Thursday, 21 May 2015

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
IDENTIFIKASI LEMAK DAN MINYAK

OLEH
Nama : Fatma Zahra
No bp : 1404045
Kelas : A

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
YAYASAN PERINTIS
PADANG

2015


I.                   TUJUAN
1.      Untuk mengidentifikasi kelarutan dan ketidakjenuhan lemak dan miyak
2.      Melakukan reaksi penyabunan minyak
3.      Menguji penggunaan sabun terhadap air sadah

II.                TEORI DASAR
Lemak dan minyak merupakan sumber energy yang terdapat dalam makanan kita. Jika dimetabolisme lemak menghasilkan ±9 kkal/gram. Karbohidrat dan protein menghasilkan ±4 kkal/gram, kurang dari separoh lemak.
Lemak dan minyak adalah trigliserida dan trigliserol , tapi pada suhu kamar lemak berwujud padat sedangkan minyak berwujud cair. Trigliserida pada hewan berupa lemak dan trigliserida pada tumbuhan berupa minyak.
Struktur lemak:


Trigliserida merupakan aster dari gliserol dan asam lemak , struktur lemak ditemukan oleh chevreul  (prancis tahun 1920). Dia menemukan lemak jika dihiidrolisisi akan menghasilkan asam lemak dan gliserol (alcohol trivalent) . jika lemak merupakan ester-ester dari gliserol sehingga disebut triagliserol
Lemak merupakan senyawa organic yang terdapat dialam serta tidak larut dalam air., tetapi larut dalam pelarut organic non polar. Misalnya dietil eter, klorofom, benzene dan hirokarbon lainnya. Lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut tersebut karena mempunyai prioritas yang sama dengan pelarut tersebut. Hidrolisis lemak dan minyak menghasilkan asaam karboksilat dan gliserol.
Perbedaan lemak atau miunyak disebabkan oleh asam-asam lemak penyusunnya. asam lemak beratom genap misalnya 12,14,16, 18 dan 20. Asam –asam lemak yang terdapat dalam lemak antara lain, asam laurat (C12), Maristat (C14), palmitat (C16) , stearate (C18) dan oleat (C20), dan lain-lain.
Ttrigliserida yang sebagian besar terdiri dari asam lemak jenuh, pada suhu kamar akan berwujud lemak (disebut lemak), sedangkan kalau sebagian besar dari asam lemak tak jenuh akan berwujud cair (disebut minyak ). Semakin besar ikatan ganda pada lemak semakin cair minyak tersebut. Minyak dengan ikatan ganda lebih banyak lebih baik kualitasnya dan lebih baik untuk dikomsumsi.
Contoh dari asam lemak jenuh adalah asam butirat, palmiat dan stearate. Sedangkan yang tidak jenuh contohnya palmiotoleat, oleat, linoleat dan linolenat.
Berdasarkan sifat mongering, lemak dan minyak diklasifikasikan atas minyak tidak mongering berupa minyak zaitun, tipe rape dan minyak hewani. Kemudian minyak setengah mongering dan nabati mongering.
Berdasarkann sumbernya, minyak yang berasal dari tanaman disebut minyak nabati dan yang berasal dari hewan disebut lemak hewani.
Berdasarkan kegunaannya minyak mineral digunakan untuk bahan bakar, minyak nabati / hewan sebagai bahan makanan bagi manusia dan minyak atsiri untuk obaat-obatan.
Lemak dan minyak dapat dibedakan berdasarkan sifat-sifatnya. Pengujian sifat-sifat lemak meliputi:
                  1.      Penentuan angka penyabunan
                  2.      Openentuan angka ester
                  3.      Penentuan angka iodine
                  4.      Penentuan angka rei-chert-meissel
           Faktor penentu kualitas lemak dan minyak antara lain:
                  1.      Angka asam
                  2.      Angka peroksida
                  3.      Asam thiobarbiturat
                  4.      Kadar minyak.
           Sifat-sifat lemak dan minyak
                  1.      Sifat fisika
a.       Bau amis
b.      Bobot jenis ditentukan pada temperature kamar
c.       Indeks bias dipaki pada pengenalan unsur kimia
d.      Tidak larut dalam air, kecuali minyak jarak, sedikit larut dalam alcohol, larut sempurna dalam dietil eter, karbon disulfide dan pelarut halogen.
e.       Rasa alami
f.       Titik didih meningkat dengan bertambah panjangnya rantai karbon.
g.      Titik kekeruhgan ditetapkan dengan cara mendi9nginkan campuran lemak dengan pelarut lemak.
                  2.      Sifat-sifat kimia lemak
a.       Esterifikasi
Proses ini bertujuan untuk asam-asam lemak bebas dari trigliserida, menjadi bentuk ester. Reaksi ini dapat dilakukan melalui reaksi kimia yadisebut interifikasi atau penukaran ester berdasarkan prinsip friedel-craft.
b.      Hidrolisa
Pada reaksi ini lemak dan minyak akan diubah menjadi asam –asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisis mengakibatkan kerusakan lemak dan minyak. Hal ini terjadi karena terdapat sejumlah air dalam lemak atau minyak tersebut.
c.       Sponifikasi
Reaksi sponifikasi atau reaksi penyabunan  bertujusan untuk membuat sabun. Reaksi ini dilakukann dengan penambahan sejumlah larutan basa kepada trigliserida. Bila penyabunan telah lengkap , lapisan air yang mengandung gliserol dipisaahkan dengan penyulingan/
d.      Hidrogenasi                       
Merupakan reaksi pembuatan  lemak (semi padat) dari mnyak. Reaksi ini digunakan pada pembuatan margarin atau mentega tiruan. Proses ini bertujuan menjernihkan ikatan dari rantai karbon asam lemak pada lemak atau minyak.
e.       Reaksi halogenasi
Digunakan untuk menguji ada tidaknya ikatan rangkap dalam suatu minyak. Uji ketidakjenuhan ini juga dapat dengan larutan KMnO4.
f.       Pembentukan keton
Yaitu penguraian dengan cara hidrolisis ester
g.      Oksidasi
Berlanngsung jika terjadi kontak dengan sejumlah oksigen dengan lemak atau minyak.
Sabun mempunyai kelemahan dibandingkan detergen karena dapat diendapkan oleh air sadah sehingga kurang atau tidak bisa digunakan pada pencucian dengan air sadah . hal ini dikarenakan molekul sabun akan diendapkan oleh ion Ca2+ dan Mg2+ dari air sadah.
Kegunaan lemak dan minyak
                  1.      Pemberi rasa gurih dan aroma yang spesifik
                  2.      Sumber energi
                  3.      Penyusun dinding sel
                  4.      Sebagai penggoreng, pembuatan susu, margarin dan mentega
                  5.      Memberi tekstur yang lembut pada es krim

