Wednesday, 12 July 2017

KROMATOGRAFI PARTISI

KROMATOGRAFI PARTISI

1.      PRINSIP
Terjadinya partisi antara fase gerak dengan fase diam

2.      KEGUNAAN
Untuk senyawa non polar hingga sangat polar dan memiliki gugus fungsional yang terionisasi lemah.misal antrasel dan paration

3.      Penyangga yang digunakan berupa partikel padat tempat fase diam terikat

4.      BERDASARKAN FASE TERIKAT KROMATOGRAFI PARTISI DIBAGI:

-          Fase normal : untuk memisahkan senyawa non polar yang larut dalam hidrokarbon dan bobot molekul <1000
-          Fase terbalik  : memisahkan senyawa polar, seperti alkohol dan amina

5.      PERBEDAAN ANTARA FASE NORMAL DAN FASE TERBALIK PADA KROMATOGRAFI PARTISI

No
Jenis/sifat
Fase normal
Fase terbalik
1
Fase diam (kolom)
polar
Non polar
2
Jenis kolom
Silika , alumina
-C8, -C18, -CN, -fenil
3
Fase gerak (eluen)
Non polar
Polar
4
jenis
Heksan, klorofrm, eter, campuran pelarut
MeOH, H2O, CH3CN, Etanol:air, asetonitril : air, hidrofuran : air, dioksan :air
5
Fase terikat yang diikatkan pada penyangga
Alkil nitril, alkilamin
Gugus oktil, gugus oktadesil
6
Urutan elusi
Non polar diawalàpolar diakhir
polar diawalànom polar diakhir


Sumber:
“Analisis Fisikokimia : Kromatografi Volume 2
Oleh : Prof. Dr. Harmita, Apt.
Penerbit: buku kedokteran EGC


KROMATOGRAFI EKLUSI

KROMATOGRAFI EKLUSI

1.      PRINSIP
Pemisahan berdasarkan bobot molekul atau garis tengah efektif analit. Molekul-molekul kecil akan melewati pori-pori gel  sedangkan molekul besar akan melewati sela-sela gel lebih cepat daripada molekul yang melewati pori-pori kecil

2.      KEGUNAAN
a.       Memisahkan campuran bobot molekul tinggi dan rendah
b.      Fraksinasi polimer

3.      KEUNTUNGAN
a.       Pita-pita sempit
b.      Waktu pemisahan pendek
c.       Waktu pemisahan mudah diramalkan
d.      Harga tr sesuai ukuran molekul
e.       Tidak terjadi kehilangan cuplikan selama pemisahan

4.      KEKURANGAN
a.       Kapasitas puncak terbatas
b.      Tidak digunakan untuk cuplikan dengan ukuran yang hampir sama
c.       Prinsip pemisahan tidak seperti metoda lain

5.      FASE YANG DIGUNAKAN
a.       Fase diam
Terbagi atas 3 golongan:
-          Kaku : dari kaca atau silika (Ph <7,5 dan > 2)
-          Setengah kaku : mengandung basa, dari resin polisitren dan penyambung silang divinilbenzen. Guna untuk pemisahan senyawa dengan bobot molekul rendah
-          Lunak : tidak digunakan karena mudah dirusak tekanan tinggi
b.      Fase gerak : senyawa organik

6.      PEMBAGIAN BERDASARKAN GEL YANG DIGUNAKAN
Jika digunakan gel hidrofilik sebagai penyaring (misal spadhex) maka dinamakan kromatografi filtrasi gel
Jika digunakan gel hidrofobik (misal polisitren dan divinilbenzen) sebagai penyaring maka dinamakan kromatografi permeasi gel

Sumber:
“Analisis Fisikokimia : Kromatografi Volume 2
Oleh : Prof. Dr. Harmita, Apt.
Penerbit: buku kedokteran EGC

KROMATOGRAFI ABSORBSI

KROMATOGRAFI ABSORBSI

1.      PRINSIP
Terjadi kompetesi pada permungkaan aktif fase diam ( antar molekul pelarut dan molekul sampel pada kondisi tertentu).
Permungkaan aktif bisa berupa gugus sianol (bersifat agak asam ).
Permungkaan aktif berada dalam partikel dan kanal pori-pori.
Gugus hidrogen akan berinteraksi dengan molekul zat menghasilkan ikatan hidrogen / interaksi dipol.


2.      KEGUNAAN
a.       Pemisahan senyawa berdasarkan gugus fungsional yang dimiliki senyawa tersebut
b.      Pemisahan senyawa dengan polaritas rendah sampai sedang
Misal : benzil alkohol dan urasil

3.      FASE YANG DIGUNAKAN
a.       Fase diam :  silika gel, alumina, karbon
b.      Fase gerak : heksana, heptena, metilen, butilen klorida, kloform, tetrahidrofuran, dietil eter, asetonitril, isopropanol, metanol

4.      YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA KROMATOGRAFI ABSORBSI
a.       Ph harus <8 à tujuannya mencegah larutnya silika.
Tidak boleh <2  à tujuannya untuk mencegah rusaknya ikatan Si-C
b.      Kadar air harus sangat diperhitungkan
c.       Pemakaian per kolom sangat dianjurkan àuntuk mencegah penyumbatan kolom

Sumber:
“Analisis Fisikokimia : Kromatografi Volume 2
Oleh : Prof. Dr. Harmita, Apt.
Penerbit: buku kedokteran EGC

KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

1.      PRINSIP
Pemisahan senyawa bedasarkan kepolaran, ukuran partikel, ionik atau khiral tergantung dari jenis kolom

2.      KEGUNAAN
Pemisahan untuk senyawa yang lebih dari tiga sampel tanpa pemisahan terlebih dahulu

3.      KEUNTUNGAN
a.       Waktu analisis cepat
b.      Daya pisah baik
c.       Peka
d.      Pemilihan kolom dan eluen sangat bervariasi
e.       Kolom bisa dipakai kembali
f.        Bisa dipakai untuk analisis molekul besar dan kecil
g.      Cuplikan mudah diperoleh kembali
h.      Detektor tidak merusak komponen zat yang akan dianalisis
i.        Dapat menghitung zat dengan kadar yang sangat rendah

4.      FASE YANG DIGUNAKAN
a.       Fase diam (kolom) : padatan, fel, kombinasi padatan-cairan
b.      Fase gerak (eluen/pelarut) : cairan , gas

5.      INSTRUMEN KCKT


a.       Pompa : untuk mengalirkan eluen kedalam kolom
Kolom terbagi atas 2:
-          Kolom penghantar tekanan konstan  : pompa pneumatik, pompa ampifier
-          Kolom sistem pemindahan konstan : pompa semprot, pompa bolak balik
b.      Injektor : untuk memasukkan cuplikan kedalam kolom
c.       Kolom : untuk pemisahan sampel
d.      Detektor : mendetekdi komponen yang ada dan mengukur jumlahnya
e.       Integrator : menghitung luas puncak

6.      SYARAT DETEKTOR
a.       Respon universal
b.      Sensitivitas tinggi
c.       Noisy rendah
d.      Kisaran linear dinamis
e.       Respon tidak dipengaruhi variasi parameter
f.        Respon tidak dipengaruhi komposisi fase gerak
g.      Mudah digunakan dan dipercaya
h.      Tidak merusak analit
i.        Tidak mahal
j.        Respon stabil
k.      Mampu memberi informasi kwalitatif mengenai analit

7.      JENIS-JENIS DETEKTOR
a.       Detektor serapan optik : mendeteksi komponen yang menyerap cahaya
o   Didaerah UV : 200-400 nm
Untuk senyawa yang punya gugus kromofor, punya ikatan rangkap terkongjugasi
o   Sinat tampak : 400-800 nm
o   IR: 2-25 nanometer
b.      Detektor indeks bias : mendeteksi perubahan indeks bias yang disebabkan perubahan cuplikan
c.       Detektor flouresensi : mendeteksi komponen-komponen yang berflouresensi
d.      Detektor  elektrokimia : hanya mendeteksi komponen polar
e.       Detektor ionisasi nyala : mendeteksi nyala
f.        Detektor hamburan cahaya evaporasi
g.      Detektor radioaktif : mendeteksi zat yang memancarkan radiasi

8.      PEMILIHAN FASE DIDASARKAN PADA:
a.       Kesesuaian dengan mekanisme pemisahan
b.      Kemampuan melarutkan cuplikan
c.       Kepolaran yang bisa diubah dengan mengubah komposisi

9.      SYARAT ELUEN YANG BAIK
a.       Murni
b.      Tidak bereaksi dengan kolom
c.       Sesuai detektor
d.      Dapat melarutkan cuplikan
e.       Selektivitas terhadap komponen
f.        Viskositas rendah
g.      Cuplikan bisa diperoleh kembali
h.      Harga wajar
i.        Dapat memisah dengan baik

10.  JENIS KCKT BERDASARKAN FASE
a.       KCKT absorbsi
b.      KCKT ion
c.       KCKT partisi
d.      KCKT eklusi

11.  UJI KESESUAIN SISTEM
a.       α ( faktor selektivitas)
menunjukkan seberapa baik kromatografi dapat memisahkan komponen
α = (tr2-tr1) / (tr1-tm)
      = k`2 / k`1
 Jika α = 1 à tidak terjadi pemisahan,  jika α = 2 àpemisahan baik

b.      K` (faktor kapasitas)
Menunjukkan seberapa kuat komponen-komponen dalam sampel yang dibawa oleh fase gerak berinteraksi dengan kolom (fase diam)
K`1            =  (tr1-tm) / tm
Jika K` = 0 à tidak terjadi pemisahan, jika K` = 2-8 à pemisahan baik

c.        Rs (resolusi)
Menunjukkan ukuran apakah senyawa terpisah secara baik dengan senyawa lain atau tidak
R =            ( 2  (tr2-tr1) ) / (wa + wb )
R ≥ 1,5 àpemisahan baik

d.      N (efisiensi kolom)
N = 16 (tr / w)2
N baik jika > 2500
Harga N dipengaruhi oleh konstruksi kolom, sifat sampel, laju alir, suhu, cara pemisahan sampel.
Semakin besar nilai N, maka semakin sempit harga peak, maka makin baik resolusi.
HETP = L/N
                        =L/16 X (w / tr)2
                                Kolom efisen apabila harga HETP lebih kecil          

e.       Tf (faktor simetri)
Untuk melihat apakah puncak simetris atau tidak
b/a = 1

keterangan rumus :
tr = waktu retensi (menit) à waktu lamanya suatu senyawa ditahan dalam kolom sampai muncul puncak pertama
tm = waktu fase gerak
w = luas alas

Sumber:
“Analisis Fisikokimia : Kromatografi Volume 2
Oleh : Prof. Dr. Harmita, Apt.
Penerbit: buku kedokteran EGC