Lebih lengkap: Download file Ageratum conyzoides sebagai penyembuh luka
Ageratum conyzoides, Linn, Asteraceae
Ageratum conyzoides, Linn, Asteraceae
(Penyembuhan Luka)
1.
Tinjauan Botani
a. Klasifikasi Botani
Berdasarkan Natural
Resources Conservative Service (Kartesz, 2012) herba bandotan diklasifikasikan
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Orde : Asterales
Family : Asteraceae
Genus : Ageratum Linn
Spesies : Ageratum conyzoides Linn
Ageratum conyzoides
L. di Sumatera dikenal dengan nama daun tombak, rumput tahi ayam atau siangit
sedangkan di Jawa dikenal dengan nama babandotan, bandotan, dus wedusan,
tempuyak dan berokan, untuk masyarakat Sulawesi mengenal tumbuhan ini dengan
nama dawet, lawet, rukut manoe dan sopi (Dalimartha, 2006).
b.
Morfologi
Tanaman
Bandotan merupakan
sejenis tanaman pengganggu yang banyak ditemukan di pinggir jalan, hutan,
ladang dan tanah terbuka. Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara, Amerika
Tengah, Amerika Selatan, Karibia, Florida, China Selatan dan 9 Australia. Tanaman ini dikenal sebagai
tanaman hias dari Amerika dan banyak ditemukan di Pasifik Selatan serta negara
beriklim hangat lainnya (Prasad, 2011). Bandotan merupakan tanaman liar di
Indonesia dan lebih dikenal sebagai tumbuhan pengganggu (gulma) di kebun dan
ladang (Retno, 2009).
Ageratum conyzoides Ageratum conyzoides merupakan
tumbuhan dari famili Asteraceae. Tumbuhan ini mempunyai daya adaptasi yang
tinggi, sehingga mudah tumbuh di mana-mana dan sering menjadi gulma yang merugikan
para petani. Namun di balik itu Ageratum dapat digunakan sebagai obat,
pestisida dan herbisida, bahkan untuk pupuk dapat meningkatkan hasil produksi
tanaman (Sukamto, 2007).
Menurut Steenis dalam Khuzayaroh (2002), mengatakan bahwa
bandotan tergolong ke dalam tumbuhan terna semusim, tumbuh tegak atau bagian
bawahnya berbaring, tingginya sekitar 30 - 90 cm dan bercabang. Batang bulat
berambut panjang, jika menyentuh tanah akan mengeluarkan akar. Daun bertangkai,
letaknya saling berhadapan dan bersilang (composite), helaian daun bulat telur
dengan pangkal membulat dan ujung runcing, tepi bergerigi, panjang 1 - 10 cm,
lebar 0,5 - 6 cm, kedua permukaan daun berambut panjang dengan kelenjar yang
terletak di permukaan bawah daun, warnanya hijau. Bunga majemuk berkumpul 3
atau lebih, berbentuk malai rata yang keluar dari ujung tangkai, warnanya
putih. Panjang bonggol bunga 6 - 8 mm, dengan tangkai yang berambut. Buahnya
berwarna hitam dan bentuknya kecil seperti yang terlihat pada gambar 2.5.1.
Habitat yang cocok untuk Ageratum conyzoides adalah daerah berketinggian 1 -
1.200 dpl, suhu optimum 16º - 24º, dan memerlukan intensitas cahaya tinggi.
2.
Tinjauan Farmakologi
a.
Khasiat
Tradisional (Kinho, 2011)
1.
Obat
luka bakar. Ambil daunya yang muda, dibersihkan kemudian diremas-remas dan
langsung ditempelkan pada bagian yang luka (Tombulu-Rurukan)
2.
Dipakai
untuk mengobati luka, bagian yang digunakan adalah daun, cara menggunakannya
ambil daun kemudian ditumbuk atau dihaluskan dan ditempelkan pada bagian tubuh
yang terluka.
b.
Pembuktian
Khasiat Melalui Uji Praklinis
1.
Penelitian
yang dilakukan oleh Mukherjee dengan menggunakan metode luka eksisi pada tikus
albino menunjukkan aktivitas penyembuhan
luka yang baik karena Ageratum conyzoides memiliki senyawa aktif seperti
alkaloid, saponin, dan terpenoid yang terkenal dapat mempercepat proses
penyembuhan luka (Khare, et al., 2009). Bagian daun dari Ageatum conyzoides
ditempelkan pada luka sebagai antiseptic dan menyembuhkan luka dengan cepat.
Senyawa alkaloid dan saponin bekerja sebagai antioksidan dan antibakteri (Aruna
M, et al., 2015) karena dapat mengurangi waktu pendarahan, waktu protombin, dan
waktu clotting (Kaur & Dogra, 2014).
2.
Pada
penelitian Dash dan Narasimha Murthy (2011) menggunakan tikus putih yang
kulitnya telah dilukai (luas area luka 500 mm2 dan kedalaman 2 mm2) serta
diinokulasikan bakteri Staphylococcus aureus, dipilih metode dengan
parameter histopatologi, pengurangan luas jaringan luka terbuka, lamanya proses
reepitelisasi sel, jumlah jaringan granulasi kering, berserta sejumlah enzim
seperti hidroksiprolin, SOD (super oksida dismutase), dan katalase. Ekstrak
metanol daun bandotan menujukkan hasil reepitelisasi jaringan luka yang paling
baik dan kuat apabila dibandingkan dengan ekstrak dalam pelarut lainnya, di
mana luka dapat tertutup seluruhnya lebih cepat 3-4 hari bila dibandingkan
dengan kontrol.
c.
Bagian
tanaman yang digunakan untuk memperoleh khasiat farmakologis
Bagian tanaman yang
digunakan untuk memperoleh efek farmakologis adalah daun (Kinho, 2011).
3. Tinjauan
kimia
a. Komponen Kimia dari minyak esensial bunga Ageratum
conyzoides (LA Usman, 2013)
b.
Skrining
Fitokimia Ageratum conyzoides (Amadi (2012), Harbone (1998), Onwuka
(2005)
4. Produk
Obat Tradisional Yang Beredar Yang Mengandung Ektrak Tanaman Bandotan
a. Veggie Herbal
Merupakan sediaan
yang berbentuk kapsul dari Ageratum
conyzoides. Berisi 50 kapsul yang beratnya 500 mg. Kapsul ini berguna untuk
mengatasi penyakit reamatik, maag dan perut kembung, sariawan, gangguan
pernafasan, luka pendarahan (obat luar), dan mencegah tumor.
Daftar Pustaka
Aruna M. 2015. An
Overview Of Herbs Possesing Wound Healing Activity. European
journal
of Pharmaceutical and medicinal Research, 2(7), pp. 329-332.
Ba Amadi, Duru M.K.C, Agomuo E.n. 2012. Chemical Profiles Of Leaf, Stem, Root And
Flower Ageratum
Conyzoides. Asian J Plant Sci Res. 2(4) : 428-432.
Dalimartha, S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid
5. Pustaka Bunda: Jakarta
Dash, G. & Murthy, P. 2011. Wound Healing Effects Of Ageratum Conyzoides Linn.
International
Journal of pharma and bio Sciences, 2(2).
Harborne J.B.1998. Phytochemical
Methods: A Guide To Modern Technique
Of Plant
Analysis 3 Rd
Edition. London : Chapman and Hall.
Kamboja & Saluja. 2011. Isolation Of Stigmasterol And β-sitosterol From Petroleum
Ether Extract of
Aerial Parts of Ageratum Conyzoides (Asteraceae). India. Int
Journal
Pharm Sci, 3(1), 94-96
core/profile?symbol=agco, diakses pada 24 Februari
2019.
Kaur, R. & Dogra, N. 2014. A Review On Traditional Uses,Chemical
Constituents And
Pharmacology Of
Ageratum Conyzoides L. (Asteraceae).
International of
Pharmaceutical and biological Archieves, 3(3), pp. 33-45
Khare, P,
Goswani, R. B., Khare, S. & Phatak, A. K. 2009. Evaluation Of Wound
Healing
Activity Of Ageratum Conyzoides Linn.
Research journal of pharmacy
and Technology, 1(3), pp. 217-219.
Kerem, Z,
Shashou, Hg & Yarden, O. 2005, Microwave-Assisted
Extraction Of
Bioactive
Saponins From Chickpea (CIicer Arietinum L.). United kingdom.
Journal Sci Food Agric
Kinho, Julianus, Diah Irawati Dwi Arini, Supratman Tabba,
Harwiyadin Kama,Yermias
Kafiar, Syamsir Shabri Dan Moody C.Karundeng.
2011. Tumbuhan Obat
Tradisional Di Sulawesi Utara Jilid I. Balai Penelitian Kehutanan: Manado.
Prasad, Kb. 2011. Evaluation
Of Would Healing Activity Of Leaves Of Ageratum
Conyzoides L. Intj
of Pharm Pract Drug Res. India. Inj Pharmacy Practice and
Drug Research, 13(3), 319-322.
Rangari, Vd. 2007. Tannin
Countaining Drug. New Nandanvan. Chaturvedi College of
Pharmacy.
Retno, Handayani Andaru. 2009. Uji Sitotoksik Ekstrak Petroleum Eter Herba
Bandotan (Ageratum Conyzoides L.) Terhadap Sel t47d
dan Profil
Kromatografi Lapis Tipis. Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta
Okunade, Al. 2002. Review
Ageratum Conyzoides L. (Asteraceae).
Washington dc.
Fitoterapia.
Okuda, T & Ito, H. 2011. Tannins Of Contant Structure In Medical And Food Plant-
Hydrolyzable Tannins And
Polyphenol Related To Tannins.
Tokyo. Afr
Journal Pharm Pharmacol, 16, 2191-2217
Onwuka G.I. 2005. Food
Analysis And Instrumentation (Theory
And Practice ) 1 Th
Edition.
Surulere Lagos : Napthali Prints.
FATMA ZAHRA
2805006
No comments:
Post a Comment