III.             ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
1. Gelas ukur
2. Tabung reaksi
3. Rak tabung
4. Gelas kimia
5. Timbangan
3.2 Bahan
1. minyak kelapa
2. minyak zaitun
3. minyak sawit
4. minyak ikan
5. sabun cair
6. sabun padat
7. mentega
8. detergen
9. air brom
10. larutan KMnO4 1%
11. larutan CaCl2 2 M
12. aquadest
13. aseton
14. etanol
15. H2SO4 encer
16. KOH
17. NaOH
18. pewarna dan pengharum

IV.             PROSEDUR KERJA
                        1.      Uji Kelarutan
            Sebanyak 2 ml pelarut (aquadest, etanol, h2so4 encer masing0-masing dimasukkan                      kedalam tabung reasksi yang bersih. Kemudian dibubuhkan sedikit bahan-bahan percobaan                  (minyak kelapa, minyak zaitun , minyak sawit, minyak ikan, sabun cair, sabun padat .                           mentega, detergent) lalu dikocok kuat-kuat dan amati kelarutannya.
                       2.      Uji ketidakjenuhan minyak dengan KMnO4
         Masukkan minyak kelapa, minyak zaitun , minyak sawit, minyak ikan, mentega masing-            masing 1 ml kedalam tabung reaks terpisah. Tambahkan tetes demi tetes kmno4 amati apa                   yang terjadi pada setiap tabung dan catat pengamatan.
                      3.      Reaksi penyabunan
                      a.          Pembuatan sabiun cair
                 Timbang 17 gram minyak sawit, 8,5 gram minyak kelapa, dan 2,5 gram minyak                 zaitun. Campurkan dalam beker gelas dan aduk menggunakan magnetic stirter.
          Timbang 6,1 gram koh  dan larutkan dengan 12,5 ml aquadest. Larutan ini dimasukkan           dalam campuran minyak diatas dengan cara sedikit demi sedikit dengan terus                           dihomogenkan sampai terbentuk sabun cair.
         Tambahkan pengharum dan zat warna sesuai kesukaan
                     b.         Pembuatan sabun padat
            Timbang 23,5 gram minyak zaitun, 15 gram minyak kelapa, dan 10 gram minyak                  sawit. Campurkan dalam beker gelas dan aduk dengan menggunakan magnetic stirrer.
        Tambahkan pengharum dan zat warna sesuai kesukaan
        Timbang 7,4 gram naoh dan larutkan dengan 21 ml aquadest. Larutan ini dimasukkan               dalam campuran minyak diats dengan cara sedikit ddemi sedikit sampai terus                           dihomogenkan sampai mengental.
                    4.      Uji pada pembuatan air sadah
          Buat sabun cair (0,1 ml + 10 ml aquadest) dan larutan pembanding detergen  (0,3                             gram+ 10 ml air) dalam tabung reaksi aduk pelan-pelan
Tambahkan 4 tetes larutan cacl4 2 m pada masing-masing tabung , kocok campuran            selama 15 detik dan biarkan selama  30 detik, amati perubahan yhang terjadi. Bandingkan        hasilnya

