BERDASARKAN TINGKATANNYA TUMBUHAN DIBAGI ATAS 2 TINGKATAN, YAITU:
1. Tingkat
rendah
a.
Thallophyta
adalah tumbuhan yang memiliki batrang, daun dan akar
yang jelas..
Misalnya
alga/ganggang
b.
Bryophyte
Adalah tumbuhan yang akar, batang , daun belum
terdeferensiasi sempurna dan berkembang biak dengan spora.
Misalnya lumut (hepatica, hanworts, mosses)
c.
Pteridophyta
Adalah tumbuhan yang akar, batang , daun
terdeferensiasi sempurna dan berkembang biak dengan spora.
d.
Kormophyta berspora
Misalnya lumut, paku gajah
2. Tumbuhann
tingkat tinggi
a.
Spermatophyte
Adalah tumbuhan yang akar, batang , daun
terdeferensiasi sempurna dan berkembang biak dengan biji.
b.
Kormophyta berbiji
Misalnya cycas rumphi, jambu, pakis haji
PRINSIP DASAR MORTAXTUM
1. Klasifikasi
Usaha
mengelompokkan tumbahan kedalam tingkatan takson tertentu berdasarkan kesamaan
dan hubungan karakter yang dimilikinya.
Tujunannya:
a.
Menempatkan tumbuhan pada suatu tingkatan takson
tertentu berdasarkan kesamaan dan hubungan kekerabatan yang dimiliknya
b.
Memberikan urutan system, posisi, dan tingkatan
takson secara teratur
c.
Memberikan suatu sistem informasi tentang
tumbuhan tertentu secara efektif dan efesien.
2. Identifikasi
Adalah usaha
untuk memberikan identitas pada suatu jenis tumbuhan disesuaikan dengan
nomenclature yang berlaku
3. Nomenclature
adalah sistem atau pedoman tatacara pemberian nama serta pengelompokan tumbuhan yang berlaku secsara Tumbuhan yang
berlaku secara internasional
4. Deskripsi
adalah suatu pernyataan atau uraian lengkap dari morfologi (struktur luar) dari
suatu tumbuhan yang diamati.
TINGKATAN TAKSON TUMBUHAN
1. Kingdom
/ regnum (dunia)
2. Divisi
/ phylum
3. Class
(kelas)
4. Ordo
(bangsa)
5. Family
(suku)
6. Genus
(marga)
7. Species
(jenis)
Penggunaan
misalnya pada padi:
Kingdom: plantae
Divisi : spermatophyte
Class : monocotyledonae
Ordo : poales
Genus : poaceae
Spesies : oryza sativa
Penulisan spesies:
1.
Kata pertama huruf kapital
2.
Kata kedua awalnya kecil
3.
Dimiringkan/ digaris bawahi / dipertebal
SISTEM KLASIFIKASI DAN PERKEMBANGAN
1. Artificial
classification
Adalah
pengelompokkan berdasarkan manfaat, karakter yang mudah diamati atau perawakan
yang sama.
a.
Periode 0-1753 M
-
Periode sebelum adanya peradaban: manusia belum
mengenal tulis baca (folk taksonomi)
b.
Periode awal peradaban : manusia sudah kenal tulis baca, belum ada
naskah taksonimi yang dicetak. Dikenal theoprastus (yunani) sebagai bapak
botani. Ia mengelompokkan sifat batang, pohon, semak , semak kecil dan herba.
Bvukunya berjudul de historia plantarum
c.
Periode botani abad pertengahan : adanya avicienna
(ibnu sina) yang membuat list obat “conon of medoicine)
d.
Periode botani renaissance, percetakan naskah
nya dieropa
e.
Periode sexual sistem : menggunakan organ
seksual sebagai karakter pembeda. Abad ini dikenal corollus linneus sebagai
bapak taksonomi modern. Ia mengembangkan sistem binomial system , yaitu nama
yang memakai 2 suku kata. Dia juga mengembangkan konsep spesies plantarum dan
buku hortus aplanditus
2. Klasifikasi
alami (natural classification)
Adalah sistem
pengelompokkan berdasarkan pada beberapa karakter alami yang memungkinkan unutk
pengelompokkan suatu takson. Pengelompokkan:
a.
