Identitas
Pasien
Nama : An.
N.N.P
Umur :
5 Tahun 11 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Belakang balok, Bukittinggi.
Tanggal Masuk : 2 Desember 2018
Tanggak Keluar : 4 Desember 2018
No. Rekam Medik : 0006xxxx
Ilustrasi
Kasus
Seorang pasien
anak laki-laki berumur 5 tahun 11 bulan
dengan berat badan 18 kg masuk Rumah Sakit Stroke melalui Instalasi Gawat
Darurat (IGD) pada tanggal 2 Desember
2018 jam 10:00 WIB. Pasien masuk dengan keluhan sesak napas 3 jam
Riwayat
Penyakit Sekarang
Sesak nafas sejak tadi pagi, semakin sesak.Batuk berdahak
(+) sejak kemarin sebelum pasien masuk ke IGD ,Mual (+) muntah 2x di pagi hari
sebelum masuk rumah sakit, Riwayat asma (+) sejak 1 tahun yang lalu, Demam (-),
BAB dan BAK normal
Riwayat Penyakit Terdahulu
Asma sejak 2 tahun yang lalu. Jika asma kambuh, pasien langsung dibawa ke
IGD, pasien tidak ada meminum obat rutin.
Riwayat Penyakit Keluarga
Hasil
wawancara dengan keluarga pasien Asma (kakak kandung, kakak ibunya dan
kakeknya)
Data pemeriksaan fisik
Hasil
pemeriksaan fisik di IGD RSSN pada tanggal 31 Mei 2018 :
Tanda vital
ü
Kondisi Umum : Sedang
ü
Kesadaran : Compos Mentis (CM)
ü
Frekuensi Nadi : 90x /menit
ü
Frekuensi Nafas : 36x /menit (susah bernapas)
ü
Suhu :
36,5 oC
ü
GCS :
E4 M6 V5
ü
Berat Badan :18 kg
a.
Pemeriksaan umum
ü
Kepala :
Normal, warna rambut hitam
ü
Mata :
Konjungtiva pucat (-),Sklera Ikterik (-)
ü
THT :
Telinga (N), lidah (N), JVP (N), Hidung (N)
ü
Abdomen :
supel, bising usus (+),
nyeri tekan (-)
ü
Ektermitas : Akral (hangat)
ü
Pulmo :
wheezing (+), Rh (-)
Data Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Darah
Hematology
|
Hasil
|
Nilai Normal
|
Leukosit
|
15,77 x 103/µL
|
4,8-10,8 103/µL
|
Eritrosit
|
4,23 x 106/µL
|
4,7-6,1 106/µL
|
Hemoglobin
|
12,3 g/dL
|
14-18 g/dL
|
Platelet
|
254 x 103/µL
|
150 103/µL
|
Hematokrit
|
34,4 %
|
35-50 %
|
Diagnosa
Berdasarkan data anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium, diagnosa penyakit pasien adalah Asma
Terapi/ Tindakan IGD
ü Terapi
yang diberikan di IGD
·
Nebulisasi Ventoilin I ®
wh +/+
·
Nebulisasi Ventoilin II ®
wh +/+ ¯
·
Combivent ® wh +/+ ¯
·
R/ salbutamol 2 mg
Ambroxol 10 mg
Prednison 5 mg
3 x pulv 1
·
Parasetamol 3 x 250mg (k/p)
·
IVFD KaEN 1B + KCl 10 mEq (18 tetes/
menit)
ü Terapi yang diberikan di Bangsal
Anak
·
R/ ambroxol 10 mg
Salbutamol 2 mg
Prednison 5 mg
3 x pulv 1
·
Parasetamol 3x250 mg (k/p)
·
IVFD KaEN 1B + KCl 10 mEq (18 tetes/
menit)
Daftar pemberian Obat
Nama Obat
|
2/12 3/12 4/12
|
||||||||||||
8
|
12
|
18
|
24
|
8
|
12
|
18
|
24
|
8
|
12
|
18
|
24
|
||
Ambroxol 10mg, Salbutamol 2 mg,
Prednison 5mg (puyer)
|
|
√
|
√
|
|
√
|
√
|
√
|
|
√
|
|
|
|
|
Parasetamol 3x250mg
|
|
√
|
√
|
|
√
|
√
|
√
|
|
S
|
t
|
o
|
p
|
|
IVFD KaEN 1B + KCl 10 mEq (18 tetes/
menit)
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
S
|
t
|
o
|
p
|
|
Pembahasan
Berdasarkan analisa permasalahan terapi/DRP pada kasus ini, tidak
ditemukan adanya DRP. Terapi yang diberikan sesuai dengan indikasi pasien,
bentuk sediaan, rute pemberian, dan frekuensi pemberian sudah tepat dan sesuai
dengan kondisi pasien, dosis obat yang diberikan juga sudah sesuai dengan
kondisi pasien. Pada pengobatan juga tidak ditemukan reaksi obat yang tidak
diinginkan seperti reaksi alergi. Obat yang digunakan juga dapat disediakan
oleh pasien, sehingga pasien patuh dalam terapi.
