Monday, 25 May 2015

Farmasetika Dasar " PILLULAE/PIL)


PIL
Pil adalah bentuk sediaan padat bundar kecil mengandung  bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Sekarang keadaan pil mulai tergusur disebabkan adanya tablet dan kapsul.
 Menurut F III :  Pil adalah sediaan berupa masa bulat mengandung 1 atau lebih bahan obat . Menurut Eric W Martin: Pil adalah sediaan berbentuk bulat atau bulat telur.
Menurut Moh. Arief (2008) : Pil adalah suatu sediian bulat seperti kelereng mengandung 1 atyau lebih bahan obat.


PEMBAGIAN PIL:
1.      Boli : jika beratnya lebih dari 300 mg
2.      Pil : jika beratnya antara 60-300 mg
3.      Granul : jika beratnya kurang dari 60

KEUNTUNGAN DARI PIL:
1.      Menutupi rasa obat yang tak enak
2.      Mudah digunakan atau ditelan

KERUGIAN PIL:
1.      Kurang cocok untuk bahan yang dikehendaki
2.      Memberikan aksi yang cepat

KOMPOSISI PIL
1.      Zat aktif atau zat berkhasiat sebagai obat
2.      Bahan pengisi, gunanya untuk mwencukupkan bobot pil
Contoh : Akaaar manis (redix)
3.      Bahan pengikat, gunanya untuk mengikat semua komponen serbuk sehingga dapat dibentuk menjadi sediaan padat yang berbentuk bundar.
Contoh: sari akar manis (succus), gum akasia, campuran bahan tersebut atau bahan lain yang cocok.
4.      Bahan pembasah, gunanya untuk membasahi masa pil.
Misalnya air, sirup, madu , atau bahan lain yang cocok. Secara umum digunakan aqua gliserin dengan perbandingan (1:1)
5.      Zat penabur, gunanya untuk mencegah pil lengket saat pemotongan dan dibentuk bundar. Misalnya: likopodium, talk , atau bahan lain yang cocok
6.      Zat penyalut, gunanya untuk melinndungi pil dari cahaya, udara panas, ataupun asam lambung. Misalnya prak, balsam tolu, keratin , sirlak, kolopedium, gelatin, gula, atau bahan lain yang cocok.

PERATURAN PEMBUATAN PIL MENURUT VAN DWIN (1974)
1.      Bobot pil antara 100-150 mg, rata-rata 120 mg
2.      Zat pengisi.
Pil yang jumlahnya sedikit , hendaknya memakai redix, sekurang-kurangnya dua kali banyak succus (2:1). Jika bahan berkhasiat cukup banyak , bisa pakai propilulae  ( campuran sama banyak redix dan succus/1:1)
3.      Zat pengikat
Jika mungkin dipakai succus liqiuritiae dan pada umumnya 2 g atau 60 pil.
4.      Pada pembuatan pil harus ditambahkan cairan, tujuannya agar diperoleh suatu masa yang homogeny dan cukup baik untuk dikerjakan selanjutnya. Bisa dipakai aqua gliserinata.


BAHAN PENGIKAT LAIN:
1.      Pulvis gummosus
Merupakan campuran saccharum, PGA , dan tragacantha. Pembasahnya yaitu aqua gliserinata ( campuran air dan gliserin sama banyak), sirup simplex. Kerugiaanya adalah pil keras.
2.      Campuran succus dan saccharum
Pembasah yang digunakan aqua gliserinata, yag dipakai 75 gram untuk 100 pil.
3.      Ekstrak kental
4.      Gliserin cumtrgakan dalam gliserin pemakaian 10% trakan dalam gliserin.
5.      Adepslanae dan vaseliun album, digunakan untuk bahan yang peka terhadap air. Bahan yang bereaksi satu dengan yang lainnya dengan adanya air. Misalnya, suatu asam dan bikarbonat (meditreen, aspirin, bikarbonat)

PIL DENGAN BAHAN PENGISI KHUSUS
1.      Folia digitalis, dengan adanya air glikosida terurai karena enzim yang menjadi aktif sehingga glikosida jantungnya tidak berkhasiat lagi. Pengikat yang digunakan oleum cacao.
2.      Asetosal dengan adanya air dari bahan pengikat atau pembasah dapat menyebabkan asetosal terhidrolisis menjadi asam salisilat  yang toksik terhadap lambing dan asam asetat. Pengikat yang digunakan adalah  oleum cacao , adeps lanae.
3.      Pi9l dengan extractum gentian bereaksi basa. Bila diberikan bersamaan dengan zat lain maka akannn melepaskan gas. Zat pengikat yang digunakan adeps lanae atau Vaseline
4.      Pil dengan garam-garam fero, harus dibuat dengan tolu balsam untuk mencegah oksidasi oleh udara.
5.      Pil dengan bahan oksidator . pengisi yang digunakan adalah bolus alba 100 mg/pil setiap berat bahan oksidator 25mg/pil. Pil dengan pengisi bolus alba sulit dipecah oleh lambung , sehingga sebagian bolus alba diganti dengan natrium bikarbonat (nabic). Bahan pengikat yang digunakan adalah adepslanae atau vaselin kurang 1/6 zat padat

PERSYARATAN PIL
1.      Memenuhi syarat waktu hancur yang tertera pada compressi
2.      Memenuhi keseragaman bobot pil
3.      Pada penyimpanannya, bentuknya harus tetap, tidak begitu keras , sehingga hancur dalam saluran pencernaan.

MEMENUHI KESERAGAMAN BOBOT
1.      Timbang pil satu persatu
2.      Hitung bobot rata-rata
3.      Penyimpangan terbesar terhadap bobot rata-rata:

No
Bobot rata -rata
Penyimpangan rata-rata
12 pil
18 pil
1
100-250 mg
10%
20%
2
250-500 mg
75%
15%

MEMENUHI WAKTU HANCUR
Seperti yang tertera pada compressi 36-38 Oc pil selama:
1.      15 menit untuk pil yang tidak bersalut
2.      60 menit untuk pil yang bersalut

CARA PEMBUATAN PIL
1.      Dibuat masa pil dengan cara mencampurkan serbuk obat, zat pengisi , zat pengikat digerus halus.
2.      Setelah campuran serbuk ditetesi dengan pembasah (aqua gliserinata ) sambil digerus dan ditelan supaya diperoleh masa yang saling mengikat atau plastis.
3.      Pemberian aqua gliserinata untuk mencegah pil supaya tidak terlalu mengeras karena  gliserin tidak mudah menguap . tetapi pemberiannya jangan terlalu banyak  karena jika kebanyakan pil menjadi lembek.

CETAKAN PIL
1.      Pillen plank
2.      Pillen roiwler

No comments: