KROMATOGRAFI PARTISI
1.
PRINSIP
Terjadinya
partisi antara fase gerak dengan fase diam
2.
KEGUNAAN
Untuk
senyawa non polar hingga sangat polar dan memiliki gugus fungsional yang
terionisasi lemah.misal antrasel dan paration
3. Penyangga
yang digunakan berupa partikel padat tempat fase diam terikat
4.
BERDASARKAN
FASE TERIKAT KROMATOGRAFI PARTISI DIBAGI:
-
Fase normal : untuk memisahkan senyawa non
polar yang larut dalam hidrokarbon dan bobot molekul <1000
-
Fase terbalik : memisahkan senyawa polar, seperti alkohol
dan amina
5.
PERBEDAAN
ANTARA FASE NORMAL DAN FASE TERBALIK PADA KROMATOGRAFI PARTISI
No
|
Jenis/sifat
|
Fase
normal
|
Fase
terbalik
|
1
|
Fase
diam (kolom)
|
polar
|
Non
polar
|
2
|
Jenis
kolom
|
Silika
, alumina
|
-C8,
-C18, -CN, -fenil
|
3
|
Fase
gerak (eluen)
|
Non
polar
|
Polar
|
4
|
jenis
|
Heksan,
klorofrm, eter, campuran pelarut
|
MeOH,
H2O, CH3CN, Etanol:air, asetonitril : air, hidrofuran : air, dioksan :air
|
5
|
Fase
terikat yang diikatkan pada penyangga
|
Alkil
nitril, alkilamin
|
Gugus
oktil, gugus oktadesil
|
6
|
Urutan
elusi
|
Non
polar diawalàpolar
diakhir
|
polar
diawalànom
polar diakhir
|
Sumber:
“Analisis
Fisikokimia : Kromatografi Volume 2”
Oleh : Prof. Dr. Harmita, Apt.
Penerbit: buku kedokteran EGC
No comments:
Post a Comment