Saat masuk IGD pasien
diberikan O2 2L/menit, kemudian mendapatkan terapi IVFD Ka-En 1 B +
KCl 10 mEq 18 tetes per menit bertujuan memenuhi kebutuhan elektrolit pada
anak, selanjutnya diberikan nebu ventolin yang bertujuan untuk mengurangi sesak
pada penderita asma dapat membantu dalam menormalkan kembali saluran perafasan
yang terganggu akibat adanya lendir atau dikarenakan sesak napas. Ambroxol 10
mg sebagai terapi obat mukolitik yaitu obat yang dapat mengencerkan sekret
saluran napas dengan jalan memecah benang-benang mukoprotein dan mukopolisaskarida
dari sputum. Salbutamol meredakan bronkospasme pada asma. Prednison digunakan
untuk memperoleh efek antiinflamasinya. Paracetamol digunakan kapan pasien
mengalami kenaikan suhu tubuh.
Di ruang rawat inap
anak diberikan IVFD Ka-En 1 B + KCl 10 mEq 18 tetes per menit, ambroxol 10mg, salbutamol 2mg, prednison 5mg
dibuat menjadi puyer dengan pemakaian 3xsehari secara peroral. parasetamol
3x250mg digunakan secara peroral. Hari kedua anak mendapatkan terapi yang sama
dengan hari pertama, hari ketiga pemberian terapi masih sama, kecuali
parasetamol 3x250 mg secara peroral dihentikan karena suhu tubuh sudah normal.
Kesimpulan
Pada penatalaksanaan
terapi
tidak ada Drug Related Problem karena semuanya sudah tepat baik pemilihan obat maupun
regimen dosis yang diberikan.
Drug Related Problem
|
Drug Therapy
Problem
|
Chck List
|
Rekomendasi
|
1
|
Terapi obat yang tidak diperlukan
|
|
pasien mendapat terapi sesuai indikasi dan tidak terdapat duplikasi
terapi.
|
|
Terdapat terapi tanpa indikasi medis
|
No.
|
|
Pasien mendapatkan terapi tambahan yang tidak diperlukan
|
-
|
||
Pasien masih memungkinkan menjalani terapi non farmakologi
|
-
|
||
Terdapat duplikasi terapi
|
-
|
||
Pasien mendapat penanganan terhadap efek samping yang seharusnya dapat
dicegah.
|
-
|
||
2
|
Kesalahan obat
|
|
Pasien mendapat obat yang tepat, tidak ditemukan kontra indikasi pada
terapi, dan pasien mengalami perbaikan dengan pemberian terapi. Semua obat
diindikasi untuk penyakit yang diderita pasien.
|
|
Bentuk sediaan tidak tepat
|
-
|
|
|
Terdapat kontra indikasi
|
-
|
|
|
Kondisi pasien tidak dapat disembuhkan oleh obat
|
-
|
|
|
Obat tidak diindikasikan untuk kondisi pasien
|
-
|
|
|
Terdapat obat lain yang lebih efektif
|
-
|
|
3
|
Dosis tidak tepat
|
|
Dosis pemberian obat yang digunakan sudah tepat. Frekuensi dan
administrasi obat sudah tepat. Penyimpanan obat telah tepat sesuai dengan
suhu penyimpanan
|
|
Dosis terlalu rendah
|
-
|
|
|
Dosis terlalu tinggi
|
-
|
|
|
Frekuensi penggunaan tidak tepat
|
-
|
|
|
Penyimpanan tidak tepat
|
-
|
|
|
Administrasi obat tidak tepat
|
-
|
|
|
Terdapat interaksi obat
|
-
|
|
4
|
Reaksi yang tidak diinginkan
|
|
Tidak terdapat masalah. Pasien tidak mempunyai riwayat alergi obat
sehingga obat aman digunakan. Menurut pengamatan, tidak ada muncul efek yang
tidak diinginkan selama pemberian
terapi.
|
|
Obat tidak aman untuk pasien
|
-
|
|
|
Terjadi reaksi alergi
|
-
|
|
|
Terjadi interaksi obat
|
-
|
|
|
Dosis obat dinaikkan atau diturunkan terlalu cepat
|
-
|
|
|
Muncul efek yang tidak diinginkan
|
-
|
|
|
Administrasi obat yang tidak tepat
|
-
|
|
5
|
Ketidak sesuaian kepatuhan pasien
|
|
Tidak ada masalah untuk penyediaan obat pasien. Semua obat yang
dibutuhkan pasien telah tersedia diapotik. Pada penggunaan obat pasien dapat
menelan obat dengan baik,. Pemberian obat pada pasien didampingi oleh
keluarga pasien.
|
|
Obat tidak tersedia
|
-
|
|
|
Pasien tidak mampu menyediakan obat
|
-
|
|
|
Pasien tidak bisa menelan atau menggunakan obat
|
-
|
|
|
Pasien tidak mengerti intruksi penggunaan obat
|
-
|
|
|
Pasein tidak patuh atau memilih untuk tidak menggunakan obat
|
-
|
|
6
|
Pasien membutuhkan terapi tambahan
|
|
pasien sudah
mendapatkan terapi sesuai indikasi dan pasien telah menerima pengobatan
profilaksis terhadap kondisinya.
|
|
Terdapat kondisi yang tidak diterapi
|
-
|
|
|
Pasien membutuhkan obat lain yang sinergis
|
-
|
|
|
Pasein membutuhkan terapi profilaksis
|
-
|
No comments:
Post a Comment