1763-1883 : Michel adanson mengembangkan konsep
numerical taksonomi
b.
George bentham dan j.d. hooker (inggris)
memisahkan dicotyledone, monocotyledene dan gymnospermae dalam pengelompokkan
yang terpisah.
3. Phylogenetic
classification (1883-sekarang)
Adalah
pengelompokkan tumbuhan berdasarkan kekerabatan antara takson dengan melakukan
analisis karakter. Ahli:
a.
Adolph angles dan kart prantl (jerman) :
menyatakan bahwa seluruh kingdom tumbuhan datambah kunci determinasi dan
deskripsi dari seliuruh genera yang diketahui. Bukunya die natrichen
pflanzenfamilien
4. Phonetic
classification
Adalah
pengelompokkan tumbuhan berdasarkan ciri fenetik (morfologi, anaomi ,
embriologi dan fitokimia) yang ada tanpa mempedulikan hubungan kekerabatannya.
Ahli:
Sneath dan
sokal. Bukunya berjudul mathematical taxonomi
5. Evolusionary
taxonomix classification
Adalah
pengelompokkan tumbuhan berdasarkan evolusi
dan hubungan kekerabatan. Ahli: simpson dan stuessy
CARA IDENTIFIKASI
1.
Sendiri
a.
membandingkan sampel tumbuhan dengan gambar ,
foto, ilustrasi yang ada dalam buku botani, jurnal atau botani resmi
b.
membandingkan dengan specimen herbarium yang
telah terindentifikasi
2. bantuan
orang lain
a.
menanyakan secara langsung kepada ahli
botani atau lembaga resmi yang khusus
melkukan kerja identifikasi (herbarium)
b.
menggunakan kunci determinasi
herbarium adalah institusi atau
lembaga penelitian didalamnya terdapat spesies tumbuhan yang telah diawetkan
dan diberi label. Fungsi utamanya adalah menyimpan sampel tumbuhan, pusat
penelitian , dan untuk identifikasi.
Institusi yang menyimpan gtumbuhan yang diawetkan itu
misalnya:
1.
herbarium begorience (BO)
2.
herbarium andalas (ANDA)
3.
herbarium leiden (belanda)
4.
herbarium kew (inggris)
Kunci determinasi adalah serangkaian kalimat pendek yang disusun untuk
mengekspresikan karakter-karakter yang penting atau utama yang dimiliki oleh
suatu kelompok tumbuhan.
Macam –macam kunci determinasi:
1.
flora
2.
manuals
3.
monograph
Kunci determinasi terbaru:
1.
bracketed key (kunci kurung)
-
kalimat pertama penting, jika salah, jenis susah
ditemukan
-
mudah dipakai untuk pemula
2.
idented key (kunci cekung)
-
kuncinya pendek-pendek
-
pemula akan kebingungan
-
kalimat pertama letaknya berjauhan
3.
multi acces key (dengna menggunakan kartu)
4.
computer-stored key
kelemahan tidak semua tumbuhan yang bisa tercover
5.
DNA barcoding
-
Diciptakan orang PGA
-
Tidak bisa dipakai untuk daerah tropis
NOMENCLATURE BOTANI
Adalah sistem
tatacara pemberian nama serta pengelompokkan tumbuhan yang berlaku secara
internasional. Diatur dalam International Code Of Botanical Nomenclature
(ICBN), atau dalam bahasa Indonesianya Kode Internasional Tatanama Tumbuhan
(KITT). Dipublikasikan oleh
International Association Of Plant Taxonomi (IAPT).
a. Pada
hewan : International Code Of zoologican nomenclature ( ICZN)
b. Pada
bakteri : International Code Of nomenclature bacteria (ICBN/BC)
c. Pada
budidaya : International Code Of nomenclature of cultivated plants ( ICNCP)
PERBEDAAN NAMA LOKAL DENGAN NAMA ILMIAH
1. Nama
lokal
a.
