Sumber gambar: Health Magazine |
1. Definisi1
Diare akut merupakan diare yang terjadi secara akut lebih dari 3 kali dalam
24 jam dan berlangsung kurang dari 14 hari (bahkan kebanyakan kurang dari 7
hari), dengan pengeluaran tinja yang lunak / cair yang sering dan tanpa darah.
Mungkin disertai muntah dan panas. Diare akut menyebabkan dehidrasi, dan bila
asupan makanan kurang dapat mengakibatkan kurang gizi. Kematian yang terjadi disebabkan karena dehidrasi.
Penyebab terpenting diare pada anak adalah Shigella, Campylobacter jejuni dan
Cryptosporidium,Vibrio cholera, Salmonella, E. coli, rotavirus.
2. Patofisiologi2
Diare adalah kondisi ketidakseimbangan dalam absorpsi dan
sekresi air dan elektrolit. Terdapat empat mekanisme patofisiologis yang
mengganggu keseimbangan air dan elektrolit, yang menyebabkan terjadinya diare;
(1) perubahan transpor ion aktif baik dengan penurunan natrium penyerapan atau peningkatan sekresi
klorida,
(2) perubahan motilitas usus,
(3) peningkatan osmolaritas luminal, dan
(4) peningkatan tekanan hidrostatik jaringan.
Mekanisme ini telah dikaitkan dengan empat kelompok diare secara klinis, yaitu:
1. Secretory diarrhea terjadi ketika senyawa yang strukturnya mirip (misalnya, usus vasoaktif
peptida [VIP], pencahar, atau toksin bakteri) meningkatkan sekresi atau mengurangi penyerapan
sejumlah besar air dan elektrolit.
2.
Osmotic
diarrhea, disebabkan oleh absorpsi zat-zat yang mempertahankan cairan
intestinal
3.
Exudative
diarrhea, disebabkan oleh penyakit infeksi saluran pencernaan yang mengeluarkan
mukus, protein atau darah ke dalam saluran pencernaan
4.
Motilitas usus
dapat berubah dengan mengurangi waktu kontak di usus halus, pengosongan usus
besar yang prematur dan pertumbuhan bakteri yang berlebihan
Tabel 1. Bentuk Klinis Diare1
Diagnosa
|
Didasarkan
Pada Keadaan
|
Diare cair akut
|
- Diare lebih dari 3 kali sehari
berlangsung kurang dari 14 hari
- Tidak mengandung darah
|
Kolera
|
- Diare air cucian beras yang sering
dan banyak dan cepat menimbulkan dehidrasi berat, atau
- Diare dengan dehidrasi berat selama
terjadi KLB kolera, atau
- Diare dengan hasil kultur tinja
positif untuk V. cholerae O1 atau O139
|
Disenteri
|
- Diare berdarah (terlihat atau dilaporkan )
|
Diare
persisten
|
-
Diare berlangsung
selama 14 hari atau lebih
|
Diare dengan gizi buruk
|
- Diare jenis apapun yang disertai
tanda gizi buruk
|
Diare terkait antibiotik
(Antibiotic Associated
Diarrhea) |
-
Mendapat pengobatan
antibiotik oral spektrum luas
|
Invaginasi
|
- Dominan darah dan lendir dalam tinja
- Massa intra abdominal (abdominal mass) - Tangisan keras dan kepucatan pada bayi. |
Tabel 2. Acute Infectious
Diarrhea Clinical Syndromes: Watery vs. Dysenteric7
Watery
|
Dysenteric
|
|
Percentage of Patients |
90
|
5-10
|
Stools
|
||
Appearance
|
Watery
|
Bloody
|
Volume
|
Increased: ++/+ + +
|
Increased: +/++
|
Number per day
|
<10
|
>10
|
Reducing substances
|
0 to + + +
|
0
|
pH
|
5.0–7.5
|
6.0–7.5
|
Occult blood
|
Negative
|
Positive
|
Fecal PMN cells
|
Absent or few
|
Many
|
Mechanisms
|
Toxins
Reduced absorption |
Mucosal invasion
|
Complications
|
||
Dehydration
|
Could be severe
|
Mild
|
Others
|
Acidosis, shock,
electrolyte
imbalance |
Tenesmus, rectal
prolapse, seizures
|
Etiology
|
Rotaviruses
Enterotoxigenic
E.coli
V.cholerae
|
Shigella
spp.
Campylobacter
spp.
S.
enteritidis
|
Tabel 3. Klasifikasi Tingkat Dehidrasi Anak Dengan Diare5
Klasifikasi
|
Tanda-tanda
atau gejala
|
Pengobatan
|
Dehidrasi Berat
|
Terdapat dua atau lebih
dari tanda di bawah ini:
a.
Letargis/tidak sadar
b.
Mata cekung
c.
Tidak bisa minum atau
malas minum
d.
Cubitan kulit perut
kembali sangat lambat ( ≥ 2 detik)
|
Beri cairan untuk diare
dengan dehidrasi berat.
|
Dehidrasi ringan/sedang
|
Terdapat dua atau lebih
tanda di bawah ini:
a.
Rewel, gelisah
b.
Mata cekung
c.
Minum dengan lahap,
haus
d.
Cubitan kulit kembali
lambat
|
-
Beri anak cairan dan
makanan untuk dehidrasi ringan
-
Setelah rehidrasi,
nasihati ibu untuk penanganan di rumah dan kapan kembali segera
-
Kunjungan ulang dalam
waktu 5 hari jika tidak membaik
|
Tanpa Dehidrasi
|
Tidak terdapat cukup tanda
untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi ringan atau berat.
|
-
Beri cairan dan
makanan untuk menangani diare di rumah
-
Nasihati ibu kapan
kembali
segera
-
Kunjungan ulang dalam
waktu 5 hari jika tidak membaik
|
3.
Tata Laksana3
Ø Lintas diare : (1) Cairan, (2) Seng (Zn), (3) Nutrisi, (4)
Antibiotik yang tepat, (5) Edukasi
1. Terapi Cairan
1. Tanpa Dehidrasi
a. Cairan
rehidrasi oralit dengan menggunakan NEW ORALIT diberikan 5-10 mL/kgBB setiap
diare cair atau berdasarkan usia, yaitu umur <
1 tahun sebanyak 50-100 mL, umur 1-5 tahun sebanyak 100-200 mL, dan umur di
atas 5 tahun semaunya. Dapat diberikan cairan rumah tangga sesuai kemauan anak.
ASI harus terus diberikan.
b. Pasien dapat dirawat di rumah,
kecuali apabila terdapat komplikasi lain (tidak mau minum, muntah terus
menerus, diare frekuen dan profus).
2.
Dehidrasi Ringan-Sedang
a. Cairan
rehidrasi oral (CRO) hipoosmolar diberikan sebanyak 75 mL/kgBB dalam 3 jam
untuk mengganti kehilangan cairan yang telah terjadi dan sebanyak 5-10 mL/kgBB
setiap diare cair.
b. Rehidrasi parenteral (intravena)
diberikan bila anak muntah setiap diberi minum walaupun telah diberikan dengan
cara sedikit demi sedikit atau melalui pipa nasogastrik. Cairan intravena yang
diberikan adalah ringer laktat atau KaEN 3B atau NaCl dengan jumlah cairan
dihitung berdasarkan berat badan. Status hidrasi dievaluasi secara berkala.
· Berat badan 3-10 kg : 200 mL/kgBB/hari
· Berat badan 10-15 kg : 175 mL/kgBB/hari
· Berat badan > 15 kg : 135 mL/kgBB/hari
c. Pasien dipantau di Puskesmas/Rumah Sakit selama proses
rehidrasi sambil memberi edukasi tentang melakukan rehidrasi kepada orangtua.
3. Dehidrasi Berat
a. Diberikan cairan rehidrasi
parenteral dengan ringer laktat atau ringer asetat 100 mL/kgBB dengan cara
pemberian:
· Umur kurang dari 12 bulan: 30 mL/kgBB dalam 1 jam pertama,
dilanjutkan 70 mL/kgBB dalam 5 jam berikutnya.
· Umur di atas 12 bulan: 30 mL/kgBB dalam ½ jam pertama,
dilanjutkan 70 mL/kgBB dalam 2,5 jam berikutnya.
· Masukan cairan peroral diberikan bila pasien sudah mau dan dapat
minum, dimulai dengan 5 mL/kgBB selama proses rehidrasi.
Tabel 4. Takaran Pemakaian Oralit Pada Diare4
Umur
|
< 1 tahun
|
1-4 tahun
|
5-12 tahun
|
Dewasa
|
||
Tidak ada dehidrasi
|
Setiap kali BAB
beri oralit
|
|||||
Terapi A
|
100 ml
(0,5 gelas)
|
200 ml
(1 gelas)
|
300 ml
(1,5 gelas)
|
400 ml
(2 gelas)
|
||
Dengan dehidrasi
|
3 jam pertama beri
oralit
|
|||||
Terapi B
|
300 ml
(1,5 gelas)
|
600 ml
(3 gelas)
|
1,2 liter
(6 gelas)
|
2,4 liter
(12 gelas)
|
||
Selanjutnya setiap
BAB beri oralit
|
||||||
Mengatasi dehidrasi
|
100 ml
(0,5 gelas)
|
200 ml
(1 gelas)
|
300 ml
(1,5 gelas)
|
400 ml
(2 gelas)
|
||
4. Koreksi Gangguan Keseimbangan Asam Basa Dan
Elektrolit
a. Hipernatremia (Na >155 mEq/L)
Koreksi penurunan Na dilakukan secara
bertahap dengan pemberian cairan dekstrose 5% ½ salin. Penurunan kadar Na tidak
boleh lebih dari 10 mEq per hari karena bisa menyebabkan edema otak.
b. Hiponatremia (Na
<130 mEq/L)
Kadar natrium diperiksa ulang setelah
rehidrasi selesai, apabila masih dijumpai hiponatremia dilakukan koreksi sbb:
· Kadar Na koreksi (mEq/L) = 125 – kadar Na serum x 0.6 x berat badan;
diberikan dalam 24 jam
c. Hiperkalemia
(K >5 mEq/L)
Koreksi dilakukan dengan pemberian kalsium glukonas 10% sebanyak
0.5-1 ml/kg BB i.v secara perlahan-lahan dalam 5-10 menit; sambil dimonitor
irama jantung dengan EKG.
d. Hipokalemia (K <3,5 mEq/L)
Koreksi dilakukan menurut kadar
Kalium.
· Kadar K 2,5-3,5 mEq/L, berikan KCl 75 mEq/kg BB per oral per
hari dibagi 3 dosis
·
Kadar K <2,5 mEq/L,
berikan KCl melalui drip intravena dengan dosis:
ü 3,5 - kadar K terukur x BB (kg) x 0,4 + 2 mEq/kgBB/24 jam dalam
4 jam pertama.
ü 3,5 - kadar K terukur x BB (kg) x 0,4 + 1/6 x 2 mEq x BB dalam
20 jam berikutnya.
2. Seng (Zn)
Seng
terbukti secara ilmiah terpercaya dapat menurunkan frekuensi buang air besar dan
volume tinja sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya dehidrasi pada anak. Seng elemental diberikan selama 10-14 hari
meskipun anak telah tidak mengalami diare dengan dosis:
- Umur di bawah 6 bulan: 10 mg per
hari
- Umur di atas 6 bulan: 20 mg per hari
3. Nutrisi
ASI dan
makanan dengan menu yang sama saat anak sehat sesuai umur tetap diberikan untuk
mencegah kehilangan berat badan dan sebagai pengganti nutrisi yang hilang. Adanya
perbaikan nafsu makan menandakan fase kesembuhan. Anak tidak boleh dipuasakan,
makanan diberikan sedikit-sedikit tapi sering (lebih kurang 6 x sehari), rendah
serat, buah buahan diberikan terutama pisang.
Medikamentosa3
1. Tidak boleh diberikan obat anti
diare
2. Antibiotik
Antibiotik
diberikan bila ada indikasi, misalnya disentri (diare berdarah) atau kolera. Pemberian
antibiotik yang tidak rasional akan mengganggu keseimbangan flora usus sehingga
dapat memperpanjang lama diare dan Clostridium difficile akan tumbuh yang
menyebabkan diare sulit disembuhkan. Selain itu, pemberian antibiotik yang tidak
rasional dapat mempercepat resistensi kuman terhadap antibiotik.
Tabel 5. Rekomendasi untuk Terapi Antibiotik1
Patogen
|
Anak-anak
|
Watery Diarrhea
|
|
Vibrio cholerae O1
|
- Erythromycin dibagi 30 mg/kg/hari setiap 8 jam oral × 3 hari - Azitromisin diberikan 10 mg/kg/ hari oral sekali sehari × 3 hari |
Enterotoksigenik Escherichia coli
|
- Azitromisin diberikan 10 mg/kg/ hari oral sekali sehari × 3 hari - Ceftriaxone 50 mg/kg/ hari diberikan IV sekali setiap hari × 3 hari
|
Dysenteric Diarrhea
|
|
Shigella species
|
- Azitromisin diberikan 10 mg/kg/hari oral sekali sehari × 3 hari - Ceftriaxone 50 mg/kg/hari diberikan IV sekali setiap hari × 3 hari
|
Salmonella
Nontyphoidal
|
- Ceftriaxone 100 mg/kg/hari dibagi IV setiap 12 jam × 7-10 hari
- Azitromisin 20 mg/kg/hari secara oral sekali sehari × 7 hari |
Campylobacter
|
- Azitromisin diberikan 10 mg/kg/hari oral sekali sehari × 3–5 hari
- Erythromycin 30 mg/kg/hari dibagi menjadi dua hingga empat dosis oral × 3-5 hari
|
Yersinia species
|
- Perlakukan sebagai shigellosis |
Clostridium difficile
|
- Metronidazole 7,5 mg/kg (maksimum 500 mg) oral atau IV setiap 8 jam × 10–14 hari
- Vankomisin 10 mg/kg (maksimum: 125 mg) secara oral setiap 6 jam × 10–14 hari
|
4. Edukasi3
Orang tua
diminta untuk membawa kembali anaknya ke Pusat Pelayanan Kesehatan bila
ditemukan hal sebagai berikut: demam, tinja berdarah, makan atau minum sedikit,
sangat haus, diare makin sering, atau belum membaik dalam 3 hari. Orangtua dan pengasuh
diajarkan cara menyiapkan oralit secara benar. Langkah promotif/preventif : (1)
ASI tetap diberikan, (2) kebersihan perorangan, cuci tangan sebelum makan, (3)
kebersihan lingkungan, buang air besar di jamban, (4) immunisasi campak, (5)
memberikan makanan penyapihan yang benar, (6) penyediaan air minum yang bersih,
(7) selalu memasak makanan.
SUMBER:
1.
World Health
Organization.2005. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit,. Jakarta
: Badan Penerbit World Health Organization
2. Dipiro
J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C. V., 2015, Pharmacotherapy
Handbook, Ninth Edit., McGraw-Hill Education Companies, Inggris.
3.
Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI). 2009. PedomanPelayanan Medis,. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter
Anak Indonesia
4.
Adnyana, I., Andrajati, R., Setiadi, A.
P., Sigit, J. I., Sukandar, E. Y. 2008. ISO
Farmakoterapi. PT. ISFI Penerbit4an : Jakarta