LAPORAN
PRAKTIKUM
KIMIA
DASAR
OKSIDASI
REDUKSI
OLEH
NAMA : FATMA ZAHRA
NO BP :1404045
SEKOLAH
TINGGI FARMASI INDONESIA
YAYASAN
PERINTIS
PADANG
2016
OKSIDASI
REDUKSI
I.
TUJUAN
PERCOBAAN
1. Mengamati
bilangan oksidasi unsur dalam senyawa ion
2. Depat
menulis persamaan reaksi oksidasi reduksi
3. Menentukan
deret elektromotif beberapa unsur
II.
TEORI
Senyawa yang terbentuk dari hasil reaksi dengan
oksigen dinamakan oksida sehingga reaksi antara oksigen dengan suatu unsur
dinamakan reaksi oksidasi. Kebalikan dari reaksi oksidasi dinamakan dengan
reaksi reduksi dimana terjadi pelepasan oksigen. Dalam konsep redoks peritiwa
pelepasan electron dinamakan oksidasi sedangkan peristiwa penerimaan electron
dinamakan reduksi.contoh reaksi redoks adalah perkaratn pada besi , pada reaksi
tersebut anam electron dilepaskan oleh dua atom besi dan diterima oleh tiga
atom oksigen membentuk senyawa Fe2O3. Oleh karena itu peristiwa
oksidasi selalu disertai peristiwa reduksi. Pada setiap persamaan reaksi masa
dan muatan harus setara antara ruas kanan dan ruas kiri persamaan reaksi redoks
tersebut memiliki muatan dan jumlah atom yang sama antara ruas sebelah kiiri
dan sebelah kanan persamaan reaksi.
Dalam reaksi redoks pereaksi yang dapat mengoksidasi
pereaksi lain dinamakan zat pengoksidasi atau oksidator. Sebaliknya zat yang
dapat mereduksi zat lain dinamakan zat pereduksi atau reduktor. Oksidasi dan
reduksi merujuk pada perubahan bilangan oksidasi karena transfer electron yang
sebenarnya tidak akan selalu terjadi, sehingga oksidasi didefenisikan sebagai
peningkatan bilangan oksidasi sedangkan reduksi sebagai penurunan bilangan
oksidasi.
Bilangan oksidasi merupakan bilangan bulat positif
atau negative yang menyatakan kemampuan bergabung suatu unsur dalam senyawa
atau ion. menurut kesepakatan unsur diberi bilangan oksidasi nol bila tidak
bergabung dengan unsur lain. Mesalnya seng dan oksigen mempunyai bilangan
oksidasi nol dalam keadaan bebas. Dalam senyawa seng oksida bilangan oksidasi
seng adalah dua positif (Zn+2) dan bilangan oksidasi oksigen adalah
dua negative (O2-2).
Dalam menghitung bilangan oksidasi terdapat beberapa
aturan yaitu :
1. Bilangan
unsur oksidasi unsur dalam keadaan bebas sama dengan nol
2. Dalam
suatu senyawa jumlah semua bilangan oksidasi adalah nol
3. Untuk
ion, jumlah bilangan oksidasi sama dengan muatan ion
4. Secara
umum bilangan oksidasi hydrogen adalah +1
dan oksigen adalah -2
5. Atom
logam dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi positif
-
Logam golongan IA (logam alkali : H, Li,
Na, K, Rb, Cs, Fr) memiliki biloks +1
-
Logam golongan IIA (logam alkali tanah :
Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra) memiliki biloks +2, dan seterusnya
Penyelesaian
persamaan reaksi oksidasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu metode bilangan
oksidasi dan metode ion electron. Metode ion electron dalam penyelesaian reaksi
redoks juga dikenal dengan metode setengah reaksi. Reaksi oksidasi ditulis
terpisah dari reaksi ruduksi walaupun keduanya harus sama-sama berlangsung.
