Thursday, 21 May 2015

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK ”ALDEHID DAN KETON“

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
ALDEHID DAN KETON

OLEH
Nama : Fatma Zahra
No bp : 1404045
Kelas : A

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
YAYASAN PERINTIS
PADANG

2015


I.                   TUJUAN
1.      Mempelajari sifat kimia aldehid dan keton
2.      Mempelajari tes untuk membedakan aldehid dan keton.

II.                TEORI DASAR
Aldehid dan keton merupakan senyawa yang mempunyai gugus karbonil. Aldehid mempunyai sedikitnya satu hydrogen yang terikat pada karbon karbonil , sedangkan keton tidak mempunyai hydrogen yang terikat pada karbonil , hanya karbon yang mengandung gugus R (R adalah alkil atau aromatic)
Rumus struktur aldehid dan keton yaitu:

Berikut ini adalah cara pembuatan aldehid:
1.      Oksidasi alcohol primer dengan katalis Ag /Cu . reaksi ini dalam industry digunakan untuk membuat formaldehid atau formalin.
2.      Destilasi kering garam natrium karboksilat dengan garam natriu m format
3.      Dari alkilester dengan pereaksio Grignard (RMgX)
4.      Pemutusan oksidatif ikatan rangkap yang mengandung hydrogen finilik
5.      Reduksi turunan asam karboksilat tertentu.

Berikut ini adalah cara pembuatan keton:
1.      Keton dalam industry dibuat dengan oksidator O2 dari udara dengna katalis Cu dan Ag
2.      Keton dibuat dilaboratarium melalui reaksi oksidasi alcohol sekunder dengan oksidator K2CrOdalam suasana asam.
3.      Dengan destilasi keringgaram-garam alkali atau alkali tanah karboksilat.
  Sifat fisik aldehid dan keton
                       Aldehid dan keton tidak mengandung hydrogen yang terikat pada oksigen , maka tidak dapat terjadi ikatan hydrogen seperti pada alcohol. Sebaliknya alcohol dan fenol adalah polar dan dapat membentuk gaya tarik menarik elektrostatik yang relative kuat antara molekulnya, bagian positif dari sebuah molekul akan tertarik pada bagian negative dari yang lain (Fassenden, 1997).
                       Aldehid dan keton bereaksi dengan berbagai senyawa, tetapi pada umumnya aldehid lebih reaktif dibanding keton. Kimiawan memanfaatkan kemudahan oksidasi aldehid dengan mengembangkan beberapa uji untuk mendeteksi gugus fungsi ini (Willbraham, 1992).
                       Berikut ini merupakan beberapa tes atau uji yang digunakan untuk mempelajari sifat-sifat kimia dari aldehid dan keton.
1.      Oksidasi dengan KMnO(oksidator kuat)
Aldehid dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat dengan oksidator kuat seperti KMnO4.  Tes positif jika ion MnO4-  yang bewarna ungu berubah menjadi endapan MnO2  yang bewarna coklat.

2.      Tes Tollens
Aldehid dengan pereaksi tollens (oksidator lembut)dioksidasi menjadi asam karboksilat , yang ditandai dengan terbentuknya cermin perak.

3.      Tes Benedict
Aldehid alifatik dioksidasi menjadi asam karboksilat  dengan pereaksi benedict ( komplek ion Cu (II) sitrat dalam larutan basa). ion Cu (II) direduksi menjadi Cu2O (endapan bewarna merah bata). Aldehid aromatic dan keton tidak bereaksi dengan pereaksi benedict.

4.      Tes fehling
Pereaksi fehling merupakan kompleks ion ion Cu (II) direduksi menjadi ion Cu2O (endapan merah bata)

5.      Tes Iodoform
Meyil keton menghasilkan endapan kuning iodoform jika direaksikan dengan iodin dalam larutan NaOH.

6.      Tes 2,4- dinitrrilfenilhidrazin (2,4-DNDH)
Semua senyawa aldehid dan keton menghasilkan endapan dengan pereaksi Tes 2,4- dinitrrilfenilhidrazin (2,4-DNDH). Reaksi ini umum digunakan untuk mengetui adanya gugus aldehid dan keton. Warna endapan yang terbentuk berfariasi. Mulai dari kuning hingga merah. Alcohol tidak memberikan hasil positif dengan uji Ini.
                