V.                HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 HASIL
1. Uji kelarutan

No
Sampel


Pelarut



aquadest
Aseton
etanol
H2so4 encer
1
Minyak kelapa
TL
L
L
TL
2
Minyak zaitun
TL
L
L
TL
3
Minyak sawit
TL
L
L
TL
4
Minyak ikan
TL
L
TL
TL
5
Sabun cair
L
L
L
L
6
Sabun padat
L
TL
L
TL
7
Mentega
TL
TL
TL
TL
8
Detergen
L
TL
TL
TL

Keterangan : L = larut
                                    TL =tidak larut

2.      Uji ketidak jenuhan minyak

No
Sampel
Hasil pengamatan
1
Minyak kelapa + KMnO4
Terbentuk larutan tidak jenuh
2
Minyak zaitun + KMnO4
Terbentuk larutan  jenuh
3
Minyak sawit + KMnO4
Terbentuk larutan tidak jenuh
4
Minyak ikan + KMnO4
Terbentuk larutan tidak jenuh
5
mentega + KMnO4
Terbentuk larutan  jenuh

3.      Raeksi  penyabunan
a.       Pembuatan sabun cair
17 g minyak sawit + 8,5 gram minyak kelapa + 2,5 gram minyak zaitun + (6,1 gram KOH + 12,5 ml aquadest) dicampur homogeny + pengharum+ zat warna , dinginkan
b.      Pembuatan sabun padat
23,5 gram minyak zaitun + 15 gram minyak kelapa + 10 gram minyak zairtun + zat warna + zat pengharum+ ( 7,4 g NaOH + 21 ml aquadest) dicampur homogeny sampai mengental, dinginkan.

4.      Uji pencucian dengan air sadah

No
Reaksi
Hasil pengamatan
1
Larutan sabun cair + CaCl2
Tidak terjadi endapan
2
Larutan detergent + CaCl2
Terjadi endapan


       5.2  Pembahasan
            Pada uji kelarutan , sampel yang digunakan adalah minyak kelapa, minyak zaitun , minyak sawit, minyak ikan, sabun cair, sabun padatv . mentega, detergent. Sedangkan pelarut yang digunakan adalah aquadest, aseto dan etanoldan h2so4 encer. Dari percobaan yang telah dilakukan minyak kelapa, minyak zaitun , minyak sawit tidak larut dalam aquadest dan h2so4 encer, namun larut dalam aseton dan etanol. Minyak ikan larut dalam aseton , namun tidak larut dalam dalam aquadest, etanol dan h2so4 encer. Sabun cair larut dalam semua pelarut yang digunakan, sedangkan mentega tidak. Sabun padat larut dalam aquadest dan etanol namun tidak larut dalam aseton dan h2so4 encer . detergen larut dalam aquadest namun tidak larut dalam aseton, etanol dan asam sulfat encer.
            Pada uji ketidakjenuhan dengan KMnO4 , minyak kelapa , minyak sawit dan minyak ikan jika ditambah dengan KMnO4 menghasilkan larutan tidak jenuh. Sedangkan minyak zaitun dan mentega yand ditambahkan KMnO4 menghasilkan larutan jenuh.
            Pada reaksi penyabunan yang telah kami lakukan, kami gagal dalam mengahsilkan sabun, baik sabun padat maupun sabun cair. Hal ini disebabkan karena beberapa hal, diantaranya KOH ynag terkontaminasi logam berat (pada sabun cair), atau (NaOH terkontaminasi logam padat pada sabun padat) sehingga dapat mempengaruhi struktur sabun serta dapat menurunkan resisternsi terhadap oksidasi. Kedua, tidak murninya minyak yang digunakan, keti]ga konsentrasi KOH/NaOH yang melebihi, keempat lemak yang tak tersponifikasi, dan yang kelima adalah keterbatasan pengetahuan kami dalam pembuatan sabun cair ataupun padat.
            Pada uji dengan pencucian air sadah, larutan sabun cair ditambah CaCl2 tidak menghasilkan endapan. Sedangkan pada detergen menghasilkan endapan.

VI.             KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Kelarutan dan kejenuhan lemak dan minyak tergantung pada pelarut yang digunakan
\2. Lemak tidak larut dalam air
3. Pada uji pencucian air sadah, larutan sabun cair ditambah CaCl2 tidak menghasilkan endapan. Sedangkan pada detergen menghasilkan endapan
6.2 Saran
Sebaiknya dalam percobaan selanjutnya praktikan lebih cermat dan teliti lagi dalam mengamati reaksi yang terjadi. Selain itu juga dibutuhkan kehati-hatian terutama saat pemanasan tabung reaksi

         DAFTAR PUSTAKA
                Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta.                                           Bina Aksara.
               Hart, Harold. 1990. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
              Willbraham, and Michael S. Matta. 1992. Kimia Organik dan Hayati. Bandung : ITB
               Petrucci,R. H. 1999. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.Jakarta. Erlangga.
               Pine, Stanley. H. 1988. Kimia Organik I. Bandung. ITB