Bersifat lokal
b.
Hanya dimengerti masyarakat kecil
c.
Dalam bahasa sehari –hari
d.
Mudah dieja dan dilafalkan
e.
Tidak mengikuti ketentuan manapun
f.
Mempunyai bentuk sinonim dan homonym
2. Nama
ilmiah
a.
Bersifat internasional
b.
Dimengerti masyarakat internasional minimal
kalangan ilmuan
c.
Dalam bahasa yang diperlakukan sebagai bahasa
latin
d.
Kedang sulit dieja dan dilafalkan
e.
Mengikuti kesepakan internasional yang diatur
dalam KITT
f.
Hanya mempunyai satu nama yang bemar , kecuali
dalam hal yang dinyatakan secara khusus
PERKEMBANGAN ATURAN TATANAMA
1. Polynomial
nomenclature : nama tumbuhan yang terdiri atas banyak kata.
Misal Salix pumila angustifolia altera
2. binomial
nomenclature : tatanama tumbuhan yang terdiri atas 2 kata
Misal : Allium cepa
SEJARAH BINOMIAL SYSTEM
1. Corollus
linneuS
a.
Menyusun konsep binomial system “ species
plantarum (1753)”
b.
Membuat rules tatanama tumbuhan “critica botania
(1737)
c.
Memperkuat aturan tatanama “philasophica
botanica (1751)
2. A.P.
De Candolle
Membuat
interaksi penggunaan prosedur aturan tatanama linneus. Teorinya “ elementare de la botanique (1813)
3. Steudel
Memberikan nama
latin pada tumbuhan berbunga yang dikenali masa itu. “ nomenclature botanicus (
1821).
KONGRES INTERNASIONAL TUMBUHAN
1.
Parls (1867): kongres I
-
De condolle membagikan naskah lois de la
nomenclature batanique “de condolle rules = paris code
-
Amerika mempublikasikan Rochester code (1892)
mengemukakan konsep type , tautonym diperbolehkan
-
Inggris mempublikasikan “kew rules”
2.
Vienna /wina (1905) : kongres III
-
Vienna code
a.
Menjadikan spesies plantarum sebagai dasar
penyusunan aturan tatanama
b.
Tautonym tidak diakui
c.
Analisa latin untuk spesies baru
d.
Nomina conservanda diakui
-
American code (1907)
e.
Analisa latin dan Nomina conservanda tidak
diakui
3.
Cambridge (1930) : kongres V
Mengeluarkan
aturan “ international rules of botanical nomenclature)
-
Pengembangan Vienna code dan American code
-
Konsep Analisa latin dan Nomina conservanda diakui
-
tautonym tidak diakui
4.
Stockholm (1950) : kongres VII
Mengeluarkan
aturan “ international rules of botanical nomenclature) atau international code
of nomenclature botani”
5. Tokyo
( 1993) : kongeres XV
Dipublikasikan
tahun 1994
6. St.
Louis (1999) : kongeres XVI
Publikasinya
tahun 2000
7. Vienna
(2005) : kongres XVII
8. Melbourne
, australis (2010) : kongeres XVIII
NAMA- NAMA YANG DITOLAK
1.
Nomen nudum / nama telanjang
Adalah nama yang tidak bdilengkapi dengan deskripsi, tidak dilengkapi analisa
latin/ tidak dipublikasikan secara efektif / tidak ada specimen tipe
2.
Tautonym
Adalah nama yang penujuk jenisnya sama persis dengan
nama genusnya
Misal : Mulus-mulus
(apel) : dulu diakui, sekarang tidak, sehingga diganti menjadi Mulus pumila atau Pyrus mulus
3.
Nomina conservanda
Adalah nama yang tidak sesuai tatanama, tapi tetap
dipertahankan untuk tujuan konservasi
Misal:
a.
Compositae = asteraceae
b.
Graminaceae = poaceae, tipenya poa
c.
Compositae = asteraceae , tipenya aster
d.
Cruciferae = brasicae, tipenya brassica
e.
Guttiferae = clusieae, tipenya clusia
f.