                 Manfaat, kegunaan , dampak dan bahaya aldehid dan keton
                     Aldehid digunakan untuk memproduksi resin, zat warna dan obat-obatan. Salah satu contoh senyawa aldehid adalah formaldehid. Penggunaan terbesarnya adalah sebagai reaksi untuk penyiapan senyawa organic dan untuk pembuatan polimer seperti bakelit, formika, dan melmac. Formaldehid dapat mengubah sifat protein , sehingga protein tidak dapat laruit dalam air dan tahyan terhadap bakteri pembusuk. Ini lah yang menyebabkan formaldehid digunakan sebagai pengawet.  Formaldehid juga digubakan sebagai antiseptic, pelarut dan bahan campuran parfum.
                     Bahaya dari aldehid adalah efek toksik . potensi dari efek toksik aldehid biasanya terletak pada adanya penumpukan gugus karbonil pada tubuh. Efek ini akan berikibat pada penyakit hati, teratogenistar, diabetes, hipertensi, penyakit neurogeneratif dan penyakit penuaan lainnya.
                     Keton banyak digunakan dalam industry parfum, karena baunya yang harum. Aseton adalah keton yang paling sederhana dan penting. Aseton utamanya digunakan sebagai  pelarut dalam industry (untuk cat dan pernis). Zat ini merupakian bahan utama pada beberapa merek pengahapus cat kuku. Aseton juga digunakan sebagai pengering alat-alat laboratorium , pembuiatan kloroform , iodoform dan pewarna.

III.    ALAT DAN BAHAN
3.1  Alat
1.      Tabung reaksi
2.      Pipet tetes
3.      Batang pengaduk
4.      Pemanas listrik
5.      Kaca arloji
6.      Gelas piala
7.      Gelas ukur
8.      Thermometer

3.2  Bahan
1.      formaldehid
2.      benzaldehid
3.      aseton
4.      KMnO4
5.      NaOH
6.      Pereaksi tollens*
7.      Pereaksi benedict*
8.      Pereaksi fehling*
9.      Larutan iodin.*

*pereaksi tollens
            Tollen A: larutkan 3 g AgNO3 dalam 30 ml aquadest
            Tollen B : larutkan 3 NaOH  dalam 30 ml aquadest

      *Pereaksi benedict
                 Larutkan 34,6 natrium sitrat hidrat dan 20 gr Na2CO3 anhidrat dalam 160 ml aquadest, panaskan hingga larut. Dalam tempat terpisah larutkann 3,5 gr larutan CuSO4.5H2O dalam 10 ml aquadest. Campurkan kedua larutan dan encerkan hingga  200 ml

*pereaksi fehling
Fehling A : larutkan 6,93 g CuSO4.5H2O dalam aquadest yang mengandung beberapa tetes asam sulfat encer , kemudi an encerkaln larutan hingga 100 ml.

Fehling B : larutkan 12 g NaOH dan 34,6 g kalium natrium tatrat dalam aquadest, saring jika diperlukan dan encerkan larutan hingga 100 ml.

*larutan iodin
            Larutkan I2 dan 10 g KI dalam aqudest hingga volumenya 100 ml.

IV.              PROSEDUR KERJA
1.      Oksidasi dengan KMnO4 (Oksidator Kuat)
Masukkan kedalam 3 tabung reaksi berbeda 5 ml  KMnO4 1 1%. Kemudian tambahkan masing –masing  5 tetes formaldehid kedalam tabung pertama, aseton kedalam tabung kedua dan benzaldehid kedalam tabung ketiga . amati terbentuknya endapan coklat MnO2.
2.      Tes tollens
Campurkan 1 ml larutan tollens A dan 1 ml larutan tollens B kedalam tabung 2% tetes demi tetes sampai partikel AgO tinggal sedikit. Hindari pemakaian ammonia berlebih. Masukkan masing –masing 2 tetes formaldehid kedalam tabung pertama , aseton  kedalam tabung kedua , dan benzaldehid kedalam tabung ketiga. Goyangkan tabung reaksi tersebut . panaskan dalam penangas air 600C selama 5 menit. Amati terbentuknya cermin perak.
3.      Tes benedict
Siapkan terlebih dahulu penangas air diatas 900C . masukkan 15 tetes formaldehid , aseton dan benzakdehid kedalam tabung berbeda. Tambahkan 2 ml pereaksi benedict kedalam masing-masing tabung reaksi dan goyangkan ketiga tabung reaksi tersebut. Panaskan dalam penangas air selama 10 menit , dinginkan dan amati terbentuknya endapan merah bata.
4.      Tes fehling
Campurkan 2,5 ml larutan fehling A dan 2,5 ml larutan fehling B kedaklam 3 tabung reaksi . masukkan  ,masing –masing 6 tetes larutan formaldehid  kedalam tabung pertama, aseton kedalam tabung kedua dan benzaldehid kedalam tabung ketiga . aduk larutan hingga rata, kemudian panaskan dalam penangas air mendidih tidak lebih dari 10 menit. Amati terbentuknya endapan merah bata.
5.      Tes iodoform
Masukkan 4 ml NaOH 5% kedalam 3 tabung reaksi . dinginkan tabung reaksi tersebut kedalam penangas es selama 10 menit. Tambahkan 40 tetes  demi tetes larutan iodine. Kemudian tambahkan 20 tetes formaldehid kedalam tabung pertama, aseton kedalam tabung kedua dan benzaldehid kedalam tabung ketiga. Amati terbentuknya endapan bewarna kuning.


