1.
Pendahuluan
Pada awalnya RF untuk diagnosa hanya isotop yang ada dialam atau mudah dibuat.
-
(1913)
Hevesy mempelajari proses biologi
makhluk hidup
- (1935)
Hevesy dan Chievitz mempelajari fisiologi radionuklida dalam tulang dan P32, Sr85, Ca45
-
Hamilton melakukan pengukuran up-take Iodium dalam kelenjer Thyroid.
Setelah itu beberapa isotop dapat diperoleh dengan mudah melalui reaksi (n,y) direaktor nuklir
diantaranya I131 yang mudah bereaksi dengan molekul organik diantaranya :
-
RIHSA
– I131 untuk penyidikan plasenta
-
Rose-Bengal-I131
dan Bromsulftalein-I131 untuk fungsi hepatobilier
-
MAA-I131
untuk penyidikan paru-paru
-
Hipuran-
I131 untuk penyidikan ginjal
Pada waktu itu masih menggunakan isotop yang relatif toksis seperti Chlormerodrin memancarkan campuran ß dan y serta Hg203
dan Au198
2. Persyaratan radiofarmasi untuk diagnosa
a.
Waktu paruh pendek
b.
Radiasi
sinar atau energi rendah
c.
Nuklida
hasil peluruhan stabil
d.
Mudah
diekskresikan
e. Mempunyai kemurnian kimia, radiokimia, radionuklida yang tinggi
3. Untuk
mengurangi dosis radiasi terserap maka sifat sediaan adalah :
a.
Cepat
dilepaskan oleh komponen darah
b.
Cepat
terakumulasi dalam organ
c.
Cepat
dikeluarkan dari organ
4. Tujuan mendesain
sediaan Radiofarmasi
a.
dapat mengurangi dosis radiasi terserap
b.
dapat meningkatkan spesifitas sediaan
c.
dapat meningkatkan rasio biaya-manfaat
5.
Konsep ALARA ( As Low As Reasonably Achievable)
è
dosis
radiasi yang
terserap serendah mungkin tapi telah dapat memberikan respon atau gambaran yang dimaksud.
Seperti diketahui bahwa dosis terserap merupakan fungsi dari jenis radiasi, waktu paruh dan tingkat energi.
6. Macam radiofarmasi untuk diagnosa
a. I
131 dan Kel Tiroid
-
Kelenjer tiroid menghasilkan Tiroxin yang dibuat dengan adanya Iodium
-
Kekurangan Iod menyebabkan pembesaran tiroid (goiter)
-
Sebagian
besar Iod masuk dalam tubuh melalui makanan
-
Jika
kelenjer tiroid terlalu aktif, metabolisme meningkat,
overactive dan nervous
-
Denyut
jantung meningkat, nafsu makan meningkat, berat badan menurun
-
Dalam beberapa hal tiroid membesar, mata menonjol
- I131
berfungsi untuk mendiagnosa tiroid dengan melihat up take iod untuk pembuatan tiroksin
b. Untuk melihat fungsi dan penyakit
darah
- Pembentukan
sel darah merah bergantung pada kemampuan mengabsorpsi vitamin B12
- Kekurangan
vitamin B12 menyebabkan anemia
- Vitamin B12 adalah zat organik yang mengandung Cobalt
- Penggunaan
Vitamin B12 yang dilabel dengan Co57atau Co58 bisa dilihat
kemampuan pembuatan sel darah
c. Anemia
Perniciosa
- Dengan
pemberian vitamin B12 dimana Co nya diberitanda dengan Co58
kita dapat mengukur pemakaian vitamin ini oleh darah yaitu dengan mengukur hasil ekskresi dan dibandingkan dengan pemberian semula.
- Penderita
Anemia hanya memanfaatkan sedikit saja vit B12 yang diberikan.
d. Kadar
besi dalam darah
- Fe
merupakan konstituen penting bagi haemoglobin dan berperan dalam proses pembekuan darah.
- Pemberian
Fe56 atau Fe58 dapat mendiagnosa fungsi Fe dalam darah.
- Dengan
mengukur ekskresinya dapat pula diketahui fungsi kelenjar pembentuk darah
e. Labelling
sel-sel darah
- Jika
larutan radioaktif fosfat dilabel dengan P32 atau kromat yang mengandung Cr51 ditambahkan kedalam sel darah dan dapat bertahan pada suhu tubuh pada waktu singkat, ditemukan sebagian besar kromat dan fosfat
bersatu dalam sel darah merah, sehigga dapat dimanfaatkan untuk mengukur volume darah total serta umur sel darah
f.
Tumor Otak
- Kelenjer Otak yang normal mempunyai penghalang (barrier) yang dapat melindungi atau mencegah masuknya banyak zat dari aliran darah ke otak, tetapi jika ada tumor otak
barrier tadi sering rusak.
- Dalam keadaan tersebut radioisotop sebagai perunut dapat masuk ke dalam otak. Dengan cara ini dapat ditentukan lokasi tumor.
g. Positron
Emission Tomography (PET)
- Radiofarmasi
pemancar ß+ bila diberikan dalam tubuh berinteraksi dengan elektron jaringan akan mengalami anihilasi melepaskan
dua sinar γ berenergi 510 KeV yang bergerak berlawanan arah
-
Dengan cara ini dapat memberikan informasi jaringan otak, jantung dan
status metabolisme tumor
7.
Syarat
radiofarmasi untuk terapi
-
Sediaan
harus dapat memberikan dosis radiasi terserap yang sebesar-besarnya pada jaringan
-
Harus melepaskan partikel α
atau ß
-
T
½ Panjang
-
Cepat
terakumulasi
-
Kemurnian
radiokimia dan radionuklida yg tinggi
8. Prinsip
terapi tumor/kanker
-
Sel-sel
kanker tersusun dari sel-sel yang mudah terbagi atau sedang pertumbuhan / belum matang lebih mudah dibunuh (lebih peka terhadap radiasi)
-
Radio Isotop dalam jumlah yang cukup di jaringan Akan menghancurkan sel-sel
abnormal dan mencegah pembentukan jaringan baru.
9.
Boron
neutron capture terapi (BNCT)
Adalah
Salah satu teknik penyembuhan kanker yang baru Pemanfaatan bentuk interaksi nuklir antara
boron-10 (10B) dengan neutron termal. Hasil reaksi Li dan 4He dengan energi yang besar dapat menghancurkan sel kanker.
Senyawa Boron yang spesifik B10H12SH dan
Boronofenilalanin (BPA) telah digunakan untuk glioma. Senyawa-senyawa Boron yang spesifik sedang dikembangkan untuk penyembuhan kanker jenis lain.
10. Terapi internal dan eksternal
a.
Terapi
eksternal
Teleterapi
o
Co60dan
Cs137 yang sering digunakan untuk penyembuhan luka, pasca operasi , dll.
o
Untuk permukaan kulit dan mata P32 dan Sr90
o
Memancarkan
murni sinar ß.
b.
Terapi internal
- Au198
berbentuk koloid disuntikan intraperitoneal atau intra pelural dan hanya
membunuh tumor pada permukan.
- Ir192
untuk bermacam jenis tumor
- Natrium
fosfat (32P)
Digunakan untuk polycythemia vera untuk mengurangi kecepatan pembentukan eritrosit 32P terdistribusi secara cepat
ke semua jaringan
dan terkonsentrasi pada jaringan yang terjadi pembelahan secara cepat seperti jaringan kanker.
Pada sum-sum tulang menekan pembentukan eritrosit.
- Ytrium
(90Y) mempunyai T1/2 64 jam
partikel ß tunggal 2,27 MeV Membentuk kelat dengan EDTA akan menyebabkan terkumpul di tulang, dapat meramalkan
adanya kelaianan darah, leukemia dan multiple myeloma chelat.
-
Natrium
Iodida (131I) untuk hyperthyroid.
-
Iod
(125I) untuk pengobatan deep-scated tumor, misal di dada
Sumber: #my note...bahan kuliah