Labiatae = lamieae, tipenya lamium
g.
Leguminosae = fabeae, tipenya faba
h.
Palmae = areceae, tipenya areca
i.
Umbelliferae = apieae, tipenya apium
4.
Nomen ambigum
Adalah nama yang ditafsirkan berbeda oleh beberapa
author dan digunakan untuk memberi nama beberapa spesies yang berbeda
5.
Nomen comfusum
Adalah nama yang ditolak Karena dipublikasikan
berdasarkan specimen tipe yang terdiri dari 2 atau beberapa unsur yang selalu
bertentangan , sehingga susah untuk menunjukkan specimen pengganti
6.
Nomen dubium
Adalah nama ynag meragukan karena tidak jelas
ditujukan pada tingkat takson yang jelas
7.
Nama –nama yang aneh
adalah nama-nama yang menurut aturan dianggap aneh , tidak
diakui atau ditolak
KETENTUAN UMUM NAMA-NAMA TAKSON
1. Tidak
sah (illegitimate) : nama yang tidak sesuai
2. Nama
sah (legitimate) : nama yang sesuai dengan aturan yang berlaku
3. Nama
yang benar (correct) : nama yang benar yang tertera dalam publikasi ilmiah
EPITHET NAME
1.
Nama
orang
Misal:
-
Rafflesia
arnoldi (rafles dan Arnold)
-
Hamalomena
rusdii ( penghormatan untuk bapak rusdi)
2. Nama
tempat
Misal: Refflesia gadutensis (ditemukan
digunung gadut )
3. Karakter
tumbuhan bersangkutan
Misal : Nephentes rigidifolia ( rigidifolia
= daunnya tebal)
4.
kata benda sebagai kata tambahan
misal Allium cepa (cepa bahasa latin untuk
bawang)
AZAZ-AZAZ TATANAMA TUMBUHAN
1.
tatanama tumbuhan dan hewan berdiri sendiri
2.
penetapan nama-nama takson ditentukan dengan
perantaraan tipe tatanamanya
3.
tatanama takson didasarkan atas 3 prioritas
publikasinya.
4.
Suatu takson hanya dapat mempunyai satu nama
yang benar , yaitu nama-nama yang sesuai dengan peraturan , kecuali dalam
hal-hal yang dinyatakan secara khusus
5.
Nama ilmiah diberlakukan sebagai bahasa
latin tanpa memperhatikan asalnya
6.
Perlakuan tatanama berlaku surut, kecuali
bila dibatasi dengan sengaja.
NAMA MARGA
Berupa kata benda bentuk tunggal.
Ex:
Bunga mawar : Rosa
Durian : Durio
NAMA JENIS
Nama marga + penunjuk jenis (bisa
berupa kata sifat atau kata benda)
Ex:
-
Alba = putih : Rosa alba
-
Erecta = tegak : Duranta erecta
-
Repens = merayap : Elatostemma repens
Jika terdiri dari dua kata diberi
penghubung
Ex : Rosa-sinensis
NAMA FAMILY
Genus + akhiran “aceae”
TIPE TATANAMA
Adalah specimen yang digunakan sebagai bukti sahnya nama ilmiah
suatu tumbuhan mulai dari spesies, genus dan family yang berkaitan dengan nama
taksin yang bersangkutan untuk
selama-lamanya.
TINGKATAN TATANAMA
1. Halotype
(tipe utama)
Adalah specimen
atau unsur lain yang dipakai / ditunjuk oleh author pertama kali sebagai tipe
tatanama dalam publikasinya.