Kedua setengah reaksi tersebut kemudian dijumlahkan menghasilkan persamaan
reaksi oksidasi reduksi. Pada metode setengah reaksi langkah-langkah
penyetaraan yaitu :
a. Memisahkan
reaksi menjadi dua persamaan reaksi yaitu oksidasi dan reduksi
b.Menyetarakan
O dan H sesuai prinsip reaksi berlangsung dalam suasana asam atau basa
c.Menyetarakan
jumlah electron pada kedua persamaan setengah reaksi. Jumlah electron merupakan
kelipatan terkecil dari electron dikiri dan kanan tanda reaksi
d. Menjumlahkan kedua persamaan setengah
reaksi
Pada metode
bilangan oksidasi langkah-langkah penyetaraannya sebagai berikut :
a. Menentukan
unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi
b. Menulis
harga bilangan oksidasi yang mengalami perubahan bilangan oksidasi
c. Menentukan
penurunan bilangan oksidasi (reaksi reduksi) dan kenaikan bilangan oksidasi
(reaksi redoks)
d.
Menyetarakan jumlah muatan dengan cara
mengalikan suatu bilangan yang besarnya merupakan selisih muatan oksidasi
antara ruas kiri dan kanan sarta selisih muatan reduksi ruas kiri dan ruas
kanan
Deret elektrokimia atau deret volta
adalah urutan logam-logam (ditambah hydrogen) berdasarkan kemampuannya
menggantikan kedudukan logam lain dalam larutan lain. Logam diurutkan pertama
pada deret adalah yang lebih reaktif maka akan mereduksi kation yang kurang
reaktif menjadi logam dalam keadaan bebas, misalnya raksa lebih reaktif dari
asam hingga :
Hg (s) + Au3+ (Aq) à
Hg2+ (Aq) + Au (p)
Reaksi
sebaliknya tidak dapat berlangsung karena emas kedudukannya lebih rendah dari
raksa dideret elektromotif .
Hg2+(aq) + Au(p) à-/
Sebagai pembanding
hydrogen (H) dimasukkan kedalam deret. Logam diatas hydrogen dalam deret
elektromotif membebaskan gas hydrogen dari asam sedangkan logam-logam dibawa
hydrogen tidak bereaksi dengan asam encer.
Contoh :
sepotong besi menghasilkan permungkaan berkilat bila dicelupkan kedalam larutan
cadmium, reaksinya adalah:
Fe (p) + Cd2+
(Aq)à
Fe2+ (aq) + Cd (p)
Logam cadmium
bereaksi dengan asam menurut persamaan :
Cd (p) + H+(aq) à Cd2+ (aq) + H2 (g)
Tetapi raks
tidak bereaksi dengan asam encer
Hg
(c) + H+
Semua deret
elektromotif cadmium, besi, raksa dan hydrogen. Penyelesaian besi menggantikan
cadmium dari larutan berarti besi lebih kuat dari cadmium (Fe > Cd ).
Cadmium menggantikan hydrogen maka cadmium lebih kuat dari hydrogen (Cd > H
). Raksa tidak bereaksi dengan asam berarti hydrogen lebih kuat dari raksa (H
> Hg). Kesimpulannnya deret elektromotif adalah dari yang paling aktif Fe,
Cd, H, Hg.
Deret
elektromotif atau deret volta :
Li- K-Ba-
Ca-Na-Mg-Al-Mn-Zn-Cr-Fe-Cd-Ni-Sn-Pb-(H)-Cu-Hg-Pt-Au
Karena logam
yang dikiri deret volta lebih bersifat reduktor maka logam yang dikiri deret
volta dapat mereduksi ion logam yang dikananya.
III.
ALAT
DAN BAHAN
1.
Alat
a. Tabung
reaksi dengan rak
b. Pipet
tetes
c. Cawan
penguap
2.
Bahan
a. Manggan,
Mn logam
b. Kalium
permangganat, KMnO4 0,1M
c. Natrium
sulfit, Na2SO3 0,5 M
d. Asam
klorida encer HCl 6 M
e. Krom,
Cr logam
f. Kalium
dikromat, K2CrO4 kristal dan 0,1 M
g. Asam
sulfat pekat H2SO4
h. Belerang,
S bubuk
i.
Natrium sulfide, Na2S Padat
j.
Asam sulfat encer, H2SO4
6 M
k. Larutan
iod I2/KI 0,5 M
l.