V.                 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

NO
Tes /uji
Reagen
formaldehid
aseton
Benzaldehid
1
Oksidasi dengan KMnO4
endapan coklat
Tidak bereaksi
Endapan coklat pekat
2
Tes tollens
Endapan cermin perak
Tidak bereaksi
Endapan cermin perak
3
Tes benedict
Endapan merah bata
Tidak bereaksi
Tidak bereaksi
4
Tes fehling
Endapan merah bata
Tidak bereaksi
Endapan merah bata pekat
5
Tes iodoform
Tidak bereaksi
Endapan kuning
Tidak bereaksi

4.2 Pembahasan
                  Pada percobaan ini , perlakuan pertama yaitu oksidasi dengan KMnO4. sampel yang digunakan adalah formaldehid , aseton dan benzaldehid. Pada percobaan ini senyawa yang termasuk gugus aldehid yaitu formaldehid dan benzaldehid  yang ditandai dengan menghasilkan endapan coklat. Benzaldehid menghasilkan endapan coklat yang lebih pekat dari formaldehid. Sedaangkan keton dengan oksidasi KMnO4 tidak bereaksi. Hasil oksidasi KMnO4 ini  mengubah aldehid menjadi asam karboksilat.
                  Dengan reaksinya:

                  Selanjutnya pengujian dengan tollens, percobaan ini digunakan untuk mengetahui dapat tidak nya aldehid dan keton dioksidasi menjadi asam karboksilat.  Dari percobaan pada formaldehid dan benzaldehid menghasilkan endapan cermin perak. Sedangkan pada aseton tidak bereaksi.
                  Reaksinya:

                  Pada pengujian benedict, hasil yang diperoleh formaldehid bereaksi dengan benedict dengan menghasilkan endapan merah bata, sedangkan aseton dan benzaldehid tidak bereaksi.  Dari sini diketahui bahwa benzaldehid termasuk aldehid aromatic sehingga tidak bereaksi dengan reagen benedict.
                  Selanjutnya pada tes fehling, formaldehid dan benzaldehid menghasilakn endapan merah bata sedangkan aseton tidak bereaksi.  Jadi disini diketahui bahwaa tes fehling hanya bereaksi pada aldehid dan tidak pada keton.
                  Reaksinya :

                  kemudian yang  terakhir adalah tes iodoform . pada reaksi ini formaldehid dan benzaldehid tidak bereaksi dengan iodoform. Sedangkan dengan aseton, iodoform  bereaksi dengan mengahsillkan endapan kuning. Jadi idoform hanya bereaksi  pada aseton , sedangkan pada aldehid tidak
                  Reaksinya:


VI.              KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1.      aldehid bereaksi dengan oksidator kuat  KMnO4 , reagen  tollens, reagen fehling , dan reagen benedict kecuali aldehid aromatic. Sedangkan keton hanya bereaksi dengan reagen iodoform.
2.      Tes yang digunakan untuk membedakan aldehid dan keton adalah oksidasi dengan KMnO4 , tes tollens, tes benedict, tes fehling dan tes iodoform.

6.2  Saran
Sebaikya dalam praktikan selanjutnya praktikan lebih teliti lagi dalam mengamati perubahan yang terjadi . selain itu juga dibutuhkan kehati-hatian dalam menggunakan tabung reaksi sehingga tidak pecah.

DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta. Bina Aksara.
Hart, Harold. 1990. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
Willbraham, and Michael S. Matta. 1992. Kimia Organik dan Hayati. Bandung : ITB
Petrucci,R. H. 1999. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.Jakarta. Erlangga.
Pine, Stanley. H. 1988. Kimia Organik I. Bandung. ITB

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK ”IDENTIFIKASI ASAM AMINO DAN PROTEIN“

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
IDENTIFIKASI ASAM AMINO DAN PROTEIN

OLEH
Nama : Fatma Zahra
No bp : 1404045
Kelas : A

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
YAYASAN PERINTIS
PADANG

2015

IDENTIFIKASI ASAM AMINO DAN PROTEIN

I. TUJUAN
1. Membedakan asam amino dan protein dengan senyawa lain
2. Membuktikan faktor penyebab denaturasi protein/peptide
3. Membuktikan adanya unsur belerang dalam protein/peptide
4. Membuktikan adanya ikatan peptida dalam molekul protein /peptide
5. Mengidentifikasi adanya unit tirosin dalam molekul protein /peptida
6. Mengidentifikasi adanya unit lisin dalam molekul protein /peptida
7. Mengidentifikasi adanya asam-asam amino dan konsentrasinya dalam larutan.

II. TEORI DASAR
                Protein adalah piliamida atau polipeptida yang pada hidrolisis total mengahasilkan asam-asam amino. Asam-asam amino merupakan balok-balok pembangun protein. Ada 20 macam asam amino pepbentuk protein. Diantaranya tirosin, sistin, metionin, fenilalanin, triptofan, lisin, glisin, alanine, asam glutamate, asparagine, leusin, isoleusin, histidin ,dll.
Asam-asam amino merupakan turunan asam karboksilat yang pada atom C α terdapat gugus amino (NH-2). Penggabungan 2 asam amino dengan bantuan enzim akan menghasilkan dipeptide, dengan ikatan opeptida menghubungkan kedua unit asam amino itu. Peptide dan protein berbeda pada jumlah asam amino pembentuknya. Menurut perjanjian kalau unit/residu pembentuk asam amino kurang dari 50 dikelokmpokkan  sebagai peptide , sedangkan kaalau lebih dari 50 disebiut sebagai protein.
                Struktur umum dari asam amino


Adapun strukutur protein meliputi:
      1.       Struktur primer protein, menunjukkan urutan asam-asam amino dalam suatu molekul protein
            Struktur ini juga menunjukkan ikatan peptide yang urutannya diketahui.
      2.       Struktur sekunder
     3.       Struktur tersier, menunjukkan kecenderungan polipeptida membentuk lipatan atau gulungandan dengan demikian membentuk struktur yang lebih kompleks. Struktur ini dimantapkan oleh adanya ikatan antara gugus R pada molekul asam amino yang membentuk protein.
      4.       Struktur kuarterner, menunjukkan derajat persekutuan unit-unit protein.

            Struktur protein:

Protein dapat mengalami denaturasi, yaitu hilangnya struktur klebih tinggi oelh terkacaunya ikatan hydrogen dan gaya yang membutuhkan milekul itu. Akibat dari suatu denaturasi adalah hilangnya banyak sifat biologis protein itu. Ada beberapa faktor yang menyebabkan denaturasi protein.diantaranya:
     1.       Pemanasan
     2.       Radiasi
     3.       Getaran kuat
     4.       Penambahan senyawa logam berat
     5.       Perubahan Ph
Identifikasi asam amino dan protein dapat dilakukan dengan bermacam –macam tes. Seperti tes pembakaran (uji adanya S), tes pengendapan oleh logam berat, koangulasi panas, dan penambahan asam dan basa untuk denaturasi serta reaksi warna seperti tes biuret, xantoprotein, tes millon, tes Hopkins cole, tes ninhidrin. Tes ninhidrin merupakan tes khusus untuk asam-asam amino.
      1.       denaturasi protein
                  a.       Tes pembakaran
Protein jika dibakar akan mengalami denaturasi menimbulkan bau yang tidak sedap (bau khas). Bau ini disebabkan oleh adanya belerang dalam unit sistein dan mentionin dalam molekul protein atau peptide.
                  b.      Pengendapan logam berat
Protein dapat diendapkan dengan penambahan logam berat (pb2+, hg2+, cu 2+, fe3+) hal ini disebabkan karena terbentuk garam dengan gugus asam karboksilat (rantai samping ch3cooh dari unit asam aspartate daan asam glutamate atau asam amino bebas).

