LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
”IDENTIFIKASI ASAM AMINO DAN PROTEIN“
OLEH
Nama
: Fatma Zahra
No
bp : 1404045
Kelas
: A
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
YAYASAN PERINTIS
PADANG
2015
IDENTIFIKASI ASAM AMINO DAN PROTEIN
I. TUJUAN
1. Membedakan asam amino dan protein dengan senyawa lain
2. Membuktikan faktor penyebab denaturasi protein/peptide
3. Membuktikan adanya unsur belerang dalam protein/peptide
4. Membuktikan adanya ikatan peptida dalam molekul protein /peptide
5. Mengidentifikasi adanya unit tirosin dalam molekul protein /peptida
6. Mengidentifikasi adanya unit lisin dalam molekul protein /peptida
7. Mengidentifikasi adanya asam-asam amino dan konsentrasinya dalam
larutan.
II. TEORI DASAR
Protein adalah piliamida atau
polipeptida yang pada hidrolisis total mengahasilkan asam-asam amino. Asam-asam
amino merupakan balok-balok pembangun protein. Ada 20 macam asam amino
pepbentuk protein. Diantaranya tirosin, sistin, metionin, fenilalanin,
triptofan, lisin, glisin, alanine, asam glutamate, asparagine, leusin,
isoleusin, histidin ,dll.
Asam-asam
amino merupakan turunan asam karboksilat yang pada atom C α terdapat gugus
amino (NH-2). Penggabungan 2 asam amino dengan bantuan enzim akan
menghasilkan dipeptide, dengan ikatan opeptida menghubungkan kedua unit asam
amino itu. Peptide dan protein berbeda pada jumlah asam amino pembentuknya.
Menurut perjanjian kalau unit/residu pembentuk asam amino kurang dari 50
dikelokmpokkan sebagai peptide ,
sedangkan kaalau lebih dari 50 disebiut sebagai protein.
Struktur
umum dari asam amino
Adapun
strukutur protein meliputi:
1.
Struktur primer protein, menunjukkan urutan
asam-asam amino dalam suatu molekul protein
Struktur ini juga menunjukkan ikatan
peptide yang urutannya diketahui.
2.
Struktur sekunder
3.
Struktur tersier, menunjukkan kecenderungan
polipeptida membentuk lipatan atau gulungandan dengan demikian membentuk
struktur yang lebih kompleks. Struktur ini dimantapkan oleh adanya ikatan
antara gugus R pada molekul asam amino yang membentuk protein.
4.
Struktur kuarterner, menunjukkan derajat
persekutuan unit-unit protein.
Struktur
protein:
Protein dapat mengalami denaturasi,
yaitu hilangnya struktur klebih tinggi oelh terkacaunya ikatan hydrogen dan
gaya yang membutuhkan milekul itu. Akibat dari suatu denaturasi adalah
hilangnya banyak sifat biologis protein itu. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
denaturasi protein.diantaranya:
1.
Pemanasan
2.
Radiasi
3.
Getaran kuat
4.
Penambahan senyawa logam berat
5.
Perubahan Ph
Identifikasi
asam amino dan protein dapat dilakukan dengan bermacam –macam tes. Seperti tes
pembakaran (uji adanya S), tes pengendapan oleh logam berat, koangulasi panas,
dan penambahan asam dan basa untuk denaturasi serta reaksi warna seperti tes
biuret, xantoprotein, tes millon, tes Hopkins cole, tes ninhidrin. Tes
ninhidrin merupakan tes khusus untuk asam-asam amino.
1.
denaturasi protein
a.
Tes pembakaran
Protein jika dibakar akan mengalami denaturasi menimbulkan
bau yang tidak sedap (bau khas). Bau ini disebabkan oleh adanya belerang dalam
unit sistein dan mentionin dalam molekul protein atau peptide.
b.
Pengendapan logam berat
Protein dapat diendapkan dengan penambahan logam berat (pb2+,
hg2+, cu 2+, fe3+) hal ini disebabkan karena terbentuk garam dengan gugus asam
karboksilat (rantai samping ch3cooh dari unit asam aspartate daan asam
glutamate atau asam amino bebas).
2.
reaksi warna
a.
tes biuret
digunakan untuk menguji adanya ikatan peptide. Adanya warna
violet yang khas dari senyawa biuret H2NCO-NHCO-HN3 . senyawa lain yang
mempunyai ikatan peptide dan larut dalam air akan menghasilkan hasil yang sama.
b.
