Thursday, 17 March 2016

kimia farmasi part 1 "Analisa Kimia Farmasi"

Dalam kimia kuantitatif kita menggunakan metoda yang khusus digunakan dalam bidang farmasi tana menggunakan H2S.  metode dalam bidang farmasi ini adalah metode yang sederhana, praktis dan mudah digunakan tetapi hanya terbatas pada sediaan farmasi.

Dalam sehari-hari kita menemukan bentuk-bentuk sediaan :
a.       Campuran gas anorganik
b.      Campuran zat organic dan anorganik
c.       Senyawa organic yang merupakan campuran anion kation

Untuk membedakan senyawa organic dengan anorganik dapat dilakukan:
a.       Pemijaran
Senyawa organic apabila dipijarkan akan habis. Sedangkan anorganik meninggalkan sisa , ada zat-zat tertentu pada anorganik yang menguap pada pemijaran. Misal senyawa As, Sb, Cn
b.      Dengan menggunakan pelarut
Senyawa organic larut dalam pelarut organic , sedangkan anorganik larut dalam air.  Peda campuran senyawa organic dan anorganik sebelum melakukan analisa senyawa tersebut dipijar terlebih dahulu  sehingga sehingga organic habis dan yang tinggal adalah senyawa anorganik.

            Cara analisa kimia farmasi anorgamik ini melalui 3 tahapan. Yaitu pemeriksaan pendahuluan, pemeriksaan terhadap zat asal, dan pemeriksaan terhadap sisa pijar.
1.      Pemeriksaan pendahuluan.
a.       Organoleptis
Adalahg pengamatan terhadap bentuk , warna, rasa dan bau.
-          Bentuk adalah bentuk secara makroskopis ( bisa bentuk bubuk, larutan, suspense dan emulsi)
-          Warna
Ada zat-zat tertentu yang mempunyai warna. Misal:
Ø  ZnO : warna putih
Ø  Kinosal : kuning
Ø  Ureum : tidak bewarna
-          Bau
Bisa berasal dari zat sendiri yang mempunyai bau, sesudah perlakuan menimbulkan bau, perlakuan dengan memanaskan atau 2 jari. Contoh zat yang mempunyai bau:
Ø  Benzaldehid: bau aromatis
Ø  Vanile : bau rempah
Ø  Alcohol, kamper: bau minyak atsiri
Ø  Asam valerian: bau tengik
Ø  Ammonia : bau menusuk
-          Rasa
Dalam rasa ini harus hati-hati. Zat diatruh diujung lidah lalu dibuang. Contoh rasa:
Ø  Asin : nacl
Ø  Manis : gula
Ø  Asam: asam sitrat
Ø  Pedas dan panas: gliserin
Ø  Dingin : ureum
Ø  Pahit: kinin
Ø  Anastesi : morfokain
Ø  Tawar : sulfa
Rasa juga bisa menggunakan kulit, namun hanya membedakan panas dengan dingin.

b.      Reaksi nyala
-          Bisa menggunakan kawat platina (Pt), Crom, Nikel. Cara nya adalah kawat tersebut dicelupkan kedalam hcl pekat . lalu dipijarkan dengan api oksidasi . sedikit zat diletakkan pada ujung kawat lalu dipijar . perhatikan warna yang timbul.
Ø  Kuning : Na
Ø  Biru abu-abu : Arsen, Pb, Sb
Ø  Hijau : Cu, Boraks
Ø  Kuning hijau : Ba, Bi
Ø  Merah : Li, Sr , Ca
-          Dengan kawat Cu
Kawat cu dimasukkan kedalam alcohol , lau dipijarkan sampai warnanya hilang , zat ayng akan ditentukan diletakkan pada ujung kawat cu, lalu dipijarkan dengan api oksidasi . apabila timbul warna biru berarti ada  halogen , sianida , bromide , boraks.
-          Dengan batang pengaduk
Hanya digunakan untuk penentuan boraks. Zat diletakkan diujung batang pengaduk lalu dipanaskan dengan api pengoksidasi . apabila timbull warna biru itu positif boraks.
-          Pemanasan dalam tabung reaksi
Zat dimasukkan dalam tabung reaksi lalu dipanaskan . perhatikan . apabila pada dinding tabung reaksi terdapat Kristal-kristal berarti zat menyublim. Suatu panas diberikan akan menimbulkan bau misalnya ammonia. Lalu warna yang timbul terdapat pada tabung reaksi sebelah bawah . bisa berupa cairan , dan menimbulkan warna ungu misal golongna sulfa.
-          Pemijaran dengan menggunakan pecahan porselin
Pada kaca porselin ditaruh zat yang akan ditentukan . mula-mula dipanaskan dengan api tyang kecil lalu dengan api yang besar.
Ø  Perhatikan warna yang timbul
Misal : bau bawang ( Arsen), bau albumin (putih telur), bau caramel (gula)
Ø  Apabila timbul nyala pada bahan tersebut
Misal: lipoposfit
Ø  Menggelembung
Misal glukosa , asam tatrat, glukorat
Ø  Apabila terjadi sisa kita perhatikan warna sisa yang terjadi.
Misal: kuning (Bi), jingga ( Pb, Sb, Sn), merah (kromat), coklat hitam ( Fe , Cu)

