Monday, 29 January 2018

Radiofarmasi Untuk Diagnosa dan Terapi


1.     Pendahuluan
Pada awalnya RF untuk diagnosa hanya isotop yang ada dialam atau mudah dibuat.
-          (1913) Hevesy  mempelajari proses biologi makhluk hidup
-        (1935) Hevesy dan Chievitz mempelajari fisiologi  radionuklida dalam tulang dan  P32,   Sr85, Ca45
-          Hamilton melakukan pengukuran up-take Iodium dalam kelenjer Thyroid.
Setelah itu beberapa isotop dapat diperoleh dengan mudah melalui reaksi (n,y) direaktor nuklir diantaranya I131 yang mudah bereaksi dengan molekul organik diantaranya :
-          RIHSA – I131 untuk penyidikan plasenta
-          Rose-Bengal-I131 dan Bromsulftalein-I131 untuk fungsi hepatobilier
-          MAA-I131 untuk penyidikan paru-paru
-          Hipuran- I131 untuk penyidikan ginjal
Pada waktu itu masih menggunakan isotop yang relatif toksis seperti Chlormerodrin memancarkan campuran ß dan y serta Hg203 dan Au198

2.     Persyaratan radiofarmasi untuk diagnosa
a.      Waktu paruh pendek
b.      Radiasi sinar atau energi rendah
c.       Nuklida hasil peluruhan stabil
d.      Mudah diekskresikan
e.      Mempunyai kemurnian kimia, radiokimia, radionuklida yang tinggi

3.     Untuk mengurangi dosis radiasi terserap maka sifat sediaan adalah :
a.       Cepat dilepaskan oleh komponen darah
b.      Cepat terakumulasi dalam organ
c.       Cepat dikeluarkan dari organ

4.     Tujuan mendesain sediaan Radiofarmasi
a.       dapat mengurangi dosis radiasi terserap
b.      dapat meningkatkan spesifitas sediaan
c.       dapat meningkatkan rasio biaya-manfaat

5.     Konsep ALARA ( As Low As Reasonably Achievable)
è dosis radiasi yang terserap serendah mungkin tapi telah dapat memberikan respon atau gambaran yang dimaksud.
Seperti diketahui bahwa dosis terserap merupakan fungsi dari jenis radiasi, waktu paruh dan tingkat energi.

6.     Macam radiofarmasi untuk diagnosa
a.      I 131 dan Kel Tiroid
-          Kelenjer tiroid menghasilkan Tiroxin yang dibuat dengan adanya Iodium
-          Kekurangan  Iod menyebabkan pembesaran tiroid (goiter)
-          Sebagian besar Iod masuk dalam tubuh melalui makanan
-          Jika kelenjer tiroid terlalu aktif, metabolisme meningkat, overactive dan nervous
-          Denyut jantung meningkat, nafsu makan meningkat, berat badan menurun
-          Dalam beberapa hal tiroid membesar, mata menonjol
-     I131 berfungsi untuk mendiagnosa tiroid dengan melihat up take iod untuk pembuatan tiroksin

b.      Untuk melihat fungsi dan penyakit darah
-         Pembentukan sel darah merah bergantung pada kemampuan mengabsorpsi vitamin B12
-         Kekurangan vitamin B12 menyebabkan anemia
-         Vitamin B12 adalah zat organik yang mengandung Cobalt
-    Penggunaan Vitamin B12 yang dilabel dengan Co57atau Co58 bisa dilihat kemampuan pembuatan sel darah

c.       Anemia Perniciosa
-   Dengan pemberian vitamin B12 dimana Co nya diberitanda dengan Co58  kita dapat mengukur pemakaian vitamin ini oleh darah yaitu dengan mengukur hasil ekskresi dan dibandingkan dengan pemberian semula.
-        Penderita Anemia hanya memanfaatkan sedikit saja vit B12 yang diberikan.

