1.
Identitas Pasien
Nama :
An. R
No. Rekam Medik : 068xxxx
Umur : 5 tahun
TTL : 12 Juni 2013
Jenis Kelamin :
Laki-laki
Alamat : Jl.Adinegoro N0.106, Bukittinggi
Tanggal Masuk : 16 Maret
2019
Tanggak Keluar : 21 Maret
2019
2. Anamnesa
Seorang
anak berumur 5 tahun masuk ke Rumah Sakit Stroke Bukittinggi melalui IGD pada
tanggal 16 Maret 2019, jam 21.15 WIB dengan keluhan utama demam sejak 4 hari
sebelum masuk rumah sakit.
2.1 Riwayat penyakit sekarang
a. Pasien
mengalami demam sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit dengan suhu tubuh 39ºC,
dengan pola demam naik turun
b. Mual
muntah (-)
c. Nafsu
makan turun
d. Badan
letih
e. Sakit
kepala (+)
f. Batuk
pilek (-)
g. Nyeri
perut di ulu hati
2.2 Riwayat
Penyakit Sebelumnya :
Diare
akut dehidrasu sedang pada tahun 2015 dan ISPA pada tahun 2016
2.3
Riwayat Penyakit Keluarga :
-
2.4 Riwayat
Imunisasi
a. BCG : ada
b. Polio : ada
c. Hepatitis B : ada
d. Campak : ada
e. DPT :
ada
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
fisik pada tanggal 16 maret 2019
1.
Kondisi Umum : Sedang
2.
Kesadaran :
Compos Mentis
3.
Frekuensi Nadi : 96x /menit
4.
Frekuensi Nafas : 24x /menit
5.
Suhu : 39 oC
6.
GCS : E4, M6, V5
7.
Berat Badan :15kg
8.
Nyeri tekan epigastrium
(+)
9.
Uji tourniquet (+)
Tabel
Pemeriksaan Darah Lengkap
Follow
Up Data Laboratorium
Tanggal
|
WBC
4,00-11,3 x 103/µL
|
RBC
4,5-5,9 x 106/µL
|
HGB
13,5-17,5g/dL
|
PLT
150 – 450 x 103/µL
|
HCT
35-45%
|
16-3-2019
(M)
|
4,02x
103/µL
|
5,36 x
106/µL
|
13,5g/dL
|
124 x
103/µL
|
42,3%
|
17-3-2019
(P)
|
3,92 x
103/µL
|
5,18 x
106/µL
|
12,9
g/dL
|
90 x
103/µL
|
40,8%
|
18-3-2019 (P)
|
10,32 x
103/µL
|
7,27x
106/µL
|
18,2 g/dL
|
65 x
103/µL
|
56,3%
|
18-3-2019 (S)
|
11,12x
103/µL
|
6,32 x
106/µL
|
15,9
g/dL
|
68x
103/µL
|
48,9%
|
19-3-2019 (P)
|
11,34 x
103/µL
|
5,30 x
106/µL
|
13,4g/dL
|
80 x
103/µL
|
40,9%
|
19-3-2019 (S)
|
11,96 x
103/µL
|
5,38 x
106/µL
|
13,5
g/dL
|
106 x
103/µL
|
41,7%
|
20-3-2019 (P)
|
11,03 x
103/µL
|
5,13 x
106/µL
|
13,1
g/dL
|
108 x
103/µL
|
39,7%
|
Pemeriksaan Vital Sign
Tanggal
|
Suhu
(°C)
|
Tekanan Darah
(mmHg)
|
Respirasi
(x / menit)
|
16/3
|
39
|
-
|
20
|
18/3
|
36,6
|
100/70
|
20
|
19/3
|
36,6
|
90/60
|
20
|
20/3
|
37
|
-
|
20
|
21/3
|
36,6
|
-
|
20
|
4.
Diagnosa
- Diagnosa utama : DBD I
- Diagnosa sekunder : Gastritis
5. Terapi/Tindakan
a. Terapi
yang diberikan di IGD
1. IVFD
IB+Kcl 10MEq 10 tetes/menit
2. Parasetamol
sirup 3x1 sendok teh
3. Vitacur
sirup 1x1 sendok the
b. Terapi
yang diberikan di rawat inap
1.
IVFD Ringer Lactat 13
tetes/menit
2.
Parasetamol sirup
120mg/5ml 3x1 sendok the per oral
3.
Antacid sirup 3 x ¾
sendok teh per oral
4.
Ranitidine 30mg 2 x 1
per oral
5.
Domperidone sirup 3x3/4
sendok teh per oral
6.
