Sumber:industrycity.com |
Menurut
Departemen Kesehatan RI (2006), ekstraksi adalah proses penarikan kandungan
bahan kimia yang dapat larut dari suatu serbuk simplisia sehingga dapat
terpisah dengan yang tidak larut. Cara ekstraksi dibagi 2:
1. Cara Dingin
Ekstraksi cara dingin
memiliki keuntungan dalam proses ekstraksi total, yaitu memperkecil kemungkinan
terjadinya kerusakan pada senyawa termolabil yang terdapat pada sampel.
Sebagian besar senyawa dapat terekstraksi dengan ekstraksi cara dingin,
walaupun ada beberapa senyawa yang memiliki keterbatasan kelarutan terhadap
pelarut pada suhu ruangan. Ekstraksi dingin memungkinkan banyak senyawa
terekstraksi, meskipun beberapa senyawa memiliki pelarut ekstraksi pada suhu
kamar (Heinrich et al., 2004).
a. Maserasi
Maserasi adalah proses
pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali
pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Maserasi bertujuan untuk
menarik zat-zat berkhasiat yang tahan pemanasan maupun yang tidak tahan pemanasan.
Secara teknologi maserasi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian
konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi dilakukan dengan beberapa kali
pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan atau kamar (Depkes RI,
2000).
Dasar dari maserasi adalah
melarutnya bahan kandungan simplisia dari sel yang rusak, yang terbentuk pada
saat penghalusan, ekstraksi (difusi) bahan kandungan dari sel yang masih utuh.
Setelah selesai waktu maserasi, artinya keseimbangan antara bahan yang diekstraksi
pada bagian dalam sel dengan masuk kedalam cairan, telah tercapai maka proses
difusi segera berakhir. Selama maserasi atau proses perendaman dilakukan
pengocokan berulang-ulang. Upaya ini menjamin keseimbangan konsentrasi bahan
ekstraksi yang lebih cepat didalam cairan. Sedangkan keadaan diam selama
maserasi menyebabkan turunannya perpindahan bahan aktif. Secara teoritis pada suatu
maserasi tidak memungkinkan terjadinya ekstraksi absolut. Semakin besar
perbandingan simplisia terhadap cairan pengekstraksi, akan semakin banyak hasil
yang diperoleh (Voigh, 1994).
Kerugiannya adalah
pengerjaanya lama dan penyarian kurang sempurna. Secara teknologi termasuk
ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan.
Maserasi kinetik berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah
dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya (Depkes RI, 2000; Depkes
RI, 1995).
b.
Perkolasi (Depkes RI, 2000)
Perkolasi adalah
ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru dan sempurna (Exhaustiva extraction)
yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Prinsip perkolasi adalah dengan
menempatkan serbuk simplisia pada suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi
sekat berpori. Proses terdiri dari tahap pengembangan bahan, tahap maserasi
antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/ penampungan ekstrak), terus
menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan.
2. Cara Panas (Depkes RI, 2000)
a. Refluks
Refluks adalah ekstraksi
dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah
pelarut terbatas yang relative konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya
dilakukan penggulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat
termasuk proses ekstraksi sempurna.
b. Sokletasi
Sokletasi adalah
ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan
alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut yang
relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Biomasa ditempatkan dalam dalam
wadah soklet yang dibuat dengan kertas saring, melalui alat ini pelarut akan terus
direfluks. Alat soklet akan mengkosongkan isinya kedalam labu dasar bulat
setelah pelarut mencapai kadar tertentu. Setelah pelarut segar melawati alat
ini melalui pendingin refluks, ekstraksi berlangsung sangat efisien dan senyawa
dari biomasa secara efektif ditarik kedalam pelarut karena konsentrasi awalnya
rendah dalam pelarut.
c. Digesti
Digesti adalah maserasi
kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada temperatur ruangan (kamar), yaitu
secara umum dilakukan pada temperatur 40-500C.
d. Infus
Adalah ekstraksi dengan
pelarut air pada temperatur penangas air (bejana infus tercelup dalam penangas
air mendidih, temperature terukur 96-980 C selama waktu tertentu
(15-20 menit).
e. Dekok
Dekok adalah infus pada
waktu yang lebih lama (suhu lebih dari 300 C) dan temperatur sampai
titik didih air.
f.
Destilasi Uap
(Depkes RI, 2000)
Destilasi uap adalah
ekstraksi senyawa kandungan menguap (minyak atsiri) dari bahan (segar atau
simplisia) dengan uap air bedasarkan peristiwa tekanan parsial senyawa
kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara kontinu sampai sempurna
diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran (senyawa kandungan menguap ikut
tersdestilasi) menjadi destilat air bersama senyawa kandungan yang memisah
sempurna atau memisah sebagian. Destilasi uap, bahan simplisia benar-benar
tidak tercelup ke air yang mendidih, namun dilewati uap air sehingga senyawa
kandungan menguap ikut terdestilasi. Destilasi uap dan air, bahan (simplisia)
bercampur sempurna atau sebagian dengan air mendidih, senyawa kandungan menguap
tetap kontinu ikut terdestilasi.
3.
Cara Ekstraksi
Lainnya (Depkes RI, 2000)
a. Ekstraksi Berkesinambungan
Proses ekstraksi yang
dilakukan berulangkali dengan pelarut yang berbeda atau resirkulasi cairan
pelarut dan prosesnya tersusun berturutan beberapa kali. Proses ini dilakukan
untuk meningkatkan efisiensi (jumlah pelarut) dan dirancang untuk bahan dalam
jumlah besar yang terbagi dalam beberapa bejana ekstraksi.
b. Superkritikal Karbondioksida
Penggunaan prinsip superkritik
untuk ekstraksi serbuk simplisia dan umumnya digunakan gas karbondioksida.
Dengan variabel tekanan dan temperatur akan diperoleh spesifikasi kondisi
polaritas tertentu yang sesuai untuk melarutkan golongan senyawa kandungan
tertentu. Penghilangan cairan pelarut dengan mudah dilakukan karena
karbondioksida menguap dengan mudah, sehingga hampir langsung diperoleh
ekstrak.
c. Ekstraksi Ultrasonik
Getaran ultrasonik
(>20.000 Hz) memberikan efek pada proses ekstrak dengan prinsip meningkatkan
permiabilitas dinding sel, menimbulkan gelebung spontan (Cavitation) sebagai
stres dinamis serta menimbulkan fraksi interfase. Hasil ekstraksi tergantung
pada frekuensi getaran, kapasitas alat dan lama proses ultrasonikasi.
d. Ekstraksi Energi Listrik
Energi listrik digunakan
dalam bentuk medan listrik, medan magnet serta “Electric-discharges” yang dapat
mempercepat proses dan meningkatkan hasil dengan prinsip menimbulkan gelembung
spontan dan menyebarkan gelombang tekanan berkecepatan ultrasonik.
Sumber:
Departemen
Kesehatan RI. 1995. Materia Medika,
Jilid.VI. Jakarta: Diktorat Jendral
POM–Depkes RI.
Departemen
Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Diktorat Jendral POM–Depkes RI.
Voight,
R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi edisi V. Yogyakarta: Universitas Gaja Mada Pres.
Heinrich,
Michael., Barnes, Joanne., Gibbons, Simon., Williamso, Elizabeth M. 2004. Fundamental of Pharmacognosy and Phytotherapi. Hungary: Elsevier.
No comments:
Post a Comment