      2.       reaksi warna
                  a.       tes biuret
         digunakan untuk menguji adanya ikatan peptide. Adanya warna violet yang khas dari                senyawa biuret H2NCO-NHCO-HN3 . senyawa lain yang mempunyai ikatan peptide dan larut                    dalam air akan menghasilkan hasil yang sama.
                    b.      Tes millon
Protein dengan penambahan ion-ionn logam berat akan terbentuk endapan. Jika campuran ini dipanaskan endapan akan mengkerut menjadi gumpalan kecil bewarna merah. Hal ini terjadi karena merkurasi dari cairan fenol  yang aktif dari unit-unit tirosin.
                   c.       Tes xantroprotein
Protein yang mempunyai cincin fenolat jika dinitrasi memberikan warna kuning. Jika ditambahkan beberapa tetes NaOH 10% akan menjadi orange. Warna kuning terang disebabkan oleh nitrasi dari cincin fenolat dalam unit tirosin.
                 d.      Reagen aalkaloid
Jika protein mengandung asam pikrat jenuh akan memberikan endapan pikrat yang bewarna kuning.
                 e.      Tes hopkin cole
Jika protein mengandung triptofan akan memberikan warna dengan h2so4 pekat. Warna ini akan terlihat pada batas permungkaan.
                 f.        Reaksi ninhidrin
Ninhidrin adalah reaksi yang berguna untuk mndeteksi asam amino untuk menentukan konsentrasinya dalam larutan, ninhidrin dengan asam amino akan menghasilkan warna ungu. Semakin tinggi konsentrasi asam amino  dalam larutan, semakin tua warnanya.
Kegunaan protein dan asam amino diantaranya:
                  1.       Membangun, mengganti  sel tubuh
                  2.       Membuat air susu, enzim dan hormone
                  3.       Membuat protein darah
                  4.       Menjaga keseimbangan asam basa cairan tubuh
                  5.       Memberi kalori

III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
1. cawan penguap
2. lampu spiritus
3. tabiung reaksi
4. penangas air
3.2 Bahan
1. larutan albumin telur
2. larutan NaOH 10%
3. larutan CuSo4
4. HNo3 pekat
5. larutan AgNo3
6. larutan Pb(NO3)2
7. larutan Hg(NO3)2
8. larutan Cu(NO3)3
9. larutan Fe(NO3)3
10. larutan asam pikrat
11. H2So4
12. larutan ninhidrin 1%

IV. PROSEDUR KERJA
      1.       Denaturasi protein
a.       Tes pembakaran
Masukkan 1 ml larutan albumin kedalam cawan penguap dan bakar sampai hangus. Catar baunya . dalam unit sistein, cistin dan mentionin mempunyai bau yang khas dari pembakaran protein.
b.      Pengendapan dengan logam berat
Masukkan 1 ml larutan albumin kedalam tabung reaksi. Tambahkan satu tetes larutan AgNO3 Ion-ion mertal akan membentuk  endapan protein, Ulangi percobaan dengan menggunakan garam Pb2+ , Hg 2+ , Cu2+ , dan Fe3+ secara bergantian . catat pengamatan.
c.       Koangulasi panas
Masukkan albumin kedalam sebuah tabung reaksi kira-kira  separohnya . condongkan tabung reaksi dan panaskan tabung pada suatu tempat kira-kira 2 cm dibawaah permungkaan larutan . sesuatu yang menyeruapai awan akan terbentuk disebabkan denaturasi termal dari protein.
         2.       Reaksi warna
a.             Tes biuret
-    Masukkan 2 ml larutan albumin kedalam tabung reaksi
-    Tambahkan beberapa tetes NaOH 10% dan 2 tetes larutan CuSO4. Catat warna yang terjadi.
b.            Tes xantoprotein
-    Masukkan 1 ml larutan albumin kedalam cawan penguap
-    Panaskan cawan sampai larutam kering
-    Tambahkan 1 tetes hno3 pekat pada cawan . terbentuknya warna kuning terang disebabkan oleh  nitrasi cincin fenolat dalam unit tirosin.
-    Tambahkan beberapa tetes NaOH 10%, amati perubahan warna menjadi orange, catat pengamatan.
c.             Reaksi ninhidrin
-    Isilah sebuah tabung reaksi dengan larutan albumin dan tambahkan beberapa tetes reagen ninhidrin
-    Letakkan diatas penangas air selama kira –kira 10 menit. Perhatikann perubahan yang terbentuk dan catat pengamatan anda.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN
     5. 1 Hasil
1. denaturasi protein
a. tes pembakaran
albumin dibakar sampai hangus ----->bau belerang
            b.      Pengendapan logam berat
1.       Albumin + agno3 ---->endapan putih
2.       Albumin + cuso4 ----->endapan kebiruan
c.       Koangulasi panas
Albumin dipanaskan ------>terbentuk sesuatu menyerupai awan
2 . reaksi warna
           a.       Tes biuret
2         ml albumin+ naoh 10% + 2 tetes cuso4 ---->larutan ungu
            b.      Tes xantoprotein
             1 ml albumin + hno3 ------->larutan kuning terang
             Jika ditambah naoh 10%------->larutan orange
           c.       Raeksi ninhidrin
           Albumin + reagen ninhidrin ------>larutan biru keunguan

5.2   Pembahasan
Pada denuturasi protein ,percobaan yang dilakukan adalah tes pembakaran, pengendapan logam berat dan koangulasi panas.
Pada tes pembakaran, albumin dimasukkan dalam cawan penguap dan dibakar sampai hangus . bau pembakaran yang dihasilkan seperti bau belerang. Hal ini disebabkan oleh adanya belerang dalam unit sistein dan mentionin dalam molekul protein. Dalam hal ini albumin termasuk kedalam protein.
Pada percobaan pengendapan logam berat, albumin ditambahkan senyawa agno3 akan menghasilkan endapan putih. Hal ini disebabkan karena terbentuk garam dengan gugus asam karboksilat (rantai samping  ch2cooh dan unit asam aspartat dan asam amino bebas. Sedangkan albumin ynag ditambah dsenyawa cuso4 menghasilkan endapan kebiruan . warna kebiruan ini berasal dari logam cu2+ yang bewarna biru. Saat penambahan cuso4 berlebih , menyebabkan endapan biru tersebut larut sehingga membentuk larutan yang bewarna biru.. berdasarkan hal ini berarti pengendapan protein dengan logam berat bersifat reversible.
Pada percobaan koangulasi panas, albumin yang dipanaskan mengakibatkan adanya sesuatu yang menyerupai awan dibawah tabung reaksi . sesuatu yang menyerupai awan ini disebabkan karena denaturasi termal protein.
Pada reaksi warna, percobaan yang dilakukan adalah tes biuret, xantoprotein dan tes ninhidrin.
Pada tes biuret, 2 ml albumin ditambah dengan naoh 10% dan 2 tetes cuso4 menghasilkan larutan bewarna ungu. Tes biuret ini dilakukan untuk menguji adanya peptide.
Pada tes xantoprotein, albumin ditambakan hno3 menghasilkan warna kuning terang . warna kuning terang yang dihasilkan disebabkan oleh nitrasi dari cincin fenolat dalam unit tirosin .sedangkan jika warna kuning terang tadi ditambah beberapa tetes naOh 10% , warna berubah menjadi orange.
Dan terakhir percobaan ninhidrin. Pada percobaan ini albuimin ditambahkan reagen ninhidrin kemudian dipanaskan dan menghasilkan warna biru keunguan . reaksi ninhidrin ini berguna untuk mendeteksi asam amino dan menentukan konsentrasinya dalam larutan. Semakin tinggi konsentrasi dalam asam amino semakin tua warnanya.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Protein adalah piliamida atau polipeptida yang pada hidrolisis total mengahasilkan asam-asam amino. Asam-asam amino merupakan balok-balok pembangun protein.
2.  Faktor penyebab   denaturasi protein adalah pemanasan ,radiasi, getaran kuat, penambahan, senyawa logam berat, Perubahan Ph.
3. tes pembakaran digunakan untuk membuktikan adanya unsur belerang dalam protein.
4.  uji biuret digunakan untuk membuktikan adanya ikatan peptide dalam protein
5. tes xantoprotein untuk mengidentifikasi adanya unit tirosin dalam molekul protein.
6. warna kuning terang pada xantoprotein disebabkan oleh nitrasi cincin fenolat dalam unit tirosin.
7. Ninhidrin adalah reaksi yang berguna untuk mndeteksi asam amino untuk menentukan konsentrasinya dalam larutan
6.2 Saran
                Sebaiknya dalam percobaan selanjutnya praktikan lebih cermat dan teliti lagi dalam mengamati reaksi yang terjadi. Selain itu juga dibutuhkan kehati-hatian terutama saat pemanasan tabung reaksi.

DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta. Bina Aksara.
Hart, Harold. 1990. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
Willbraham, and Michael S. Matta. 1992. Kimia Organik dan Hayati. Bandung : ITB
Petrucci,R. H. 1999. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.Jakarta. Erlangga.
Pine, Stanley. H. 1988. Kimia Organik I. Bandung. ITB