Diskusi
Seorang
anak berumur 5 tahun masuk ke Rumah Sakit Stroke Nasional Bukitinggi melalui
IGD pada tanggal 16 Maret 2019, jam
21.15 WIB dengan keluhan utama demamsejak 4 hari Sebelum masuk rumah sakit.
Dari
hasil pemeriksaan fisik, keadaan umum sedang,glasgow come scale (GCS) E4 M6 V5,
kesadaran compos mentis, frekuensi nadi 96 x/i, frekuensi nafas 22x/i, berat
badan 15 kg,suhu 39 0C, Uji tourniquet (+), nyeri tekan epigastrum
(+). Dari hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 16 maret 2019 diperoleh
hasil WBC 4,02 103/µL (normal 5 – 10 x 103/µL), RBC 5,36
106/µL (normal 4,5-5,5 x 106/µL), HGB 13,5 g/dL (normal
13-16 g/dL), PLT 94 x 103 / uL (normal 200-400 x 103 /
uL) dan HCT42,3% (normal 42-52%), selain itu pasien mengeluh sakit perut,
muntah, dan nafsu makan menurun, berdasarkan data tersebut dapat menguatkan
diagnosa bahwa pasien menderita DBD 1 dan Gastritis.
Saat
masuk IGD pasien diberikan IV FD KAEN 1B + KCl mEq/kolf 10 tetes/ menit untuk
memenuhi nutrisi serta cairan tubuh pasien, paracetamol sirup 120/5 ml 3x1 cth,
Vitacur sirup 1x1 cth.
Pada dasarnya pengobatan DBD
bersifat supportif, yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma dan mengontrol
suhu tubuh.Pada tanggal 19 maret 2019 Terapi yang diberikan pada kasus pasien
ini adalah Ringer Laktat 13 tetes/menit yang digunakan untuk mengganti cairan
yang hilang dan pemberian antipiretik yang direkomendasikan adalah paracetamol
untuk mempertahankan suhu dibawah 39˚C dengan dosis 10-15mg/kgBB/kali, Pada
kasus ini pasien diberikan paracetamol sirup 120 mg/5ml 3x1 cth.
Pada kasus ini pasien nafsu makannya
menurun sehingga diberikan vitacur sirup 1x1 cth digunakan untuk memenuhi
nutrisi dan vitamin kebutuhan anak. Vitacur merupakan obat yang mengandung
bermacam vitamin (Curcuminoid 2 mg, β-caroten10%, vit B2 2 mg,vit B6 5 mg, vit
B12 5 mcg) yang membantu memenuhi nutrisi, meningkatkan nafsu makan serta
sebagai suplemen bagi anak.
Pasien
mengalami mual dan muntah sehingga pasien diberikan Domperidon sirup 5 mg/5ml
1x3/4 cth 1 jam
sebelum makan dimana obat ini bekerja pada chemoreseptor triger zone, obat ini
berguna untuk menghilangkan mual dan muntah.
Selain itu pasien juga menderita gastritis
diberikan ranitidin 30 mg
2 x 1 tablet sesudah makan yang
merupakan obat A-H2 yang bekerja Kerja obat
ini adalah menghambat secara kompetitif histamin pada reseptor H2
sehingga dapat mengurangi produksi asam lambung.
Kemudian pasien diberikan Antasida
sirup (tiap 5 ml mengandung AlOH 200 mg dan magnesium hidrogsida 200 mg) 3x3/4 cth diberikan sesudah makan yang
mekanisme kerjanya menetralkan asam lambung sehingga dapat mengurangi iritasi
mukosa lambung akibat asam lambung yang berlebih.
Berdasarkan tabel drug related
problem tidak ditemukan masalah terkait dengan interval pemberian, cara atau
waktu pemberian, rute pemberian obat, lama pemberian, ketidak sesuaian,
kesalahan penulisan resep, stabilitas sediaan injeksi, kompatibitas obat, ketersediaan
obat atau kegagalan mendapatkan obat, kepatuhan dan duplikasi terapi.
Penatalaksanaan terapi pada pasien ini dinilai cukup efektif dan efisien.
7.
Tabel
DRP
No.
|
Drug
Therapy Problem
|
Check
List
|
Rekomendasi
|
1
|
Terapi
obat yang tidak diperlukan
|
|
|
|
Terdapat terapi tanpa indikasi
medis
|
Tidak, pasien mendapat terapi
sesuai dengan indikasi.
IVFD Rl : mencukupi cairan
tubuh.
KAEN 1 B + KCL mEq/i : menambah
nutrisi
Vitacur sirup: penambah nafsu
makan.
-paracetamol 120 mg/ml mg : demam
-Ranitidin 30 mg: Mengurangi
produksi asam lambung.
Antasid : menetralkan asam
lambung
Domperidon : mual muntah
|
|
Pasien mendapatkan terapi
tambahan yang tidak diperlukan
|
Tidak, Pasien tidak mendapat
terapi tambahan karena pengobatan telah sesuai dengan diagnosa
|
|
|
|
|
|
|
Pasien masih memungkinkan
menjalani terapi non farmakologi
|
|
|
|
Terdapat duplikasi terapi
|
Tidak terdapat duplikasi terapi
|
|
|
Pasien mendapat penanganan
terhadap efek samping yang seharusnya dapat dicegah
|
Tidak ada efek samping yang
berarti
|
|
|
2
|
Kesalahan
obat
|
|
|
|
Bentuk sediaan tidak tepat
|
Bentuk sediaan tidak tepat,
ranitidine tablet salut selaput tidak boleh
digerus
|
diberikan ranitidine sirup
|
|
Terdapat kontra indikasi
|
Tidak ada kontra indikasi
|
|
|
Kondisi pasien tidak dapat
disembuhkan oleh obat
|
Tidak, karena Pasien mengalami
perbaikan dengan terapi yang diberikan
|
|
|
Obat tidak diindikasikan untuk
kondisi pasien
|
Tidak, semua obat sesuai
indikasi
|
|
|
Terdapat obat lain yang lebih
efektif
|
Tidak, obat yang dipilih sudah
efektif
|
|
3
|
Dosis
tidak tepat
|
|
|
|
Dosis terlalu rendah
|
Parasetamol
sirup 120 mg / 5 ml
DL
= 10 – 15 mg / kg BB / kali
=
15 kg x ( 10 – 15 mg / kg BB / kali )
=
150 – 225 mg / kali
Pasien
mendapatkan 1 cth = 120 mg / kali
|
Dosis di tingkatkan menjadi 150
m/kalil sehiningga pemakaiannya 3 x 1 1/4 cth
|
|
Dosis terlalu tinggi
|
Tidak, sudah tepat dosis
|
|
|
Frekuensi penggunaan tidak
tepat
|
Tidak, Frekuensi penggunaan
obat telah tepat untuk pasien
|
|
|
Penyimpanan tidak tepat
|
Tidak, Penyimpanan obat telah
tepat disimpan ditempat yang sejuk dan terhindar dari cahaya matahari lansung
|
|
|
|
||
|
Administrasi obat tidak tepat
|
Tidak, Administrasi obat yang
digunakan telah tepat
|
|
|
Terdapat interaksi obat
|
Tidak terdapat interaksi antar
obat.
|
|
4
|
Reaksi
yang tidak diinginkan
|
|
|
|
Obat tidak aman untuk pasien
|
Tidak, Obat aman untuk pasien
dan memberikan efek yang sesuai dengan yang diharapkan
|
|
|
Terjadi reaksi alergi
|
Tidak, terdapat masalah, pasien
tidak mempunyai riwayat alergi obat sehingga obat aman digunakan
|
|
|
Terjadi interaksi obat
|
|
|
|
Dosis obat dinaikkan atau
diturunkan terlalu cepat
|
Tidak, dosis yang digunakan
telah sesuai dengan pasien sejak dilakukannya diagnose
|
|
|
Muncul efek yang tidak
diinginkan
|
Tidak
|
|
|
Administrasi obat yang tidak
tepat
|
Tidak
|
|
5
|
Ketidaksesuaian
kepatuhan pasien
|
|
|
|
Obat tidak tersedia
|
Tidak ada masalah untuk
penyediaan obat pasien, semua obat yang dibutuhkan pasien telah tersedia di
apotek Rumah sakit
|
|
|
Pasien tidak mampu menyediakan
obat
|
Tidak, Pasien mampu menyediakan
obat
|
|
|
Pasien tidak bisa menelan atau menggunakan
obat
|
|
|
|
Pasien tidak mengerti intruksi
penggunaan obat
|
Tidak, Pasien mengerti
instruksi penggunaan obat
|
|
|
Pasein tidak patuh atau memilih
untuk tidak menggunakan obat
|
Tidak, Pasien patuh dalam
penggunaan obat
|
|
6
|
Pasien
membutuhkan terapi tambahan
|
|
|
|
Terdapat kondisi yang tidak
diterapi
|
Tidak
|
|
|
Pasien membutuhkan obat lain
yang sinergis
|
Tidak
|
|
|
Pasein membutuhkan terapi
profilaksis
|
Tidak
|
|
8.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pemeriksaan yang dilakukan maka pasien didiagnosa DBD tipe I dan Gastritis
9.
Saran
- Sebaiknya TTV pasien diperiksa secara
rutin dan teliti, karena hal ini dapat mempengaruhi keberhasilan terapi pada
pasien.
- Untuk pemberian obat yang sprn (kapan
perlu), sebaiknya diperhatikan dan hanya diberikan ketika perlu saja.
10. Daftar Pustaka
1. Soedarmo,
S, dkk, 2008, Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi II, Jakarta : Ikatan
Dokter Anak Indonesia.
2. Pudjiadi, A.H, dkk, 2009, Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak
Indonesia, Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia.
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
2008, Daftar Obat Esensial Nasional,
Jakarta: Departemen Kesehatan RI
4. Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2016, Buku Saku Dosis Obat Pediatri, Jakarta: Ikatan
Dokter Anak Indonesia.
5. UKK, 2009, Buku ajar Gastroenterologi-hepatologi
jilid 1, Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia
No comments:
Post a Comment