah proses penarikan kandungan bahan kimia yang dapat larut dari suatu serbuk simplisia sehingga dapat terpisah dengan yang tidak larut. Cara ekstraksi dibagi 2:
1.      Cara Dingin
Ekstraksi cara dingin memiliki keuntungan dalam proses ekstraksi total, yaitu memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan pada senyawa termolabil yang terdapat pada sampel. Sebagian besar senyawa dapat terekstraksi dengan ekstraksi cara dingin, walaupun ada beberapa senyawa yang memiliki keterbatasan kelarutan terhadap pelarut pada suhu ruangan. Ekstraksi dingin memungkinkan banyak senyawa terekstraksi, meskipun beberapa senyawa memiliki pelarut ekstraksi pada suhu kamar (Heinrich et al., 2004).
a.      Maserasi
Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Maserasi bertujuan untuk menarik zat-zat berkhasiat yang tahan pemanasan maupun yang tidak tahan pemanasan. Secara teknologi maserasi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi dilakukan dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan atau kamar (Depkes RI, 2000).
Dasar dari maserasi adalah melarutnya bahan kandungan simplisia dari sel yang rusak, yang terbentuk pada saat penghalusan, ekstraksi (difusi) bahan kandungan dari sel yang masih utuh. Setelah selesai waktu maserasi, artinya keseimbangan antara bahan yang diekstraksi pada bagian dalam sel dengan masuk kedalam cairan, telah tercapai maka proses difusi segera berakhir. Selama maserasi atau proses perendaman dilakukan pengocokan berulang-ulang. Upaya ini menjamin keseimbangan konsentrasi bahan ekstraksi yang lebih cepat didalam cairan. Sedangkan keadaan diam selama maserasi menyebabkan turunannya perpindahan bahan aktif. Secara teoritis pada suatu maserasi tidak memungkinkan terjadinya ekstraksi absolut. Semakin besar perbandingan simplisia terhadap cairan pengekstraksi, akan semakin banyak hasil yang diperoleh (Voigh, 1994).
Kerugiannya adalah pengerjaanya lama dan penyarian kurang sempurna. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya (Depkes RI, 2000; Depkes RI, 1995).
b.       Perkolasi (Depkes RI, 2000)
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru dan sempurna (Exhaustiva extraction) yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Prinsip perkolasi adalah dengan menempatkan serbuk simplisia pada suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Proses terdiri dari tahap pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/ penampungan ekstrak), terus menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan.

2.      Cara Panas (Depkes RI, 2000)
a.      Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relative konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan penggulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna.
b.      Sokletasi
Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Biomasa ditempatkan dalam dalam wadah soklet yang dibuat dengan kertas saring, melalui alat ini pelarut akan terus direfluks. Alat soklet akan mengkosongkan isinya kedalam labu dasar bulat setelah pelarut mencapai kadar tertentu. Setelah pelarut segar melawati alat ini melalui pendingin refluks, ekstraksi berlangsung sangat efisien dan senyawa dari biomasa secara efektif ditarik kedalam pelarut karena konsentrasi awalnya rendah dalam pelarut.
c.       Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada temperatur ruangan (kamar), yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-500C.
d.      Infus
Adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air (bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperature terukur 96-980 C selama waktu tertentu (15-20 menit).
e.       Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (suhu lebih dari 300 C) dan temperatur sampai titik didih air.
f.       Destilasi Uap (Depkes RI, 2000)
Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap (minyak atsiri) dari bahan (segar atau simplisia) dengan uap air bedasarkan peristiwa tekanan parsial senyawa kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara kontinu sampai sempurna diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran (senyawa kandungan menguap ikut tersdestilasi) menjadi destilat air bersama senyawa kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian. Destilasi uap, bahan simplisia benar-benar tidak tercelup ke air yang mendidih, namun dilewati uap air sehingga senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi. Destilasi uap dan air, bahan (simplisia) bercampur sempurna atau sebagian dengan air mendidih, senyawa kandungan menguap tetap kontinu ikut terdestilasi.

3.      Cara Ekstraksi Lainnya (Depkes RI, 2000)
a.      Ekstraksi Berkesinambungan
Proses ekstraksi yang dilakukan berulangkali dengan pelarut yang berbeda atau resirkulasi cairan pelarut dan prosesnya tersusun berturutan beberapa kali. Proses ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi (jumlah pelarut) dan dirancang untuk bahan dalam jumlah besar yang terbagi dalam beberapa bejana ekstraksi.
b.      Superkritikal Karbondioksida
Penggunaan prinsip superkritik untuk ekstraksi serbuk simplisia dan umumnya digunakan gas karbondioksida. Dengan variabel tekanan dan temperatur akan diperoleh spesifikasi kondisi polaritas tertentu yang sesuai untuk melarutkan golongan senyawa kandungan tertentu. Penghilangan cairan pelarut dengan mudah dilakukan karena karbondioksida menguap dengan mudah, sehingga hampir langsung diperoleh ekstrak.
c.       Ekstraksi Ultrasonik
Getaran ultrasonik (>20.000 Hz) memberikan efek pada proses ekstrak dengan prinsip meningkatkan permiabilitas dinding sel, menimbulkan gelebung spontan (Cavitation) sebagai stres dinamis serta menimbulkan fraksi interfase. Hasil ekstraksi tergantung pada frekuensi getaran, kapasitas alat dan lama proses ultrasonikasi.
d.      Ekstraksi Energi Listrik
Energi listrik digunakan dalam bentuk medan listrik, medan magnet serta “Electric-discharges” yang dapat mempercepat proses dan meningkatkan hasil dengan prinsip menimbulkan gelembung spontan dan menyebarkan gelombang tekanan berkecepatan ultrasonik.


Sumber:
Departemen Kesehatan RI. 1995. Materia Medika, Jilid.VI. Jakarta: Diktorat Jendral POM–Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Diktorat Jendral POM–Depkes RI.
Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi edisi V. Yogyakarta: Universitas Gaja Mada Pres.
Heinrich, Michael., Barnes, Joanne., Gibbons, Simon., Williamso, Elizabeth M. 2004. Fundamental of Pharmacognosy and Phytotherapi. Hungary: Elsevier.