Natrium tiosulfat, Na2S2O3
0,1 M
m. Asam
nitrat encer HNO3 6 M
n. Logam
tembaga, Cu
o. Asam
nitrat pekat, HNO3 16 M
p. Ammonium
klorida NH4CL padat
q. Natrium
hidroksida encer, NaOH 6 m
r.
Logam timbal, Pb
s. Logam
magnesium, Mg
t.
Logam seng Zn
u. Seng
sulfat ZnSO4 0,1 M
v. Perak
nitrat AgNO3 0,1 M
w. Beberapa
logam sebagai sampel
IV.
PROSEDUR
KERJA
A. Bilangan
oksidasi manggan
1. Perhatikan
sepotong logam manggan, catat hasilnya sebutkan bilangan oksidasinya
2. Masukkan
2 Ml larutan kallium permangganat kedalam tabung reaksi perhatikan warnanya dan
hitung bilangan oksidasi manggan tambahkan beberapa tetes larutan natrium
hidroksida dan 1 tetes larutan natrium sulfit. Perhatikan perubahan warna
menjadi ion mangganat. MnO42-. Hitung bilangan oksidasi
manggan dalam ion
3. Masukkan
2 mL kalium permangganat kedalam tabung reaksi bersih tambahkan natrium sulfit
tetes demi tetes sampai warna merah memudar, setelah berapa menit amati endapan
MnO2, hitung bilangan oksidasi manggan disini
4. Masukkan
2 ml kalium permangganat kedalam tabung reaksi bersihg, tambahkan 1 tetes HCL
encer dan beberapa tetes natrium sulfit. Catat pengamatan dan tentukan bilangan
oksidasi manggan disini.
B. Bilangan
oksidasi krom
1. Perhatikan
sepotong logam krom, nyatakan bilangan oksidasinya
2. Masukkan
beberapa butir Kristal kalium dikromat K2Cr2O7
dalam tabung reaksi kering. Tambahkan 1 tetes asam sulfat pekat, amati
pembentukan Kristal merah krom trioksida CrO3 tentukan bilangan
oksidasi krom dalam kedua senyawa tersebut.
Hati-hati asam sulfat pekat harus diperlakukan
dengan sangat hati-hati. Tuang bekas larutan kedalam gelas piala yang berisi
air baru dibuang dengan hati-hati kebak pencuci.
3. Masukkan
2 ml larutan kalium dikromat dalam tabung reaksi. Tambahkan 1 tetes natrium
hidroksida encer dan amati perubahan warna. Tentukan bilangan oksidasi krom
dalam ion kromat CrO2 yang terbentuk
4. Masukkan
2 ml kalium dikromat kedalam tabung reasksi tambahkan 1 tetes asam klorida
encer dan 2 ml natrium sulfit, catat perubahan warna dan tentukan bilangan
oksidasi krom dalam ion krom terbentuk
C. Bilangan
oksidasi belerang
1. Amati
bubuk belerang dan tentukan bilangan oksidasinya
2. Masukkan
sesendok kecil bubuk belerang dalam cawan penguap bakar dengan Bunsen.
Perhatikan warna nyala dan warna putih dari belerang dioksida, tentukan
bilangan oksuidasi belerang dalam gas SO2.
Hati-hati percobaan harus dilakukan dalam lemari
asam, jangan sekali-kali menghirup gas belerang dioksida
3. Masukkan
sepotong kecil Kristal natrium sulfide, Na2S kedalam tabung reaksi
kering. Tambahkan beberapa tetes asam sulfat encer. Amati bau gas hydrogen
sulfide terbentuk. Hitung bilangan oksidasi belerang dalam Na2S, H2SO4
dan H2S,
Hati-hati mencium bau gas hydrogen sulfide. Hindari
mencium yang berlebihan dan buang sisa pada bak pencuci dilemari asam
4. Masukkan
2 ml larutan iod dalam tabung reaksi. Tambahkan larutan natrium tiosulfat
sampai warna iod hilang. Amati perubahan
yang terjadi dan hitung bilangan oksidasi belerang dalam kedua senyawa belerang
tersebut.
D. Bilangan
oksidasi nitrogen
1. Udara
mengandung 78 % nitrogen. Dengan menghisap udara melalui pernafasan amati
warna, bau, dan rasanya. Berapa bilangan oksidasi nitrogen diudara
2. Masukkan
2 ml asam nitrat encer kedalam tabung reaksi. Tambahkan sepotog tembaga dan
amati reaksinya. Hitung bilangan oksidasi nitrogen dalam gas nitrogen monoksida
NO3 yang dibebaskan
3. Masukkan
2 ml asam nitrat pekat kedalam tabung reaksi. Perhatikan warna asam dan hitung
bilangan oksidasi nitrogen dalam asam nitrat. Tambahkan sepotong tembaga. Amati
warna gas nitrogen dioksida, NO2 terbentuk, tentukan bilangan
oksidasi nitrogennya
4. Masukkan
sesendok kecil Kristal ammonium klorida NH4Cl kedalam tabung reaksi.
Tambahkan setetes natrium hidroksida encer, tutup mulut tabung dengan ibu jari selama 30 detik. Kocok tabung reaksi, lepaskan
ibu jari dan amati bau dengan hati-hati. Hitung bilangan oksidasi nitrogen
dalam gas amoniak yang terbentuk dan juga dalam NH4Cl
E. Persamaan
reaksi oksidasi reduksi
Reaksi oksidasi reduksi dalam percobaan A-D
dicantumkan dalam tabel data, seimbangkan persamaan reaksi redok tersebut
dengan metode bilangan oksidasi dan metoda ion electron (setengah reaksi)
F. Deret
elektromotif logam sampel
1. Ambil
sampel logam L dan catat nomor kodenya
2. Masukkan
2 ml asam klorida encer masing-masing kedalam 4 tabung reaksi. Masukkan kedalam
masing-masing tabung sepotong kecil logam Cu, Mg, Zn, dan L. catat hasil
pengamatan
3. Bersihkan
tabung, masukkan 2 ml larutan seng sulfat kedalam masing-masing tabung.
Masukkan kedalam masing-masing tabung sepotong kecil logam Cu, Mg, Zn dan L.
catat hasil pengamatan
4. Bersihkan
tabung, masukkan kedalam masing-masing tabung 2 ml larutan perak nitrat.
Masukkan kedalam tabung masing-masing sepotong kecil logam Cu, Mg, Zn dan L.
catat hasil penagmatan
5. Berdasarkan
pengamatan diatas susun deret elektromotif dari logam-logam Cu, Mg, Zn, H dan
L.
Tugas
Sebelum Praktikum
1. Berikan
defenisi istilah berikut : deret elektromotif, oksidasi, bilangan oksidasi,
oksidator, reaksi redoks, reduksi, reduktor
2. Hitung
bilangan oksidasi klor dalam Cl2, HCl, NaCIO4- dan Cl2O5
3. Seimbangkan
reaksi redoks berikut
a. Cr2O7
2- + Fe2+ + H+ à Cr3+ + Fe3+ + H2O
b. Mn2+
+ H2O2 + OH- à MnO2
+ H2O
4. Anggap
reaksi berikut berlangsung sempurna
Al + Cd2+
à Al 3+ + Cd
Ni + Ag+ à Ni2+ + Ag
Cd + Ni2+ à Cd2+ + Ni
Susun deret elektromotif dari logam-logam Al, Cd, Ni
dan Ag mulai dari logam yang paling reaktif
5. Aturan
keselamatan mana yang harus diperhatikan dalam percobaan ini?
Jawaban
:
1. Defenisi
beberapa istilah :
a. deret elektromotif adalah daftar logam-logam
yang diurutkan berdasarkan kemampuannya menggantikan kedudukan logam lain dalam
larutan air
b. Oksidasi
adalah peristiwa penggabungan atau pelepasan zat dengan oksigen, atau pelepasan
elektoron. Pada saat oksidasi terjadi peristiwa kenaikan biloks
c. Bilangan
oksidasi adalah ukuran kecendrungan atau kemampuan setiap atom untuk melepas
atau menerima electron dalam pembentukan senyawa. Atau juga bisa diartikan
sebagai bilangan bulat negative atau positif
yang menyatakan kemampuan bergabung suatu unsur dalam senyawa atau ion
d. Oksidator
adalah zat pengoksidasi yang mengalami reduksi (penurunan biloks)
e. Reaksi
redoks adalah reaksi yang mengandung peristiwa reduksi oksidasi (terjadi
peristiwa perubahan biloks)
f. Reduksi
adalah reaksi pelepasan oksigen jika terjadi pemanasan (peristiwa penangkapan
electron ) pada reaksi reduksi terjadi penurunan biloks
g. Reduktor
adalah zat pereduksi yang mengalami oksidasi ( kanaikan biloks)
2. Cl2
= 0,
Dalam HCl, Cl = -1
Dalam NaClO, Cl = +1
Dalam ClO4-, Cl= +7
Dalam Cl2O5, Cl= +5
3. Seimbangkan
reaksi :
a. dengan
metode setengah reaksi
Cr2O72- + Fe2+ + H à Cr3+ + Fe3+ + H2O
+6
+2 +3 +3
½ reduksi = 6e- + Cr2O72-
+ 14H+ à 2Cr3+ + 7H2O
½
oksidasi = Fe2+ à Fe3+ + e-
½ reduksi = 6e- + Cr2O72-
+ 14 H+ à 2Cr3+ + 7H2O
½
oksidasi = 6 Fe2+ à 6Fe3+ + 6e-
Cr2O72- + 6Fe2+
+ 14H+ à 2Cr3+ + 6Fe3+
+7H2O
b. Mn2+
+ H2O2 + OH à MnO2 +H2O
Reaksi setara :
Mn2+ + 2H2O2
+ 2OH- à MnO2 + 2H2O
Setara : muatan kiri sama dengan muatan kanan
4. Susunan
logam deret elektromotif :
Hydrogen (H) digunakan sebagai pembanding dan
dimasukkan kedalam deret
Jadi :
a. Al
+ Cd+ à Al3+ + Cd (bereaksi)
Cd + 2H+
à Cd2+ + H2
b. Ni
+ Ag+ à Ni2+ + Ag (bereaksi)
Ag+ + H+ à - (tidak bereaksi)
c. Cd+
+ Ni2+ à Cd2+
+ Ni (bereaksi)
Ni + 2H+ à Ni2+ + H2
(bereaksi)
Maka :
a. Al
dapat menggantikan atau mereduksi Cd yang berarti lebih kuat dari pada Cd (Al
> Cd)
b. Cd
dapat menggantikan atau mereduksi Ni yang berarti Cd lebih kuat dari Ni (Cd
> Ni)
c. Ni
dapat menggantikan atau mereduksi Ag
yang berarti Ni lebih kuat dari pada Ag ( Ni > Ag)
d. Ag
tidak bereaksi dengan asam (H) yang berarti hydrogen lebih kuat dari Ag ( H
> Ag )
Jadi kesimpulan
deret elektromotif dari ke 4 logam tersebut adalah dari yang paling reaktif
Al-Cd-Ni-(H)-Ag
5. Aturan
keselamatan yang harus diperhatikan adalah ketika praktikum menggunakan
belerang maka harus dilakukan dilemari asam. Hati-hati jangan sampai mencium
bau gas hirogen sulfide, gunakan masker ketika melakukan percobaan menggunakan
belerang. Ketika menggunakan asam sulfat, sebaiknya dilakukan dilemari asam ketika ingin membuang sisa asam sulfat pekat yang sudah selesai
dipakai, sebaiknya encerkan terlebih dahulu sebelum dibuang kedalam tempat
mencucinya. Pada saat praktikum menggunakan asam sulfat sebaiknya menggunakan
handscoon karena jika asam sulfat terkena tangan maka akan terjadi iritasi
Lembar
Kerja Oksidasi Reduksi
A. Bilangan
oksidasi manggan
Pengamatan
|
Bilangan oksidasi
|
|
1. Logam
Mn
|
Hitam kecoklatan
|
0
|
2. KMnO4
|
Ungu
|
+7
|
MnO42-
|
Hitam keunguan
|
+6
|
3. MnO2
|
Endapan coklat
|
+4
|
4. Mn2+
|
Ungu kecoklatan
|
+2
|
B. Bilangan
oksidasi krom
1. Logam
Cr
|
Bahan tidak ada
|
0
|
2. K2Cr2O7
|
Kristar berwarna orange
|
+6
|
CrO3
|
Kristal berwarna merah
|
+6
|
3. CrO42-
|
Warna kuning
|
+6
|
4. Cr3+
|
Orange kecoklatan
|
+3
|
C. Bilangan
oksidasi nitrogen
1. N2
|
Tak berwarna, tak berbau, tak berasa
|
0
|
2. NO
|
Tidak bereaksi
|
+2
|
3. HNO3
|
Larutan bening setelah ditambah Cu, Cu larut, ada gelembung
gas, berkarat
|
+5
|
NO2
|
Warna hijau
|
+4
|
4. NH4CL
|
kristal berwarna putih
|
-3
|
NH3
|
Bau amoniak
|
-3
|
D. Persamaan
Reaksi Oksidasi Reduksi
1. Reduksi
MnO4 dalam suasana basa
Metode biloks :
MnO4 + SO32- àMnO42- + SO42-
MnO4 + SO42- àMnO42-
+ SO42- + H2O
2. Reduksi
MnO4 dalam suasana netral
Metode ½ reaksi :
MnO4
+ 2SO32-
à MnO2 + 2SO42-
à MnO2 + 2SO42-
½
redu 3e- + MnO4-
+ 4H+ à MnO2 + 2H2O *2
½
oks SO32- +
H2O à SO42- + 2H+
+2e- *3
2MnO4- +
2H+ + 3SO32- à 2MnO2 + 3SO42-
+ H2O
3. Reduksi
MnO4 dalam suasana asam
Metode ½ reaksi :
MnO4 + SO32- à Mn2+ + SO42-
½ reduks
5e- + MnO4- + 6H+à
Mn2+ + 3H2O *2
½ oksi
SO32- + H2Oà
SO42- + 2H+ + 2e- *5
2MnO4-
+ 5SO32- 2H+
à 2Mn2+ + 5SO42-
+ H2O
4. Reduksi
Cr2O72- dalam suasana asam
Cr2O72- + SO32- à Cr3+ + SO42-
½ reduksi
6e- + CrO72- + 8H+ à 2Cr3+ + 4H2O *1
½ oksidasi
SO32- + H2O à SO42- +
2H+ +2e- *3
Cr2O72+
+ 3SO32- + 2H+ à 2Cr3+ + 3SO42-
+ H2O
5. Oksidasi
S2O32- dalam suasana netral
SO2O32- + I2 à S4O62- + I
½ reduksi
I2 + 2e- à S4O62- + I
½ oksidasi
2S2O32- à SO42- + 2H+ + 2e-
I2 + 2S2O32- à 2I- + S4O62-
6. Oksidasi
Cu dalam asam encer
Cu + HNO3 à Cu(NO3)2 + NO
½ reduksi 3e-
+ NO3- + 4H+ à NO + 2H2O *2
½ oksidasi
Cu à Cu2+ + 2e- *3
2NO3- + 8H+ + 3Cu à 2NO
+ 4H2O + 3Cu2+
7. Oksidasi
Cu dalam asam pekat
Cu + HNO3 à Cu(NO3)2 + NO2
½ reduksi e-
+ NO3- + 2H+ à NO + H2O *2
½ oksidasi Cu à Cu2+ + 2e- *1
2NO3- + 4H+ + Cu à 2NO + 4H2O + CU2+
E. Deret
elektromotif logam sampel
Cu
|
Mg
|
Zn
|
X
|
|
HCL
|
Tidak bereaksi
|
Banyak gelembung gas dan bertahan sebentar
|
Banyak gelembung gas dan bertahan lama
|
Tidak bereaksi
|
ZnSO4
|
Tidak bereaksi
|
Tidak bereaksi
|
Tidak bereaksi
|
Tidak bereaksi
|
AgNO3
|
Tidak bereaksi
|
Tidak bereaksi
|
Logam Zn hancur
|
1. Berdasarkan
reaksi dengan asam klorida, logam mana yang lebih reaktif dari hydrogen (H) ?
Jawab
: Mg dan Zn
2. Berdasarkan
reaksi dengan seng sulfat, logam mana yang lebih reaktif dari seng ?
Jawab
: tidak ada
3. Berdasarkan
reaksi dengan perak nitrat, logam mana yang lebih reaktif dari perak ?
Jawab
: Zn dan logam sampel
Deret
elektromotif :Paling aktif Mg-Zn-L-H-Cu-Ag paling tidak aktif\
Tugas
Sesudah Praktikum
1. Hitung
bilangan oksidasi iod dalam senyawa berikut
a. KIO4
= +7
b. HI
= -1
c. IF7
= +7
d. NaIO
= +1
e. IO2
= +4
f. I2O5
= +5
g. IO3
= +5
h. I2
= 0
2. Selesaikan
reaksi redoks berikut. Anggap semua reaksi berlangsung dalam suasana asam
a. cMnO4- + Fe2+ à Mn2+
+ Fe3+
MnO4- + 8H+ + 7Fe2+ à
7Fe3+ + Mn2+ + 4H2O
b. Sn2+ + IO3 à
Sn4+ + I
IO3 + 6H+ + 3Sn2+ à
3Sn4+ + I + 3H2O
c. NO3-
+ H2S à
NO + S
NO3- + 6H+ + H2S- à
NO + 3H2O + S + 2H+
d. Mn2+
+ BiO3 à
MnO4 + Bi3+
BiO3 + Mn2+ + H2O à
Bi3+ + MnO4 + 2H+
e. Cr2O7
+ C2O42 à
Cr3+ + CO2
Cr2O7 + 14H+ + C2O42- à
2Cr3+ + 7H2O + 2CO2
3. Selesaikan
reaksi redoks berikut. Anggap reaksi berlangsung dalam suasana basa
a. SO32-
+ Cl à
SO42- + Cl
SO32- + Cl2 + 2OH à
SO42- + Cl + H2O
b. MnO2
+ O2 à
MnO42- + H2O
MnO2 + O2 + 2OH- à
MnO42- + 2H2O
c. MnO4
+ BrO2 à
MnO2 + BrO4
MnO4 + 2BrO2 + 4OH- à
MnO2 + 2BrO4 + 2H2O
4. Perhatikan
reaksi redoks berikut
I2
+ 5Cl2 + 6H2O à
2IO3 + 10Cl + 12H+
Mana komponen yang mengalami
a. Oksidasi
I2 b. reduksi Cl
Mana komponen yang bertindak sebagai
a. Oksidator
2IO3 b.
reduktor 10 Cl-
5. Larutan
bromide, flourida dan iodide direaksikan dengan air brom. Iodide teroksidasi
jadi iod, bromide dan flourida tidak bereaksi. Susun ketiga unsur tersebut Br2,
Fe, dan I2 dalam kemampuannya mengoksidasi unsur lain.
Oksidator
terkuat : Fe, Br2, I2
6. Beberapa
senyawa tertentu dapat mengalami oksidasi reduksi dengan sendirinya. Peristiwa
itu disebut dengan tidak serasi (disproporsionasi). Misalnya klor larutan basa
berubah menjadi ion klorat dan klorida. Tulis persamaan reaksi redoksnya.
3Cl2
(e) + 6OH- (aq) à
5Cl- (e) + ClO3 (s) + 3H2O (c)
PEMBAHASAN
A. Bilangan
oksidasi manggan
Logam manggan memiliki bilangan
oksidasi 0 karena merupakan unsur bebas. Logam manggan berwarna hitam agak
kecoklatan ketika logam manggan dimasukkan kedalam larutan kalium permangganat
serta ditambahkan beberpa tetes natrium hidroksida dan natrium sulfit
menghasilkan KMnO yang memiliki warna ungu dan manggan memiliki bilangan
oksidasi +7. Ketika logam manggan dimasukkan kedalam kalium permangganat kemudian
ditambah beberapa tetes natrium sulfit sehingga terbentuk endapan coklat dan
bilangan oksidasi manggan menjadi +4. Dan ketika logam manggan dimasukkan
kedalam larutan kalium permangganat dan ditambah asam klorida encer berwarna
ungu kecoklatan dan manggan memiliki bilangan oksidasi +2.
B.
Bilangan oksidasi krom
Krom
memiliki bilangan oksidasi 0 karena merupakan unsur bebas. Ketika beberapa
butir Kristal kalium dikromat ditambah asam sulfat pekat sehingga terbentuk
Kristal merah krom teroksida dank rom memiliki bilangan oksidasi +6 sementara
pada K2Cr2O7 krom juga memiliki bilangan oksidasi +6. Saat kalium kromat
ditambah tetes natrium hidroksida terbentuk warna kuning dan bilangan oksidasi
krom menjadi +3. Ketika kalium dikromat ditambah beberapa tetes asam klorida
encer dan natrium sulfit terbentuk warna orange kecoklatan dan bilangan
oksidasi krom menjadi +3.
C.
Bilangan oksidasi nitrogen
udara
mengandung 78% nitrogen, udara tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.
Diudara nitrogen memiliki bilangan oksidasi 0 karena dalam keadaan bebas. Pada
saat sepotong tembaga dimasukkan dalam
asam nitrat tidak terjadi reaksi apapun bilangan oksidasi nitrogen dalam gas nitrogen
monoksida adalah +2. Didalam asam nitrat pekat nitrogen memiliki bilangan
oksidasi +5 dan ketika ditambah dengan tembaga terbentuk warnba hijau dan
bilangan oksidasi nitrogen +4. Kemudian ketika Kristal ammonium klorida yang
berwarna putih dan berbentuk Kristal dimasukkan kedalam tabung reaksi nitrogen
memiliki bilangan oksidasi _-3 dan ketika ditambah dengan natrium hidroksida
encer larutan berbau amoniak dan bilangan oksidasi nitrogen -3
D.
Deret elektromotif logam sampel.
Deret
elektromotif adalah urutan logam yang lebih rektif. Pada percobaan dilakukan
untuk menentukan deret logam Cu, Mg, Zn. Dan logam sampel.ketika asam klorida
encer direaksikan dengan Mg dan Zn terdapat banyak gelembung gas sementara
ketika direaksikan dengan Cu dan logam sampel tidak menghasilkan gelembung,
jadi percobaan tersebut yang lebih reaktif adalah Mg dan Zn. Kemudian pada saat
seng sulfat direaksikan dengan Cu, Mg, Zn dan logam Zn tidak terdapat gelembung
gas dan tidak reaksi. Pada saat larutan perak nitrat ditambah kan dengan Cu,
Mg, Zn, dan logam sampel, perak nitrat hanya bereaksi dengan Zn dan logam
sampel larut sebagian. Jadi dari percobaan urutan deret elektromotinya adalah :
Mg, Zn, Logam sampel L, H, Cu dan Ag.
V.
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Reaksi
redoks adalah reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan oksidasi atau
reaksi yang didalamnya terdapat serah terima electron
2. Oksidasi
adalah zat yang mengalami kenaikan bilangan dan reduksi adalah zat yang
mengalami penurunan bilangan oksidasi
3. Suatu
unsur dalam keadaan bebas memiliki bilangan oksidasi 0 dan untuk ion bilangan
oksidasinya sama dengan jumlah muatannya
4. Bilangan
oksidasi adalah jumlah muatan negative atau positif yang secara tidak langsung
menandakan jumlah electron yang diterima atau diserahkan
5. Deret
elektromotif adalah logam-logam yang diurutkan berdasarkan kemampuannya
menggantikan kedudukan logam lain dalam larutan air
B.
Saran
Dalam
prakitikum percobaan harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah adam
lebih cermat mengamati reaksi kimia yang terjadi. Jika ada prosedur yang tidak
mengerti harus ditanyakan kepada pembimbing atau dosen serta hati hati dalm
melakukan percobaan dan dalam menggunakan alat
DAFTAR PUSTAKA
Anis
Dyah R, Annik Qurniawati, 2015. Detik-Detik Ujian Nasional Kimia. Klaten
: Intan Pariwara
Syukri
s, 1990. Kimia Dasar 3 . Bandung : ITB
Suyani
Hamzar . 1998 . Penuntun Kimia Dasar 1. Padang :STIFI
Purba,
Micheal. 2006. Kimia Dasar Untuk SMA
kelas X. Jakarta : Erlangga