2. Isotype
(duplikat halotype)
Adalah specimen
yang dikoleksi pada lokasi yang sama dan mempunyai nomor koleksi yang sama
dengan halotype
3. Lectotype
(tipe pengganti)
Adalah specimen
atau unsur lain dari unsur asli (isotype/syntype) yang dipilih untuk menjadi
tipe tatanama, jika halotypr hancur atau hilang
4. Syntype
Adalah specimen yang dipakai jika halotype, isotype,
dan lectotype hilang (tidak ada) ditunjuk tanaman baru sebagai barang bukti
5. Neotype
(tipe tatanama baru)
Adalah specimen
yang dipilih untuk menjasi tipe tatanama , kalau halotype hilang atau rusak dan
tidak mungkin untuk menunjuk tipe pengganti karena tidak adanya isotype dan
syntipe
PENYEBUTAN AUTHOR
Author tunggal
-
Liineus : L, Lin
-
Hooker : Hook
Banyak author
1. Penggunaan
kata “et” atau “&”
Digunakan jika
dua orang author mempublikasikan 1 jenis tumbuhan barui secara bersama-sama.
Misal: Nepenthes adnata tamin & Hotta
2. Penggunaan
tanda kurung
Terjadi
penggantian nama takson atau perubahan posisi takson , maka autor kedua harus
memasukkan nama autor pertama dalam tanda kurung, diikuti nama autor kedua.
Misal:
-
Cynodon dactylon (Linn.) pers
-
Panicum dactylon Linn…cynodon dactylon…cynodon
dactylon (Linn) pers.
3. Penggunaan
kata “ex”
Nama author
dihubungkan dengan kata “ex” jika author pertama tidak valid. Author berikutnya
mempublikasikan jenius baru tersebut secara valid .
Misal:
Nephentes adnata
Tamin & Hatta ex Sdauce
4. Penggunaan
kata “in”
Nama author
dihubungkan dengan kata “In “ jika author pertama mempublikasikan jenis
baru atau nama baru diidalam publikasi
author lain.
Misal:
Carex
kashmirensis clark in hook. F
“clark
mempublikasikan jenis baru ini didalam buku flora of british india yang
autohornya sir. J.d. hooker
5. Penggunaan
tanda kurung petak
Ditujukan untuk
menunjukkan terjadinya perubahan author pada publikasi suatu jenis baru yang
sebelumnya telah dipublikasikan author pertama.
DESKRIPSI DAN MONOGRAPH
Deskripsi morfologi adalah suatu
pernyataan atau uraian dari karakter morfologi atau struktur luar dari objek
yang diamati baik itu semak , pohon ataupun rumput.
Deskripsi harus menyampaikan
gambaran tentang karakter , atribut dan kondisi alami yang dimiliki obejek yang
dimaksud.
Monograf adalah deskripsi atau
uraian lengkap tentang nama karakter dari suatu takson atau sekelompok
tumbuhan.
Isinya:
1. Nama
takson
2. Studi
literature yang berhubungan langsung dengan publikasi tentang takson
bersangkutan
3. Nama
daerah atau lokal tumbuhan tersebut
4. Deskripsi
morfologi lengkap dengan gambar deskriptifnyaa
5. Siter
specimen herbarium yang berhubungan dengan takson yang bersangkutan
6. Distribusi
ataui sebaran takson tersebut : lokal, regional atau internasional
7. Ekologi
atau lingkungan tempat tumbuh dari takson tersebut
8.
Pengenalan
takson , berupa diskusi hasil yang didapatkan dibandingkan dengan pendapat
orang lain sesuai dengan informasi dan literliterature ada.
DAFTAR PUSTAKA
Bensonl. L.1998. Plant Classification. D.c. Health and Company.
Boston
De Fogel, E.F. 1897. Manual Of Herbarium Taxonomy, Theory And
Practice . Unesco.Scientific and Cultural Organization , Regional Office
For Science And Technology For South East Asia .Jakarta Indonesia
Dutta. A.C 1968. Botany For Degree Student. Second Edition
. Oxford University Press
Hernawati, dkk. 2011. Penuntun Praktikum Morfologi Dan Sistematika
Tumbuhan (Morfosistum). Padang: Stifi-YP Padang
Judd, W.S 1999. Plant Systematics : A Phylogenetics Approach.Sinuer
Assoc. USA
Jeffrey, c. 1978. Biological nomenclature . The commelot
press. Ltd southhamtom
Rivai , M.A Kode Internasional Tatanama Tumbuhan
. Herbarium. Begoriense. Bogor
9.
D