Thursday, 21 May 2015

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK ”ALDEHID DAN KETON“

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
ALDEHID DAN KETON

OLEH
Nama : Fatma Zahra
No bp : 1404045
Kelas : A

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
YAYASAN PERINTIS
PADANG

2015


I.                   TUJUAN
1.      Mempelajari sifat kimia aldehid dan keton
2.      Mempelajari tes untuk membedakan aldehid dan keton.

II.                TEORI DASAR
Aldehid dan keton merupakan senyawa yang mempunyai gugus karbonil. Aldehid mempunyai sedikitnya satu hydrogen yang terikat pada karbon karbonil , sedangkan keton tidak mempunyai hydrogen yang terikat pada karbonil , hanya karbon yang mengandung gugus R (R adalah alkil atau aromatic)
Rumus struktur aldehid dan keton yaitu:

Berikut ini adalah cara pembuatan aldehid:
1.      Oksidasi alcohol primer dengan katalis Ag /Cu . reaksi ini dalam industry digunakan untuk membuat formaldehid atau formalin.
2.      Destilasi kering garam natrium karboksilat dengan garam natriu m format
3.      Dari alkilester dengan pereaksio Grignard (RMgX)
4.      Pemutusan oksidatif ikatan rangkap yang mengandung hydrogen finilik
5.      Reduksi turunan asam karboksilat tertentu.

Berikut ini adalah cara pembuatan keton:
1.      Keton dalam industry dibuat dengan oksidator O2 dari udara dengna katalis Cu dan Ag
2.      Keton dibuat dilaboratarium melalui reaksi oksidasi alcohol sekunder dengan oksidator K2CrOdalam suasana asam.
3.      Dengan destilasi keringgaram-garam alkali atau alkali tanah karboksilat.
  Sifat fisik aldehid dan keton
                       Aldehid dan keton tidak mengandung hydrogen yang terikat pada oksigen , maka tidak dapat terjadi ikatan hydrogen seperti pada alcohol. Sebaliknya alcohol dan fenol adalah polar dan dapat membentuk gaya tarik menarik elektrostatik yang relative kuat antara molekulnya, bagian positif dari sebuah molekul akan tertarik pada bagian negative dari yang lain (Fassenden, 1997).
                       Aldehid dan keton bereaksi dengan berbagai senyawa, tetapi pada umumnya aldehid lebih reaktif dibanding keton. Kimiawan memanfaatkan kemudahan oksidasi aldehid dengan mengembangkan beberapa uji untuk mendeteksi gugus fungsi ini (Willbraham, 1992).
                       Berikut ini merupakan beberapa tes atau uji yang digunakan untuk mempelajari sifat-sifat kimia dari aldehid dan keton.
1.      Oksidasi dengan KMnO(oksidator kuat)
Aldehid dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat dengan oksidator kuat seperti KMnO4.  Tes positif jika ion MnO4-  yang bewarna ungu berubah menjadi endapan MnO2  yang bewarna coklat.

2.      Tes Tollens
Aldehid dengan pereaksi tollens (oksidator lembut)dioksidasi menjadi asam karboksilat , yang ditandai dengan terbentuknya cermin perak.

3.      Tes Benedict
Aldehid alifatik dioksidasi menjadi asam karboksilat  dengan pereaksi benedict ( komplek ion Cu (II) sitrat dalam larutan basa). ion Cu (II) direduksi menjadi Cu2O (endapan bewarna merah bata). Aldehid aromatic dan keton tidak bereaksi dengan pereaksi benedict.

4.      Tes fehling
Pereaksi fehling merupakan kompleks ion ion Cu (II) direduksi menjadi ion Cu2O (endapan merah bata)

5.      Tes Iodoform
Meyil keton menghasilkan endapan kuning iodoform jika direaksikan dengan iodin dalam larutan NaOH.

6.      Tes 2,4- dinitrrilfenilhidrazin (2,4-DNDH)
Semua senyawa aldehid dan keton menghasilkan endapan dengan pereaksi Tes 2,4- dinitrrilfenilhidrazin (2,4-DNDH). Reaksi ini umum digunakan untuk mengetui adanya gugus aldehid dan keton. Warna endapan yang terbentuk berfariasi. Mulai dari kuning hingga merah. Alcohol tidak memberikan hasil positif dengan uji Ini.
                
                 Manfaat, kegunaan , dampak dan bahaya aldehid dan keton
                     Aldehid digunakan untuk memproduksi resin, zat warna dan obat-obatan. Salah satu contoh senyawa aldehid adalah formaldehid. Penggunaan terbesarnya adalah sebagai reaksi untuk penyiapan senyawa organic dan untuk pembuatan polimer seperti bakelit, formika, dan melmac. Formaldehid dapat mengubah sifat protein , sehingga protein tidak dapat laruit dalam air dan tahyan terhadap bakteri pembusuk. Ini lah yang menyebabkan formaldehid digunakan sebagai pengawet.  Formaldehid juga digubakan sebagai antiseptic, pelarut dan bahan campuran parfum.
                     Bahaya dari aldehid adalah efek toksik . potensi dari efek toksik aldehid biasanya terletak pada adanya penumpukan gugus karbonil pada tubuh. Efek ini akan berikibat pada penyakit hati, teratogenistar, diabetes, hipertensi, penyakit neurogeneratif dan penyakit penuaan lainnya.
                     Keton banyak digunakan dalam industry parfum, karena baunya yang harum. Aseton adalah keton yang paling sederhana dan penting. Aseton utamanya digunakan sebagai  pelarut dalam industry (untuk cat dan pernis). Zat ini merupakian bahan utama pada beberapa merek pengahapus cat kuku. Aseton juga digunakan sebagai pengering alat-alat laboratorium , pembuiatan kloroform , iodoform dan pewarna.

III.    ALAT DAN BAHAN
3.1  Alat
1.      Tabung reaksi
2.      Pipet tetes
3.      Batang pengaduk
4.      Pemanas listrik
5.      Kaca arloji
6.      Gelas piala
7.      Gelas ukur
8.      Thermometer

3.2  Bahan
1.      formaldehid
2.      benzaldehid
3.      aseton
4.      KMnO4
5.      NaOH
6.      Pereaksi tollens*
7.      Pereaksi benedict*
8.      Pereaksi fehling*
9.      Larutan iodin.*

*pereaksi tollens
            Tollen A: larutkan 3 g AgNO3 dalam 30 ml aquadest
            Tollen B : larutkan 3 NaOH  dalam 30 ml aquadest

      *Pereaksi benedict
                 Larutkan 34,6 natrium sitrat hidrat dan 20 gr Na2CO3 anhidrat dalam 160 ml aquadest, panaskan hingga larut. Dalam tempat terpisah larutkann 3,5 gr larutan CuSO4.5H2O dalam 10 ml aquadest. Campurkan kedua larutan dan encerkan hingga  200 ml

*pereaksi fehling
Fehling A : larutkan 6,93 g CuSO4.5H2O dalam aquadest yang mengandung beberapa tetes asam sulfat encer , kemudi an encerkaln larutan hingga 100 ml.

Fehling B : larutkan 12 g NaOH dan 34,6 g kalium natrium tatrat dalam aquadest, saring jika diperlukan dan encerkan larutan hingga 100 ml.

*larutan iodin
            Larutkan I2 dan 10 g KI dalam aqudest hingga volumenya 100 ml.

IV.              PROSEDUR KERJA
1.      Oksidasi dengan KMnO4 (Oksidator Kuat)
Masukkan kedalam 3 tabung reaksi berbeda 5 ml  KMnO4 1 1%. Kemudian tambahkan masing –masing  5 tetes formaldehid kedalam tabung pertama, aseton kedalam tabung kedua dan benzaldehid kedalam tabung ketiga . amati terbentuknya endapan coklat MnO2.
2.      Tes tollens
Campurkan 1 ml larutan tollens A dan 1 ml larutan tollens B kedalam tabung 2% tetes demi tetes sampai partikel AgO tinggal sedikit. Hindari pemakaian ammonia berlebih. Masukkan masing –masing 2 tetes formaldehid kedalam tabung pertama , aseton  kedalam tabung kedua , dan benzaldehid kedalam tabung ketiga. Goyangkan tabung reaksi tersebut . panaskan dalam penangas air 600C selama 5 menit. Amati terbentuknya cermin perak.
3.      Tes benedict
Siapkan terlebih dahulu penangas air diatas 900C . masukkan 15 tetes formaldehid , aseton dan benzakdehid kedalam tabung berbeda. Tambahkan 2 ml pereaksi benedict kedalam masing-masing tabung reaksi dan goyangkan ketiga tabung reaksi tersebut. Panaskan dalam penangas air selama 10 menit , dinginkan dan amati terbentuknya endapan merah bata.
4.      Tes fehling
Campurkan 2,5 ml larutan fehling A dan 2,5 ml larutan fehling B kedaklam 3 tabung reaksi . masukkan  ,masing –masing 6 tetes larutan formaldehid  kedalam tabung pertama, aseton kedalam tabung kedua dan benzaldehid kedalam tabung ketiga . aduk larutan hingga rata, kemudian panaskan dalam penangas air mendidih tidak lebih dari 10 menit. Amati terbentuknya endapan merah bata.
5.      Tes iodoform
Masukkan 4 ml NaOH 5% kedalam 3 tabung reaksi . dinginkan tabung reaksi tersebut kedalam penangas es selama 10 menit. Tambahkan 40 tetes  demi tetes larutan iodine. Kemudian tambahkan 20 tetes formaldehid kedalam tabung pertama, aseton kedalam tabung kedua dan benzaldehid kedalam tabung ketiga. Amati terbentuknya endapan bewarna kuning.


V.                 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

NO
Tes /uji
Reagen
formaldehid
aseton
Benzaldehid
1
Oksidasi dengan KMnO4
endapan coklat
Tidak bereaksi
Endapan coklat pekat
2
Tes tollens
Endapan cermin perak
Tidak bereaksi
Endapan cermin perak
3
Tes benedict
Endapan merah bata
Tidak bereaksi
Tidak bereaksi
4
Tes fehling
Endapan merah bata
Tidak bereaksi
Endapan merah bata pekat
5
Tes iodoform
Tidak bereaksi
Endapan kuning
Tidak bereaksi

4.2 Pembahasan
                  Pada percobaan ini , perlakuan pertama yaitu oksidasi dengan KMnO4. sampel yang digunakan adalah formaldehid , aseton dan benzaldehid. Pada percobaan ini senyawa yang termasuk gugus aldehid yaitu formaldehid dan benzaldehid  yang ditandai dengan menghasilkan endapan coklat. Benzaldehid menghasilkan endapan coklat yang lebih pekat dari formaldehid. Sedaangkan keton dengan oksidasi KMnO4 tidak bereaksi. Hasil oksidasi KMnO4 ini  mengubah aldehid menjadi asam karboksilat.
                  Dengan reaksinya:

                  Selanjutnya pengujian dengan tollens, percobaan ini digunakan untuk mengetahui dapat tidak nya aldehid dan keton dioksidasi menjadi asam karboksilat.  Dari percobaan pada formaldehid dan benzaldehid menghasilkan endapan cermin perak. Sedangkan pada aseton tidak bereaksi.
                  Reaksinya:

                  Pada pengujian benedict, hasil yang diperoleh formaldehid bereaksi dengan benedict dengan menghasilkan endapan merah bata, sedangkan aseton dan benzaldehid tidak bereaksi.  Dari sini diketahui bahwa benzaldehid termasuk aldehid aromatic sehingga tidak bereaksi dengan reagen benedict.
                  Selanjutnya pada tes fehling, formaldehid dan benzaldehid menghasilakn endapan merah bata sedangkan aseton tidak bereaksi.  Jadi disini diketahui bahwaa tes fehling hanya bereaksi pada aldehid dan tidak pada keton.
                  Reaksinya :

                  kemudian yang  terakhir adalah tes iodoform . pada reaksi ini formaldehid dan benzaldehid tidak bereaksi dengan iodoform. Sedangkan dengan aseton, iodoform  bereaksi dengan mengahsillkan endapan kuning. Jadi idoform hanya bereaksi  pada aseton , sedangkan pada aldehid tidak
                  Reaksinya:


VI.              KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1.      aldehid bereaksi dengan oksidator kuat  KMnO4 , reagen  tollens, reagen fehling , dan reagen benedict kecuali aldehid aromatic. Sedangkan keton hanya bereaksi dengan reagen iodoform.
2.      Tes yang digunakan untuk membedakan aldehid dan keton adalah oksidasi dengan KMnO4 , tes tollens, tes benedict, tes fehling dan tes iodoform.

6.2  Saran
Sebaikya dalam praktikan selanjutnya praktikan lebih teliti lagi dalam mengamati perubahan yang terjadi . selain itu juga dibutuhkan kehati-hatian dalam menggunakan tabung reaksi sehingga tidak pecah.

DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta. Bina Aksara.
Hart, Harold. 1990. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
Willbraham, and Michael S. Matta. 1992. Kimia Organik dan Hayati. Bandung : ITB
Petrucci,R. H. 1999. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.Jakarta. Erlangga.
Pine, Stanley. H. 1988. Kimia Organik I. Bandung. ITB

No comments: