Thursday 28 November 2019

CONTOH PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KEFARMASIAN DIRUMAH SAKIT X

Hitung kebutuhan Asisten Apoteker (AA) dan Apoteker untuk apotek rawat jalan IFRS dengan tugas, beban kerja, dan standar kemampuan rata-rata sebagai berikut:

No
Uraian tugas
Kompetensi
Beban kerja
Standar kemampuan
rata-rata
1
Skrining resep
A
180
10
2
Hitung harga obat
AA
180
5
3
Buat etiket
AA
200
2
4
Menyiapkan obat
AA
180
5
5
Pencatatan pengeluaran obat
AA
1200
2
6
Memeriksa obat
A
180
2
7
Penyerahan obat
A
180
3
8
konseling
A
180
15

Ket:
A= Apoteker
AA= Asisten Apoteker

Jam kerja 3 shiff, 24 jam
Jam kerja 8 jam
Waktu kelonggaran 1 jam
Pembahasan:
1.      Kita cari dulu Waktu Penyelesaian Tugas (WPT).
WPT= beban kerja x standar kemampuan rata-rata
No
Uraian tugas
Kompetensi
Beban kerja
Standar kemampuan rata-rata
WPT
1
Skrining resep
A
180
10
1800
2
Hitung harga obat
AA
180
5
900
3
Buat etiket
AA
200
2
400
4
Menyiapkan obat
AA
180
5
900
5
Pencatatan pengeluaran obat
AA
1200
2
2400
6
Memeriksa obat
A
180
2
3600
7
Penyerahan obat
A
180
3
5400
8
konseling
A
180
15
2700

WPT untuk A = 1800 + 3600 + 5400 + 2700 = 13.500
WPT untuk AA=  900 + 400 + 900 + 2400 =  4600

2.      Hitung Waktu Kerja Efektif (WKE)
Waktu kerja = jam kerja – kelonggaran
                        = 8 jam – 1 jam
                        =7 jam (untuk 1 shiff)
Untuk 3 shiff = 7x 3 = 21 jam = 1.260 menit

3.      Hitung jumlah kebutuhan
a.       Untuk Apoteker
Tenaga = Æ©WPT / Æ©WKE
              = 13.500 / 1.260
              = 10, 7 orang
Dijadikan 8 orang
b.       Untuk Asisten Apoteker
Tenaga = Æ©WPT / Æ©WKE
              = 4.600 / 1.260
              = 3,6 orang
Dijadikan 4 orang

Jadi, kebutuhan tenaga yang dibutuhkan untuk apoteker adalah 8 orang, dan untuk asisten apoteker 4 orang.

CONTOH PERHITUNGAN PERENCANAAN JUMLAH OBAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE EPEDEMIOLOGI


1.    Untuk kasus diare akut pada anak pedoman pengobatan menyatakan diberikan oralit serbuk 5x1 hari selama 3 hari. Tentukan kebutuhan oralit untuk 1 tahun jika diketahui jumlah kunjungan kasus adalah 18.000.
Pembahasan:
Jumlah kasus = 18.000
Kebutuhan 1 kasus = 5 x 1 x 3 =15
Kebutuhan 1 tahun = 18.000 x 15 = 270.000

Jadi, kebutuhan oralit untuk 1 tahun adalah 270.000 oralit

2.  Pedoman pengobatan mengatakan untuk kasus demam tifoid pada orang dewasa diberikan ciprofloxacin 500 mg 2x sehari selama 7 hari dengan persentase pilihan 50% atau diberikan ceftriaxon injeksi 2x sehari selama 5 hari dengan persentase pilihan 30% atau diberikan kloramfenikol 500 mg 4x sehari dengan persentase pilihan 20%. Tentukan kebutuhan masing-masing obat bila jumlah kunjungan kasusnya adalah 10.000.
Pembahasan :
-          Ciprofloxacin
1 kasus = 2 x1 x7 = 14 tab
1 tahun = (50% x 10.000) x 14 tab = 70.000 tab
-          Ceftriaxon injeksi
1 kasus = 2 x1 x5 = 10 tab
1 tahun = (30% x 10.000) x 10 tab = 30.000 tab
-          Kloramfenikol
1 kasus = 4 x1 x14 = 56 tab
1 tahun = (20% x 10.000) x 56 tab = 11.200 tab

Jadi, kebutuhan masing masing adalah 70.000 tab untuk ciprofloxacin, 30.000 tab untuk ceftriaxon injeksi dan 11.200 tab untuk kloramfenikol.


CONTOH PERHITUNGAN PERENCANAAN JUMLAH OBAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOMSUMSI


Buat perencanaan tahun 2020 dengan metode komsumsi untuk obat dengan data sebagai berikut: (asumsikan kunjungan untuk tahun 2020 10% dan waktu tunggu 2 bulan).

No
Nama obat
satuan
Waktu kosong
Stok awal
Jumlah penerimaan
Sisa stok
akhir tahun
1
Ampisilin inj
Vial
2
6.000
40.000
5.000

Pembahasan :
1.      Pemakaian nyata
=(stok awal+jumlah penerimaan)–(sisa stoke+obat yang rusak atau hilang)
= (6.000+40.000)-(5000+0)
= 46.000-5000
= 41.000 vial
2.      Untuk pemakaian rata-rata jika diasumsikan 10 bulan
= pemakaian nyata / 10
= 41.000 / 10
= 4.100
3.      Kekurangan Obat
= waktu kosong x pemakaian rata-rata
= 2 x 4.100
= 8.200 vial
4.      Kebutuhan Rill
= pemakaian nyata + kekurangan obat
= 41.000 + 8.200
= 49.200 vial
5.      Kebutuhan obat yang akan datang
=kebutuhan rill + (kebutuhan rill x persentase peningkatang kunjungan)
= 49.200 + (49.200 x 10%)
= 49.200 + 4.920
= 54120 vial
6.      Kebutuhan lead time (waktu tunggu)
= pemakaian rata-rata tiap bulan x waktu tunggu
= 4.100 x 3
= 12.300 vial
7.      Buffer stock (lihat di tabel stock)
Waktu tunggu (bulan)
Buffer stock
1
2
2
4
3
5
4
6
6
8
8
9
12
12
Buffer stock
= (pemakaian 1 bulan / 4 minggu x buffer stock
= (4.100/4) x 5
= 5.125 vial
8.      Obat yang diprogramkan
= kebutuhan obat yang akan datang + lead time + buffer stock
= 54.120 + 12.300 + 5.125
= 71.545 vial
9.      Obat yang dianggarkan
= kebutuhan obat yang diprogramkan – sisa stok
= 71.545 – 5.000
= 66.545 vial

Jadi, obat ampisilin injeksi yang direncanakan untuk tahun 2020 adalah 66.545 vial.