d.      Kadar besi dalam darah
-      Fe merupakan konstituen penting bagi haemoglobin dan berperan dalam proses pembekuan darah.
-       Pemberian Fe56 atau Fe58 dapat mendiagnosa fungsi Fe dalam darah.
-      Dengan mengukur ekskresinya dapat pula diketahui fungsi kelenjar pembentuk darah

e.       Labelling sel-sel darah
-   Jika larutan radioaktif fosfat dilabel dengan P32 atau kromat yang mengandung Cr51 ditambahkan kedalam sel darah dan dapat bertahan pada suhu tubuh pada waktu singkat, ditemukan sebagian besar kromat dan fosfat bersatu dalam sel darah merah, sehigga dapat dimanfaatkan untuk mengukur volume darah total serta umur sel darah

f.        Tumor Otak
-       Kelenjer Otak yang normal mempunyai penghalang (barrier) yang dapat melindungi atau mencegah masuknya banyak zat dari aliran darah ke otak, tetapi jika ada tumor otak barrier tadi sering rusak.
-      Dalam keadaan tersebut radioisotop sebagai perunut dapat masuk ke dalam otak. Dengan cara ini dapat ditentukan lokasi tumor.

g.      Positron Emission Tomography (PET)
-    Radiofarmasi pemancar ß+ bila diberikan dalam tubuh berinteraksi dengan elektron jaringan akan mengalami anihilasi melepaskan dua sinar γ berenergi 510 KeV yang bergerak berlawanan arah
-          Dengan cara ini dapat memberikan informasi jaringan otak, jantung dan status metabolisme tumor

7.     Syarat radiofarmasi untuk terapi
-          Sediaan harus dapat memberikan dosis radiasi terserap yang sebesar-besarnya pada jaringan
-          Harus melepaskan partikel α atau ß
-          T ½ Panjang
-          Cepat terakumulasi
-          Kemurnian radiokimia dan radionuklida yg tinggi

8.     Prinsip terapi tumor/kanker
-          Sel-sel kanker tersusun dari sel-sel yang mudah terbagi atau sedang pertumbuhan / belum matang lebih mudah dibunuh (lebih peka terhadap radiasi)
-          Radio Isotop dalam jumlah yang cukup di jaringan Akan menghancurkan sel-sel abnormal dan mencegah pembentukan jaringan baru.

9.     Boron neutron capture terapi (BNCT)
Adalah Salah satu teknik penyembuhan kanker yang baru Pemanfaatan bentuk interaksi nuklir antara boron-10 (10B) dengan neutron termal. Hasil reaksi Li dan 4He dengan energi yang besar dapat menghancurkan sel kanker. Senyawa Boron yang spesifik B10H12SH dan Boronofenilalanin (BPA) telah digunakan untuk glioma. Senyawa-senyawa Boron yang spesifik sedang dikembangkan untuk penyembuhan kanker jenis lain.  

10. Terapi internal dan eksternal
a.      Terapi eksternal
Teleterapi
o   Co60dan Cs137 yang sering digunakan untuk penyembuhan luka, pasca operasi , dll.
o     Untuk permukaan kulit dan mata P32 dan Sr90
o     Memancarkan murni sinar ß.

b.       Terapi internal
-       Au198 berbentuk koloid disuntikan intraperitoneal atau intra pelural dan hanya membunuh tumor pada permukan.
-         Ir192 untuk bermacam jenis tumor
-        Natrium fosfat (32P)
Digunakan untuk polycythemia vera untuk mengurangi kecepatan pembentukan eritrosit 32P terdistribusi secara cepat ke semua jaringan dan terkonsentrasi pada jaringan yang terjadi pembelahan secara cepat seperti jaringan kanker.
Pada sum-sum tulang menekan pembentukan eritrosit.
-     Ytrium (90Y)  mempunyai T1/2  64 jam partikel ß tunggal 2,27 MeV Membentuk kelat dengan EDTA akan menyebabkan terkumpul di tulang, dapat meramalkan  adanya kelaianan darah, leukemia dan multiple myeloma chelat.
-          Natrium Iodida (131I) untuk hyperthyroid.
-          Iod (125I) untuk pengobatan deep-scated tumor, misal di dada

Sumber: #my note...bahan kuliah


RADIOFARMAKA

RADIOFARMAKA
1.     Pengertian radiofarmaka
Radiofarmaka merupakan sediaan farmasi dalam bentuk senyawa kimia yang mengandung radioisotop yang diberikan pada kegiatan kedokteran nuklir.  Sediaan radiofarmaka pada umumnya terdiri dari 2 komponen yaitu radioisotop dan bahan pembawa menuju ke organ target.  Pancaran radiasi dari radioisotop pada organ target itulah yang akan dicacah oleh detector (gamma kamera) untuk direkostruksi menjadi citra ataupun grafik intensitas radiasi.

2.     Produksi sediaan radiofarmaka dapat diklasifikasikan menjadi 4
1.      Radioisotop primer medical
è radioisotop dalam bentuk kimia yang sederhana (biasanya an-organik). Diproduksi dengan cara mengiradiasi atom sasaran dalam reaktor nuklir atau dalam siklotron.
2.      Senyawa bertanda medical
è senyawa yang salah satu atau lebih dari atom atau gugusnya digantikan dengan atom unsur radioisotop
3.      Radioisotop primer medical
è radioisotop dalam bentuk kimia yang sederhana (biasanya an-organik). Diproduksi dengan cara mengiradiasi atom sasaran dalam reaktor nuklir atau dalam siklotron.
4.      Senyawa bertanda medical
è senyawa yang salah satu atau lebih dari atom atau gugusnya digantikan dengan atom unsur radioisotop

3.     Pengertian generator isotop
Generator radioisotop adalah suatu sistem yang terdiri dua macam radioisotop yaitu radioisotop induk dan radioisotop anak yang keduanya membentuk pasangan kesetimbangan radioaktif. Radioisotop induk memiliki waktu paruh yang lebih panjang daripada waktu paruh radioisotop anak.  Radioisotop anak digunakan untuk keperluan diagnostik maupun terapi

4.     Kegunaan generator isotop
è untuk mendapatkan radioisotop umur pendek pada lokasi yang jauh dari tempat produksi radioisotop terutama bagi rumah-sakit yang tidak memiliki fasilitas reaktor nuklir maka diciptakanlah generator radioisotop.

5.     Pengertian KIT radiofarmaka
è adalah sediaan non-radioaktif yang terdiri dari beberapa senyawa kimia yang akan ditandai dengan radioisotop untuk menjadi sediaan radiofarmaka

6.     Radioisotop yang paling banyak digunakan adalah untuk KIT radiofarmaka adalah Technitium -99m (Tc-99m) karena punya beberapa kelebihan, yaitu :
a.       Waktu Paruh pendek (6,03 jam)
b.      Memancarkan gamma murni dengan energi 140 kev
c.       Mempunyai tingkat valensi 1 sampai 7 sehingga mudah bereaksi dengan senyawa lain
d.      Dapat diperoleh dengan cara elusi generator radioisotop.

7.     Mekanisme penempatan radiofarmaka dalam tubuh
1.       Active transport
è Secara aktif sel-sel organ tubuh, memindahkan radiofarmaka dari darah ke dalam organ tertentu, selanjutnya mengikuti proses metabolisme atau dikeluarkan dari tubuh.
Contoh : I-131 akan ditransfer ke sel-sel thyroid untuk pembuatan T3 dan T4, Tc-99m IDA dan I-131 Rose Bengal oleh sel poligonal hati ditransfer dari darah kemudian diekskresi ke usus halus, lewat saluran empedu, I-131 Hippuran diekskresi oleh tubulus sehingga dapat untuk pemeriksaan ginjal.
2.      Phagocytosis
è Beberapa Radionuklida seperti Tc-99m, In-113m atau Au-198 jika diikat oleh pembawa materi berbentuk”koloid” maka radiofarmaka ini akan difagosit oleh RES (Retikulo Endotelial System) tubuh. Bila radiofarmaka ini disuntikkan secara Intra Vena maka dapat memeriksa scanning liver, limpa, dan sumsum tulang, jika disuntikkan secara subcutan untuk memeriksa kelenjar getah bening.
3.      Cell Sequestration (pengasingan sel)
Jika Sel darah merah yang ditandai Cr-51 dan dipanaskan 500C selama 1 menit, lalu dimasukkan ke tubuh penderita secara intravena maka akan diasingkan ke limpa untuk pemeriksaan scanning limpa.
4.      Capillary Blockage (Penghalang Kapiler)
Bila pembawa materi berbentuk makrokoloid (dengan ukuran 20-30 mikron) dan disuntikkan secara intravena maka akan menjadi penghalang kapiler di paru-paru. Contoh ; Tc-99m MAA untuk scanning paru-paru
5.      Simple or Exchanged Diffusion (pertukaran difusi)
è Radiofarmaka akan saling bertukar tempat dengan senyawa yang sama dari organ tubuh.
contoh ; Polifosfat bertanda Tc-99m (Tc-99m MDP) akan bertukar tempat dengan senyawa polifosfat tulang dan dalam jangka 2-4 jam Tc-99m MDP akan merata dalam tulang, pemeriksaan untuk mendeteksi lesi otak dengan RIHSA dan cairan interselluler otak.
6.      Compartmental Localization (kompartemental
è Bila radiofarmaka dapat menggambarkan blood pool karena keberadaannya yang cukup lama dalam darah maka ikatan ini dapat dipakai untuk scanning jantung dan plasenta (ventrikulografi dan placentografi).
Contoh ; RIHSA untuk pemeriksaan plasenta, Cr-51 eritrosit, Tc-99m Sn eritrosit untuk ventrikulografi jantung.

8.     Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih radiofarmaka untuk pemeriksaan
1.       Jenis peluruhan radiasi
Untuk keperluan pemeriksaan eksternal in vivo, sinar-gamma dengan energi 100-500 kev sangat ideal. Karena radiasi dengan energi lebih besar 500 kev akan mampu menembus pelindung dan sekat-sekat pada kolimator sehingga terjadi penurunan spatial resolution. Juga dengan energi sangat kecil (lebih kecil 20 kev) banyak penyerapan foton oleh jaringan sebelum mencapai detektor. Dengan demikian sinar gamma murni tanpa radiasi partikel yang dibutuhkan untuk diagnostik kedokteran nuklir

2.      Waktu Paruh
Meliputi :
a.       waktu paruh fisik
è yaitu waktu yang diperlukan zat radioaktif untuk mencapai aktivitas setengah dari aktivitas mula-mula
b.      waktu paruh biologis
è yaitu waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan setengah radionuklida murni dari suatu organ tubuh
c.       waktu paruh efektif
à yaitu waktu yang diperlukan setengah zat yang telah dimasukkan ke
dalam tubuh.

3.      Biologi behaviour
Menyangkut perlakuan organ tubuh terhadap radiofarmaka tersebut. sehingga penting untuk menentukan paparan radiasi dari suatu organ atau untuk mendapatkan hasil interpretasi. Juga dengan mengetahui biological behaviuor kita dapat memperkirakan eskresi suatu radiofarmaka

4.      Aktifitas tertentu (The specific activity)
Bagian radiofarmaka yang berperan memberikan foton yang penting untuk pendeteksian. Sebab dalam suatu materi dapat ditemui bagian yang bersifat non-radioaktif yang dapat merugikan.

5.      Jenis Instrument
Berbagai jenis peralatan kedokteran nuklir sengaja didesain hanya untuk radioisotop yang memiliki energi tertentu.

9.     5 kategori deteksi radioisotop
1.       Delution, absoption dan excretion studies
Bila penderita disuntikkan sejumlah radiofarmaka yang telah diketahui jumlahnya, maka delution yang terjadi atau prosentase absorsi atau kapan dieskresi dapat ditentukan melalui sampel darah, urin, feses dan lain-lain.
2.      Concentration studies
bila suatu radiofarmaka diberikan pada seorang pasien kemudian diukur berapa persen yang ditangkap suatu organ, misal Thyroid Up-take.
3.      Dinamic function study
Suatu radiofarmaka dipelajari saat mencapai atau meninggalkan suatu organ. Misal, pada pemeriksaan cerebral blood flow, renogram.
4.      Organ system atau pool Visualization
Setalah radiofarmaka dimasukkan ke dalam tubuh pasien maka distribusinya akan tersaji dalam bentuk gambar. Misalnya pada pemeriksaan scanning otak, cardiac blood pool, Bone scan.
5.       In vitro test

10.  2 macam gambaran yang diperoleh dari hasil scanning
1.   Hot area, artinya daerah abnormal yang menunjukkan kenaikan up take (distribusi yang berlebihan) radiofarmaka. Contoh ; bone scanning dan brain scanning.
2.   Pada keadaan dimana radiofarmaka diikat oleh organ tubuh yang normal sehingga pada keadaan abnormal timbul penurunan aktivitas atau cold area.
                  Contoh : scanning liver, thyroid. 


Sumber: #my note...bahan kuliah

Monday, 18 December 2017

CINTA RUPIAH: Antara Menjaga dan Menduniakan Rupiah


“Karena rasa nosionalisme dari suatu bangsa terlihat ketika mereka mampu membanggakan rupiah didepan negara lain, mempu menumbuhkan tunas-tunas keyakinan bahwa kita adalah bangsa yang merdeka, bangsa yang berdaulat dengan keberadaan rupiah ditengah peredarannya.  Kita adalah  Indonesia. Rupiah adalah tonggak sejarah keberadaan kita. Sebagai sebuah negara kepuluan terbesar didunia, masih layakkah tak mengenal rupiah? Tak malukah  jika masih mampu membanggakan mata uang asing dinegara sendiri? Masih beranikah mencoret-coret uang atau menganggapnya sampah? Hai bung!  Rupiah bukanlah bom Nagasaki dan Hirosima yang akan melumpuh totalkan seluruh seluk beluk kehidupan. Tetapi rupiah mampu menjadi semen pengikat bangsa yang menyatukan nyawa-nyawa dari Sabang hingga  Merauke. Juga, rupiah adalah secercah asa dari para pejuang terdahulu untuk kita membanggakan Indonesia.”

Jika masih belum akrab dengan rupiah, mari penulis perkenalkan.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang (UU Mata Uang), Rupiah adalah satu-satunya alat pembayaran yang sah di wilayah NKRI.  Salah satu lembaga yang berwenang mengeluarkan, mengedarkan dan mencabut serta menarik rupiah adalah Bank Indonesia.
Ciri yang paling khas dari rupiah adalah adanya lambang negara garuda pancasila, gambar pahlawan nasional serta gambar presiden Republik Indonesia. Adanya ciri khas tersebut tentu tidak dibuat secara asal jadi, tetapi ada makna tersirat dan mendalam dibalik pembuatannya. Pada lambang burung garuda terdapat semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”. Hal ini mengisyaratkan bahwa dengan adanya perbedaan, rupiahlah yang akan menjadi pemersatu. Menjadikan kita kenal dengan wajah-wajah diselingkup bumi pertiwi. Dengan adanya burung garuda pada rupiah tersebut, berarti secara tegas Indonesia menyatakan bahwa kita adalah bangsa yang besar, bangsa yang penuh percaya diri, bangsa yang dinamis dan bangsa yang berwibawa dengan keberadaan rupiah sebagai simbol kedaulatannya. Adanya gambar pahlawan dalam rupiah mengisyaratkan bahwa proses perjalanan rupiah merupakan proses yang panjang. Sebelum rupiah tercipta, ada pahlawan yang rela mati-matian berjuang  demi berdiri tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ada nafas-nafas yang rela meninggalkan keluarga dan harta benda demi Indonesia tercinta.  Begitu juga dengan para pemimpin bangsa yang ikut andil dalam perkembangan rupiah di Indonesia.
Dari segi rupa, rupiah terdiri dari uang kertas dan uang logam, yang mana untuk harga nominalnya tercatum dalam pecahan rupiah itu sendiri.

Sumber: Https://economy.okezone.com

Menggunakan rupiah pada setiap transaksi, berarti ikut membantu menjaga kestabilan nilai tukar rupiah dan membangun kepercayaan pada dunia.
            Salah satu hal yang paling disayangkan dari Indonesia adalah masih adanya rakyat yang bertempat tinggal di Indonesia bertransaksi dengan menggunakan mata uang asing khususnya pada daerah perbatasan dan mereka yang berdomisili diwilayah ramai wisata internasional. Padahal hal tersebut tentu saja semakin memperburuk nilai rupiah dimata negara asing, dan hal ini juga akan berdampak buruk pada perekonomian Indonesia. Berdasarkan kenyataan ini, sebagai wujud cinta rupiah dibutuhkan kepedulian seluruh masyarakat dalam memberlakukan rupiah sebagai alat transaksi, baik dalam belanja ke mol-mol besar ataupun dalam seluk beluk kehidupan sehari-hari. Dengan adanya kepedulian tersebut, berarti kita telah membantu membangun kepercayaan dunia terhadap nilai tukar rupiah. Sehingga nilai rupiah pun akan stabil dan perekonomian Indonesia pun semakin berkembang.

Cinta rupiah berarti menjaga fisik rupiah agar tetap utuh
             Salah satu bukti cinta adalah menjaga fisik. Begitu pun jika cinta rupiah, fisik dan bagian-bagiannya perlu dijaga. Diantaranya, tidak melipat, tidak mencoret, tidak mestaples , tidak meremas dan tidak membasahi rupiah. Jika hal tersebut dilakukan, maka pengeluaran negara untuk percetakan uang baru bisa ditekan, sehingga menjadikan perekonomian indonesia lebih baik dari sebelumnya. jika perekonomian Indonesia membaik, berarti seluruh penduduk Indonesia akan hidup sejahtera.

Jika kamu cinta Indonesia, mari cintai rupiah...

#CINTARUPIAH