LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
”PEMBUATAN ASETOSAL“
OLEH
Nama
: Fatma Zahra
No
bp : 1404045
Kelas
: A
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
YAYASAN PERINTIS
PADANG
2015
I.
TUJUAN
1.1
Mempelajari pembuatan asetosal dari asam salisilat dengan anhidrida asetat dan
asam sulfat pekat.
1.2
Memahami proses reaksiasetilasi
II. TEORI DASAR
Asetosal
adalah hablur tidak bewarna atau serbuk putih tidak berbau dan berasa asam.
Kelarutan sukar larut dalam air , mudah larut dalam etanol, larut dalam
kloroform dan larut dalam eter.
Perbandingan kelarutannya dalam air yaitu 1:300, dalam etanol 1:5 ,
dalam kloroform 1:17, dan dalam eter 1: 10-15. Asetosal juga larut dalam asetat
dan sitrat dengan adanya senyawa yang
terdekomposisi, asetosal dan hidrooksidan dan karbonat larut.
Asetosal
atau sinonim dari asam asetil salisilat
ini stabil dalam udarakering tapi tergerdasi perlahan jika uap air menjadi asam
asetat dan asam salisilat . nilai tiitk leburnya adalah 1350C.
Rumus
molekul dari Asetosal adalah C 9H804. Rumus
struktur Asetosal adalah:
Asam
salisilat ( o-hidroksi benzoate) merupakan senyawa bifungsional yang mengandung
gugus karboksi dan hidroksil . dengan demikian asam karboksilat daopat
berfungsi sebagai fenol dan juga asam benzoate. Baik sebagai fenol maupun sebagai asam ,asam salisilat dapat
mengalami proses esterifikasi. Bila direaksikan dengan anhidrida asam , akan
menngalami reaksi esterifikasi menghasilkan asam asetil salisilat (aspirin).
Dan bila direaksikan dengan methanol ( alcohol) , akan menghasilkan ester metil
salisilat (minyak gandapura).
Senyawa
fenol dapat diubah menjasi ester , tetapi pada umumnya tidak secara reaksi
langsung dengan asam karboksilat , walaupun keseimbangan esterifikasi adalah
eksotermik untuk alcohol dan sedikit endodermik bagi fenil.
Pada
senyawa aril ester , dapat dibuat dengan mereaksikan fenol dengan asam klorida
dan anhidrida asam dalam suasana basa atau menggunakan katalis asam.
Asam
aetil salisilat adalah hasiol sintesis dari asam salisilat yang direaksikan dengan asam asetat
anhidrida dengan menggunakan katalis asam sulfat pekat. Asam salisilat memiliki
gugus –oh dan –cooh . oleh karena asam salisilat dapat mengalami dua jenis
reaksi yaitu, asam dan basa. Pembuatan asetil salisilat disebut asetilasi.
Asetilasi
adalah terjadinya penggantian H pada gugus –OH dan asam salisilat denngan gugus
asetil. Karena asam salisilat adalah dosalat fenol, maka reaksinya adalah asetilasi
destilat fenol. Asetilasi ini tidak melibatkan ikatan C-O yang kuat dari fenol,
tetapi tergantung pada pemakaian
pemisahan ikatan –OH. Jika dipakai asam karboksilat untuk asetilasi
biasanya randemen nya rendah. Haisl yang diperoleh akan lebih baik. Jika
digunakan suatu derivate yang lebih aktif mengahasilkann ester asetat.
Asam
asetil salisilat dalam sitesisnya menggunakan asam asetat anhidrida karena jika
digunakan asam asetat sebagai pereaksi maka akan terbentuk air sebagai hasil
sampingannya. Sehingga memungkinkan terjadi reaksi hidrolisis aasm asetil
salisilat menjadi asam asetat dan asam salisilat karena reaksi esterifikasi
bersifat reversible.
Reaksi
asetilasi adalah:
Asetosal
termasuk golongan analgetik atau antipiretik (penghilang rasa sakit dan turun
panas). Pada dosis sekitar 250-500 mg , asetosal berfungsi sebagai analgetik
atau antipiretik, sedangkan pada dosis kecil yaituu 60-110 mg , asetosal juga
berkhasiat untuk anti agresi platelet, atau untuk mencegah penggumpalan darah,
sehingga banyak digunakan pasien strok untyuk melancarkan peredaran darah.
III.
ALAT DAN BAHAN
3.1
Alat
1.
gelas kimia 250 ml
2.
penangas air
3.
pompa isap
4.
gelas ukur
5.
kertas saring
6.
corong buncher
3.2
Bahan
1.
asam salisilat kering
2.
anhidrida asam asetat
3.
asam sulfat pekat
4.
alcohol-fenol
IV.
PROSEDUR KERJA
1.masukkan
3,5 gram asam salisilat kering dan 5 gram (4,7
ml) anhidrida asam asetat kedalm gelas kimia kemudian tambahkan 4 tets asam sulfat pekat ddan aduk .
ml) anhidrida asam asetat kedalm gelas kimia kemudian tambahkan 4 tets asam sulfat pekat ddan aduk .
2.
panaskan diatas penangas air pada temperature 50-60oC aduk dan
biarkan selama 15 menit .
3.
biarkan campuran menjadi dingin dan aduk sekali-kali
4.
tambahkan 50 ml air , aduk dengan baik dan saring dengan memakai pompa isap.
5.
Dapatkan Kristal dari asetosal yang kemudian dilakukan pemurnian dengan cara
berikut : larutkan crude asetosal ini dalam 10 ml alcohol dan tuangkan larutan
ini kedalam 25 ml air panas ( bila terjadi pemisahan , panaskan campuran ini
sampai bercampur sempurna ). Biarkan larutan menjadi dingin sampai terbentuk Kristal
yang baik , saring dan timbang hasil yang didapat.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
Hasil
1.
Reaksi pembuatan asetosal
2.
Penghitungan randemen asetosal
Berat
kertas saring =0,7832 gr
Berat
asetosal basah = 20,4789 gr
Berat
asetosal kering = 5,3937 gr
R =
hasil kering / hasil basah x 100%
= (berat
kering- berat kertas saring)/(berat basah- berat kertas saring) x 100%
= (5,3937 –
0,7832) / (20,478- 0,7832) x 100%
= 4,6105 /
19,6957 x 100%
= 23,4 %
5.2
Pembahasan
pada
percobaan ini setil salisilat direaksikan dengan anhidrida asetat, reaksi yang
terjadi tergolong reaksi asetilasi. Mekanisme yang terjadi dalam reaksi ini
adalah adisi diikuti elimiunasi sehingga secara keseluruhan merupakan reaksi
subtitusi.
Reaksi
ini menggunakan reaksi h2so4 sebagai katalisator yang berfungsi memopercepat
reaksi , dan jika digunakan asam sulfat encer maka akan terjadi hidrolisis
menjadi asam asetat karena air dalam asam sulfat cukup encer untuk
menghidrolisis asetosal yang terbentuk.
Reaksi ini dilakukan sampai asam
salisilat habis dan terbentuk asam asetil secara sempurna.
Reaksi
dari asetilasi ini bersifat reversible, maka setelah asetosal terbentuk ,
setelah dingin segera ditambahkan sedikit air untuk mengencerkan H2SO4 pekat
agar reaksi tidak kembali lagi. Pertambahan iar ini bertujuan memisahkan asam
asetat yang terbentuk sebagai hasil samping selain asetil salisilat. Kemudian padatan
asetosal datambahkan etanol panas dan air sebagai pelarut dicampur dan
dikeringkan.
Untuk pemurnian asetosal dilakukan dengan cara
rekristalisasi. Rekristalisasi merupakan pemurnian suatu zat padat dari
campuran atau pengotornya dengan cara mengkristalkan kembali zat setelah
dilarutkan dengan pelarut yang cocok. Dalam percobaan ini , pemurnian asaam
setil salisilat dilakukan dengan pelarut campuran air dan etanol yang dipanaskan . Setelah semuanya selesai
baru dilakukan penyaringan terhadap Kristal asetosal.
Dari
penimbangan yang kami lakukan , kami mendapatkan Berat kertas saring 0,7832 gr,
Berat asetosal basah 20,4789 gr, Berat
asetosal kering = 5,3937 gr. Dari hasil
penimbangan tersebut kami mendapat kan rendemennya 23,4 %.
Jumlah asetosal yang kami hasiklkakn
dari percobaan ini kurang dari hasil teoritisnya, selain itu Kristal yang
terbentuk juga tidak sempurna, hal ini mungkin disebabkan karena:
1. adanya
Kristal yang tertinggal dalam wadah selama pengeringan’
2. ada
asam salisilat yang belum bereaksi sempurana dengan anhidrida asetat
3. asam
asetilsalisilat yang terbentuk terhidrolisis kembali menjadi asam salisilat dan
asetat.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan
1.
Asetosal dibuat dengan cara mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asetat
dan dikatalis dengan h2so4 pekat.
2.
Reaksi asetilasi merupakan reaksi memasukkan gugus asetil kedalam molekul organic
6.2
Saran
Pada
percobaan ini sebaiknya praktikan lebih hati-hati dalam melakukan pemanasan ,
selain itu juga diperlukan ketangkasan dan kecermatan dalam mengamati perubahan
yang terjadi , jangan sampai ada yang lupa dalam pembuatan asetosal.
DAFTAR
PUSTAKA
Fessenden,
Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar
Kimia Organik. Jakarta. Bina Aksara.
Hart,
Harold. 1990. Kimia Organik.
Jakarta : Erlangga.
Willbraham,
and Michael S. Matta. 1992. Kimia
Organik dan Hayati. Bandung : ITB
Petrucci,R.
H. 1999. Kimia Dasar Prinsip dan
Terapan Modern.Jakarta. Erlangga.
Pine,
Stanley. H. 1988. Kimia Organik I. Bandung. ITB
No comments:
Post a Comment