LAPORAN
PRAKTIKUM
FISIKA
DASAR
“MASSA JENIS ZAT PADAT BENTUK TERATUR”
O
L
E
H
NAMA : FATMA ZAHRA
NO
BP. : 1404045
KELAS
: A
SEKOLAH
TINGGI FARMASI INDONESIA
YAYASAN
PERINTIS
PADANG
2014
MASSA JENIS ZAT PADAT BENTUK TERATUR
I.
TUJUAN
PERCOBAAN
- Tampil
menggunakan jangka sorong dan micrometer sekrup
- Menentukan
massa jenis zat padat berbentuk balok, silinder dan bola
- Membandingkan
hasil pengukuran massa jenis zat padat dari dua metode yang berbeda.
II.
TEORI
DASAR
Massa jenis atau rapat jenis suatu zat adalah masa tiap satuan volume
atau dapat dirumuskan:
p = m/v
dengan :
p = massa jenis (kg/m3)
m= massa zat (kg)
v= volume (m3)
massa jenis atau kerapatan suatu fluida dapat bergantung pada banyak
faktor, seperti temperature fluida dan tekanan yang mempengaruhi fluida. Satuan
massa jenis dalam CGS adalah gram per centimeter kubik (g/cm3).
Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg/m3).
Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran
adalah:
a.
Jangka Sorong
Jangka sorong terdiri atas dua
bagian, yaitu rahang tetap dan rahang geser. Skala panjang yang terdapat pada
rahang tetap merupakan skala utama, sedangkan skala pendek yang terdapat pada
rahang geser merupakan skala nonius atau vernier. Nama vernier diambilkan dari
nama penemu jangka sorong, yaitu Pierre Vernier, seorang ahli teknik
berkebangsaan Prancis. Skala utama pada jangka sorong memiliki skala dalam cm
dan mm. Sedangkan skala nonius pada jangka sorong memiliki panjang 9 mm dan di
bagi dalam 10 skala, sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada
skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil pada jangka sorong
adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong tepat digunakan untuk mengukur
diameter luar, diameter dalam, kedalaman tabung, dan panjang benda sampai nilai
10 cm.
b.
Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup sering digunakan
untuk mengukur tebal bendabenda tipis dan mengukur diameter benda-benda bulat
yang kecil seperti tebal kertas dan diameter kawat. Mikrometer sekrup terdiri
atas dua bagian, yaitu poros tetap dan poros ulir. Skala panjang yang terdapat
pada poros tetap merupakan skala utama, sedangkan skala panjang yang terdapat
pada poros ulir merupakan skala nonius. Skala utama mikrometer sekrup mempunyai
skala dalam mm, sedangkan skala noniusnya terbagi dalam 50 bagian. Satu bagian
pada skala nonius mempunyai nilai 1/50 × 0,5 mm atau 0,01 mm. Jadi, mikrometer
sekrup mempunyai tingkat ketelitian paling tinggi dari kedua alat yang telah
disebutkan sebelumnya, yaitu 0,01 mm.
c.
Neraca Teknis
Massa benda menyatakan banyaknya zat
yang terdapat dalam suatu benda. Massa tiap benda selalu sama dimana pun benda
tersebut berada. Satuan SI untuk massa adalah kilogram (kg). Alat untuk
mengukur massa disebut neraca. Ada beberapa jenis neraca, antara lain, neraca
ohauss, neraca lengan, neraca langkan, neraca pasar, neraca tekan, neraca
badan, dan neraca elektronik. Setiap neraca memiliki spesifikasi penggunaan
yang berbeda-beda. Jenis neraca yang umum ada adalah neraca tiga lengan dan
empat lengan. Pada neraca tiga lengan, lengan paling depan memuat angka satuan
dan sepersepuluhan, lengan tengah memuat angka puluhan, dan lengan paling
belakang memuat angka ratusan.
Volume zat padat dapat ditentukan dengan
dua cara, yaitu pengukuran langsung (dengan menggunakan gelas ukur) dan
pengukuran secara tidak langsung (secara mekanik).
a.
Pengukuran secara
langsung (secara mekanik)
Pada pengukuran secara langsung, berlaku Hukum Archimmides, yang berbuyi:
“ setiap benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida,
akan mendapat gaya ke atas sebesar beratfluida yang dipindahkan oleh benda itu.”
Volume benda
padat dapat ditentukan dengan mengurangi massa benda diudara dengan massa benda
didalam air, dan massa jenis dapat ditentukan dari volume dan massa zat padat
tersebut.
V = Mu – Ma
Dengan ; Mu = Massa udara
Ma = Massa air
Jika massa
dan volume dapat diketahui dengan cara menimbang zat itudengan timbangan atau
neraca teknis sehingga besaran massa dapat diukur langsung dengan alat ukurnya.
Untuk mengukur langsung volume zat padat dapat dilakukan dengan memasukkan zat
padat itu kedalam ge;as ukur yang berisi xat cair. Apabila zat padat itu
tengggelam seluruhnya, maka perubahan menunjukkan volume itu dari zat padat
tersebut.
b.
pengukuran secara
tidak langsung (secara mekanik).
Pengukuran secara mekanik digunakan untuk mengukur volume zat padat yang
teratur bentuknya (kontinu) dapat dilakukan dengan mengukur perubah (variabel)
yang membangunnya.
1.
Volume balok
Volume balok dapat juga dilakukan dengan cara mengukur panjang lebar dan
tinggi dari balok itu sehingga:
Vbalok = p x l x t
Dengan;
P = panjang balok
L = lebar balok
T = tinggi balok
2.
Volume silinder
pejal
Dapat
dilakukan dengan cara mengukur diameter dan panjang silinder itu, sehingga:
Vsilinder = ¼ πd2
x P
Dengan:
d = diameter
silinder
p= panjang
silinder
3.
Volume benda pejal
Dapat
dilakukan dengan mengukur volume bola itu, sehingga:
V bola=
(4/3) π(d/2)
Dengan:
d= diameter bola
III.
METODE
PERCOBAAN
A.
Alat dan bahan
1.
Jangka sorong 1
buah
2.
Micrometer sekrup 1
buah
3.
Balok kecil dari
logam 1 buah
4.
Silinder dari logam
1 buah
5.
. bola/kelereng 1
buah
6.
Neraca teknis 1
buah
7.
Air dan benang
secukupnya
B.
Langkah percobaan
1.
Menimbang zat padat
(balok , silinder dan bola) dengan neraca teknis (timbangan)
2.
Mengukur volume zat
padat tersebut (balok , silinder dan bola) dengan cara memasukkannya kedalam
gelas ukur yang telah berisi air sehingga tenggelam seluruhnya. Perubahan
volume menunjukkan pada gelas ukur adalah volume zat padat tersebut.
Catatan:
Dalam memasukkan
zat padat kedalam gelas ukur digunakan benang agar zat padat tidak sampai
memecahkan gelas ukurnya.
3.
Menentukan volume
zat padat tersebut dengan cara mengukur peubah (variabel) masingmasing yang
membangunnya dengan cara menggunakan jangka sorong atau micrometer sekrup.
4.
Menghitung massa
jenis dengan data-data, baik diperoleh dengan menggunakan gelas ukur maupun
jangka sorong atau micrometer sekrup kemudian hasil tersebut dibandingkan.
IV.
ANALISIS
DATA DAN PEMBAHASAN
a.
Analisis dat
Dari penggunaan
mikroskop dan jangka sorong didapatkan:
-
Panjang silinder =
21,9 mm
Diameter silinder=
8,11 mm
-
Panjang balok=
27,05 mm
Lebar balok= 9 mm
Tinggi bhalok = 9
mm
-
Diameter bola=
10,45 mm
Setilah penimbangan
dengan neraca didapatkan:
-
Massa silinder =
9,3907 g
-
Massa balok =
20,2732 g
-
Massa bola= 4,4869
g
selanjutnya
dilakukan perhitungan terhadap volume benda .
1.
Secara langsung
(dengan gelas ukur)
-
Silinder
V awal = 4 ml
V akhir = 5,2 ml
V benda = v awal –
v akhir
= 5,2-4
= 1,2 ml
-
Balok
V awal = 4 ml
V akhir = 6,2 ml
V benda = v awal –
v akhir
= 6,2-4
= 2,2 ml
-
Volume bola
v awal = 4 ml
v akhir = 4,5 ml
v benda = v awal –
v akhir
= 4,5 -4
= 0,5 ml
2.
Secara tidak
langsung
-
Balok
Vbalok
= p x l x t
= 27,05 x 9 x9
= 21,91,05 mm3
=
2,191 cm3
-
Silinder
Vsilinder = ¼ πd2
x P
= ¼ 3,14 x (8,11)2
x 21,9
= ¼ x 3,14 (65,7721)
= ¼ x 4522,8842 mm3
= 1130,7211 mm3
= 1,130 cm3
-
Bola
V bola= (4/3)
π(d/2)
= 4/3 x 3,14 x (5,225)3
= 4/3 x 3,14 x
142,64577
= 4/3 x 447,9077
= 597,21027 mm3
= 0,597 cm3
Selanjutnya
dilakukan perhitungan terhadap massa jenis.
-
Massa jenis yang
Volume dengan gelas ukur
p balok = m/v = 20,2732/2,2=
9,215 g /ml
p silinder = m/v=9,3907/1,2=
7,8255 g/ml
p bola = m/v = 4,4869/ 0,5 =
8,9738 g/ml
-
Massa jenis yang Volume dengan cara mekanis
p balok = m/v = 20,2732/2,191
= 9,25294 g/cm3
p silinder = m/v= 9,3907/1,13=
8,31035 g/ cm3
p bola = m/v = 4,4869/0597=
7,5157454 g/ cm3
tabel perbandingan volume dan massa jenis dengan menggunakan
gelas ukur dan secara mekanis:
no
|
Nama
benda
|
Volume
|
|
Massa
jenis
|
|
|
|
Gelas
ukur (g/ml)
|
Mekanisme
(g/cm3)
|
Gelas
ukur (g/ml)
|
Mekanisme
(g/cm3)
|
1
|
Balok
|
2,2
|
2,191
|
9,215
|
9,25294
|
2
|
Silinder
|
1,2
|
1,130
|
7,8255
|
8,31035
|
3
|
Bola
|
0,5
|
0,597
|
8,9738
|
7,5157454
|
b.
Pembahasan
Pada percobaan ini, silinder, balok, dan bola
ditimbang terlebih dahulu dengan menggunakan neraca tekbis untuk mengetahuoi
massa masing-masing. Setelah ditimbang didapat massa silinder adalah 9,3907
g, balok 20,2732 g, dan bola 4,4869 g.
Selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap volume benda,
yang pertama secara langsung, yaitu dengan menggunakan gelas ukur dan didapat
volume balok 2,2 ml, silinder 1,2 ml, dan bola 0,5 ml. yang kedua secara tidak
;langsung, yaitu balok, silinder dan bola diukur terlebih dehulu dengan
menggunakan jangka sorong dan mikromrter sekrup . disini, jangka sorong
digunakan untuk mengukur panjang, lebar dan tinggi. Sedangkan micrometer sekrup
digunakan untuk mengukur diameter benda. Dan dari sini didapat volume silinder
1,130 cm, balok 2,191 cm, dan bola 0,597 cm.
Selanjutnya dilakukan perhitungan terhadap massa benda
dengan menggunakan rumus :
P=m/v
Yang mana hasil dari perbandingan massa jenis melalui
pengukuran langsung dan tidak langsung dapat dilihat pada tabel.dan setelah
dilakukan perbandingan volume dan massa jenis secara langsung dan tidak
langsung ternyata kami mendapatkan hasil yang tidak jauh beda.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
- Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan
sebagai berikut:
1.
Jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang, tinggi dan
lebar benda. Sedangkan micrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter
benda.
2.
Dari volume yang didapatkan dengan gelas ukur, massa jenis
silinder adalah 7,8255 g/ml, balok 9,215 g/ml dan bola 8,9738 g/ml. sedangkan
dari volume yang didapat secara mekanis maka massa jenis silinder adalah
8,31035 g/cm3, balok 9,25284 g/cm3 dan bola adalah
7,5157454 g/cm3.
3.
Nilai dari hasil pengukuran massa jenis zat padat dengan
menggunakan dua metode secara langsung dan tidak langsung ternyata tidak jauh
berbeda.
- Saran
Dalam melalakukan percobaan ini diharapkan
kehati-hatian terutama dalam memasukkan benda kedalam gelas ukur, karena jika
tidak akan mengakibatkan gelas ukur pecah. Selain itu juga diperlukan
ketelitian terutama dalam menggunakan jangka sorong dan micrometer sekrup.
DAFTAR PUSTAKA
Alonso,
Marcello Edward J. Finn.1990. Dasar-Dasar
Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga
Halliday,David
Robert Resnick. 1985. Fisika.
Jakarta: Erlangga
Suhada,
Resa Taruna. 2009. Modul Fisika Dasar
Universitas . Jakarta: Mercu Buana
Tippler,
Paul A. 1991. Fisika untuk Sains dan
Teknik. Jakarta: Erlangga
4 comments:
Makasih min.. atas infonya
iya masama..makasih telah berkunjung..
Boleh minta jurnalnya gak??
Boleh minta dasar jurnalnya tidak ?
Post a Comment