Tes millon
Protein dengan penambahan ion-ionn logam berat akan terbentuk
endapan. Jika campuran ini dipanaskan endapan akan mengkerut menjadi gumpalan
kecil bewarna merah. Hal ini terjadi karena merkurasi dari cairan fenol yang aktif dari unit-unit tirosin.
c.
Tes xantroprotein
Protein yang mempunyai cincin fenolat jika dinitrasi
memberikan warna kuning. Jika ditambahkan beberapa tetes NaOH 10% akan menjadi
orange. Warna kuning terang disebabkan oleh nitrasi dari cincin fenolat dalam
unit tirosin.
d.
Reagen aalkaloid
Jika protein mengandung asam pikrat jenuh akan memberikan
endapan pikrat yang bewarna kuning.
e.
Tes hopkin cole
Jika protein mengandung triptofan akan memberikan warna
dengan h2so4 pekat. Warna ini akan terlihat pada batas permungkaan.
f.
Reaksi ninhidrin
Ninhidrin adalah reaksi yang berguna untuk mndeteksi asam
amino untuk menentukan konsentrasinya dalam larutan, ninhidrin dengan asam
amino akan menghasilkan warna ungu. Semakin tinggi konsentrasi asam amino dalam larutan, semakin tua warnanya.
Kegunaan protein dan asam amino diantaranya:
1.
Membangun, mengganti sel tubuh
2.
Membuat air susu, enzim dan hormone
3.
Membuat protein darah
4.
Menjaga keseimbangan asam basa cairan tubuh
5.
Memberi kalori
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
1. cawan penguap
2. lampu spiritus
3. tabiung reaksi
4. penangas air
3.2 Bahan
1. larutan albumin telur
2. larutan NaOH 10%
3. larutan CuSo4
4. HNo3 pekat
5. larutan AgNo3
6. larutan Pb(NO3)2
7. larutan Hg(NO3)2
8. larutan Cu(NO3)3
9. larutan Fe(NO3)3
10. larutan asam pikrat
11. H2So4
12. larutan ninhidrin 1%
IV. PROSEDUR KERJA
1.
Denaturasi protein
a.
Tes pembakaran
Masukkan 1 ml larutan albumin kedalam cawan penguap dan
bakar sampai hangus. Catar baunya . dalam unit sistein, cistin dan mentionin
mempunyai bau yang khas dari pembakaran protein.
b.
Pengendapan dengan logam berat
Masukkan 1 ml larutan albumin kedalam tabung reaksi.
Tambahkan satu tetes larutan AgNO3 Ion-ion mertal akan
membentuk endapan protein, Ulangi percobaan
dengan menggunakan garam Pb2+ , Hg 2+ , Cu2+ , dan Fe3+ secara bergantian .
catat pengamatan.
c.
Koangulasi panas
Masukkan albumin kedalam sebuah tabung reaksi
kira-kira separohnya . condongkan tabung
reaksi dan panaskan tabung pada suatu tempat kira-kira 2 cm dibawaah
permungkaan larutan . sesuatu yang menyeruapai awan akan terbentuk disebabkan
denaturasi termal dari protein.
2.
Reaksi warna
a.
Tes biuret
-
Masukkan 2 ml larutan albumin kedalam tabung
reaksi
-
Tambahkan beberapa tetes NaOH 10% dan 2 tetes
larutan CuSO4. Catat warna yang terjadi.
b.
Tes xantoprotein
-
Masukkan 1 ml larutan albumin kedalam cawan
penguap
-
Panaskan cawan sampai larutam kering
-
Tambahkan 1 tetes hno3 pekat pada cawan .
terbentuknya warna kuning terang disebabkan oleh nitrasi cincin fenolat dalam unit tirosin.
-
Tambahkan beberapa tetes NaOH 10%, amati
perubahan warna menjadi orange, catat pengamatan.
c.
Reaksi ninhidrin
-
Isilah sebuah tabung reaksi dengan larutan
albumin dan tambahkan beberapa tetes reagen ninhidrin
-
Letakkan diatas penangas air selama kira –kira
10 menit. Perhatikann perubahan yang terbentuk dan catat pengamatan anda.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5. 1 Hasil
1. denaturasi
protein
a. tes pembakaran
albumin dibakar sampai hangus ----->bau belerang
b.
Pengendapan logam berat
1.
Albumin + agno3 ---->endapan putih
2.
Albumin + cuso4 ----->endapan kebiruan
c.
Koangulasi panas
Albumin dipanaskan ------>terbentuk
sesuatu menyerupai awan
2 . reaksi warna
a.
Tes biuret
2
ml albumin+ naoh 10% + 2 tetes cuso4
---->larutan ungu
b.
Tes xantoprotein
1
ml albumin + hno3 ------->larutan kuning terang
Jika
ditambah naoh 10%------->larutan orange
c.
Raeksi ninhidrin
Albumin
+ reagen ninhidrin ------>larutan biru keunguan
5.2 Pembahasan
Pada denuturasi protein ,percobaan yang dilakukan adalah
tes pembakaran, pengendapan logam berat dan koangulasi panas.
Pada tes pembakaran, albumin dimasukkan dalam cawan
penguap dan dibakar sampai hangus . bau pembakaran yang dihasilkan seperti bau
belerang. Hal ini disebabkan oleh adanya belerang dalam unit sistein dan
mentionin dalam molekul protein. Dalam hal ini albumin termasuk kedalam
protein.
Pada percobaan pengendapan logam berat, albumin ditambahkan
senyawa agno3 akan menghasilkan endapan putih. Hal ini disebabkan karena
terbentuk garam dengan gugus asam karboksilat (rantai samping ch2cooh dan unit asam aspartat dan asam amino
bebas. Sedangkan albumin ynag ditambah dsenyawa cuso4 menghasilkan endapan
kebiruan . warna kebiruan ini berasal dari logam cu2+ yang bewarna biru. Saat
penambahan cuso4 berlebih , menyebabkan endapan biru tersebut larut sehingga
membentuk larutan yang bewarna biru.. berdasarkan hal ini berarti pengendapan
protein dengan logam berat bersifat reversible.
Pada percobaan koangulasi panas, albumin yang dipanaskan
mengakibatkan adanya sesuatu yang menyerupai awan dibawah tabung reaksi .
sesuatu yang menyerupai awan ini disebabkan karena denaturasi termal protein.
Pada reaksi warna, percobaan yang dilakukan adalah tes
biuret, xantoprotein dan tes ninhidrin.
Pada tes biuret, 2 ml albumin ditambah dengan naoh 10%
dan 2 tetes cuso4 menghasilkan larutan bewarna ungu. Tes biuret ini dilakukan
untuk menguji adanya peptide.
Pada tes xantoprotein, albumin ditambakan hno3
menghasilkan warna kuning terang . warna kuning terang yang dihasilkan
disebabkan oleh nitrasi dari cincin fenolat dalam unit tirosin .sedangkan jika
warna kuning terang tadi ditambah beberapa tetes naOh 10% , warna berubah
menjadi orange.
Dan terakhir percobaan ninhidrin. Pada percobaan ini
albuimin ditambahkan reagen ninhidrin kemudian dipanaskan dan menghasilkan
warna biru keunguan . reaksi ninhidrin ini berguna untuk mendeteksi asam amino
dan menentukan konsentrasinya dalam larutan. Semakin tinggi konsentrasi dalam
asam amino semakin tua warnanya.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Protein adalah piliamida atau polipeptida yang pada hidrolisis total
mengahasilkan asam-asam amino. Asam-asam amino merupakan balok-balok pembangun
protein.
2. Faktor penyebab denaturasi protein adalah pemanasan ,radiasi, getaran
kuat, penambahan, senyawa logam berat, Perubahan Ph.
3. tes pembakaran digunakan untuk membuktikan adanya unsur belerang dalam
protein.
4. uji biuret digunakan untuk
membuktikan adanya ikatan peptide dalam protein
5. tes xantoprotein untuk mengidentifikasi adanya unit tirosin dalam
molekul protein.
6. warna kuning terang pada xantoprotein disebabkan oleh nitrasi cincin
fenolat dalam unit tirosin.
7. Ninhidrin adalah reaksi yang berguna untuk mndeteksi asam amino untuk
menentukan konsentrasinya dalam larutan
6.2 Saran
Sebaiknya dalam percobaan
selanjutnya praktikan lebih cermat dan teliti lagi dalam mengamati reaksi yang
terjadi. Selain itu juga dibutuhkan kehati-hatian terutama saat pemanasan
tabung reaksi.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta. Bina
Aksara.
Hart, Harold. 1990. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
Willbraham, and Michael S. Matta. 1992. Kimia Organik dan Hayati. Bandung : ITB
Petrucci,R. H. 1999. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.Jakarta. Erlangga.
Pine, Stanley. H. 1988. Kimia
Organik I. Bandung. ITB
No comments:
Post a Comment