-          Flourensi
Dengan menggunakan lampu UV panjang bgelombang 360 nm , diperiksa warna zat sendiri. Zat yang dilarutkan dalam air dilihat dengan lampu UV . zat dilarutkan dalam asam atau basa.

-          Sublimasi
Sebagian besar zat apabila dipanaskan akan mengalami sublimasi. Hasil sublimasi bisa berupa Kristal da nada yang berupa tetesan atau gabungan Kristal dengan tetesan. Ada zat-zat tertentu yang menggunakan sublimasi memberikan Kristal zat yang spesifik bila kita lihat dibawah mikroskop.
Pada proses sublimasi kita membutuhkan alat-alat:
Ø  Ring sublimasi
Ø  Kaca objek gelas 2 buah (untuk atas dan bawah)
Ø  Kapas yang dibasahi dengan kertas saring atau kertas saring.
Sublimasi ini ditentukan  juga
Ø  Besarnya api
Ø  Tingginya ring sublimasi
Ø  Tekanan udara
Dari hasil sublimasi yang bisa kita amati bisa berupa Kristal, warna, baud an bentuknya. Kalau dalam bentuk campuran , bisa kita lakukan sublikmasi bertingkat dengan membesarkan api.

2.      Pemeriksaan terhadap zat asal
a.       Dengan penambahan NaOH
Dengan penambahan naoh dalam keadaan dingin dan dalam keadaan dipanaskan zat yang akan ditentukan diletakkan pada kaca arloji lalu diletakkan pada beker glass yang berisi air lalu tambahkan naoh dan ditutup dengan corong. Pada ujung corong tersebut diletakkan kertas lakmus merah yang telah dibasahi dengan air. Kita perhatikan pembuangan lakmus merah menjadi biru pada penambahan naoh dalam keadaan dingin.
Ø  Apabila terjadi perubahan warna merah ke biru berarti zat tersebut adalah garam –garam ammonium.
Misal : ammonium sulfat, ammonium asetat,
Ø  Apabila setelah panas baru menimbulkan perubahan ini adalah senyawa –senyawa organic yang mengandung alkaloid dan senyawa-senyawa amin
Perubahan warna dari merah ke biru disebabkan lepasnya gas na3
b.      Dengan kawat Cu
Zat larutan dalam air lalu ditambahkan HCl , lalu dimasukkan kawat Cu . karena perbedaan potensial dimana potensial yang tinggi akan menempel pada kawat Cu. Misalnya Hg dan Bi.
            Pembentukan lapisan cermin perak untuk membedakan Hg dan Bi , kawat yang mengandung lapisan cermin perak ini dimasukkan kedalam tabung yang mengandung iodium. Lalu dipanaskan. Apabila kawat Cu itu berubah menjadi bewarna merah, ini positif untuk HgI4, sedangkan  Bi memberikan reaksi yang negative.
            Untuk penentuan Bi yaitu zat ditambahkan chinconin nitrat , lalu ditambah KI akan terbentuk warna jingga . cara ini bisa dilakukan untuk Cu dimana larutan yang berisi Cu , lalu dimasukkan kawat besi , biasanya digunakan pada paku beton, karena perbedaan potensial , Cu akan menempel pada besi tersebut, lalu tentukan reaksi pengenal untuk Cu.
c.       Reaksi gutzeit
Adalah untuk penentuan arsen-arsen, tetapi selain penentun itu dapat juga ditentukan Sb, S, P. caranya:
Zat dimasukkan dalam tabung reaksi , lalu itambahkan NaOH/ KOH sebagai pelarut sehingga zat tersebut larut, lalu tambahkan butiran zink lalu tambahkan HCL pekat, pada tabung ini dimasukkan kapas Pb asetat dan pada ujung tabung dituutp dengan kertas saring yang ditetesi dengan Ag ntrat.
Apabial kertas saring itu memberikan warna hitam , ini positif untuk As dan Sb. Tapi kalau kapas bewarna hitam , ini positif untuk S dalam bentuk PbS. Residu dari gutzeit ini apabila ditambahkan asam nitrat ditambah amoniuym molibdat akan terbentuk endapan kuning dari posfo molibdat. Maka ini positif adanya P.
Untuk membedakan As dan Sb karena pada gutzeit sama-sama memberikan hitam, digunakan cara fleitmann yaitu cara seperti gutzeit tapi zinknya diganti dengan aluminium. Apabila cara fleitmann ini positif memberikan warna gelap atau hitam ini positif untuk as.
Reaksi yang terjadi dalam pembentukan:
Ø  As+ Hnà AsH­3
AgNO3+AsH3 à AsH­3+ 3 AgNO3+ HNO3
AsH­3+ 3 AgNO3 + HOH à H3AsO3 + HNO3+ Ag endapan hitam
Ø  Sb + Hn à SbH­3
SbH3+ Ag+  à Ag3Sb + 3H+
Ag3Sb + Ag+ +H2O à endapan Ag+ Sb2O3 + H2O
d.      Cara hirolisa
Hirolisa adalah cara pemijaran dengan menggunakan api kecil dan api yang dibesarkan.
-          Dengan api yang kecil kita perhatikan pembentukan warna , pembentukan Kristal dan pelumeran tanpa penguraian. Contoh PbO, BiO . melumer dengan penguraian contoh CaCl2 , SnCl4, . meledak contohnya asam boraks, nitrat. Menggelembung contohnya karbohidrat. Menyala contohnya gas sulfur. Gas yang timbul mudah terbakar  PO-23, gas pewarna tidak berbau contohnya Co,Ni . gas tidak bewarna dan berbau kerasss contohnya H2S, Sulfit, SO3, SO2. Bewarna dan berbau keras misalnya nitrat, I2.
-          Hirolisa kuat dengan api yang besar
Yang kita harapkan adalah sisa dari pijaran ini berbentuk oksida. Bentuk oksida ini mula-mula dilarutkan didalam air. Jika ph basa bararti ada Na dan K . kalau dilarutkan dalam asam cuka bagian yang mengandung Li, Sr, Ba, Mg ,Zn, Cl dan Cu , lalu bagian yang tidak larut dilarutkan dalam asam nitrat yang larut Adalah Al, Bi , Fe, lalu dilarutkan dalam HCl panas, yang larut adalah Au dan Pb.
Dalam penentuan adanya zat-zat yang mengandung oksidator, adalah apabila zat tersebut ditambahkan difenilamin , lalu ditambahkan asam sulfat pekat , apabila timbul zat warna biru , ini merupakan zat tersenut bersifat oksidator. Untuk zat-zat yang bersifat reduktor, zat ditambahkan kalium permanganate maka akan hilang warna ungu dari permanganate , perlu diingatkan penambahan seimbang dengan zat yang ada.
e.       Penentuan Cl, Br I
Caranya adalah zat asamkan dengan asam nitrat, lalu tambahkan ag nitrat, akan terbentuk HgX. Dimana X = Br- , Cl-, I- . lalu endapan ini ditambahkan ammonium karbonat . ada bagian yang larut da nada bagian yang tidak larut. Bagian yang larut berupa (AgNH3)2Cl , apabila ditambahkan dengan asam nitrat maka terbentuk endapan putih dari hgcl, berarti Cl nya positif.

 Untuk endapan yang mengandung br dan I zat ditambahkan H2SO4 pekat kemudian ditambah kloroform, kemudian dikocok.

Download anatomi fisiologi tumbuhan (anfistumb) " sel, jaringan, kandungan kimia tumbuhan"

Untuk melihatnya, silahkan klik link berikut:


Note: foto diambil oleh beberapa mahasiswa STIFI-YP Padang pada saat praktikum anatomi fisiologi tumbuhan di labolatorium anfistum...
       


Wednesday, 9 March 2016

TUGAS MANDIRI PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI-FITO I “BLUMEA FOLIUM, NICKOTIANAE FOLIUM, ORTHOSIPHONS FOLIUM, PSIDII FOLIUM, STROBILANTHES FOLIUM”

TUGAS MANDIRI PRAKTIKUM
FARMAKOGNOSI-FITO I
“BLUMEA FOLIUM, NICKOTIANAE FOLIUM, ORTHOSIPHONS FOLIUM, PSIDII FOLIUM, STROBILANTHES FOLIUM” 



OLEH
NAMA: FATMA ZAHRA
NO. BP : 1404045

DOSEN PEMBIMBING: AFDHIL AREL, M. Farm, Apt

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA (STIFI)
YAYASAN PERINTIS
PADANG
2016


1.    BLUMEA FOLIUM (DAUN SEMBUNG)
a.       Klasifikasi
Sumber: doc . pribadi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Asterales
Famili: Asteraceae 
Genus: Blumea
spesies: Blumea balsamifera [L.] DC
b.      Morfologi
Pohon, tinggi lebih kurang 2 m, batang tegak, bagian atas berbulu, bau aromatis, warna hijau kotor. Daun tunggal, tersebar, helai daun lonjong, pangkal dan ujung meruncing, tepi bergerigi, berbulu. Perbungaan bentuk tandan, tumbuh diketiak daun dan ujung batang, mahkota berwarna putih kekuningan. Buah kotak, bentuk silindris, berambut warna putih kecokelatan. Biji pipih, warna putih.
c.       Penyebaran  
Tumbuhan yang berasal dari Nepal ini hidup ditempat terbuka sampai agak terlindung di tepi sungai.dapat tumbuh di tanah berpasir atau tanah yang lembab. .Tumbuh pada daerah cukup cahaya, tidak terlalu kering, tersebar di pulau Jawa mulai dataran rendah sampai 2000 m dpl.
d.      Kandungan kimia
inyak atsiri (sineol, borneol, kamfer), Glikosida, Flavanol, Tanin, zat bergetah , limonene, asam palmitat dan myristin, alqohol sisqueterpen, dimetileterklorasetofenon, pirokethecin.
e.       Manfaat / khasiat
1.      Diaforetik
2.      Ekspetoran
3.      Diuretik
4.       Antirematik
5.      Adstringen
6.      Influenza
7.      Diare, perut kembung
8.      Sariawan
9.      Nyeri

2.      NICOTINIANAE FOLIUM (DAUN TEMBAKAU)
a.       Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Sumber:Doc.pribadi
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus: Nicotiana
Spesies: Nicotiana tabacum L.
b.      Morfologi
Menurut Tjitrosoepomo (2000), tanaman tembakau berupa semak, tegak, sedikit bercabang dan mempunyai tinggi 0,5-2,5 meter. Daun tunggal, bertangkai pendek, memanjang, atau berbentuk lanset, dengan pangkal yang menyempit, sebagian memeluk batang dan ujung runcing. Kelopak bunga berbantuk tabung, yang memanjang tidak sama. Tabung bunga jantan 4 cm panjangnya dan berbentuk bintang, bertaju 5, taju runcing. Benang sari bebas, yang sebuah lebih pendek dari yang lainnya. Buah bentuk telur memanjang, akhirnya coklat, dimahkotai oleh pangkal tangkai putih yang pendek, beruang-ruang. Biji kecil, banyak sekali,
c.       Penyebaran
Tanaman tembakau merupakan salah satu tanaman tropis asli Amerika. Asal mula tembakau liar tidak diketahui dengan pasti karena tanaman ini sangat tua dan telah dibudidayakan berabad-abad lamanya. Penggunaan tembakau berasal dari bangsa Indian, berkaitan dengan upacara-upacara keagamaan mereka. Tanaman tembakau telah menyebar ke seluruh Amerika Utara sebelum masa kedatangan orang kulit putih. Columbus yang pertama kali mengetahui penggunaan tembakau ini dari orang-orang Indian (Matnawi, 1997)
d.      Kandungan kimia
Alkaloid, nikotin, (b-pyridil a- n-methyl pyrrolydine), asam oksalat, selulosa, lignin , pectin, tannin, karbohidrat, asam-asam organic, protein, minyak atsiri, um, resin
e.       Manfaat/khasiat
1.      Obat luka
2.      Obat hiv/aids
3.      Obat diabetes
4.      Antibody
5.      Antiradang
6.      Menghasilkan protein antikanker
7.      Menstimulasi perbanyakan sel tunas

3.      ORTHOSIPHONIS FOLIUM (DAUN KUMIS KUCING)
a.        Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Sumber: doc.pribadi
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Lamiales
Famili: Lamiaceae 
Genus: Orthosiphon
Spesies: Orthosiphon stamineus Benth.
b.      Morfologi
c.       Ekologi
Curah hujan yg ideal bagi pertumbuhan tanaman ini adalah lebih dari 3.000 mm/tahun. Dengan sinar matahari penuh tanpa ternaungi. Naungan akan menurunkan kadar ekstrak daun. Keadaan suhu udara yg baik utk pertumbuhan tanaman ini adalah panas sampai sedang.
d.      Kandungan kimia
Orthosipon, glikosida, zat semak, minyak atsiri, minyak lemak, saponin, sapofonin, garam kalium (0,6-3,5 %), myoinositol.
e.       Manfaat/khasiat
1.      Anti radang
2.      Diuretic
3.      Penfghancur batu saluran kencing

4.      PSIDII FOLIUM ( DAUN JAMBU BIJI)
a.        Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Sumber: Doc.pribadi
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Myrtales
Famili: Myrtaceae (suku jambu-jambuan)
Genus: Psidium
Spesies: Psidium guajava L.
b.      Morfologi
Daun tunggal, bertangkai pendek, panjang tangkai daun 0,5 sampai 1 cm, helai daun berbentuk bundar telur agak menjorong atau bulat memanjang, panjang 5 - 13 cm, lebar 3 cm – 6 cm, pinggir daun rata agak menggulung ke atas, permukaan atas agak licin, warna hijau kelabu, kelenjar minyak tampak sebagai bintik-bintik berwarna gelap dan bila daun direndam tampak sebagai bintik-bintik yang tembus cahaya, ibu tulang daun dan tulang cabang menonjol pada permukaan bawah, bertulang (berpenulangan) menyirip, warna putih kehijauan.
c.       Penyebaran
Tanaman ini berasal dari Brazilia Amerika Tengah, menyebar ke Thailand kemudian ke negara Asia lainnya seperti Indonesia. Hingga saat ini telah dibudidayakan & menyebar luas di daerah-daerah Jawa.
d.      Kandungan kimia
Buah, daun dan kulit batang pohon jambu biji mengandung tanin, sedang pada bunganya tidak banyak mengandung tanin. Daun jambu biji juga mengandung zat lain kecuali tanin, seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin. Kandungan buah jambu biji (100 gr) - Kalori 49 kal - Vitamin A 25 SI - Vitamin B1 0,02 mg - Vitamin C 87 mg - Kalsium 14 mg - Hidrat Arang 12,2 gram - Fosfor 28 mg - Besi 1,1 mg - Protein 0,9 mg - Lemak 0,3 gram - Air 86 gram.
e.       Manfaat/khasiat
1.      Anti diare
2.      Anti radang
3.      Penghenti pendarahan
4.      Adstringen
5.      Diabetes melitus,
6.      Maag,
7.      Masuk angin, Beser;
8.       Prolapsisani,
9.      Sariawan,
10.  Sakit Kulit, Luka baru; 

5.      Strobilanthes folium ( daun kejibeling)
a.        Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) 
Sumber: doc.pribadi
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Scrophulariales
Famili: Acanthaceae 
Genus: Strobilanthes
Spesies: Strobilanthes crispus Bl
b.      Morfologi
Tanaman semak yang tingginya 1-2 meter, panjang helai daun pecah beling ± 5-8 cm dan lebar ± 2-5cm. Batangnya beruas, bentuknya bulat, berambut kasar, dan warnanya hijau. Percabangannya yang menyentuh tanah dan keluar dari akar sehingga bisa dipisahkan dari tanaman induk. Sementara itu, daunnya tunggal, bertangkai pendek, dengan duduk daun yang berhadapan. Helaian daunnya lanset, memanjang atau hampir jorong, tepinya bergerigi, dengan ujung dan pangkalnya yang meruncing, kedua permukaanya kasar. Pertulangan daunnya menyirip dan berwarna hijau. Akarnya tunggang dan berwarna coklat muda. Perbungaannya majemuk dan berkumpul pada bulir padat. Mahkota bunga berbentuk corong, terbagi lima, berambut, dan berwarna kuning atau ungu. Benang sarinya berjumlah empat, berwarna putih, dan kuning. Buahnya berbentuk gelondong, dan berisi 2-4 biji. Bijinya bulat, pipih, kecil-kecil, dan berwarna coklat.
c.       Penyebaran
pesies ini tumbuh di hutan, tepi sungai, tebing-tebing, dan sering ditanam sebagai tanaman pagar di pekarangan atau taman. Keji beling tersebar dari Madagaskar sampai Indonesia, dan tumbuh dari ketinggian 50-1.200 mdpl.[5] Tumbuhan ini juga mudah berkembangbiak di tanah subur, agak terlindung, dan tempat terbuka. Di Jawa, tanaman ini banyak terdapat di pedesaan yang tumbuh sebagai semak. Perbanyakan tanaman ini dilakukan dengan biji dan setek
d.      Kandungan kimia
Kalium, natrium, kalsium, asam salikat, alkaloid, saponin, flavonoid, polilenoi, ferum, fosforus, , tannin, glikosida dan terdapat juga vitamin C, B1 dan B2.
e.       Manfaat/khasiat
1.      Obat disentri, diare, batu ginjal
2.      Penurun kolesterol
3.      antidiuretik
4.      menghancurkan gumpalan kolesterol darah
5.      pencahar
6.      obat gatal
7.      anti racun

F. PEMBUATAN SIMPLISIA
            Langkahnya adalah:
1.      Pengumpulan bahan
2.      Sortasi basah ,  dilakukan untuk memisahkan kotoran –kotoran atau bahan- bahan asing lainnya dari bahan simplisia sehingga tidak ikut terbawa pada proses selanjutnya yang akan mempengaruhi hasil akhir
3.  Pencucian, dilakukan agar menghilangkan tanah dan kotoran lainnya yang melekat pada bahan simplisia. Sebaiknya air yang digunakan adalah air yang mengalir dan sumbernya dari air bersih
4.      Perajangan Perajangan tidak harus selalu dilakukan.
5.      Pengeringan , dilakukan agar memperoleh simplisia yang tidak mudah rusak, sehngga dapat disimpan dalam waktu yang lama. Dilakukan dengan dua cara, yaitu pengeringan secara alami dan secara buatan. Pengeringan alami dilakukan dengan memanfaatkan sinar matahari baik secara langsung maupun ditutupi dengan kain hitam. Sedangkan pengeringan secara buatan dilakukan dengan oven.
6.      Sortasi kering Tujuan nya untuk memisahkan bahan – bahan asing seperti bagian tanaman yang tidak diinginkandan kotoran lain yang masih ada dan tertinggal di simplisia kering.
7.      Pengepakan dan penyimpanan
8.      Pemeriksaan mutu Merupakan usaha untuk menjaga keajegan mutu simplisia.Simplisia yang bermutu adalah simplisia yang memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia, Materia medika indonesia.

Sumber: